3 research outputs found

    Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Moodle pada Mata Kuliah Fisika Dasar

    Get PDF
    The purpose of this study was to fundamental develop a Moodle-based learning media and know how to influence the use of instructional media on physics course. This research includes the development of research conducted through three stages that is: preliminary studies, design development, and testing media. Subjects of the study were students at the FPMIPA IKIP Mataram which was following the fundamental Physics course. Moodle-based learning media development in fundamental physics courses have been designed and have done the settings on the story board and page navigation, profile settings, administration settings, and management course settings. Devices and media that have been developed and then validated and tested on a limited scale

    Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Moodle Pada Mata Kuliah Fisika Dasar

    Full text link
    The purpose of this study was to fundamental develop a Moodle-based learning media and know how to influence the use of instructional media on physics course. This research includes the development of research conducted through three stages that is: preliminary studies, design development, and testing media. Subjects of the study were students at the FPMIPA IKIP Mataram which was following the fundamental Physics course. Moodle-based learning media development in fundamental physics courses have been designed and have done the settings on the story board and page navigation, profile settings, administration settings, and management course settings. Devices and media that have been developed and then validated and tested on a limited scale

    Model Pembelajaran Pengembangan Keterampilan Kunci Abad 21 di Sekolah Menengah Kejuruan.

    No full text
    Transformasi revolusi industri 4.0 memberikan sinyal kepada dunia pendidikan khususnya sekolah kejuruan untuk dapat mengadaptasikan pola pembelajaran yang diterapkan di sekolah agar sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran keterampilan kunci bagi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan agar dapat berkompetisi di dunia kerja abad 21. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan pendidikan menggunakan 10 langkah proses Borg and Gall yaitu: (1) studi pendahuluan mulai dari pengumpulan informasi awal yang diperlukan hingga analisis kebutuhan, (2) studi literatur dan perencanaan, (3) mengembangkan model konseptual dan hipotetik, (4) uji validitas model kepada dosen pakar, (5) revisi model, (6) ujicoba model lanjutan melalui FGD, (7) revisi model lanjutan, (8) ujicoba model di SMK, (9) revisi model akhir, dan (10) publikasi ilmiah sebagai pengganti desiminasi hasil penelitian. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa model pembelajaran, penunjang model pembelajaran berupa buku model dan buku pedoman instruksional, dan instrumen penelitian untuk mengukur validitas, kepraktisan, serta efektivitas model yang dikembangkan dan perangkat penunjang yang digunakan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode validasi, angket, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Penentuan tingkat kelayakan model pembelajaran didasarkan pada hasil uji validasi oleh dosen pakar mencakup validitas isi, validitas konstruk, validitas perangkat penunjang, dan validitas instrumen pendukung. Penentuan tingkat kepraktisan model didasarkan pada hasil observasi keterlaksanaan RPP dan partisipasi siswa di dalam kelas. Adapun penentuan tingkat efektivitas ditinjau dari capaian hasil belajar keterampilan kunci dan respon siswa di SMK terhadap pembelajaran menggunakan model yang dikembangkan. Berdasarkan data lapangan yang telah dianalisis diperoleh hasil bahwa model pembelajaran pengembangan keterampilan kunci abad 21 di SMK layak, praktis dan efektif untuk digunakan. Hasil temuan lainnya yaitu bahwa hal yang paling mudah untuk dikembangkan untuk siswa SMK adalah keterampilan untuk menggunakan teknologi digital (Low Order Thinking) sementara yang paling sulit adalah keterampilan berkomunikasi yang efektif. Adapun keterampilan complex problem solving (High Order Thinking) dapat dikembangkan dengan baik selama diiringi dengan membangun keterampilan kunci kerja tim yang baik
    corecore