Structural and functional diversity of substrate-binding domains in ABC importers

In dit proefschrift heb ik de structuur en functie van GlnPQ, een ATP- bindingscassette (ABC) transporter, bepaald. GlnPQ heeft twee verschillende, met elkaar verbonden substraatbindende domeinen (SBDs), die aan het transmembraan domein van de transporter vast zitten. Ondanks het feit dat de substraatbindingsplaatsen van de verschillende SBDs in GlnPQ sterke overeenkomsten vertonen, is de affiniteit en de specificiteit voor de substraten verschillend. Sterker, de twee met elkaar verbonden substraatbindende domeinen hebben verschillende specificiteiten, wat het voor een cel mogelijk maakt om met één ABC transporter verschillende aminozuren op te nemen. Het tweede gedeelte van dit proefschrift bespreekt de competitie tussen substraten voor de opname via GlnPQ en de consequenties voor de groei van de bacterie Lactococcus lactis. We laten zien dat GlnPQ uit L. lactis een relatief hoge affiniteit en lage transportsnelheid voor asparagine heeft via substraatbindend domein 1 (SBD1), en dat het tegenovergestelde waar is voor glutamine. Het laatste gedeelte van dit proefschrift beschrijft een strategie voor het ontwikkelen van medicijnen tegen pathogene Gram-positieve bacteriën. De functionaliteit van GlnPQ is vereist voor de opname van moleculen die als stikstofbron kunnen fungeren. Daarnaast is de transporter betrokken bij de virulentie van pathogene bacteriën. Een belangrijk gegeven is dat er geen homologen van GlnPQ in mensen en zoogdieren zijn geïdentificeerd, wat deze transporter een potentiëel doelwit maakt om medicijnen tegen te ontwikkelen

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP DENGAN TINGKAT DEPRESI DAN KECEMASAN PADA PASIEN INFERTIL

Latar Belakang: Infertilitas merupakan permasalahan yang cukup banyak dialami oleh pasangan suami-istri di Indonesia maupun di dunia. Infertilitas berhubungan dengan masalah kesehatan mental, diantaranya kecemasan dan depresi yang bisa berdampak pada tingkat kualitas hidup pasien infertil. Kondisi ini menyebabkan pasien infertil mendapatkan tekanan yang besar pada kehidupannya, terutama menyangkut kondisi biologis, psikologis, sosial, ekonomi, budaya, maupun hubungan dengan pasangannya. Penelitian mengenai hubungan kualitas hidup dengan tingkat depresi dan kecemasan pada pasien infertil dengan instrumen FertiQol belum pernah dilakukan di Indonesia sebelumnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan tingkat depresi dan kecemasan serta hubungan faktor demografi dengan tingkat depresi dan kecemasan pada pasien infertil. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Pasien mengisi kuesioner setelah mengisi informed consent dan mendengarkan penjelasan dari peneliti. Kualitas hidup diukur menggunakan FertiQol, sedangkan tingkat depresi dan kecemasan diukur menggunakan HADS. Sampel penelitian adalah 200 pasien infertil yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat kriteria eksklusi yang didapatkan melalui teknik purposive sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Spearman, Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, dan regresi linier berganda. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan tingkat depresi dan kecemasan pada seluruh domain FertiQol (p<0,001), serta didapatkan hubunganyang signifikan antara besar penghasilan dengan tingkat kecemasan (p=0,040). Kesimpulan: Kualitas hidup memengaruhi tingkat depresi dan kecemasan pada pasien infertil. Besarnya penghasilan juga memengaruhi tingkat kecemasan pasien infertil. Kata kunci: FertiQol, depresi, kecemasan, inferti

HUBUNGAN NILAI BONE MINERAL DENSITY DENGAN SKOR KUALITAS HIDUP PADA LANSIA

Latar belakang : Seiring dengan bertambahnya usia, lansia mengalami penurunan nilai bone mineral density, sehingga menimbulkan berbagai macam keluhan. Keluhan yang ditimbulkan antara lain adalah perubahan bentuk tubuh, nyeri kronik dan patah tulang. Keluhan-keluhan tersebut, dapat mempengaruhi aktivitas lansia sehari-hari terutama pada aspek fisik, psikologis, sosial dan lingkungan, sehingga diperkirakan penurunan nilai bone mineral density ini juga akan berdampak pada kualitas hidup lansia. Tujuan : Mengetahui hubungan antara nilai bone mineral density dengan skor kualitas hidup pada lansia. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan belah lintang. Sampel dalam penelitian ini adalah 42 lansia wanita di berbagai posyandu lansia di Kota Semarang seperti Posyandu Lansia Cinde, Posyandu Lansia Tegalsari, Posyandu Lansia Mahoni, Posyandu Lansia Genuk, dan Posyandu Lansia Dewi Sartika. Pengambilan data bone mineral density dilakukan di Rumah Sakit Telogorejo Kota Semarang dengan menggunakan alat bone densitometry, sedangkan penilaian terhadap skor kualitas hidup dilakukan dengan menggunakan kuesinoer WHOQOL. Penelitian dilakukan selama periode Juni-September 2018. Hubungan antara bone mineral density dengan kualitas hidup diteliti dengan menggunakan analisis bivariat. Hasil : Rerata nilai bone mineral density pada lansia adalah 0,907±0,15 g/cm2 dan rerata skor kualitas hidup total adalah 294,79±43,60. Uji Shapiro-Wilk menunjukan sebaran data yang normal, sehingga dilakukan analisis korelasi menggunakan uji pearson. Hasil analisis menunjukan tidak terdapat korelasi bermakna (p>0,05) antara nilai bone mineral density dengan skor kualitas hidup pada lansia. Simpulan : Tidak ada hubungan antara nilai bone mineral density dengan kualitas hidup lansia secara keseluruhan Kata kunci : Bone Mineral Density, Kualitas Hidup, WHOQOL

HUBUNGAN ANTARA KADAR VITAMIN D DENGAN KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN LANSIA

Latar Belakang: Meningkatnya jumlah lansia di Indoneisa berdampak pada peningkatan masalah kesehatan. Pada lansia terjadi penurunan morfologi dan fungsi organ pada sistem musculoskeletal yaitu penurunan kekuatan otot (Sarkopenia). Kejadian sarkopenia sering ditemukan bersamaan dengan status defisiensi vitamin D. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar vitamin D plasma dengan kekuatan genggaman tangan lansia. Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang, dilaksanakan di beberapa posyandu lansia kota Semarang. Subjek penelitian adalah lansia yang berusia ≥ 60 tahun. Subjek yang memenuhi kriteria diukur kekuatan genggaman tanganmya dengan menggunakan Jamar hand-dynamometer (3 kali pengukuran). Kadar vitamin D (25(OH)D) plasma diukur dengan menggunakan metode ELISA. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis korelasi Pearson. Hasil: Subjek pada penelitiana ini adalah lansia wanita yang berjumlah 47 orang. Usia subjek antara 60-80 tahun, dengan median 64 tahun. Body Mass Index (BMI) subjek adalah 23.60 (18.90-34.63) kg/m2. Pada penelitian ini didapatkan data kadar vitamin D (25(OH)D) plasma dengan rerata 17.31±4.65 ng/mL; kekuatan genggaman tangan 16.73±3.87 Kg dan kadar kalsium 9.45±0.55 mg/dL. Uji korelasi Pearson menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai p = 0,047 dan r = 0.291. Kesimpulan: Adanya hubungan signifikan positif lemah antara kadar vitamin D (25(OH) plasma dengan kekuatan genggaman tangan pada lansia. Kata Kunci: Lansia, kekuatan genggaman tangan, kadar vitamin D plasma, hubunga

The Effect of Roselle Flower Infusion (Hibiscus sabdariffa) on Retinal Ganglion Cell Apoptosis of Sprague Dawley Rats Exposed to Cigarette Smoke

Background: Cigarette smoke contains a lot of free radicals that can reduce antioxidants in the body. One of those is Reactive Oxygen Species (ROS) which can induce Retinal Ganglion Cell (RGC) apoptosis. Reduced ganglion cell axons will eventually lead to optic neuropathy. Supplementing herbal medicines, vitamins, foods, and drinks containing antioxidants is one way to increase oxidant levels in the body. Roselle or Hibiscus sabdariffa is a herbal plant reported to have a lot of antioxidant content.Objective: The study aimed to prove that Roselle flower infusions can reduce retinal ganglion cell apoptosis of Sprague Dawley rats exposed to cigarette smoke.Methods: This was an experimental study with a post-test-only design with a total of 24 male Sprague Dawley rats exposed to four non-filtered cigarettes/day for 30 consecutive days. They were randomly divided into four sub-groups, and each group consisted of 6 rats. The control group received 1 ml of saline, and three treatment groups received Roselle flower infusions of 2.5%, 5%, and 10% for 30 days. Enucleated eyes were then made paraffin blocks and slides with HE staining. The retinal ganglion cell apoptosis score was assessed by calculating the number of apoptotic cells using 1000x in five fields of view. The data were analyzed using Kruskal-Wallis non-parametric test followed by the Mann-Whitney U test.Results: The average retinal ganglion cell apoptosis score in control, treatment 1, 2, and 3 groups were 3.00; 2.83; 2.00; 1.83. There was a significant difference between the control group and treatment groups 2 (p=0.001) and group 3 (p=0.001), while between the control group and treatment group 1, there was no significant difference (p=0.317).Conclusion: The administration of 5% and 10% Roselle flower infusions can reduce the apoptosis score of retinal ganglion cells in Sprague Dawley rats exposed to cigarette smoke. The higher the Roselle flower infusion concentration, the lower the apoptosis score of retinal ganglion cells

The Associations between Depression and Anxiety, and Quality of Life of Males with Infertily

Background: Earlier studies have reported that anxiety and depressive symptoms have a significant and negative impact on quality of life. Empirical studies on this research question, however, are lacking in Indonesia. This study aimed to examine the associations of depression and anxiety with quality of life of males with infertility. Subject and Methods: This was a cross-sectional study conducted at a private hospital in Semarang, Central Java. A sample of 213 men with infertility was selected for this study. The dependent variable was quality of life. The independent variables were depression and anxiety. Infertility data were obtained from the medical record. Quality of life was measured by fertility quality of life (FertiQol). Depression and anxiety were measured by hospital anxiety and depression scale (HADS). Strength of correlation was measured by Spearman correlation coefficient. Results: Depression and anxiety were correlated with all domains in the quality of life of males with infertility. Conclusion: Depression and anxiety are correlated with all domains in the quality of life of males with infertility. Keywords: quality of life, FertiQol, depression, anxiety, male, infertilit

Relationship Between Depression, Anxiety, and Quality of Life Among Women with Infertility Problem

Cases of infertility tend to increase every year. Prevalence of infertility in the world is 16%. The prevalence of depression and anxiety disorders in infertile women is 57% and 67.2% respectively. Depression affects 350 million people worldwide. Women are twice as likely to be depressed as men. Data from 44 countries showed an anxiety prevalence of 0.9% - 28.3%. The prevalence of infertility in married couples of reproductive ages in Indonesia is 12-15%. Women with infertility more often get stigma than men. Emotional impacts emerge in marriages that result in depression and anxiety that allegedly decreases quality of life. To analyze the relation of depression and anxiety to the quality of life of women with infertility. A cross sectional study of 213 respondents at a private clinic in Kota Semarang, Indonesia. The questionnaire used consisted of socio-demographic components, HADS Scale (to determine the degree of anxiety and depression) and FertiQol (to assess the quality of life of an individual with infertility) in Indonesian version.From 213 respondents, the average age was 31.8 years (min-max 21-47 years). mean duration of infertility is 4.9 years (min- max 1-17 years). Significant relations were found in total HADS with total FertiQoL (p = 0.001, cc = -428). HADS-D with total FertiQoL (p = 0.001, cc = -326). HADS-A with total FertiQoL (p = 0.001, cc = -434). There was a significant relation between total HADS, HADS-D and HADS-A with emotional, mind / body, relational, social, environment, tolerability, total scaled core, total scaled treatment domain of FertiQoL. The higher the depression and/or the anxiety, the more it will decrease the quality of life of women with infertility. Keywords: depression, anxiety, quality of life, infertile women