68 research outputs found
HUBUNGAN EXECUTIVE FUNCTION, MEMORY-LEARNING, PERSONAL VALUE, DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN BURNOUT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Executive Function,Memory-Learning, Personal Value, dan Psychological Well-Being dengan Burnout. Hipotesa
yang diajukan (a) Ada hubungan negatif antara Executive function dengan Burnout, (b) Ada hubungan negatif antara Memory-Learning dengan Burnout, (c) Ada hubungan negatif antara Pesonal Value dengan Burnout, dan (d) Ada hubungan negatif antara Psychological WellBeing dengan Burnout.Alat
ukur yang digunakan adalah Test Executive Function (Ruff’s
Five point test dan Trail Making Test), Test Memory-Learning (RAVLT/Rey Auditory Verbal Learning Test), Skala Personal Value, Skala Psychological Well-Being, dan Skala Masclah
Burnout Inventory (MBI). Pengambilan data dilakukan bulan Desember 2019 sampai dengan Januari 2020, namun karena adanya kendala pandemi Covid-19 diperoleh 7 partisipan. Dari hasil analisis korelasi Spearman’s rho dapat dilaporkan sebagai berikut (1) Hasil korelasi antara Executive Function dengan Burnout, rho = 0,631 (p > 0,5), menunjukkan bahwa hipotesis ditolak; (2) Korelasi antara Learning Over Trials (LOT), Short Term Percent Retention (STPR), dan Long Term Percent Retention (LTPR) yang merupakan aspek dari Memory-Learning dengan Burnout secara berurutan diperoleh hasil sebagai berikut rho = -0,227 (p > 0,05), rho = -0,180 (p > 0,05), dan rho = 0,300 (p > 0,05), hal ini menunjukan hipotesis ditolak; (3) Korelasi antara sepuluh dimensi Personal Value yaitu kekuatan, pencapaian, hidonisme, stimulasi, arah diri, universalisme, tradisi, konformitas, dan keamanan dengan Burnout secara berurutan diperoleh hasil sebagai berikut rho = -0,022 (p > 0,05), rho = 0,352 (p > 0,05), rho = 0,486 (p> 0,05), rho = -0,189 (p > 0,05), rho = 0,492 (p > 0,05), rho = 0,479 (p > 0,05), rho = 0,239 (p
> 0,05), rho = -0,094 (p > 0,05), rho = 0,449 (p > 0,05), dan 0,211 (p > 0,05), hal ini menunjukkan hipotesis ditolak; dan (4) Korelasi antara Psychological Well-Being dengan Burnout diperoleh rho = 0,324 (p > 0,05) menunjukkan hipotesis ditolak
Merasa Malu, Suami Mantan Narapidana
Istri merasa belum mampu sepenuhnya untuk menerima suami yang sudah selama dua tahun masuk penjara karena berbuat kesalahan. Rasa malu tersebut bila bertemu dengan teman sekerja, orang lingkungan/paroki, dan kolega lainnya. Namun pada dasarnya, istri masih mencintai
Gambaran Pelaksanaan Layanan Konseling Online di Perguruan Tinggi
Sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi, perguruan tinggi pada umumnya memiliki unit
bimbingan dan konseling yang membuat berbagai program untuk membantu mahasiswa
menyelesaikan masalah akademik dan non akademik. Salah satu program layanan konseling yang
dijalankan di masa pandemi ini adalah layanan konseling online. Mahasiswa tidak perlu datang ke
kampus, lepas dari sosial stigma, tidak perlu cemas dan gugup menghadapi seorang
psikolog/konselor. Mahasiswa yang memiliki jadual kuliah yang padat atau malu bertemu
psikolog/konselor dapat memakai layanan konseling online. Walaupun layanan konseling online
berpotensi untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah mahasiswa namun perlu penelitian
untuk mendukung evaluasi dan pembuatan strategi regulasi layanan konseling online di perguruan
tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi layanan konseling online di perguruan tinggi
dari sudut pandang mahasiswa sebagai pengguna layanan konseling online. Delapan orang
mahasiswa dari empat universitas negeri dan swasta di kota yang pernah mendapat layanan
konseling online di kampusnya terlibat sebagai partisipan dalam penelitian ini. Dengan metode
kualitatif fenomenologi dilakukan wawancara mendalam untuk mengetahui persepsi partisipan
tentang bentuk, proses dan efektivitas konseling online yang pernah diikutinya. Data akan dianalisa
secara kualitatif untuk mengetahui fenomena layanan konseling online untuk mahasiswa di
perguruan tinggi. Ditemukan pada umumnya layanan konseling online yang diberikan pada bentuk
text-chat. Persiapan sarana Smartphone, headset, mic, webcam, kuota, wifi dilakukan. Sebagian
konselor ramah, suasana konseling kondusif, mahasiswa merasa dipahami masalah dan
perasaannya, konselor mampu membantu mahasiswa mencapai insight. Konseling berjalan efektif.
Dengan indikator tersedia sarana dan prasarana, target dan strategi jelas untukmencapai target jelas,
analisa masalah jelas, perencanaan matang, dan insight tercapai. Sedangkan sebagian yang lain
kebalikannya
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MENGIKUTI KEGIATAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA SMP DI SEMARANG
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi
siswa SMP mengikuti kegiatan Bimbingan Belajar (Bimbel) secara analisis deskriptif.
Subjek penelitian terdiri dari 48 siswa yang mengikuti Bimbel Primagama Semarang.
Metode pengumpulan data dengan menggunakan skala berdasarkan teknik semantic
differential untuk pernyataan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Hasil penelitian
menunjukkan 89.12% siswa mengikuti Bimbel dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan
dan dari lima karakteristik motivasi intrinsik yang berperan berdasarkan urutan adalah
sikap mengikuti Bimbel (23.23%), nilai mengikuti Bimbel (21.64%), tujuan mengikuti
Bimbel (20,39%), kebutuhan mengikuti bimbel (18.89%) dan minat mengikuti Bimbel
(15.85%). Dari tiga karakteristik motivasi ekstrinsik yang berperan adalah keluarga
(45.80%), orang lain (32.82%) dan teman(21.37%). Tidak ada perbedaan motivasi
intrinsik maupun ekstrinsik mengikuti Bimbel berdasar jenis kelami
Metode Tracing Handwriting Without Tears Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Nama Panggilan Pada Siswa Tk B
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan keterampilan menulis nama panggilan sebelum dan sesudah diberi perlakukan Tracing Handwriting Without Tears (HWT) pada subjek penelitian yang bersekolah di TK B Islam Bunga Teratai Semarang. Hipotesis penelitian ini ada peningkatan keterampilan menulis nama panggilan setelah dilakukan intervensi dengan metode Tracing HWT pada subjek penelitian yang bersekolah di TK B Islam Bunga Teratai Semarang. Subjek penelitian sejumlah 4 siswa dengan rentang usia 5 6 tahun yang belum bisa menulis nama panggilannya dengan urutan, bentuk, dan bunyi huruf yang tepat. Penelitian dilakukan selama 13 kali pertemuan yang terbagi dalam tiga sesi: baseline pertama selama 3 kali pertemuan, intervensi Tracing HWT 7 kali pertemuan, dan baseline kedua selama 3 kali pertemuan. Analisa data menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisa kuantitatif yang menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan peningkatan keterampilan menulis nama panggilan yang signifikan dengan rentang p= 0.007 (p<0.05). Analisa kualitatif menunjukkan huruf bertekstur yang diraba dengan tangan menimbulkan rasa senang dan menjadi penguat pada peningkatan keterampilan. Kesimpulan penelitian yaitu terjadi peningkatan keterampilan menulis nama panggilan setelah menggunakan metode Tracing HWT
- …