4 research outputs found

    Pengaruh Variasi Suhu Air 27ÂșC, 37ÂșC, 47ÂșC Pada Campuran Beton Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton Struktural

    Get PDF
    The purpose of this research was to determine the effect of water temperature on the concrete mixture using water with a temperature of 27ÂșC, 37ÂșC, 47ÂșC in the concrete mixture to value structural concrete compressive strength. This research uses cylindrical specimens with a size of 150 mm diameter and 300 mm in height. The study involved testing compressive strength at the age of 3 days, 7 days, 14 days, and 28 days. Based on the test results, the compressive strength values obtained at 3 days of age with a water temperature of 27ÂșC to 14.132 MPa, 37ÂșC to 19.496 MPa, 47ÂșC to 21.554 MPa. The results of testing at the age of 7 days obtained compressive strength with a water temperature of 27ÂșC to 19.817 MPa, at 37ÂșC to 22.471 MPa, at 47ÂșC to 25.822 MPa. The results of testing at the age of 14 days with a water temperature of 27ÂșC to 27.090 MPa, at 37ÂșC to 28.556 MPa, at 47ÂșC to 28.973 MPa. The results of the test at 28 days the compressive strength of concrete with a water temperature of 27ÂșC to 30.246, 37ÂșC to 31.250 MPa, 47ÂșC to 32.149 MPa. The normal water temperature of 27ÂșC is used as a reference to see the effect on the value of concrete compressive strength. Based on this study, the use of water in concrete mixtures with temperatures of 37ÂșC and 45ÂșC affects the compressive strength of concrete.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh variasi suhu air dengan variasi suhu air 27ÂșC, 37ÂșC, 45ÂșC pada campuran beton terhadap nilai kuat tekan beton struktural. Penelitian ini mengggunakan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pengujian benda uji dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Berdasarkan hasil pengujian benda uji diperoleh nilai kuat tekan pada umur 3 hari dengan suhu air 27ÂșC sebesar 14,132 MPa, 37ÂșC sebesar 19,496 MPa, 47ÂșC sebesar 21,554 MPa. Hasil pengujian pada umur 7 hari diperoleh nilai kuat tekan dengan suhu air 27ÂșC sebesar 19,817 MPa, 37ÂșC sebesar 22,471 MPa, 47ÂșC sebesar 25,822 MPa. Hasil pengujian pada umur 14 hari dengan suhu air 27ÂșC sebesar 27,090 MPa, 37ÂșC sebesar 28,556 MPa, 47ÂșC sebesar 28,973 MPa. Hasil pengujian pada umur 28 hari kuat tekan beton dengan suhu air 27ÂșC sebesar 30,246, 37ÂșC sebesar 31,250 MPa, 32,149 MPa. Suhu air normal 27ÂșC yang digunakan sebagai acuan untuk melihat pengaruh pada nilai kuat tekan beton. Berdasarkan studi ini, penggunaan air pada campuran beton dengan suhu 37ÂșC dan 45ÂșC mempengaruhi nilai kuat tekan beton. Kata kunci: Beton Struktural, Variasi Suhu Air , Kuat Tekan

    Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang Berlubang Lingkaran Dengan Detailling Perkuatan Di Daerah Tarik Dan Daerah Tekan

    No full text
    ABSTRAKKhomari, Mohamad Galuh. 2017. Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang Berlubang Lingkaran Dengan Detailling Perkuatan Di Daerah Tekan Dan Daerah Tarik. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakutas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Nindyawati, S.T.,M.T., (II) Drs. Ir. H. Sudomo, M.MT.Kata Kunci : Kapasitas Lentur, Berlubang Lingkaran, Detailling Perkuatan Di Daerah Tekan Dan Daerah Tarik.Dalam kontruksi bangunan modern, instalasi perpipaan dibutuhkan untuk mengakomodasi kebutuhan air, pembuangan kotoran, instalasi AC, listrik, telepon, dan jaringan computer. Biasanya pipa-pipa tersebut ditempatkan dibawah balok. Pipa-pipa yang diletakan di bawah balok bertujuan untuk keindahan dan kemudian ditutup langit-langit, sehingga menghasilkan sebuah ruang tak terpakai. Tinggi dari ruang tersebut akan selalu ada sesuai dengan ukuran pipa yang terpasang di bawah balok. Salah satu alternative rencana untuk melewatkan instalasi perpiaan di atas dengan membuat lubang pada balok.Bila ditinjau dari momen kapasitas lentur penampang, lubang yang diberikan di daerah tarik tidak akan berpengaruh terhadap momen kapasitas, sebaliknya lubang akan berpengaruh pada daerah tekan balok. Maka dari itu, lubang diberi detailing perkuatan di daerah tekan dan daerah tarik dengan tujuan menambah kekuatan pada balok. Penelitian ini bertujuan untuk mencari seberapa besar kapasitas balok berlubang dengan detailing perkuatan di daerah tarik dan di daerah tekan, serta untuk mengetahui pola keruntuhan pada balok.Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian lentur balok dengan kondisi tumpuan sederhana. Balok beton yang digunakan sebagai benda uji lentur berukuran (10 x 15 x 100) cm. Variasi penelitian ini yaitu jumlah lubang dan penempatan lubang di daerah tekan dan daerah tarik dengan nama balok berlubang 1 di daerah tekan (BBTE1), balok berlubang 2 di daerah tekan (BBTE2), balok berlubang 1 di daerah tarik (BBTA1), balok berlubang 2 di daerah tarik (BBTA2) dan balok tanpa lubang (BN). Hasil penelitian menunjukan kapasitas balok mengalami peningkatan akibat adanya lubang di daerah tarik dan daerah tekan. Dalam presentase, jika dibandingkan dengan balok kontrol, peningkatan kapasitas lentur untuk BBTE1 sebesar 13 %, untuk BBTE2 sebesar 4.425 %, untuk balok BBTA1 sebesar 6.667 %, dan untuk balok BBTA2 sebesar 5.607 % . Hasil dari pengamatan pola retak menunjukan keruntuhan yang terjadi pada keseluruhan balok adalah keruntuhan lentur pada balok BN, BBTE1, BBTE2, BBTA1, dan keruntuhan lentur geser pada balok BBTA2

    Penataan Lanskap Kawasan Wisata Pantai Cacalan dengan Konsep Natural Building di Desa Sukowidi

    No full text
    Tourism is one of the sectors that become an economic foundation of the residents of Banyuwangi Regency. Cacalan Beach is one of the natural tourist destinations on the eastern coast of Banyuwangi Regency, precisely in Sukawidi Village. Currently, the management of the Cacalan Beach tourism area is managed by the Tourism Awareness Group (Pokdarwis). In addition to operational management, Pokdarwis also has a role to develop and manage the Cacalan Beach area. The limited concept of planning and funding caused the development of Cacalan Beach not well conceptualized. Therefore, landscape planning is very important to optimize the use of tourist space. The space of the Cacalan Beach tourism area is currently divided into 3 areas, namely the front entrance area where there is a parking lot and guard post, the middle area which is the place for Micro and Small Businesses (UMK), and the inner area which is the main location for Cacalan beach tourism. Through the arrangement of the landscape of the Cacalan Beach area, the utilization of tourist space on Cacalan Beach can be increased. The concept of natural building development has become an icon so that it can increase tourist visits. Community service activities are carried out by conducting mapping surveys, landscape planning with the concept of natural construction, and making 3D mockups. The results of the arrangement of the Cacalan Beach tourism area in the form of 2D and 3D images, as well as 3D mockups that have been made, can be used as a reference for the development of the area. Hence in the future, the development of regional arrangements can be carried out with a focus in accordance with what has been agreed upon and planned.Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat Kabupaten Banyuwangi. Pantai Cacalan merupakan salah satu destinasi wisata alam di pesisir pantai bagian timur Kabupaten Banyuwangi tepatnya di Desa Sukawidi. Saat ini, pengelolaan kawasan wisata Pantai Cacalan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Selain pengelolaan operasional, pokdarwis juga memiliki peran untuk mengembangkan dan menata kawasan Pantai Cacalan. Konsep perencanaan dan pembiayaan yang terbatas sehingga pengembangan Pantai Cacalan menjadi tidak terkonsep dengan baik. Perencanaan penataan lanskap sangat penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang wisata. Ruang kawasan wisata Pantai Cacalan saat ini terbagi menjadi 3 area, yaitu area depan pintu masuk terdapat tempat parkir dan pos jaga, area tengah merupakan tempat Usaha Mikro Kecil (UMK), dan area dalam yaitu lokasi utama wisata pantai cacalan. Melalui penataan lanskap kawasan Pantai Cacalan dapat meningkatkan pemanfaatan ruang wisata di Pantai Cacalan. Konsep pembangunan natural building menjadi ikon sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisata. Pelaksanaan pengabdian dilakukan dengan melakukan survey pemetaan, perencanaan lanskap dengan konsep natural buliding, pembuatan maket 3D. Hasil penataan kawasan wisata Pantai Cacalan berupa gambar 2D dan 3D, serta maket 3D yang telah dibuat dapat dijadikan rujukan pengembangan dikawasan tersebut. Sehingga kedepan pengambangan penataan kawasan dapat fokus sesuai dengan yang telah disepakati dan direncanakan

    Pengaruh Variasi Rasio Sengkang Dan Jarak Sengkang Pada Retrofit Kolom Dengan Material Bambu Akibat Beban Lateral Siklik

    No full text
    Kolom merupakan suatu elemen terpenting karena menjadi penyebab runtuhnya bangunan akibat kerusakan pada komponen strukturnya. Kolom perlu diperhatikan apabila mengalami kerusakan akibat kurangnya menahan beban lateral. Oleh karena itu, struktur kolom ini dapat diresolusi dengan meningkatkan performa bangunan yang dipastikan dapat menyediakan kapasitas deformasi inelastis yang cukup, sehingga dapat menahan beban lateral yang besar tanpa terjadi kegagalan yang berarti. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam retrofit kolom adalah dengan cara concrete jacketing. Kolom retrofit dipasang tulangan dan sengkang bermaterialkan bambu. Bambu dapat digunakan dengan perlakuan dan perawatan khusus sebelum digunakan pada beton selain dari kuat tariknya yang tinggi. Pada penelitian ini akan diamati efektifitas pemasangan sengkang bambu pada kolom retrofit dengan variasi rasio sengkang dan jarak sengkang yang berbeda. Kolom akan diuji tekan dengan menggunakan beban lateral siklik dan dipasang LVDT dan dial gauge untuk mengukur simpangan yang terjadi pada saat kolom. Dari hasil penelitian didapatkan untuk kolom existing ukuran 150x150x750mm dengan kode benda uji E75-1 dan E75-2. Dan kolom retrofit berukuran 210x210x750mm dengan kode benda uji (D75 dan D100 dengan pembebanan awal), (UD75 dan UD100 dengan tanpa pembebanan awal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolom retrofit dengan rasio sengkang dan jarak sengkang mengalami kenaikan pada kapasitas lateral pada kolom D75, D100, UD75 dan UD100, yakni sebesar 46,091 %, 45,068 %, 55,70% dan 45,874 %. Daktilitas kolom mengalami kenaikan pada kolom D75, D100, UD75, dan UD100 sebesar 45,714%, 0,00%, 23,636% dan 17,647%. Dan untuk kekakuan kolom mengalami penurunan pada kolom D75 sebesar 27,470%, sedangkan pada kolom D100, UD75 dan UD100 mengalami kenaikan sebesar 97,950%, 59,499% dan 77,504%. Dan untuk mekanisme keruntuhan semua kolom existing adalah lentur, sedangakan keruntuhan pada kolom retrofit adalah rata-rata runtuh lentur di fase awal dan di akhiri penetrasi leleh lentur pada tingkat daktilitas yang tinggi
    corecore