7 research outputs found

    CELSS Transportation Analysis

    Get PDF
    Regenerative life support systems based on the use of biological material was considered for inclusion in manned spacecraft. Biological life support systems are developed in the controlled ecological life support system (CELSS) program. Because of the progress achieved in the CELSS program, it is determined which space missions may profit from use of the developing technology. Potential transportation cost savings by using CELSS technology for selected future manned space missions was evaluated. Six representative missions were selected which ranged from a low Earth orbit mission to those associated with asteroids and a Mars sortie. The crew sizes considered varied from four persons to five thousand. Other study parameters included mission duration and life support closure percentages, with the latter ranging from complete resupply of consumable life support materials to 97% closure of the life support system. The analytical study approach and the missions and systems considered, together with the benefits derived from CELSS when applicable are described

    Pengaruh Umur Pohon Terhadap Sifat Dasar Dan Kualitas Pengeringan Kayu Waru Gunung (Hibiscus Macrophyllus Roxb.)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sifat kayu waru gunung sebagai indikatorkualitas kayu didasarkan pada umur dan arah aksial serta pengaruhnya terhadap kualitaspengeringannya. Sifat dasar kayu yang diamati yaitu panjang serat, berat jenis (BJ), dan penyusutankayu. Bahan kayu untuk penelitian diambil dari 3 umur, yaitu 8, 12, dan 16 tahun. Contoh uji ditentukanpada arah aksial batang, yakni pangkal, tengah dan bagian ujung. Untuk sifat dasar kayu, dari setiapbagian aksial dibuat contoh uji pada arah radial dari dekat empulur, tengah, dan dekat ke kulit. Ukurandan prosedur untuk uji panjang serat mengacu pada prosedur di Pusat Litbang Keteknikan Kehutanandan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor, BJ dan penyusutan dengan standar ASTM D143-94 yangdimodifikasi, sedangkan pengujian sifat dan kualitas pengeringan mengacu pada metode Terazawayang dimodifikasi.Hasil penelitian menunjukkan panjang serat dan BJ waru gunung dipengaruhi oleh umur padakedua arah aksial maupun radial. Berdasarkan sifat dasar dan kualitas pengeringan dari ketiga umurkayu menunjukkan hanya kayu umur16 tahun bisa memenuhi persyaratan untuk bahan mebel

    Analisis Karakteristik Fungsi Zeolit Alam Aktif sebagai Katalis Setelah Diimpregnasi Logam Nikel

    Full text link
    Catalytic cracking adalah proses konversi dengan memotong rantai karbon molekul minyak menjadi hidrokarbon sederhana. Proses pemutusan rantai hidrokarbon bisa dilakukan dengan cara kimia menggunakan katalis dan gas hidrogen. Jenis katalis yang biasa digunakan dalam industri kimia adalah logam seperti Nikel (Ni), seng (Zn), dan kadmium (Cd). Logam tersebut dapat digunakan sebagai katalis secara langsung, tetapi pada saat proses catalytic cracking akan menyebabkan penggumpalan katalis, sehingga tidak bisa digunakan secara berulang. Oleh karena itu, katalis logam harus diimpregnasi ke dalam bahan pengemban seperti zeolit. Penelitian ini bertujuan mempelajari proses preparasi dan karakterisasi katalis zeolit alam aktif impregnasi logam nikel (ZAA/Ni) yang terdiri atas karakteristikluas permukaan, XRD, dan FTIR serta morfologi untuk mendapatkan katalis yang terbaik. Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit dari Bayah Banten yang sudah diaktifasi. Fungsi katalis sebagai pemutus rantai karbon dapat ditingkatkan dengan adanya pengemban, yaitu logam nikel. Pengembang berperan sebagai tempat tersebarnya inti aktif yang dapat meningkatkan efektifitas katalis, sehingga katalis dapat dipergunakan secara berulang. Hasil penelitian menunjukkan ZAA/Ni, rasio Si/Al yang tertinggi adalah 6,66 yang termasuk katalis intermediate dengan rasio Si/Al = 2 – 10. Luas permukaan katalis terluas adalah pada ZAA/Ni 3 % sebesar 974,44 m2/g, nilai kristalinitas terbesar adalah 70,09%. Zeolit asal Bayah Banten yang sudah diimpregnasi logam nikel dapat digunakan sebagai katalis untuk meningkatkan kualitas (upgrading) bio oil menjadi bahan bakar dengan konsentrasi ZAA/Ni 3%

    Karakteristik Arang Aktif Tandan Kosong Kelapa Sawit yang Dimpregnasi Logam Nikel sebagai Katalis

    Full text link
    Arang aktif yang berasal dari biomassa dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, karena memiliki porositas yang tinggi. Salah satu pemanfaatan arang aktif adalah sebagai bahan baku katalis. Arang aktif dalam penelitian ini berasal dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS ). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik arang aktif yang dimpregnasi logam Nikel (Ni) sebagai bahan baku katalis dalam proses upgrading bio oil. Aktivasi arang TKKS menggunakan larutan asam fosfat (H3PO4) dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20% yang direndam selama 24 jam, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 750°C dan steam uap selama 60 menit. Aktivasi terbaik dari arang aktif menggunakan asam fosfat 10%, selanjutnya diimpregnasi logam nikel dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%. Hasil karakteristik arang aktif impregnasi logam nikel adalah daya serap iodin554-756 mg/g, daya serap metilen biru 38-90 mg/g dan luas permukaan 96-218 m2/g dengan diameter pori 8,48-16,21 µ

    Voltammetric analysis of hydroquinone in skin whitening cosmetic using ferrocene modified carbon paste electrode

    Get PDF
    Hydroquinone is the most effective whitening agent in skin whitening cosmetics. It has the ability to whiten the skin in a relatively shorter time compared to other whitening agents. However, based on the regulations of the Indonesian Food and Drug Administration (BPOM) and the United States Food and Drug Administration (FDA), the use of hydroquinone in whitening cosmetics is prohibited and is given zero tolerance. Therefore, it is the aim of this study to develop an alternative method to analyze the presence of hydroquinone in cosmetics that is easier, inexpensive, selective, and accurate. The result showed that the best composition of the electrode membrane which gave the best outcome was carbon: paraffin: ferrocene with each ratio of 6 : 3: 1. The validity of the hydroquinone analysis method that uses carbon/ferrocene paste as the electrode shows good results with the working range of 0.20-10 µM, the sensitivity of 10.436 µA/µM, and detection limit of 0.06 µM. It is also selective in the analysis of a mixture of hydroquinone and arbutin. These electrodes have excellent accuracy in recovering hydroquinone analysis in cosmetic samples with an average recovery value of 99%. This electrode can also be used for arbutin analysis in cosmetics with an accuracy of 99%. This method is suitable to be used in skin whitening analysis, both hydroquinone and arbutin
    corecore