526 research outputs found

    Analisis Hukum Grondkaart sebagai Bukti Penguasaan Tanah Perkeretaapiaan Indonesia (Studi Putusan Peninjauan Kembali No : 125 Pk/pdt/2014)

    Full text link
    Aset tanah dan bangunan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan warisan Perusahaan kereta api Belanda yang terkena nasionalisasi. Tanah tersebut sering menimbulkan sengketa dikarenakan bukti penguasaan atas tanah berupa grondkaart yang tidak diatur dalam Undang- Undang No. 5 Tahun 1960 (Undang-Undang Pokok Agraria) dan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Tujuan penelitian ini : (1) menganalisis kedudukan grondkaart sebagai bukti penguasaan tanah perkeretaapian dalam sistem Perundang-undangan di Indonesia, (2) mengetahui kesesuaian penerapan grondkaart sebagai bukti penguasaan tanah perkeretaapian dengan ketentuan Perundang-undangan di Indonesia.Menggunakan penelitian yuridis normatif dengan meneliti sejarah dan sinkronisasi Perundang-undangan pertanahan. Grondkaart dan sertifikat merupakan ketetapan (beschiking) yang kedudukannya tidak sama dalam beban pembuktian, grondkaart tetap dapat dijadikan alat bukti. Penerapan grondkaart dalam ketentuan Perundang-undangan sebagai alat bukti tertulis. Penggunaan grondkaart pada kasus dengan Putusan Peninjauan Kembali NO : 125 PK/Pdt/2014 sudah sesuai dan cukup pantas jika hakim memenangkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

    Penataan Fasilitas Wisata Waduk Selorejo

    Full text link
    Wisata Waduk Selorejo merupakan salah satu kawasan yang sangat berpotensi keindahaan alamnya. Namun pada Kenyataanya, pengunjung yang datang berwisata di kawasan ini mengalami penurunan yang cukup drastis. Fenomena ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yaitu penataan elemen fisik kawasan wisata Waduk Selorejo dinilai negatif oleh masyarakat (Aisyah, 2015). Tujuan dari penataan ini untuk menata fasilitas wisata sehingga menjadi kawasan yang menarik, aman, dan nyaman. Metode yang digunakan dalam menganalisis objek studi menggunakan metode analisis deskriptif dengan memaparkan kondisi eksisting sesuai dengan variabe amatan untuk mendapatkan permasalahan yang ada, kemudian dilanjutkan penataan fasilitas wisata Waduk Selorejo dengan menggunakan metode pragmatis. Hasil penataan fasilitas wisata Waduk Selorejo yang dihasilkan sesuai dengan variabel amatan yaitu penataan organisasi massa dan ruang luar, penataan elemen fisik kawasan, serta mengembangkan pariwisata di Wisata Waduk Selorejo, dengan memenuhi aspek something to see, something to do, dan something to buy

    Isolation and map location of a new acetate-requiring mutant, ace-9, of Neurospora crassa

    Get PDF
    A new acetate-requiring mutant strain of Neurospora crassa (ace-9), has been isolated from the double mutant strain cot-1;inl a, by inositol-less death (Lester and Gross 1959. Science 129:572) in Vogel\u27s medium supplemented with 0.3% sodium acetate and 2% sucrose. The mutant grows well on complex medium and on Vogel\u27s medium supplemented with casamino acids, acetate, or acetate plus ethanol. Like ace-2, ace-3 and ace-4 (Okumura and Kuwana 1979. Japan J. Genet. 54:235-244), it shows very weak activity of pyruvate dehydrogenase compelx, but has normal activities of pyruvate carboxylase, pyruvate kinase and glucose-6-phosphate dehydrogenase

    Daya Mengembang dan Mengerut Montmorillonit I: Pengaruh Intensitas Curah-Embun terhadap Pengolahan Tanah Vertisol di Kecamatan Tepus dan Playen, Pegunungan Seribu Wonosari - Riset Laboratorium

    Full text link
    Kajian laboratorium mineral Monmorillonit dari Vertisol Gunung kidul dilaksanakan agar meminimalkan pengaruh faktor lingkungan. Tujuan penelitian, untuk mengetahui tanggapan sifat Vertisol, terhadap kehadiran lengas. Bongkah Vertisol (utuh ukuran 30 cm) berasal dari dua tempat di Kab. Gunung kidul, yaitu: contoh Ka dari Karang asem (Kec. Tepus) dan contoh Gd dari Gading (Kec. Playen). Kedua bongkah tanah mempunyai sifat kembang kerut kuat, bernilai COLE (koefisien muai panjang) > 0,06. Bongkah Vertisol disemprot aquadest dengan 2 takaran (disemprot 24 jam se- lama 33 hari dan disemprot 12 jam malam hari saja selama 20 hari) untuk menirukan lengas curah hujan awal musim hujan maupun curah embun pada malam hari. Pengayakan dilakukan setiap 4 hari sekali dengan ukuran: 6,4 cm. Hasil penelitian: (1) Tanah Karang Asem mempunyai kadar lempung dan kadar bahan or- ganik lebih tinggi dari tanah Gading, sehingga bernilai BV rendah. (2) Nilai kadar lempung, bahan organik dan nisbah C/N yang tinggi pada tanah Karang asem meningkatkan jumlah pori mikro tanah serta porositas total tanah. (3) Nilai COLE dan kadar lempung bongkah tanah Karang Asem (dari terumbu koral) lebih tinggi dari bongkah tanah Gading (dari napal), sehingga mempunyai daya kembang kerut tinggi yang menyebabkan penghalusan bongkah tanah Karang asem lebih intensif. (4) Curah embun berselang lebih berperan dari pada curah hujan yang berturut-turut terhadap penghalusan bongkah tanah terutama pada tanah Karang Asem, yang mempunyai nilai COLE tinggi

    Hypocenter Distribution of Low Frequency Event at Papandayan Volcano

    Full text link
    Papandayan volcano is a stratovolcano with irregular cone-shaped has eight craters around the peak. The most active crater in Papandayan is a Mas crater. Distribution of relocated event calculated using Geiger Adaptive Damping Algorithm (GAD) shows that the epicenter of the event centered below Mas crater with maximum rms 0.114. While depth of the hypocenter range between 0-2 km and 5-6 km due to activity of steam and gas

    Aesthetic Evaluation of Restaurants Facade Through Public Preferences and Computational Aesthetic Approach

    Full text link
    The visual quality of urban space represents the character of the city. Urban space should be able to deliver satisfying aesthetic and sensory experience. The visual quality of urban space formed by the visual signs representing an urban image and influencing the spatial behavior of every individual. A good urban space will encourage the emergence of good perception and meaning, prompting the community to produce a good reaction on its urban spaces. The involvement of public participation in the evaluation and assessment of the visual aesthetics of the urban image is needed to establish a good urban space. This paper investigates the rapid growth of restaurant in the commercial area corridor adjacent to the education campus area in Malang City. Both the location factor and consumers of college students has stimulated the growth of the variety building facade appearances and led to the dominance of contemporary architectural styles. In furtherance of bringing the visual quality of a good urban image, the study on aesthetic aspects is conducted to control the quality visual appearance of the building facade. This study combines the method of public preferences through the Semantic Differential Scales with the computational aesthetic methods through the applications of Interfaces Aesthetic Measurement (IAM) with 13 variables of aesthetic. The results of this study stated that the aesthetic value assessment of building facade restaurants in study area showed a positive value. Furthermore, the comparison of assessment values between the methods of public preferences with the computational aesthetics indicates similarities

    Homogeneity Test on Collimators for Boron-Neutron Capture Therapy based on SNI 8506:2018

    Get PDF
    A serial homogeneity test based on Indonesian Standard SNI 8506:2018 were undertaken to investigate 12 manufactured collimators by using double wall single image radiography (DWSI) technique with an x-ray machine ranging from 120 to 150 kV. The standard stated that the film density should be measured on seven different points, and the result obtained must not exceed ± 0.05 from the average density. This paper outlines a testing work for the collimators, calculating the density on six different points in the film. Six different points were selected due to technical constrains of the collimator manufacturing and radiography capabilities of the selected laboratory. The results of film the density for the 12 collimators are: (1) 2.59; (2) 2.57; (3) 2.14; (4) 1.88; (5) 2.10; (6) 1.96; (7) 2.33; (8) 2.28; (9) 2.06; (10) 2.18; (11) 2.24; and (12) 2.33. The result shows that collimator-2 has the most homogenous density. This study concludes that established parameters and process are needed to manufacture the collimator for BNCT in achieving proper performance testing based on the standard
    • …
    corecore