2,298 research outputs found

    Keselamatan terhadap Resiko Kebakaran pada Bangunan Ruko di Kota Makassar

    Full text link
    Penelitian bertujuan untuk (1) mengidentifikasi ketersediaan unsur keselamatan kebakaran pada bangunan ruko standar maupun yang sudah mengalami Perubahan di kota Makassar dan (2) mendapatkan arahan dan solusi standar unsur keselamatan terhadap resiko kebakaran pada bangunan ruko yang laik diaplikasikan di masa mendatang khususnya di kota Makassar. Penelitian mengambil sampel beberapa kluster ruko di koridor jalan kota Makassar. Penentuan kasus menggunakan teknik nonprobability sampling yang dilakukan secara purposif terhadap 87 unit ruko dari 3 kluster yang dibangun oleh pengembang (kluster jalan Pengayoman, kluster jalan Perintis Kemerdekaan, kluster jalan Talasalapang) dan 3 unit ruko yang dibangun sendiri oleh pemiliknya di jalan Todopuli Raya, jalan Adiyaksa Baru, dan jalan Abdullah Dg. Sirua berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan unsur keselamatan terhadap resiko kebakaran pada bangunan ruko yang dibangun oleh pengembang memiliki nilai rata-rata dengan kategori “cukup”. Ketersediaan unsur keselamatan terhadap resiko kebakaran pada bangunan ruko yang dibangun sendiri oleh pemiliknya justru memiliki nilai rata-rata dengan kategori “baik”. Desain bangunan ruko dimasa yang akan datang harus menerapkan standar sarana penyelamatan dengan berbagai alternatif jalur keselamatan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa saat kebakaran serta unsur keselamatan lainnya (kelengkapan tapak, proteksi pasif dan aktif). Kata Kunci : Keselamatan, Ruko (Rumah Toko), Kebakaran, Makassa

    Kedudukan Hukum Bank Yang Menjalankan Fungsi Sebagai Payment Gateway Dalam Transaksi Elektronik Di Indonesia

    Get PDF
    Perkembangan transaksi elektronik ini sangatlah pesat didukung dengansistem teknologi yang semakin canggih. Para pelaku transaksi diuntungkandengan beragam metode transaksi elektronik ini. Dalam melakukan transaksielektronik yang menggunakan sistem pembayaran online, haruslah memilikisistem pembayaran yang benar-benar aman. Pada metode pembayaran denganmenggunakan kartu kredit, merchant di Indonesia sebaiknya menarik banksebagai payment gateway untuk menjaga kerahasiaan dan menjamin keamananpembayaran. Dalam pengamanan transaksi bank sebagai payment gatewayharuslah meggunakan sistem keamanan yang handal, dan adanya certificationauthority dengan mengkombinasikan three party payment system sertamenggunakah firewall sebagai pagar yang mencegah akses illegal ke jaringanperbankan, yang mengitari sistem. Kedudukan hukum antara merchant denganbank selaku payment gateway bagi cardholder yang menggunakan kartu kredit.Hubungan ini adalah pemberian kuasa khusus dengan mendapatkan upah, olehkarena itu bank sebagai penerima kuasa kewenangannya hanya terbatas pada halhalyang dikuasakan kepadanya

    Etos Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar

    Full text link
    : Etos kerja menjadi salah satu tolok ukur terhadap keberhasilan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh informasi dan menjelaskan mengenai etos kerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kecamatan Galesong Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif yang dimaksudkan untuk menggambarkan data penelitian secara interpretatif berlandaskan teori dengan menggunakan tabel frekuensi skor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etos kerja pegawai negeri sipil ditinjau dari aspek ide individualisme / independensi termasuk kategori baik. Namun demikian, indikator manajemen waktu ternyata termasuk dalam kategori buruk disebabkan masih banyak pegawai yang belum dapat mengelola waktunya dengan baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Di samping itu, etos kerja pegawai negeri sipil ditinjau dari aspek pengaruh positif bekerja terhadap individu termasuk dalam kategori sangat baik, yang ditunjukkan dari bagaimana pegawai pada kantor tersebut melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik karena setiap pegawai selalu beranggapan bahwa pekerjaan yang ia kerjakan akan menghasilkan sebuah pengaruh yang positif bagi meraka. Oleh karena itu, manajemen waktu yang baik sangat diperlukan demi terwujudnya efektivitas dan efisensi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kantor Kecamatan Galesong Selatan.Kata kunci : Etos kerja, Pegawai negeri sipil, Kantor kecamatan. Abstract : Work ethic became one of the benchmarks for the success of the Civil Service in carrying out his job as a public servant. This study aims to obtain information and explain about the work ethic of the Civil Service in South Galesong District. The method used is descriptive-quantitative method that intended to describe the data in interpretive research based theory using frequency table scores. The result of this study showed that the work ethic of civil servants, in terms of individualism/independency aspects, is categorized good. However, in terms of time management indicator is categorized bad because still there are many employees have not been able to manage their time properly in doing their job. In addition, the work ethic of civil servants in terms of positive influence aspects to individuals is categorized excellent that showed in how well the employees carrying out their duties and responsibilities. This was based on the view of every employee that often assumes the work he is doing will produce a positive influence on himself. Therefore, adequate time management is necessary in order to achieve effectiveness and efficiency in governance at South Galesong Subdistrict.Keywords : Work ethics, Civil service, Office of subdistrict

    Kualitas Pelayanan pada Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Barru

    Full text link
    : Pelayanan yang berkualitas merupakan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan standar pelayanan, akan tetapi pelayanan publik ternyata seringkali mengecewakan dibandingkan memuaskan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan kualitas pelayanan pada Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Barru. Metode penelitiannya adalah survai dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan angket, wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Data dianalisis secara deskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan di Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal yang diberikan pada masyarakat berada pada kategori berkualitas. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor untuk keseluruhan sub variabel yaitu 3,86 yang apabila didasarkan pada kriteria dan rentang skala yang ada termasuk dalam kategori berkualitas. Variabel penelitian digambarkan dengan menggunakan 10 sub variabel yaitu ketepatan pelayanan, akurasi pelayanan, kesopanan dan keramahan, tanggung jawab, kelengkapan, kemudahan mendapatkan pelayanan, variasi model pelayanan, pelayanan pribadi, Kenyamanan, serta atribut pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 indikator tersebut terdapat 1 indikator berada dalam kategori kurang berkualitas yakni ketepatan waktu.Kata kunci : Kualitas pelayanan, Perizinan, Penanaman modal. Abstract : Quality services are the services provided to the customer in accordance with the standards of services, but public service is often disappointing rather than satisfying. Therefore, this study aims to identify and to define the quality of services in Licensing and Investment Services Office of Barru Regency. The research method was a descriptive design survey. The technique of collecting data was using questionnaires. Data was analyzed descriptively interpretative. The results shows that the quality of services in the Licensing and Investment Services Office to the community is categorized good quality. This can be seen from the average score of the entire sub-variables at 3.86 that based on the criterion and existing scale ranges can be categorized good quality. The research variables described by using 10 sub-variables that are services target, accuracy service, courtesy and hospitality, responsibility, completeness, access to services, the variation model of service, personal care, comfort and support attributes. The research findings show that of the 10 indicators, there is one indicator that has been categorized as less quality, that is punctuality.Keywords : Service quality, Licensing, Investment

    Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terhadap Perilaku Pemanfaatan Alat Kontrasepsi Pria pada Tenaga Pendidik dan Kependidikan di Universitas Halu Oleo Kendari Tahun 2016

    Full text link
    Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua Negara termasuk Indonesia.Pemerintah Indonesia melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukanpenekanan jumlah angka kelahiran dengan pengelolaan dan pelaksaan program Keluarga Berencana (KB).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan alat kontrasepsi pria pada tenaga pendidik dankependidikan di Universitas Halu Oleo Tahun 2016 ditinjau dari pengetahuan, sikap, dan tindakan. Jenispenelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan Rancangan Cross SentionalStudy. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pendidik dan kependidikan pria usia subur yangberkerja di Universitas Halu Oleo yang berjumlah 600 orang. Jumlah besar sampel dalam penelitian inisebanyak 86 orang yang diambil secara simpel random sampling yaitu pengambilan sampel secara acaksederhana, sedangkan untuk menentukan besar sampel mengunakan rumus sloving. Hasil penelitianmenunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan perilaku pemanfaatanalat kontrasepsi pria pada tenaga pendidik dan kependidikan di Universitas Halu Oleo Kota Kendari tahun 2016dengan pengetahuan nilai ρvalue(0,026)< (0,05.), sikap nilai ρvalue(0,014)< (0,05.), dan tindakan nilai ρvalue(0,039)< (0,05.)

    Effects of choice feeding a completed feed and corn on the performance of broilers

    Get PDF
    Poultry feeding systems are likely to change for increased efficiency of production. An experiment was conducted to compare the response of broilers to choice feeding of corn with a standard broiler ration. The treatments consisted of providing broiler feed as the only feed (SINGLE FEED) and access to corn as a choice to a complete broiler feed (CHOICE FEEDING). Weights and feed consumption were obtained at weekly intervals. Samples at the conclusion of the experiment were taken to determine the weight of abdominal fat. Results showed that there was no significant difference in term of liveweight between the two feeding regimes. However, birds given a choice of the broiler feed and corn had better feed efficiency which is reflected by the lower total feed intake. Corn intake was 23.1% of total feed intake in the choice fed birds. In term of carcass colour, birds fed corn as a choice was observed to have a deeper yellow skin colour than the birds fed with broiler feed only

    Model Pendekatan Lesson Study untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Microteaching

    Full text link
    Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas lesson study dalam meningkatkan keterampilan mengajar calon guru biologi pada Prodi Pendidikan Biologi Unimed. Subjek penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Biologi yang mengikuti matakuliah micro teaching berjumlah 9 orang. Prosedur penelitian dalam bentuk kegiatan lesson study yaitu: (1) Plan (perencanaan); (2) Do (pelaksanaan) dan; (3) See (refleksi) yang diintegrasikan dengan mata kuliah micro teaching. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi terhadap RPP yang dibuat dan proses pelaksanaan pembelajaran. Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif yang diperoleh dari observasi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1) dalam microplan (menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran), dari 7 aspek yang dinilai diperoleh keidealan yaitu: (1) kelengkapan identitas RPP diperoleh 67,8% menjadi 89,2%; (2) Perumusan tujuan pembelajaran diperoleh 66,6% menjadi 91,6%; (3) Uraian materi pokok diperoleh 58,3% menjadi 83,3%; (4) metode, strategi dan media pembelajaran diperoleh 66,6%; menjadi 91,6%; (5) rancangan langkah-langkah pembelajaran berbasis saintifik diperoleh 66,6%, menjadi 83,3%; (6) Penilaian (kognitif, sikap dan keterampilan) diperoleh 75%, menjadi 90%; dan (7) sumber belajar diperoleh 75%, menjadi 87,5. 2) Pelaksanaan (Do) dengan penerapan lesson study terjadi peningkatan yang sangat baik dimana dari 3 aspek yang dinilai memperoleh keidealan yaitu (1) Pendahuluan, 68,7% kategori Cukup, menjadi 87,5% kategori Sangat Baik; (2) Inti, 60%, menjadi 82,5% Kategori Baik; dan (3) Penutup 62,5% kategori tidak baik, menjadi 93,7% kategori Sangat Baik. Simpulannya penerapan pendekatan lesson study pada matakuliah microteaching dapat meningkatkan keterampilan mengajar mahasiswa

    Measuring the BNF of Soybean Using 15N-Labelled Urea with Different Atom Excess (A.E.) Content

    Get PDF
    The soybean is a legume which has an ability to supply its major nitrogen need by the biological nitrogen fixation (BNF) process. This process is made possible by nodules formed in their roots, colonized by Rhizobium sp.bacteria. An accurate estimation of N gained by BNF is necessary to predict the increase or decrease of chemical fertilizer-N requirements to increase soybean production. Among several methods, the 15N method was used to estimate the ability of legumes to perform BNF. The study involved soybean var. Willis (W) and a completely non-BNF soybean var. CV, which is termed as a standard crop. The standard crop is non-nodulated soybean, but it has the same main physiological traits with var. Willis. The aim of this study was to determine whether15N-labelled fertilizer with different %a.e. given to nodulated and non-nodulated soybean would not be of significant consequences for the calculation of N-BNF of W. The treatments applied were different rates of urea (20 kg N/ha and 100 kg N/ha) combined with different atom excess percentages (%a.e.)15N (2% and 10%). Thus, the combination of treatments were as follows:(1) W-ll (20 kg N; 2% a.e); (2) CV-hl (100 kg N; 2% a.e); (3) W-lh (20 kg N; 10% a.e); (4) CV-hh (100 kg N; 10% a.e); (5) CV-ll (20 kg N; 2% a.e); (6) W-hl (100 kg N; 2% a.e); (7) CV-lh (20 kg N; 10% a.e); (8) W-hh (100 kg N; 10% a.e). The result of the experiment showed that a high %a.e. with a low rate of 15N and a low %a.e. with a high rate of N should be used to study the %N-BNF of nodulated plants.Received: 16 March 2012; Revised: 14 December 2012; Accepted: 17 December 201

    Penerapan Metode Problem Solving pada Pembelajaran IPA untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas V di Sdn 3 Kreo Tangerang)

    Full text link
    Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiaporang, selain itu kemampuan ini merupakan bagian yang fundamental dalam kematangan manusia. Berpikir kritisadalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harusdipercayai dan dilakukan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan guru dapat menerapkan metode pembelajaranyang dapat meningkatkan berpikir kritis siswa, yaitu metode yang dapat memaksimalkan partisipasi peserta didikdalam pembelajaran IPA, yaitu metode yang lebih banyak melibatkan siswa akan memberikan kesempatan kepadasiswa untuk mengembangkan berpikir kritisnya baik melalui pemahaman maupun aktivitasnya di kelas. Salah satumetode yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan di atas adalah metode pembelajaran dengan menggunakanmetode pembelajaran problem solving. Metode Problem solving merupakan suatu cara yang digunakan untukmemberikan rangsangan belajar kepada peserta didik untuk dapat membuat mereka berpikir secara nyata danmenganalisis, memecahkan masalah kemudian mengambil kesimpulan dari masalah yang ada dengan langkahlangkahatau siklus 1) Identifikasi masalah, 2) Mencari data untuk memecahkan masalah, 3) Menetapkan strategidan hipotesis atau jawaban sementara, 4) Menguji kebenaran hipotesis, 5) Membuat kesimpulan. Adapun tujuan daripenelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran IPA dengan metode problem solving yang diharapkan dapatmeningkatkan efektifitas pembelajaran, sehingga pembelajaran IPA akan tampak lebih menarik dan mendorongsemangat belajar siswa serta memperoleh hasil yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwapenggunaan metode pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis yaitukemampuan merumuskan masalah, menganalisis, melakukan deduksi, induksi, mengevaluasi dan mengambilkeputusan. Diharapkan sampai siklus akhir hasil pembelajaran 80% mencapai KKM yang telah ditetapkan
    corecore