14 research outputs found

    Dampak Perubahan Zona Agroklimat Terhadap Pola Tanam Di Provinsi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa YOGYAKARTA

    Full text link
    Perubahan iklim yang menyebabkan Perubahan curah hujan akan berdampak pada Perubahan zona agroklimat yang akan berdampak pada pola tanam di Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui daerah yang mengalami Perubahan tipe iklim Oldeman dan Perubahan pola tanam pada daerah yang mengalami Perubahan tipe iklim.Penelitian ini menggunakan data berupa peta agroklimat tahun 1975 data hujan tahun 1979-2008 untuk peta agroklimat tahun 2008. Kedua peta agroklimat kemudian dicocokan untuk mengetahui Perubahan tipe iklim. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi Perubahan zona agroklimat dari B1 ke B2 di Kabupaten Cilacap, tipe iklim B1 menjadi C2 di Kabupaten Cilacap dan Wonosobo, tipe iklim C2 ke C3 di Blora, Boyolali, Kulon Proogo dan Purworejo, tipe iklim C2 ke D3 di Kabupaten Sleman , Demak dan Blora, tipe iklim C3 ke D2 di Bantul, Gunungkidul, dan Klaten,, D3 ke C3 di Kabupaten Jepara dan Tegal, E ke D3 di Kabupaten Rembang dan Pati

    Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Optimasi Penggunaan Lahan untuk Pengembangan Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) (Studi Kasus di Kecamatan Batee dan Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie Propinsi Aceh)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan tanaman kakao; mengetahui pengaruh karakteristik lahan untuk pengembangan kakao dan memperoleh tingkat kelayakan USAhatani; dan optimalisasi penggunaan lahan berdasarkan kelas kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan didapatkan dengan mencocokkan sifat fisik dan kimia dari lahan USAhatani serta mengoverlaikan peta-peta yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman kakao dengan ArcGIS. Selanjutnya dihitung tingkat kelayakan USAhatani kakao dan dilakukan optimasi menggunakan QM for Windows untuk mendapatkan lahan optimum dengan keuntungan maksimum. Kelas kesesuaian lahan yang didapatkan di Kecamatan Batee: kelas S1 (sangat sesuai) sebesar 35,42% (2.572,622 ha); S2 (sesuai) sebesar 20,31% (1.922,737 ha) dan N (tidak sesuai) sebesar 44,27% (3.572,008 ha); serta di Kecamatan Padang Tiji: kelas S1 (sangat sesuai) sebesar 2,72% (306,173 ha); S2 (sesuai) sebesar 92,50% (10.429,770 ha); dan N (tidak sesuai) sebesar 4,79% (539,606 ha). Hasil analisis program linier menunjukkan bahwa luas lahan yang optimal digunakan seluas 3.475,065 ha. Keuntungan maksimum yang dapat diperoleh dengan luas lahan 3.475,065 ha adalah Rp 29.756.057.638,21 dimulai pada tahun produksi ke-7. Luas lahan aktual saat ini di Kec. Batee seluas 4.495,359 ha dan di Kec. Padang Tiji seluas 10.735,943 ha yang merupakan sumberdaya yang dapat ditingkatkan. Hal ini berarti masih besarnya ketersediaan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman kakao

    Analisis Hazard Identification Dan Risk Assessment Di Lingkungan Kerja Kegiatan Pengecoran Logam Tradisional Ceper Klaten Latifah Hanum Damanik Universitas Gadjah Mada

    Full text link
    The existence of people working in the kitchen cupola foundry activities are activities ranging from the preparation of procurement of raw materials to the casting process takes place in the kitchen activities cupola is an activity most at risk for exposure to particles containing chemical substances. To address the health problems caused by work, the role of the Standard Operating Procedure (SOP) is very important. Through this research planning SOP activity raw material preparation, filling and operation of the kitchen cupola based hazard in the workplace environment, be aware of occupational hazards and risks of the work done, so as to provide solutions to address the health problems of work related to the prevention of occupational accidents and diseases occupational. For that we need their efforts to reduce levels of air pollution through the concept of environmentally sound industrial developmen

    The Importance of a Chief Sustainability Officer (CSO) in Multinational and State-Owned Enterprises

    Get PDF
    This study examines the function of chief sustainability officers (CSOs) in state-owned enterprises (SOEs) and multinational enterprises (MNEs) doing business in Indonesia, with a focus on their initiatives to achieve net-zero carbon dioxide (CO2) emissions by 2050. This project highlights the value of having a Chief Sustainability Officer (CSO) in Indonesian MNEs and SOEs. These organizations must acknowledge that they currently lack a CSO at the director level and must assign a CSO to their organizational structure. Strategic leadership, regulatory compliance, stakeholder engagement, innovation and technology adoption, risk mitigation, cost savings, carbon accounting and reporting, and competitive advantage are critical strategic CSOs for Indonesian MNEs and SOEs beyond guaranteeing sustainability. Seventy-six sustainability reports from State-Owned Enterprises (SOEs) and Multinational Enterprises (MNEs) operating in Indonesia listed on the Indonesia Stock Exchange for 2021–2022 are the documents studied in the approaches. The results indicate that a critical prerequisite for long-term development and a way to meet sustainability goals is for Indonesian MNEs and SOEs to designate a CSO. The CSO is essential in promoting sustainable practices, reducing risks, ensuring compliance, and enhancing the company's image in a society that is becoming more environmentally conscious. Establishing and strengthening the CSO role should be a top priority for these organizations if they want to reach their goal of being net-zero emitters of CO2by 2050.   Doi: 10.28991/HEF-2023-04-03-04 Full Text: PD

    Antibiotic Resistomes and Microbiomes in the Surface Water along the Code River in Indonesia Reflect Drainage Basin Anthropogenic Activities

    Get PDF
    Water and sanitation are important factors in the emergence of antimicrobial resistance in low-and middle-income countries. Drug residues, metals, and various wastes foster the spread of antibiotic resistance genes (ARGs) with the help of mobile genetic elements (MGEs), and therefore, rivers receiving contaminants and enfluents from multiple sources are of special interest. We followed both the microbiome and resistome of the Code River in Indonesia from its pristine origin at the Merapi volcano through rural and then city areas to the coast of the Indian Ocean. We used a SmartChip quantitative PCR with 382 primer pairs for profiling the resistome and MGEs and 16S rRNA gene amplicon sequencing to analyze the bacterial communities. The community structure explained the resistome composition in rural areas, while the city sampling sites had lower bacterial diversity and more ARGs, which correlated with MGEs, suggesting increased mobility potential in response to pressures from human activities. Importantly, the vast majority of ARGs and MGEs were no longer detectable in marine waters at the ocean entrance. Our work provides information on the impact of different influents on river health as well as sheds light on how land use contributes to the river resistome and microbiome.Peer reviewe

    Pengaruh Variasi Tekanan Beban Diam Terhadap Kinerja Plastic Optical Fiber Jenis Step Index Multimode

    No full text
    Dalam sistem telekomunikasi modern saat ini ,dengan adanya media serat optik terutama Plastic Optical Fiber merupakan media transmisi dimana instalasi dan terminasi Plastic optical fiber ini tidak memerlukan peralatan yang mahal dan efisien. Terutama dalam lingkup penggunaan fiber optic di dalam rumah. Namun dalam implementasinya terdapat beberapa gangguan yang tentunya tidak dapat diabaikan.Salah satu pemasalahan yang perlu diperhatikan yaitu ketahanan serat optik pada efek tekanan. Tekanan terbagi menjadi dua, yaitu tekanan beban diam dan beban bergerak. Tekanan juga dikaitkan dengan adanya Microbending, Microbending loss menyebabkan perubahan lintasan pada penjalaran cahaya di dalam serat optik. Perubahan tersebut akan memberikan dampak terhadap kinerja sistem komunikasi serat optik. Pada penelitian ini dilakukan kajian secara eksperimen tentang pengaruh rugi-rugi variasi tekanan beban diam terhadap Bit Error Rate (BER) dan eye pattern pada POF jenis step index multimode. Besar rugi-rugi tekanan beban diam dipengaruhi oleh variasi massa beban diam yang digunakan. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa rugi-rugi variasi tekanan beban diam mulai berpengaruh signifikan pada beban 5kg. Pada beban 5kg, nilai BER naik menjadi 1,564x10-6, noise margin turun menjadi 94.063%, timing jitter naik menjadi 1,56%, dan bit rate turun menjadi 31,969 kbps. Pengaruh rugi-rugi tekanan beban diam pada 5-9kg adalah rendah, yaitu nilai Noise margin di atas 90 %.Kata Kunci— Plastic Optical Fiber,tekanan beban diam, bit error rate, eye pattern, noise margin, timing jitter, bit rate, Microbending loss
    corecore