8 research outputs found

    RESILIENSI KELUARGA DAN SPIRITUALITAS DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Buku ini adalah hasil dari program riset keilmuan yang melibatkan dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Tema model rancangan ini terkait dengan koping dan kesejahteraan dalam beragama dalam meningkatkan ketahanan keluarga dalam menghadapi pandemi COVID-19. Dosen yang terlibat dari disiplin keilmuan keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan keilmuan agama dari Fakultas Agama Islam. Terdapat 5 (lima) mahasiswa ilmu keperawatan yang terlibat dalam penelitian ini. Mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini akan mendapatkan pengalaman belajar setara dengan 20 SKS yang terdiri dari: konversi mata kuliah keperawatan komunitas 5 SKS, Keperawatan keluarga 3 SKS, Proposal Skripsi 2 SKS, Skripsi 4 SKS, Keperawatan di rumah 3 SKS, Keperawatan terintegrasi 1 SKS, dan perawatan penyakit infeksi 2 SKS. Terdapat sembilan bab pada buku ini. Bab 1 menggambarkan situasi pandemi COVID-19 dan dampaknya pada masyarakat baik secara fisik maupu psikologis. Bab 2 mengulas ketahanan keluarga dalam menghadapi COVID-19 dan keterkaitannya dengan nilai-nilai spiritualitas. Bab 3 menampilan model RELI-CS (Religious Coping Spiritual Well-being) yang terdiri dari tiga konstruksi: koping religius, spiritual well-being, resilience. Bab 4 menggambarkan konsep dan hasil penelitian tentang pentingnya koping riligius dalam mempengaruhi ketahanan keluarga dalam memanfaatkan sumber daya sosial ekonomi. Bab 5 mengulas pentingnya konsep kesejahteraan dalam beragama dengan ketahanan keluarga dalam menjalankan nilai-nilai spiritualitas. Bab 6 dan 7 menggambarkan pentingnya koping religius dalam mempengaruhi ketahanan keluarga dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Bab 8 menjelaskan diagnosa keperawatan yang terkait dengan konsep religius. Diagnosa keperawatan ini akam memudahkan profesi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien yang mengalami distress spiritual, mekanisme koping yang tidak efektif dan lainnya. Bab 9 menjelaskan tentang program riset keilmuan yang melibatkan mahasiswa sehingga mendapatkan pengalaman belajar dan mendapatkan pengakuan belajar setara dengan 20 SKS. Penulis berharap agar buku ini dapat dijadikan dasar untuk memberikan intervensi dalam menguatkan ketahanan keluarga pasca pandemi COVID-19. Penguatan yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi keluarga dengan pendekatan spiritual. Dengan demikian keluarga di Indonesia khususnya dapat beradaptasi dengan situasi sulit ini dan tetap produktif menjalankan peran dan fungsinya

    True Facts About The Ahmadiyyah Movement/ Muhammad

    No full text
    56 hal : ill : 20 c

    Clear evidence re ahmadiyyah/ Muhammad

    No full text
    v, 86 hal.: ill.; 21 cm

    The influence of religious coping on family resilience in communicating and solving problems during the COVID-19 pandemic

    Get PDF
    Introduction: Religious coping has a crucial role in overcoming difficult problems in the family. This study aimed to analyze the influence of religious coping on family resilience in communicating and solving problems during the COVID-19 pandemic. Methods: The research design used was descriptive with a cross-sectional survey approach. A total of 242 respondents in East Java Province, Indonesia, were the respondents in this study

    LAPORAN MANAJEMEN TUGAS PROYEK SISTEM INFORMASI RESTORAN

    Get PDF
    Sistem informasi adalah komponen kunci dalam operasional bisnis modern, termasuk dalam industri makanan dan minuman. Restoran "Warung Barokah P.H. Niti" merupakan sebuah bisnis restoran yang berfokus pada penyajian hidangan tradisional dengan sentuhan khas lokal. Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan, pengembangan sistem informasi menjadi suatu kebutuhan yang mendesak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan restoran "Warung Barokah P.H. Niti". Sistem ini dirancang untuk mengotomatisasi sejumlah tugas operasional dalam restoran, termasuk pengelolaan pesanan, inventaris, pembayaran, dan pelacakan kinerja bisnis. Dengan adanya sistem informasi ini, restoran akan dapat mengoptimalkan proses bisnisnya, mengurangi kesalahan manusia, dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Sistem informasi "Warung Barokah P.H. Niti" akan mencakup beberapa modul utama, termasuk modul pemesanan, modul inventaris, modul pembayaran, dan modul pelaporan. Modul pemesanan akan memungkinkan pelanggan untuk melakukan pemesanan secara online atau di lokasi fisik restoran. Modul inventaris akan membantu dalam mengelola persediaan bahan baku dan menginformasikan kapan ada kebutuhan restock. Modul pembayaran akan memudahkan pelanggan dalam proses pembayaran dan meningkatkan akurasi perhitungan harga. Modul pelaporan akan memberikan pemilik restoran data yang relevan untuk pengambilan keputusan strategis. Implementasi sistem informasi ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas dan keefektifan operasional "Warung Barokah P.H. Niti". Selain itu, akan membantu dalam meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meminimalkan waktu tunggu, kesalahan pesanan, dan perhitungan harga yang salah. Dengan adanya sistem informasi ini, restoran dapat berkembang lebih cepat, meningkatkan daya saing, dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan

    Global economic burden of unmet surgical need for appendicitis

    No full text
    Background There is a substantial gap in provision of adequate surgical care in many low- and middle-income countries. This study aimed to identify the economic burden of unmet surgical need for the common condition of appendicitis. Methods Data on the incidence of appendicitis from 170 countries and two different approaches were used to estimate numbers of patients who do not receive surgery: as a fixed proportion of the total unmet surgical need per country (approach 1); and based on country income status (approach 2). Indirect costs with current levels of access and local quality, and those if quality were at the standards of high-income countries, were estimated. A human capital approach was applied, focusing on the economic burden resulting from premature death and absenteeism. Results Excess mortality was 4185 per 100 000 cases of appendicitis using approach 1 and 3448 per 100 000 using approach 2. The economic burden of continuing current levels of access and local quality was US 92492millionusingapproach1and92 492 million using approach 1 and 73 141 million using approach 2. The economic burden of not providing surgical care to the standards of high-income countries was 95004millionusingapproach1and95 004 million using approach 1 and 75 666 million using approach 2. The largest share of these costs resulted from premature death (97.7 per cent) and lack of access (97.0 per cent) in contrast to lack of quality. Conclusion For a comparatively non-complex emergency condition such as appendicitis, increasing access to care should be prioritized. Although improving quality of care should not be neglected, increasing provision of care at current standards could reduce societal costs substantially

    Global economic burden of unmet surgical need for appendicitis

    No full text
    Background There is a substantial gap in provision of adequate surgical care in many low- and middle-income countries. This study aimed to identify the economic burden of unmet surgical need for the common condition of appendicitis. Methods Data on the incidence of appendicitis from 170 countries and two different approaches were used to estimate numbers of patients who do not receive surgery: as a fixed proportion of the total unmet surgical need per country (approach 1); and based on country income status (approach 2). Indirect costs with current levels of access and local quality, and those if quality were at the standards of high-income countries, were estimated. A human capital approach was applied, focusing on the economic burden resulting from premature death and absenteeism. Results Excess mortality was 4185 per 100 000 cases of appendicitis using approach 1 and 3448 per 100 000 using approach 2. The economic burden of continuing current levels of access and local quality was US 92492millionusingapproach1and92 492 million using approach 1 and 73 141 million using approach 2. The economic burden of not providing surgical care to the standards of high-income countries was 95004millionusingapproach1and95 004 million using approach 1 and 75 666 million using approach 2. The largest share of these costs resulted from premature death (97.7 per cent) and lack of access (97.0 per cent) in contrast to lack of quality. Conclusion For a comparatively non-complex emergency condition such as appendicitis, increasing access to care should be prioritized. Although improving quality of care should not be neglected, increasing provision of care at current standards could reduce societal costs substantially
    corecore