886 research outputs found

    Metal free, end-opened, selective nitrogen-doped vertically aligned carbon nanotubes by a single step in situ low energy plasma process

    Get PDF
    We report a novel single step in situ process of growth and nitrogen-electron cyclotron resonance plasma treatment of vertically aligned multi walled carbon nanotubes (VA-MWCNTs) that leads to concurrent end opening by metal cap removal, nitrogen incorporation and intercalation along with substitution at graphitic sites resulting in n-type electronic doping. Microscopic and spectroscopic evaluations of the nitrogen treated MWCNTs reveal negligible iron content with significant conservation of both structure and alignment. The nitrogen induced electronic change increases distinct π* states as evidenced by Near Edge X-ray Absorption Fine Structure (NEXAFS) and 5 cm−1 downshift of G-band, as observed from Raman spectroscopy, confirm n-type doping. The combined effect of plasma activation (both cavities and surface of the end opened VA-MWCNTs) and n-type doping enhances the field emission performance of the CNTs resulting in high current density (15 mA cm−2) at low applied voltage of 1.5 V μm−1 with low turn on and threshold electric fields (Eto-0.52 and Eth-0.76 V μm−1). This low energy highly controllable plasma has great implications not only in the fabrication of various n-type materials and bio related application but also many other interesting areas for cost effective energy related applications

    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Rheumatoid Arthritis Ankle Billateral Di RSUD Saras Husada Purworejo

    Get PDF
    Latar Belakang : Rheumatoid Arthritis adalah radang pada sendi, yaitu suatu penyakit autoimun dimana persendian mengalami peradangan sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kerusakan pada bagian dalam sendi. Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan mengurangi oedema pada kasus Rheumatoid Arthritis dengan menggunakan modalitas Infra Red (IR), Terapi Latihan (Resisted Active Movement dan Static Contraction) dan Massage. Hasil : Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapatkan hasil penilaian nyeri ankle dextra nyeri diam T1 : 0 menjadi T6 : 0, nyeri tekan T1 : 6,9 menjadi T6 : 5,1, nyeri gerak T1 : 5,1 menjadi T6 : 4,7, ankle sinistra nyeri diam T1 : 0 menjadi T6 : 0, nyeri tekan T1 : 6,5 menjadi T6 : 6,2, nyeri gerak T1 : 5,3 menjadi T6 : 4,9, pengukuran antropometri ankle dextra dari maleolus lateralis T1 : 30,5 cm menjadi T6 : 27,5 cm, 5 cm kearah cranial T1 : 22 cm menjadi T6 : 21 cm, 5 cm kearah caudal T1 : 26,2 cm menjadi T6 : 23 cm, ankle sinistra dari maleolus lateralis T1 : 27,3 cm menjadi T6 : 27,2 cm, 5 cm kearah cranial T1 : 21 cm menjadi T6 : 21 cm, 5 cm kearah caudal T1 : 23 cm menjadi T6 : 24 cm, peningkatan kekuatan otot dorsal fleksi dextra T1 : 4- menjadi T6 : 4, plantar fleksi dextra T1 : 4- menjadi T6 : 4+, eversi dextra T1 : 4 menjadi 4+, inversi dextra T1 : 4 menjadi T6 : 4+, dorsal fleksi sinistra T1 : 4- menjadi T6 : 4+, plantar fleksi sinistra T1 : 4- menjadi 4+, eversi sinistra T1 : 4 menjadi T6 : 4+, inversi sinistra T1 : 4 menjadi T6 : 4+. Kesimpulan : Infra Red (IR) dapat mengurangi nyeri pada kedua ankle dalam kondisi Rheumatoid Arthritis, Terapi Latihan berupa Resisted Active Movement dapat meningkatkan kekuatan otot kedua ankle pada kondisi Rheumatoid Arthritis dan Massage ditambah Terapi Latihan berupa Static Contraction dapat mengurangi oedema kedua ankle pada kondisi Rheumatoid Arthritis

    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Low Back Pain Miogenik Di RST DR. Soedjono Magelang

    Get PDF
    Background: Low Back Pain is pain that is felt in the lower back region, can be a local pain, and radicular pain or both. Pain originating from the lower back can berujuk other regions or otherwise derived from other areas in the felt in the lower back area, then do a treatment of physiotherapy by using modalities of physiotherapy in the form Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), Short Wave Diathermy (SWD), and William's Fleksion therapy. Objective: To investigate the implementation of physiotherapy in reducing pain, increasing range of motion (LGS), and reduction of muscle spasm in conditions of Low Back Pain. Therapy: modalities used in the case of Low Back Pain is Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), Short Wave Diathermy (SWD), and William's Fleksion Exercise Therapy. Results: The results obtained after the conducted therapy 6 times with modalities SWD, TENS, and Therapeutic Exercise William's Fleksion are as follows: pain silent T1 = 0 mm to T6 = 0 mm, tenderness T1 = 60 mm to T6 = 30 mm , pain motion T1 = 20 mm to T6 = 0 mm, LGS Trunk Flexion T1 = 6 cm into T6 = 7 cm, LGS extension Trunk T1 = 2 cm into T6 = 2 cm. Conclusion: SWD, TENS, and William's Fleksion Exercise therapy can reduce motion tenderness and pain, improve LGS, and reducing muscle spasm in conditions of Low Back Pain

    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Frozen Shoulder Sinistra Di Puskesmas II Kartasura

    Get PDF
    Latar Belakang : Frozen Shoulder atau sering disebut dengan capsulitis adhesiva (bahu beku) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan keterbatasan lingkup gerak sendi bahu baik gerakan aktif maupun pasif yang sering terjadi tanpa penyebab yang pasti dan mengalami kekakuan khususnya pada daerah sekitar bahu. Tujuan : Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus frozen shoulder dengan menggunakan modalitas fisioterapi yaitu ultra sound (US), terapi latihan , dan terapi manipulasi. Hasil : setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali didapatkan hasil penilaian sebagai berikut: adanya penurunan nyeri untuk nyeri diam T1: 1 sedangkan untuk T6:1, untuk nyeri tekan T1: 3 sedangkan untuk T6: 2, untuk nyeri gerak T1: 5 sedangkan untuk T6: 4. Adanya peningkatan kekuatan otot untuk grop otot fleksor T1: 3- sedangkan untuk T6: 4, untuk grop otot ekstensor T1: 3- sedangkan untuk T6: 4, untuk grop otot abduktor T1: 3- sedangkan untuk T6: 4, untuk grop otot adduktor T1: 3- sedangkan untuk T6: 4, untuk grop otot eksternal rotasi T1: 3- sedangkan untuk T6: 4, untuk grop otot internal rotasi T1: 3- sedangkan untuk T6: 4. Adanya peningkatan lingkup gerak sendi untuk T1 bidang S: 15°-0-60° menjadi T6: 45°-0°-110°, untuk T1 bidang F: 40°-0°-25° menjadi T6: 90°-0°-25°, untuk T1 bidang R: 30°-0°-35° menjadi T6: 40°-0°-35°. Adanya peningkatan aktivitas fungsional untuk T1: 40 sedangkan untuk T6: 29. Kesimpulan : Dari penatalaksanaan fisioterapi pada kasus frozen shoulder sinistra dengan pemberian modalitas ultra sound, terapi latihan, dan terapi manipulasi sebanyak 6 kali di Puskesmas Kartasura, dapat disimpulkan bahwa adanya pengurangan derajat nyeri, adanya peningkatan kekuatan otot, adanya peningkatan lingkup gerak sendi (LGS), dan adanya peningkatan aktivitas fungsional

    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Calcaneus Spurs BilateralDi RSUD Salatiga

    Get PDF
    Background : calcaneus spurs projection growth bone or formed on the bottom surface of the legs or spine calcaneus. The problems of physiotherapy in the form of pain in both heels, decreased muscle strength, then limited of activity day living (ADL). Methods : the methods in the management of in the case, using Ultra Sound (US), exercise, then evaluated using methods of measuring of muscle strength (MMT), ability of ADL (LEFS). Objectives :above methods to understand the benefites of US an exercise therapy in reducing pain, increasing range or motions, increasing muscle sterngth and increasing of ability ADL. Results :after had given physioterapy 6 times the results obstained : decreased of pain, increased range of motions ankle, increased muscl strength of ankle and then increased ability of functional activity. Conclusion :ultra sound can reduce pain, exercise therapy can increases range of motions, muscle strength and ability of functional activity

    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Trigger Finger Sinistra Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta

    Get PDF
    Latar belakang:Trigger finger merupakan terjebaknya tendon fleksor os manuspada pintu masuk sarungnya yang bila dilakukan ekstensi secara paksa maka tendon fleksor melewati sarung tendonnya dengan bunyi yang keras. Tujuan: Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengetahui manfaat pemberian infra red, ultra sound, terapi latihan pada kasus trigger finger sinistra guna mencapai tujuan fisioterapi berupa penanganan dan pencegahan permasalahan yang berhubungan dengan jari tangan. Pada kasus ini fisioterapi member ikan terapi dengan IR, US, dan Terapi Latihan yang diberikan sebanyak 6 kali tindakan. Hasil: sebagai berikut: adanya penurunan nyeri, nyeri tekan: T1=89 sedang T6 30, untuk nyeri gerak T1=90 sedang T6=30.Untuk gerakan di bidang sagital MCP T1=(15-0-45), sedang untuk T6=(25-0-80).PIP T1=(0-0-50) sedang untuk T6=(0- 0-89). DIP T1=(0-0-25), sedang untuk T6=(0-0-40).Peningkatan kekuatan otot untuk penggerak fleksor MCP T1=3- sedang T6=4-, fleksor PIP T1=3-, sedang untuk T6=4-, fleksor DIP T1=3- sedang untuk T6=4-, untuk penggerak ekstensor MCP T1=4- sedang untuk T6=4-, ekstensor MCP T1=4-, sedang untuk T6=4-, ekstensor PIP T1=4-, sedang untuk DIP T1=4-, sedang untuk T6=4-. Kesimpulan: Adanya peningkatan pengurangan nyeri tekan dan gerak adanya peningkatan kekuatan otot fleksor, ekstensor, adanya peningkatan lingkup gerak sendi (LGS) untuk gerakan fleksi dan ekstensi sertaadanya peningkatan fungsional dasar

    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Post Fraktur 1/3 Distal Fibula Sinistra Dengan Pemasangan Wire Di Rsud Sukoharjo Karya Tulis Ilmiah Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Tendinitis Supraspinatus Dextra Di Rs. Al. Dr. Ramelan Surabaya

    Get PDF
    Latar Belakang: Fraktur 1/3 Distal fibula adalah suatu cedera pada tulang dimana terjadi patah pada 1/3 bagian bawah fibula. Sedangkan wire adalah suatu jenis fiksasi berupa kawat fleksibel tipis dengan ujung runcing yang tersedia dalam beberapa diameter dan memberikan alternatif untuk fiksasi fragmen tulang kecil di tangan dan kaki Tujuan: Karya tulis ilmiah dimaksudkan untuk memberikan informasi pengetahuan tentang kasus dan untuk mengetahui bagaimana manfaat Infra merah dan terapi latihan pada kasus tersebut. Hasil: Setelah dilakukan 6 kali terapi, didapatkan hasil untuk nyeri terjadi penurunan nyeri tekan pada T0: 5,4 menjadi T6: 4,1, serta nyeri gerak pada T0: 7,1 pada T6: 6,3 dan nyeri diam pada T0: 2,4 menjadi T6: 0. Untuk lingkup gerak sendi ankle secara aktif didapatkan hasil adanya peningkatan di bidang sagital yaitu pada T0: S:10º-0º-15º menjadi T6 : 15º-0º-35º dan pada lingkup gerak sendi ankle secara pasif didapatkan hasil adanya peningkatan di bidang sagital pada T0: S:15º-0º-40º menjadi 15º-0º-45º dan untuk bidang rotasi pada T0 : 10º-0º-15º, pada T6: 15º-0º-20º. Untuk kekuatan otot didapatkan hasil adanya peningkatan kekuatan otot pada gerak dorsal fleksi ankle pada T0: 3- menjadi T6: 3, fleksi jarijari kaki pada T0: 4- menjadi T6:4 dan ekstensi jari-jari kaki pada T0: 4- menjadi 4. Sedangkan untuk oedem didapatkan hasil adanya penurunan oedem pada area 5 cm dari maleolus lateralis ke proksimal yang pada T0 : 23 cm menjadi 20 cm pada T6, kemudian pada area 5 cm dari maleolus lateralis ke distal pada T0: 26 cm pada T6 : 23 cm dan pada area 10 cm dari maleolus lateralis ke distal pada T0: 23 menjadi pada T6: 22 cm. Kesimpulan: Dari hasil tersebut didapatkan kesimpulan adanya pengaruh dari infra merah terhadap nyeri dan pengaruh terapi latihan terhadap oedem, lingkup gerak sendi ankle dan kekuatan otot tungkai bawah dan kaki. Karya tulis ilmiah ini perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui modalitas fisioterapi apa yang berpengaruh diantara modalitas yang telah diterapkan tersebut diatas pada kasus post fraktur 1/3 distal fibula sinistra dengan pemasangan wire

    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Carpal Tunnel Syndrome Dextra Di RS AL Dr. Ramelan Surabaya

    Get PDF
    Latar belakang: Carpal Tunnel Syndrome adalah kumpulan gejala akibat penekanan pada nervus medianus, ketika melaui terowongan carpal (Carpal Tunnel) di pergelangan tangan. Manifestasi dari sindroma ini adalah nyeri & kesemutan. Umumnya keluhan timbul berangsur-angsur, tetapi yang lebih spesifik yaitu rasa nyeri di tangan yang biasanya timbul di malam hari atau pagi hari. Tujuan: Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi, mengurangi odema dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus Carpal Tunnel Syndrome Dextra dengan menggunakan modalitas Micro Wave Diathermy (MWD), dan Terapi Latihan (TL). Hasil:Setelah dilaksanakan terapi sebanyak 6 kali, didapat hasil penilaian sebagai berikut: nyeri diam T1 = 1 menjadi T6 = 1, nyeri gerak T1 = 5 menjadi T6 = 3, nyeri tekan T1 = 4 menjadi T6 = 2, terjadi peningkatan kekuatan otot flexor, ekstensor wrist, ulnar deviasi dan radial deviasi, T1 = 4-menjadi T6 = 5-, adanya peningkatan lingkup gerak sendi wrist aktif T1 = S : 30-0-35 & F : 15-0- 20 menjadi T6 = S : 40-0-45 & F : 25-0-30 dan LGS wrist pasif T1 = S : 35-0-40 & F : 20-0-25 menjadi T6 = S : 45-0-50 & F : 30-0-35, adanya penur unan odema T1 5cm ke arah distal 23, 10 cm ke arah distal 22 cm menjadi T6 = 5cm kearah distal 22 cm, 10 cm kearah distal menjadi 21cm. Kesimpulan: Micro Wave Diathermy (MWD) dapat mengurangi nyeri pada wrist dextra dalam kondisi Carpal Tunnel Syndrome dextra dan terapi latihan dapat meningkatkan kekuatan otot, lingkup gerak sendi wrist serta mengurangi odema pada pangkal ibu jari, akibat dari Carpal Tunnel Syndrome Dextra

    Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Operasi Orif Fraktur Femur 1/3 Medial Di RSUD Panembahan Senopati Bantul

    Get PDF
    Latar Belakang: post orif fraktur femur 1/3 medial adalah adanya patahan pada kontiniuitas tulang femur yang mengenai pada bagian 1/3 tengah yang di berikan tindakan operasi dengan pemasangan internal fiksasi atau 0RIF. Objektif: Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam mengurangi nyeri diam, nyeri gerak, nyeri nyeri tekan, meningkatkan kekuatan otot hamstring dan quadricep, mengurangi odema tungkai kanan bawah, serta meningkatkan lingkup gerak sendi hip dan knee, dan meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional berjalan. Hasil: Setelah dilakukan terapi selama 3 kali didapatkan hasil penurunan nyeri diam dari T 1 : 3 menjadi T3 : 2, nyeri tekan dari T1 : 5 menjadi T3 : 3, dan nyeri gerak dari T1 : 7 menjadi T3 : 5, peningkatan kekuatan otot fleksor hip dari T 1 : 3 menjadi T3 : 3+ dan ekstensor hip menjadi 3+ serta fleksor knee dextra dari 3 menjadi 3+ begitu juga dengan ekstensor dari 3 menjadi 3+, peningkatan LGS knee untuk gerakan fleksi dari T1 : 2 cm menjadi T3 : 4 cm, ekstensi dari T1 : 1 cm menjadi T3 : 1,5 cm. Kesimpulan: infra red dapat mengurangi bengkak, dan nyeri dan untuk terapi latihan aktif dan pasif berfungsi meningkatkan kekuatan otot serta pengurangan nyeri dan peingkatan LGS meningkatkan kekuatan otot dan pengurangan bengkak
    corecore