7 research outputs found

    Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

    Get PDF
    Trim merupakan salah satu kondisi pada kapal dimana terdapat perbedaan draft pada bagian haluan dan buritan. Kapal bergerak dengan kecepatan dinasnya (Vs) pada kondisi normal continuous rating.Pada tahap pendesainan kapal tahanan total kapal (Rt) didapatkan pada kondisi kapal even keel. Namun pada pengoperasianya kapal jarang berada pada kondisi even keel tapi berada pada kondisi trim, baik trim by stern ataupun trim by bow. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan tahanan total yang minimum dengan variasi trim yang dibuat pada kondisi displasemen 100%, 95%, 90%, 75% dan 55%. Dan juga berapa konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan. Untuk dapat melakukan penelitian ini diperlukan pembuatan trim diagram untuk mengetahui variasi trim yang menghasilkan displasemen yang sama. Dan juga dibutuhkan software MAXSURF 11.12 untuk menganalisa tahanan dari variasi trim yang dibuat. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variasi trim yang menghasilkan tahanan total paling minimal adalah trim by stern, namun terdapat satu kondisi dimana tahan total yang paling minimum adalah trim by bow yaitu pada saat kondisi 100% displasemen. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut area transom pada kapal ketika trim by stern banyak tercelup di dalam air, sedangkan ketika trim by bow hanya sedikit area transom yang tercelup di dalam air. Sehingga menyebabkan tambahan tahanan total pada saat trim by stern. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan berbanding lurus dengan besarnya daya yang dibutuhkan

    Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

    Get PDF
    Trim merupakan salah satu kondisi pada kapal dimana terdapat perbedaan draft pada bagian haluan dan buritan. Kapal bergerak dengan kecepatan dinasnya (Vs) pada kondisi normal continuous rating.Pada tahap pendesainan kapal tahanan total kapal (Rt) didapatkan pada kondisi kapal even keel. Namun pada pengoperasianya kapal jarang berada pada kondisi even keel tapi berada pada kondisi trim, baik trim by stern ataupun trim by bow. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan tahanan total yang minimum dengan variasi trim yang dibuat pada kondisi displasemen 100%, 95%, 90%, 75% dan 55%. Dan juga berapa konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan. Untuk dapat melakukan penelitian ini diperlukan pembuatan trim diagram untuk mengetahui variasi trim yang menghasilkan displasemen yang sama. Dan juga dibutuhkan software MAXSURF 11.12 untuk menganalisa tahanan dari variasi trim yang dibuat. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variasi trim yang menghasilkan tahanan total paling minimal adalah trim by stern, namun terdapat satu kondisi dimana tahan total yang paling minimum adalah trim by bow yaitu pada saat kondisi 100% displasemen. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut area transom pada kapal ketika trim by stern banyak tercelup di dalam air, sedangkan ketika trim by bow hanya sedikit area transom yang tercelup di dalam air. Sehingga menyebabkan tambahan tahanan total pada saat trim by stern. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan berbanding lurus dengan besarnya daya yang dibutuhkan.</p

    Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull untuk Aplikasi di Pelabuhan

    Full text link
    Tugboat Adalah Salah Satu Jenis Kapal Yang Berfungsi Untuk Membantu Menarik Kapal Besar Di Area Pelabuhan. Dalam Menjalankan Kerjanya, Tugboat Beroperasi Pada Mode Operasi Yang Berbeda – Beda. Mode Operasi Kerja Tugboat Tersebut Adalah Sebagai Berikut Mode Standby, Mode Cruising, Dan Mode Assisting. Mode Operasi Tugboat Yang Berbeda – Beda Mengakibatkan Konsumsi Bahan Bakar Tidak Optimal. Salah Satu Alternative Untuk Mengatasi Hal Tersebut Adalah Dengan Menggunakan System Tenaga Penggerak Hybrid Atau Hybrid Propulsion System. Hybrid Propulsion System Adalah Konfigurasi Permesinan Dengan Dua Sistem Tenaga Penggerak. Sistem Tenaga Penggerak Hybrid Bekerja Pada Setiap Mode Operasi Dari Tugboat Untuk Mengoptimalkan Kerja Dan Konsumsi Bahan Bakar Penggerak Utama. Hybrid Propulsion System Tersusun Dari 2 Mesin Diesel Dan 2 Motor Listrik. Dengan Menggunakan System Tenaga Penggerak Hybrid Dapat Menghemat Bahan Bakar Hingga 30 % Dari Permesinan Konvensional

    Analisa Pengaruh Trim Terhadap Konsumsi Bahan Bakar

    Full text link
    Trim merupakan salah satu kondisi pada kapal dimana terdapat perbedaan draft pada bagian haluan dan buritan. Kapal bergerak dengan kecepatan dinasnya (Vs) pada kondisi normal continuous rating.Pada tahap pendesainan kapal tahanan total kapal (Rt) didapatkan pada kondisi kapal even keel. Namun pada pengoperasianya kapal jarang berada pada kondisi even keel tapi berada pada kondisi trim, baik trim by stern ataupun trim by bow. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan tahanan total yang minimum dengan variasi trim yang dibuat pada kondisi displasemen 100%, 95%, 90%, 75% dan 55%. Dan juga berapa konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan. Untuk dapat melakukan penelitian ini diperlukan pembuatan trim diagram untuk mengetahui variasi trim yang menghasilkan displasemen yang sama. Dan juga dibutuhkan software MAXSURF 11.12 untuk menganalisa tahanan dari variasi trim yang dibuat. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variasi trim yang menghasilkan tahanan total paling minimal adalah trim by stern, namun terdapat satu kondisi dimana tahan total yang paling minimum adalah trim by bow yaitu pada saat kondisi 100% displasemen. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut area transom pada kapal ketika trim by stern banyak tercelup di dalam air, sedangkan ketika trim by bow hanya sedikit area transom yang tercelup di dalam air. Sehingga menyebabkan tambahan tahanan total pada saat trim by stern. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan berbanding lurus dengan besarnya daya yang dibutuhkan

    Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan

    Get PDF
    Tugboat Adalah Salah Satu Jenis Kapal Yang Berfungsi Untuk Membantu Menarik Kapal Besar Di Area Pelabuhan. Dalam Menjalankan Kerjanya, Tugboat Beroperasi Pada Mode Operasi Yang Berbeda – Beda. Mode Operasi Kerja Tugboat Tersebut Adalah Sebagai Berikut Mode Standby, Mode Cruising, Dan Mode Assisting. Mode Operasi Tugboat Yang Berbeda – Beda Mengakibatkan Konsumsi Bahan Bakar Tidak Optimal. Salah Satu Alternative Untuk Mengatasi Hal Tersebut Adalah Dengan Menggunakan System Tenaga Penggerak Hybrid Atau Hybrid Propulsion System. Hybrid Propulsion System Adalah Konfigurasi Permesinan Dengan Dua Sistem Tenaga Penggerak. Sistem Tenaga Penggerak Hybrid Bekerja Pada Setiap Mode Operasi Dari Tugboat Untuk Mengoptimalkan Kerja Dan Konsumsi Bahan Bakar Penggerak Utama. Hybrid Propulsion System Tersusun Dari 2 Mesin Diesel Dan 2 Motor Listrik. Dengan Menggunakan System Tenaga Penggerak Hybrid Dapat Menghemat Bahan Bakar Hingga 30 % Dari Permesinan Konvensional

    Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan

    No full text
    Tugboat Adalah Salah Satu Jenis Kapal Yang Berfungsi Untuk Membantu Menarik Kapal Besar Di Area Pelabuhan. Dalam Menjalankan Kerjanya, Tugboat Beroperasi Pada Mode Operasi Yang Berbeda – Beda. Mode Operasi Kerja Tugboat Tersebut Adalah Sebagai Berikut Mode Standby, Mode Cruising, Dan Mode Assisting. Mode Operasi Tugboat Yang Berbeda – Beda Mengakibatkan Konsumsi Bahan Bakar Tidak Optimal. Salah Satu Alternative Untuk Mengatasi Hal Tersebut Adalah Dengan Menggunakan System Tenaga Penggerak Hybrid Atau Hybrid Propulsion System. Hybrid Propulsion System Adalah Konfigurasi Permesinan Dengan Dua Sistem Tenaga Penggerak. Sistem Tenaga Penggerak Hybrid Bekerja Pada Setiap Mode Operasi Dari Tugboat Untuk Mengoptimalkan Kerja Dan Konsumsi Bahan Bakar Penggerak Utama. Hybrid Propulsion System Tersusun Dari 2 Mesin Diesel Dan 2 Motor Listrik. Dengan Menggunakan System Tenaga Penggerak Hybrid Dapat Menghemat Bahan Bakar Hingga 30 % Dari Permesinan Konvensional.</p

    Analisa PerfomaMotor Diesel Berbahan Bakar Komposisi Campuran Antara Minyak Tuak Dengan Minyak Diesel

    Full text link
    Solar merupakan salah satu jenis minyak bumi yang berasal dari fosil dan diperkirakan akan habis dalam jangka beberapa tahun kedepan. Selain itu, solar juga melepaskan gas-gas antara lain karbon dioksida(CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara. Untuk mengantisipasi semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan semakin meningkatnya pencemaran udara, dilakukan upaya penelitian terhadap bahan bakar alternatif. Penelitian ini mendiskusikan secara detail tentang perbandingan antara bio solar dengan bahan bakar emulsi 10% minyak tuak melalui proses pengujian peforma motor diesel yang meliputi torsi, daya dan kebutuhan bahan bakar spesifik serta kadar nilai NOx yang terkandung dalam kedua bahan bakar dan disesuaikan dengan standar nilai dari IMO (International Marine Organization) yang tertera dalam MARPOL Annex IV Regulation 13 mengatakan untuk motor diesel dengan putaran diatas 2000 rpm, maka kadar NOx yang diperbolehkan tidak kurang dari 7,7 g/kWh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terhadap peforma motor bahan bakar emulsi 10% minyak tuak lebih baik dibandingkan bio solar sedangkan terhadap pengujian emisi bio solar lebih baik dari pada emulsi 10% minyak tuak dan dari standart IMO kedua bahan bakar ini masih memenuhi toleransi berat Nox
    corecore