92 research outputs found

    RISIKO KEK IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS KOKAP I KABUPATEN KULON PROGO

    Get PDF
    Latar Belakang : Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kesakitan yang lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Tujuan : Menganalisis faktor risiko status gizi ibu terhadap kejadian BBLR di Puskesmas Kokap I Kabupaten Kulon Progo. Metode Penelitian : Penelitian observasional dengan desain case control, dengan kelompok kasus 24 bayi BBLR dibandingkan dengan kelompok kontrol 48 bayi lahir normal (tidak BBLR). Analisa data menggunakan uji statistik Odds Rasio dan uji Kai Kuadrat. Hasil : Hasil dari uij statistik dengan Kai Kuadrat didapatkan nilai ρ sebesar 0,001 (<0,05), yang artinya bahwa ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan berat badan lahir. Berdasarkan analisis odds ratio (OR) dengan tingkat kepercayaan 95% , didapat nilai OR 5,898 (CI 95%; 2,007 – 17,333) artinya ibu yang berstatus gizi KEK saat hamil mempunyai risiko 5,9 kali lebih besar melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang saat hamil tidak KEK. Kesimpulan : Ada hubungan antara status gizi ibu saat hamil dengan kejadian berat badan lahir dan ibu yang berstatus gizi KEK saat hamil mempunyai risiko 5,9 kali kali besar melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang saat hamil tiak KEK. Kata kunci : status gizi, KEK, ibu hamil, bayi, BBL

    PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MEDIA POSTER TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG AKTIFITAS FISIK DAN MAKANAN FAST FOOD PADA REMAJA GEMUK SMP DI YOGYAKARTA

    Get PDF
    Background: Low physical activity is one of over nutritional or obesity risks. Apart form that, choosing of food in teenagers usually do not cansider the nutrition, but only think the taste. Knowledge has an important rolein forming someone’s habit. One of the ways to improve knowledge is by health education such as counselling. Media used in the research were poster and flipchart. Research Purpose: to know the effect counselling using poster media on knowledge about physical activity and fast food in overweight teenagers at Junior High School 1 and 6 Yogyakarta. Research Method: The research was quasi-experiment with pretest and posttest with control grup design. It was conducted in April 2018. Research populations of the research were students grade VII at SMPN 1 dan 6 Yogyakarta with overweight status. The sampel were 51 students. The data were analyzed used independent sampel t-test. Reseach Result: The average score of physical activy before being given poster media was 4,96 (1,822) while the score after was 8,12 (1,336) and the average score of fast food knowledge before being giving poster media was 4,92 (1,598) while the score after was 7.19 (1.386). The research results showed that there was an effect of poster media on knowledge of physical activity (p = 0,006) and knowledge of fast food (p = 0,002). Conclusion: The counselling with poster media more effective improvement student’s knowledge of physical activity and fast food . Keywords: Poster, Flipchart, knowledge, physical activity, Fast foo

    BERAT BADAN DAN PANJANG BADAN LAHIR RENDAH SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA STUNTED PADA BALITA USIA 12-24 BULAN DI PUSKESMAS NGEMPLAK II

    Get PDF
    Latar Belakang: Tahun 2015, prevalensi panjang badan lahir rendah di wilayah puskesmas Ngemplak II yaitu sebesar 28%. Stunted dapat meningkatkan risiko terjadinya kesakitan, kematian, gangguan perkembangan motorik dan penurunan produktivitas dimasa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berat badan dan panjang badan lahir rendah sebagai faktor risiko terjadinya stunted pada balita usia 12 - 24 bulan. Metode: Penelitian observasional dengan rancangan case control dengan jumlah sampel 59 kasus (stunted) dan 59 kontrol (normal). Kriteria stuntedditentukan berdasarkan skor z indeks TB/U <-2 SD menurut WHO child growth standard. Data panjang badan lahir, berat badan lahir, panjang badan sekarang, jenis kelamin dan umur balita diperoleh melalui penelusuran dokumen yaitu data pemantauan status gizi tahunan dari Puskesmas Ngemplak II. Analisis data dengan uji Chi Square dan perhitungan Odd Ratio (OR). Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan hubungan bermakna antara berat badan dan panjang lahir rendah dengan kejadian stunted pada balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak II. Hasil analisis diperoleh nilai panjang badan lahir dengan kejadian stunted (OR=5,658;p=0,000) dan berat badan lahir dengan kejadian stunted (OR=4,491;p=0,000). Kesimpulan: Panjang badan dan Berat badan lahir rendah merupakan faktor risiko terjadinya stunted pada balita 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak II. Kata Kunci: Stunted; faktor risiko; balita usia 12-24 bulan; panjang badan lahir

    ASI EKSKLUSIF, PANJANG BADAN LAHIR, BERAT BADAN LAHIR RENDAH SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS LENDAH II KULON PROGO

    Get PDF
    Latar belakang: Stunting adalah masalah kurang gizi kronis dalam waktu cukup lama yang disebabkan karena pemberian makanan yang tidak kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai dari janin yang masih dalam kandungan dan baru terlihat atau terdeteksi saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini dapat meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah mengalami sakit serta memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Di kabupaten Kulon Progo target kejadian stunting sebesar < 20%,di Kecamatan Lendah II angka stunting sebesar 25,7%yang berarti stunting lebih tinggi dan tidak sesuai dengan target Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan masalah yanga ada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ASI Eksklusif, panjang badan lahir dan berat badan lahir rendah sebagai faktor risiko terjadinya Stunting pada anakusia 6-24 bulan di Puskesmas Lendah II Kulon Progo Metode : penelitian observasional dengan rancangan case control, yaitu suatu penelitian analitik terkait bagaimana faktorrisiko menelusuri kejadian sebelumnya menggunakan pendekatan retrospektif yang manafaktor efek adalah anak yang saat ini teridentifikasi stunting kemudian ditelusuri faktor risikonya yaitu ASI Eksklusif, panjang badan lahir, dan berat badan lahir rendah. Perhitungan sampel dapatkan jumlah sampel 82 orang, dengan perbandingan 1:1 antara kelompok kasus dan kelompok kontrol, sehingga total responden adalah 164 orang, teridiri dari 82 kelompok kasus dan 82 kelompok kontrol. Hasil :analisis bivariat menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan adalah panjang badan lahir p=0,000 OR=3169, ASI Eksklusif p=0,000 OR=0,214, sedangkan berat badan lahir rendah p=0,222 OR=0,544. Kesimpulan: yang menjadi faktor risiko terjadinya stunting adalah Panjang badan lahir, ASI eksklusif dan berat badan lahir rendah bukan sebagai faktor risiko terjadinya stunting Kata kunci: ASI Eksklusif, Panjang Badan Lahir, Berat Badan Lahir Rendah, Stuntin

    PENGARUH PENGGUNAAN KARTU UNO SEBAGAI MEDIA PERMAINAN TENTANG BUAH DAN SAYUR PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN BROSOT DAN SDN PREMBULAN GALUR KULONPROGO

    Get PDF
    Latar Belakang : Sosialisasi tentang buah dan sayur pada anak sekolah dasar belum optimal. Sosialisasi tentang buah dan sayur bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan adalah memberikan pendidikan gizi melalui media. Tujuan penelitian : Mengetahui pengaruh penggunaan media permainan kartu UNO terhadap pengetahuan tentang buah dan sayur pada anak sekolah dasar. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah eksperimental dengan desain penelitian dua grup dengan pra pengujian dan pasca pengujian. Variabel bebas pada penelitian ini adalah media kartu UNO dan media leaflet, sedangkan variabel terikat adalah pengetahuan tentang buah dan sayur. Uji hipotesis menggunakan uji t-test berpasangan dan uji t-test independen. Hasil Penelitian : Ada kenaikan sebesar 31,00 pada pengetahuan buah dan sayur anak sekolah dasar pada media kartu UNO. Kenaikan tersebut bermakna secara statistik. Pada saat pre-test ada 7 anak (23,3%) memiliki pengetahuan baik sedangkan saat post-test ada 30 anak (100%) memiliki pengetahuan baik, sehingga ada kenaikan pengetahuan buah dan sayur sebesar 76,7%. Sedangkan pada media leaflet, ada kenaikan sebesar 27,67 pada pengetahuan buah dan sayur anak sekolah dasar. Kenaikan tersebut bermakna secara statistik. Pada saat pre-test ada 8 anak (26,7%) memiliki pengetahuan baik sedangkan saat post-test ada 30 anak (100%) memiliki pengetahuan baik, sehingga ada kenaikan pengetahuan buah dan sayur sebesar 73,3%. Namun, kenaikan selisih pre-test dan post-test sebesar 3,333 pada media kartu UNO dan media leaflet tidak ada beda bermakna terhadap pengetahuan buah dan sayur anak sekolah dasar. Kesimpulan : Tidak ada beda bermakna pada penggunaan media kartu UNO dan media leaflet terhadap pengetahuan buah dan sayur anak sekolah dasar. Kata kunci : kartu UNO, pengetahuan, buah dan sayur

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

    Get PDF
    Mengkonsumsi sayur dan buah merupakan salah satu syarat dalam memenuhi menu gizi seimbang, sayur dan buah merupakan makanan penting yang harus selalu dikonsumsi setiap kali makan. Tidak hanya bagi orang dewasa, mengkonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk dikonsumsi sejak usia anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah dasar Negeri Godean 1 Kabupaten Sleman. Penelitian ini di Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain penelitian cross sectional. Analisis data yang digunakam menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan konsumsi sayuran pada anak (p = 0,031). Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan konsumsi buah pada anak (p = 1), sikap dengan konsumsi sayuran pada anak (p = 0,529), sikap dengan konsumsi buah pada anak (p = 0,538) dan antara pengetahuan dengan sikap pada konsumsi buah pada anak (p = 0,637). Kata Kunci : Konsumsi sayur, konsumsi buah, anak sekola

    KAJIAN ASUPAN ZAT BESI, VITAMIN C DAN STATUS ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN BANTUL

    Get PDF
    Latar Belakang : Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau kadar hemoglobin yang rendah sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Di Kabupaten Bantul tahun 2017 presentase anemia ibu hamil sebesar 16,32% masih melampui Renstra Kabupaten Bantul yaitu ≤ 15%. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status anemia ibu hamil berdasarkan asupan zat besi dan vitamin C di Kabupaten Bantul. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul (Desa Patalan, Argodadi, Bangunjiwo, Triharjo, dan Trimurti) pada bulan Desember 2018 - Maret 2019. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik systematic random sampling, jumlah sampel sebanyak 99 ibu hamil. Data yang dikumpulkan adalah data kadar Hb, data asupan zat besi dan vitamin C yang diperoleh dengan menggunakan metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) Semi Kuantitatif. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 78,8% ibu hamil memiliki asupan zat besi cukup dan 75,8% ibu hamil memiliki asupan vitamin C cukup. Sebesar 32,3% ibu hamil di Kabupaten Bantul masih mengalami anemia. Ibu hamil mengalami anemia karena asupan zat besi dan vitamin C masih kurang untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuhnya. Kesimpulan : Asupan zat besi dan vitamin C sangat berpengaruh terhadap status anemia pada ibu hamil. Kata kunci : Asupan Zat Besi, Asupan Vitamin C, Status Anemia, Ibu Hami

    PENGARUH PENERAPAN SOP PENGUKURAN TINGGI BADAN TERHADAP KETRAMPILAN KADER DALAM PENGUKURAN TINGGI BADAN BALITA DI DESA DONOMULYO

    Get PDF
    Pendahuluan: Pemantauan panjang/tinggi badan balita oleh kader posyadu sudah selayaknya juga dilakukan secara rutin seperti halnya pengukuran berat badan, sehingga kejadian stunting ataupun terjadinya penyakit tertentu dapat diketahui secara dini dapat diberikan saran dan tindak lanjut. Kegiatan antropometri pada balita sangat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang khusus. Keterampilan dan pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar/pelatihan. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui pengaruh Penerapan SOP Pengukuran Tinggi Badan terhadap Ketrampilan Kader dalam pengukuran Tinggi Badan Balita Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan eksperimental semu dan desain / rancangan penelitian pre posttest with control group design. Hasil penelitian:selisih nilai daftar tilik sebelum dilakukan perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebesar 5.1, pada akhir penelitian selisih menjadi 40,3. Dari uji beda rata rata p- value 0.00. ada perbedaan yang signifikan dari awal dan akhir penelitian. Sedangkan rata rata nilai presisi akhir pada kelompok perlakuan sebesar 0.19. dan pada kelompok control -1.97. Terdapat selisih sebesar -2.16. Hal ini menunjukkan pengaruh yang signifikan perlakuan penerapan SOP pengukuran tinggi badan. Nilai akurasi awal pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum dilakukan penerapan SOP tidak ada beda yang signifikan. Selisih rata rata nilai presisi awal adalah 1.42 dengan p value 0.115. Sedangkan rata rata nilai akurasi akhir pada kelompok perlakuan sebesar 00.38 dan pada kelompok control -1.4. Terdapat selisih sebesar -1.4. Hal ini menunjukkan pengaruh yang signifikan perlakuan penerapan SOP pengukuran tinggi badan dengan p value sebesar 0.000. Kesimpulan: Ada pengaruh penerapan SOP Pengukuran Tinggi Badan terhadap ketrampilan kader dalam pengukuran tinggi badan balita di Desa Donomulyo Kata kunci : Presisi, Akurasi, Ketrampilan, Tinggi Badan, Kade

    Stunting was not associated with overweight among children aged 24-59 months

    Get PDF
    ABSTRACTBackground: Stunting was associated with cognitive development, morbidity and productivity in later life. Several studies and analysis also showed that stunting was related to overweight. In Indonesia, prevalence of stunted-overweight in children was 7.4% in 2007, then increased to 7.6% in 2010.Objective: To understand the relationship between stunting and overweight among children aged 24-59 months.Methods: Cross-sectional design was used in this study. Study location was Sedayu Subdistrict, Bantul District.   Participants were a total of 185 children selected by probability proportional to size (PPS) sampling technique. Main variables included nutritional status of stunting, overweight, and energy, protein and fat intakes. Analysis used was chi-square test with the level of significance 0.05.Results: The prevalence of stunting was 30.8%, whereas overweight prevalence was 10.3%. Bivariate analysis indicated that there was no significant relationship between stunting and overweight among children aged 24-59 months (OR= 1.3; 95%CI: 0.5-3.6). Energy, protein and fats intakes were not confounding variables, but effect modifier in the association between stunting and overweight.Conclusion: There was no relationship between stunting and overweight in children aged 24-59 months.KEYWORDS: stunting, overweight, childre

    Hubungan Pola Asuh dan Asupan Gizi terhadap Status Gizi Anak Umur 6-24 Bulan dl Kelurahan Mengampang, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru: The Relationship between Childcare and Nutrition Intake and Nutritional Status of In

    Get PDF
    The direct factors affecting a child\u27s nutritional status are nutritional intake and infection. On factor affecting nutritional intake is childcare by mother, includes mother\u27s way to feed, mother\u27s way to take care of, keep mother\u27s and child\u27s hygiene and how to care. This study to find out the relationship between childcare and nutritional intake and and nutritional status of infant aged 6-24 months. This was an observational study with a cross-sectional design. The samples were infant aged 6-24 months, gathered through simple random sampling technique. The data of childcare was gathered through questionnaires and in-depth interview, and then analyzed by giving scores for each item. Data of nutritional intake were obtained through 24-hour recall forms, which then analyzed using computer and FP2 software. Data of nutritional status were decided from weight/age indicators and then analyzed by finding out the score_Z weight/age. Data analysis was done using Spearman rank correlation test through SPSS Version 10. The result showed that food management did not significantly correlate with infant\u27s nutritional intake. Good childcare did not guarantee the good nutritional intake. The nutritional intake had significant relationship with nutritional status. The better the nutritional status, the better the infants\u27 nutritional status. Childcare had significant relationship with nutritional status. The better the childcare and the nutritional status, the better the nutritional status of the child. It was concluded that the good food management was not guarantee infants\u27 nutritional intake. However, the better the nutritional intake, the better nutritional status and the better the childcare practiced by mothers and the better infants\u27 nutritional status. Keywords: childcare ânutritional intake ânutritional statu
    corecore