5 research outputs found

    Physicochemical and Microbiological Appearance of Sapera Goat's Milk on Frozen Storage

    Get PDF
    This study aims to examine the effect of the storage time of milk at a temperature of -18? on the chemical, physical and microbiological content due to different storage times. The goat's milk studied was the milk of the Sannen Crossbreed of the Sapera goat. Twenty samples were taken from the milking results on the same day. The design used in this study was a completely randomized design (CRD) with five treatments and four replications. Samples were grouped according to treatment, namely 0d (control) and 10d, 20d, 30d, 40d; stored for 10, 20, 30 and 40 days, respectively. The milk storage process is carried out using a freezer at a temperature of -18?. The physicochemical and microbiological parameters observed were protein, fat, lactose, solid-non-fat (SNF), total solid (TS), specific gravity, pH, total plate count (TPC), and coliform. Evaluation of milk quality is based on the Indonesian National Standard (SNI) and Thai Agricultural Standard (TAS). The results showed that storage time did not significantly affect the components of fat, protein, lactose, total plate count, and coliform (p> 0.05). In milk stored for 40 days, there were differences in the values of SNF, TS, specific gravity, and pH compared to control (p<0.05). In terms of chemical, physical and microbiological quality, Sapera goat's milk stored at -18? for 40 days still complies with SNI and TAS. The process of storing and freezing milk can be an alternative for preservation to ensure the physical and chemical quality of Sapera goat's milk

    Evaluasi Kelahiran Pedet Sapi Perah di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden

    Get PDF
    Tujuan penelitian untuk mengevaluasi kelahiran pedet sapi perah dengan indikator jumlah kelahiran jantan dan betina, lama kebuntingan dan bobot lahir sapi yang dipelihara oleh Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BBPTU HPT) Baturraden, Purwokerto. Penelitian dilaksanakan bulan April 2015. Materi penelitian adalah data rekording kelahiran sapi perah mulai dari tahun 2010 hingga April 2015. Data rekording memuat informasi nomor identitas pedet, tanggal IB (Inseminasi Buatan), tanggal kelahiran, bobot lahir dan jenis kelamin pedet. Parameter yang diamati adalah jumlah kelahiran dan kegagalan lahir, bobot lahir dan jenis kelamin. Sedangkan  lama kebuntingan dihitung mulai dari tanggal IB terakhir sampai tanggal lahir pedet. Analisis data kelahiran pedet dilakukan dengan deskriptif. Data bobot lahir dan lama kebuntingan dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk menggunakan software SPSS 16.0 kemudian dilanjutkan dengan uji T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kelahiran dari tahun 2010 sampai April 2015 sebanyak 822 ekor, yang terdiri dari pedet jantan sebanyak 424 ekor (51,58 %) dan betina 398 ekor (48,42 %). Peristiwa  kegagalan lahir sebanyak 112 ekor karena abortus, freemartin, distokia dan stillbirth. Bobot lahir pedet jantan dan betina relatif sama (P>0,05) yaitu rata-rata 43,34 kg (jantan) dan 40,39 kg (betina). Lama kebuntingan relatif sama (P>0,05), rata-rata lama kebuntingan yaitu 277 hari (jantan) dan 278 hari (betina). Kesimpulannya  adalah; kelahiran pedet betina perlu ditingkatkan melalui penurunan angka kematian atau  kegagalan lahir

    Pengaruh Pemberian Suplemen dan Teat Dipping Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) terhadap Konsumsi Pakan dan Produksi Susu Sapi Laktasi Mastitis Subklinis

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian suplemen dan antiseptik teat dipping temulawak terhadap konsumsi pakan dan produksi susu sapi laktasi penderita mastitis subklinis. Materi penelitian adalah 12 ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) penderita mastitis subklinis, laktasi ke 3-5 dan bulan laktasi ke 5-6 dengan rata-rata bobot badan 466,49±44,99 (CV = 9,75%) kg dan produksi susu awal 6,90±2,70 (CV = 39,34%) liter. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok yang didasarkan produksi susu yaitu rendah, sedang dan tinggi. Perlakuan yang diterapkan yaitu T0 = tanpa perlakuan, T1 = Pakan basal + suplemen temulawak 1% kebutuhan BK, T2 = Pakan basal + antiseptik teat dipping temulawak dan T3 = Pakan basal +suplemen temulawak 1% kebutuhan BK + antiseptik teat dipping temulawak. Parameter penelitian ini yaitu konsumsi bahan kering pakan dan produksi susu. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) pada taraf signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi BK dan produksi susu. Simpulan dari penelitian adalah pemberian suplemen 1% kebutuhan BK dan antiseptik teat dipping temulawak belum mampu meningkatkan konsumsi BK dan produksi susu sapi perah laktasi penderita mastitis subklinis
    corecore