304 research outputs found

    Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Sejarah Melalui Penerapan Model Jigsaw Plus Pada Siswa Kelas XII IPS 3 SMAN 1 Selong Tahun Pembelajaran 2017/2018

    Get PDF
    Keberadaan pendidikan mata pelajaran sejarah  memiliki peran strategis dalam  mewujudkan tujuan pendidkan nasional. Namun dalam tataran implementasi, konsepsi ideal tersebut masih banyak menemui  kendala. Kecendrungannya,  pembelajaran sejarah pada saat-saat tertentu dan pada kelas-kelas tertentu kurang menggembirakan. Ketika pembelajaran sejarah mengedepankan model ataupun metode pembelajaran yang monoton, seringkali berbagai permasalahan muncul.  Suasana kelas menjadi kurang dinamis dan siswa sangat pasif serta terasa bahwa guru seperti mengajar beberapa orang saja. Munculnya berbagai pemasalahan seperti di sebutkan   di atas menginspirasi peneliti mengkaji salah satu  model atau metode dalam pembelajaran sejarah yang disebut dengan model Jigsaw Plus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah materi  orde  reformsi melalui penerapan model Jigsaw Plus pada siwa kelas XII IPS 3  SMA Negeri 1 Selong tahun pembelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan di kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Selong, waktu pelaksanaan pada bulan Januari  sampai  dengan bulan Maret  2018 dengan subyek penelitian sebanyak 33 orang siswa. Faktor yang diselidiki meliputi faktor siswa dan faktor guru, Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi  dan tes, serta  teknik analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Jigsaw Plus dalam pembelajaran Masa Orde Reformasi  telah berhasil meningkatkan keaktifan siswa kelas XII IPS 3  SMA Negeri 1 Selong tahun pembelajaran 2017/2018

    Case Studies Against Speech on Tone of Voice

    Get PDF
    This study aims to get an overview and uncover data on how subjects talk to others. Knowing the factors that cause the onset of speech in the subject. Describe the behavior of the subject when acting speech and apply healing efforts to the case. Interference or interference with speech is as follows. 1) Internal interfering, i.e. communication interruptions derived from the conveyer and the recipient of the message. 2) External interference, i.e. communication interruptions that arise from the environment or outside the recipient of the message. 3) Semantic interference, i.e. communication interruptions arising from conveyors and recipients of member messages of different meanings to the verbal or nonverbal symbols used.  Another opinion about speech disorders delivered by Nurjamal et al (2011:29) is speech tone disorder. The audience or listener is the most critical person in addressing the speaker. They will memorize exactly which speech tones vary where the tone of speech is monotonous. Not to mention, if the volume is small, while the room is large, it is perfect that the listener will feel disappointment. We, as speakers, should understand this well. We, as speakers, should understand this well. Whenever possible the tone of speech should not be the same as the tone people read, or as if talking to themselves. Volume and intonation or tone of speech should be clearly audible and varied. The data collection techniques in this study are observations and interviews. Interviews are conducted in an open and closed form. Observations that researchers record events in situations related to propositional knowledge as well as knowledge directly obtained from the data. The result of the diagnosis made by the researchers on this case is to conduct observations and interviews in a chain. Based on the remedial results there is a change although not yet a maximum of 100 percent, namely speaking in a low tone of voice. It seems that healing this problem takes a long time. Because all this can n’t be healed immediately maximum, but requires stages. Keyword: speech delay disorder, speaking skills                                                              Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan mengungkap data tentang cara subjek bertutur dengan orang lain. Mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya tindak tutur nada bicara pada subjek. Mendeskripsikan perilaku subjek ketika bertindak tutur dan menerapkan upaya penyembuhan pada kasus tersebut. Gangguan atau interferensi berbicara adalah sebagai berikut. 1) Intervensi internal, yaitu gangguan komunikasi yang berasal dari diri penyampai dan penerima pesan. 2) Interferensi eksternal, yaitu gangguan komunikasi yang muncul dari lingkungan atau di luar diri penerima pesan. 3) Interferensi semantik, yaitu gangguan komunikasi yang timbul karena penyampai dan penerima pesan memberi arti yang berbeda terhadap simbol verbal atau nonverbal yang digunakan.  Pendapat lain tentang gangguan berbicara yang disampaikan oleh Nurjamal (2011:29) adalah gangguan nada bicara. Audien atau pendengar adalah orang yang paling kritis dalam menyikapi pembicara. Mereka akan hafal betul mana nada bicara yang variatif mana nada bicara yang monoton. Belum lagi, kalau volume suara kecil, sementara ruangan besar, sudah sempurnalah pendengar akan merasakan kekecewaan. Hendaknya, kita sebagai pembicara, memahami hal ini dengan baik. Sedapat mungkin nada bicara jangan sama dengan nada orang membaca, atau seolah berbicara dengan diri sendiri. Volume dan intonasi atau nada bicara harus jelas terdengar dan variatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan dalam bentuk terbuka dan tertutup. Pengamatan yaitu peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Hasil diagnosis yang dilakukan peneliti terhadap kasus ini adalah dengan melakukan pengamatan dan wawancara secara berantai. Berdasarkan hasil remedial tersebut terdapat perubahan walaupun belum maksimal 100 persen, yakni berbicara dengan nada suara rendah. Nampaknya penyembuhan terhadap masalah ini membutuhkan waktu yang lama. Karena semua ini tidak bisa langsung sembuh maksimal, tetapi membutuhkan tahapan-tahapan. Kata kunci: gangguan keterlambatan berbicara, keterampilan berbicar

    THE NEW PARADIGM OF SURAH AL FATIHAH BASED ON THE KEY CONCEPTS OF SOCIAL INTERPRETATION OF DAWAM RAHARJO

    Get PDF
    When interpreting the Qur'an, a mufassir needs a paradigm and a foundation as the procedures and stages that become his reference. This paper attempts to discuss the paradigm and concept of interpretation promoted by Dawam Rahardjo, namely al-Fātiḥah as the Qur'an in a nutshell which is contained in the work of the Ensiklopedi Al-Quran: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci. Two objectives in this study, first, the arguments that make al-Fātiḥah a paradigm and the extent to which these arguments can be justified. Second, steps, systematics and forms of interpretation by positioning al-Fātiḥah as a paradigm and its shortcomings in interpreting the Qur'an. This research is in the form of library research in the form of descriptive-analysis and uses content analysis as the analytical method used. This discussion concludes that there are two verses of the Qur'an, namely QS. Ali Imran (03): 07 and QS. al-Hijr (15): 87 as the basis and form three conceptual frameworks of al-Fātiḥah as a paradigm of interpretation of the Qur'an, namely the term ummu al-kitab as the attribution of surah al-Fātiḥah, the two ummu al-kitab referred to as muḥkām and the last term al-sab'u al-maṡāni which is also understood as al-Fātiḥah. The weakness in the argument that is built is in the redefinition of muḥkām or mutasyabīh which do not have clear standards and references. While the form of interpretation with this concept ends with a systematic form of thematic presentation with two steps or procedures, namely departing from the key terms in Surat al-Fātiḥah (inductive) and starting from other than Surat al-Fātiḥah then returning to Surat al-Fātiḥah (deductive). The first procedure has difficulties in developing the -evolutionist dimension-, while the second procedure will be very subjective because of the difficulty of matching the interpreted verse with the terms in Surah al-Fātiḥah

    ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA HIMPUNAN

    Get PDF
    The purpose of this research was to determine students error in solving the story problems of the Set which were analyzed based on Newman’s procedure. This type of research used a descriptive qualitative approach. The subject of this study were students of class VII.A in one of the Junior High School in Karawang Regency which consisted of 32 students. Data’s collection was using a test consisting of 2 question about the Set material and unsctructured interviews. Data analysis technique of this research consists of three steps there are data reduction, presentation of data, and conclusions. Based on research of this results showed that there were five types of errors made by students, there were reading error, comprehension error, transformation error, process skill error, and encoding error. The error that often made by students in the first question were encoding error. While in the second question were transformation error

    ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII PADA MATERI BENTUK ALJABAR

    Get PDF
    Learning mathematics by understanding mathematical concepts is very important, with students understanding mathematical concepts will help problems in mathematics, even problems in everyday life. This study aims to determine the ability to understand students' mathematical concepts in algebraic form material. This research uses qualitative research with descriptive method. The subjects in this study were seventh grade students in one of the junior high schools in Purwakarta Regency and the selection of subjects was done by purposive sampling technique. The data collection technique used is a description test of understanding mathematical concepts in algebraic form with 3 questions. The data were analyzed by giving a score for each subject's answer, then the recorded score was changed in the form of a percentage value. The test results were analyzed according to the indicators of the ability to understand concepts. It can be seen from the results of the research that the indicator restating a concept has a percentage of 64% with a good level of understanding, indicators using and choosing certain procedures or operations have a percentage of 53% with a sufficient level of understanding, and indicators of applying concepts or algorithms in problem solving have a percentage of 53% with a sufficient level of understanding. All students' ability to understand mathematical concepts has a percentage of 57% with a sufficient level of understanding

    Analisis Terhadap Penegakan Hukum Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Pelarangan Pengedaran dan Penjualan Minuman Beralkohol dalam Wilayah Hukum Kota Tangerang (Studi Kasus Perkara Tipiring No.Pol. B/33/III/2009/Sat Samapta)

    Get PDF
    Tipiring adalah perkara tergolong ringan yakni yang merupakan acara pemeriksaan cepat pada UU No. 8 Tahun 1981 Pasal 205 ayat (1) yang menyebutkan ancaman hukumannya tidak lebih dari 3 (tiga) bulan dan denda Rp. 7.500 dan pada Perda denda maksirnal Rp. 50.000.000. Permasalahan yang timbul pelaku berniat berbuat kejahatan agar meyakinkan (Percaya Diri) banyak disebabkan karena sebelumnya melakukan meminum minuman beralkohol baik yang berkadar etanol (C2H50H) 1 % s.d paling tinggi 55 %, dalam jiwa tidak seimbang inilah karena mabuk tanpa memperhitungkan perbuatannya pelaku bisa melakukan perbuatan jahat. Permasalahan dari Skripsi ini adalah : a). Apakah faktor yang teijadi keadaan dalam operasi khusus/rutin penindakan hukum pemberantasan terharap penjual, pengedar dan pemakai minuman beralkohol di wilayah hukum Polres Metro Kota Tangerang. b). Bagaimana pemberian sanksi hukum terhadap penjual, pengedar dan pemakai minuman beralkohol di wilayah hukum Polres Metropolitan Tangerang Kota. Maksud penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat dan paedah ilmu pengetahuan tentang tindak pidana ringan terutama pengetahuan, pemahaman, dan pelaksanaan penegakkan hukum pada Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2005 terhadap larangan pengedaran dan penjualan minuman beralkohol terealisasi sesuai hukum pada sanksi pidana yang termuat dalam peraturan daerah dimaksud, dimana dalam pelaksanaannya tetap menjunjung hak asasi manusia dan kepentingan umum. Faktor yang mendukung dari internal adalah kebijaksanaan Kapolri melalui Kapolda dilanjutkan pada jajaran diwilayah tingkat Polres khususnya Polres Metro Tangerang Kota tentang Ops pelaksanaan tindak pidana ringan {Tipiring) mengenai penegakkan Perda Nomor 7 Tahun 2005 terhadap pelarangan pengedaran dan penjualan minuman beralkohol, faktor petugas Polisi dan faktor fasilitas sedangkan faktor ekstern adalah masyarakat yang tidak berkenan terhadap minuman yang memabukan dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat. Faktor penghambat dari internal polisi kekurangan tenaga keija secara professional mengingat pada fungsi Samapta yang saat ini diubah menjadi satuan Sabhara dimana polisi remaja muda yang belum berpengalaman dan terbatas tenaga professional. Faktor penghambat dari ekstern adalah kurangnya dukungan dari instansi terkait dalam hal mengoptimalkan penegakkan minuman beralkohol terutama masih adanya yang memproduksi minuman beralkohol sehingga mendapat ijin, dalam pemberantasan pelaksanaan peneggakan Perda Nomor 7 Tahun 2005 tidak secara optimal berdasarkan penelitian ini ditemukan tindak kejahatan yang dilakukan oleh pelaku umumnya disebabkan karena berani sebelumnya meminum minuman beralkohol namun demikian perkara yang telah dilanjutkan untuk · diadili dapat secara inkra di Pengadilan. Bagi masyarakat agar bisa lebih memahami dan mendukung upaya kepolisian dalam memberantas minuman beralkohol dalam wilayah hukum Polres Metro Tangerang Kota serta tidak memberikan penilaian negativ

    ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Get PDF
    This study aims to analyze and describe the learning independence possessed by students of class X TBSM SMK Al Fathimiyah. The method used in this study is a descriptive qualitative research method using 29 students from class X TBSM SMK Al Fathimiyah as research subjects. The instrument used in this study was a non-test instrument in the form of a student learning independence questionnaire consisting of 30 statements. The data collection technique in this study was carried out by distributing questionnaires. Data analysis techniques by making the percentage of student answers are then described using the criteria for the percentage of student answers. The results showed that the average percentage of students' answers on the attitude scale questionnaire for students' mathematics learning independence was 71.55%. This indicates that most students of class X TBSM Al Fathimiyah have an independent attitude in learning. However, students still have to improve their learning independence so that each indicator in learning independence can be improved even better

    Strategi Pengembangan Madrasah Tsanawiyah Swasta terhadap Kualitas Pendidikan Islam di Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai

    Get PDF
    The results showed that the strategy of the development of Mts in Kec. Tellulimpoe as a sub-national education where sisitem madrasa has a great role in feeding children Nations both in terms of his knowledge or knowledge for his religion, by entering the charge of education and education of social behavior based on Islamic values. Madrasah education issues in General can be seen from the two establishments, i.e. internal and external nature. Problems that are external such as the question of the political, economic, social, cultural, defense and security. In addition to the problem that is the external call, education also faced internal problems to management, such as institutional, educational personnel, curriculum, learning strategies, the quality of graduates and funds. Strategy for the development of formal education through establishing the madrasa-based management development and flagship madrasa. Quality Islamic education in Tellulimpoe can be seen from the construction and development of increased private Regency Sinjai madrasah in the planning of the construction of teacher competence, educational enhancement madrasa has been the planned construction of the competence of educators and educational so that run educational activities in madrasah in an efficient and effective manner. The strategy of development of Mts in improving the quality of Islamic education in district Tellulimpoe through increased competence of teachers has been planned through the work plan budget and plan of the madrasa serious madrasa. Every year discussed jointly by the head of the madrasa together stakeholders and form its activities namely conducting training, comparative study, seminars, workshops, and field of study as well as the MGMP do istighatsah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan Mts di Kec. Tellulimpoe sebagai pendidikan daerah di mana sisitem madrasah memiliki peran besar dalam memberi makan anak-anak Bangsa baik dari segi pengetahuan atau pengetahuan untuk agamanya, dengan memasukkan biaya pendidikan dan pendidikan perilaku sosial berdasarkan nilai-nilai Islam. Persoalan pendidikan madrasah secara umum dapat dilihat dari dua pendirian, yaitu sifat internal dan eksternal. Masalah yang bersifat eksternal seperti masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Selain masalah panggilan eksternal, pendidikan juga menghadapi masalah internal manajemen, seperti kelembagaan, tenaga kependidikan, kurikulum, strategi pembelajaran, kualitas lulusan dan dana. Strategi untuk pengembangan pendidikan formal melalui pembentukan pengembangan manajemen berbasis madrasah dan madrasah unggulan. Pendidikan Islam yang berkualitas di Tellulimpoe dapat dilihat dari pembangunan dan pengembangan madrasah swasta Kabupaten Sinjai yang semakin meningkat dalam perencanaan pembangunan kompetensi guru, peningkatan mutu pendidikan madrasah telah menjadi rencana pembangunan kompetensi pendidik dan pendidikan sehingga menjalankan kegiatan pendidikan di madrasah dengan cara yang efisien dan efektif. Strategi pengembangan MTs dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di kabupaten Tellulimpoe melalui peningkatan kompetensi guru telah direncanakan melalui anggaran rencana kerja dan rencana madrasah madrasah yang serius. Setiap tahun dibahas bersama oleh kepala madrasah bersama para pemangku kepentingan dan bentuk kegiatannya yaitu melakukan pelatihan, studi banding, seminar, lokakarya, dan bidang studi serta MGMP melakukan istighatsah
    corecore