60 research outputs found

    ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KANDUNGAN ZAT GIZI MAKRO DAN MIKRO SNACK BAR BERAS WARNA SEBAGAI MAKANAN SELINGAN PENDERITA NEFROPATI DIABETIK

    Get PDF
    Latar Belakang: Nefropati diabetik merupakan salah satu komplikasi mikrovaskuler akibat hiperglikemi yang bersifat kronis pada pasiaen diabetes mellitus. Strategi yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko atau memperlambat progresifitas nefropati diabetik adalah dengan melakukan penatalaksanaan diet yang tepat untuk mempertahankan status gizi optimal, mengendalikan glukosa darah, lipida darah, tekanan darah, asupan protein dan antioksidan, serta mempertahankan keseimbangan elektrolit. Modifikasi makanan selingan berupa snack bar menggunakan produk olahan beras warna serta bahan pengikat berupa inulin dan isomalt dapat menghasilkan produk yang menarik dengan kandungan zat gizi lebih baik. Tujuan: Menganalisis aktivitas antioksidan, kandungan zat gizi makro dan mikro snack bar beras warna, sehingga dapat diperoleh standar porsi snack bar beras warna yang dapat direkomendasikan sebagai makanan selingan penderita nefropati diabetik. Metode: Penelitian eksperimental acak lengkap 1 faktor yaitu 3 produk olahan beras warna meliputi brondong beras coklat, merah dan hitam. Data kandungan lemak, antioksidan, kalium dan fosfor, dianalisis dengan uji Tukey. Hasil: Kandungan zat gizi pada formulasi snack bar beras coklat dengan takaran saji 40 g adalah 160,39 kkal energi, 2,78 g protein, 1,42 g lemak, 34,04 g karbohidrat, 14,27 % aktivitas antioksidan, 46,82 mg kalium, 25,69 natrium, dan 0,16 mg fosfor. Kandungan zat gizi pada formulasi snack bar beras merah dengaan takaran saji 40 g adalah 158,47 kkal energi, 2,53 g protein, 1,51 g lemak, 33,68 g karbohidrat, 14,72 % aktivitas antioksidan, 34,44 mg kalium, 19,33 mg natrium, dan 0,11 mg fosfor. Kandungan zat gizi pada formulasi snack bar beras hitam dengan takaran saji 40 g adalah 157,14 kkal energi, 2,63 g protein, 1,30 g lemak, 33,73 g karbohidrat, 25,52 % aktivitas antioksidan, 47,46 mg kalium, 23,90 mg natrium, dan 0,19 mg fosfor. Kesimpulan: Semua snack bar beras warna memiliki kandungan protein dan lemak yang rendah namun kandungan karbohidrat lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil perhitungan kandungan zat gizi makanan selingan penderita nefropati diabetik. Snack bar beras hitam memiliki aktivitas antioksidan (25,52 % per 100 g snack bar) yang paling tinggi diantara ketiga jenis snack bar. Snack bar yang direkomendasikan adalah snack bar beras hitam

    Pengaruh Variasi Pemberian Snack Bar Ubi Jalar Kedelai Hitam Terhadap Kadar Superoksida Dismutase (SOD) Darah

    Full text link
    Background: Snack bar from sweet potatoes and black soybeans is low GI, fat and calorie snack which haveantioxidant content, such as β-carotene, anthocyanin, isoflavone, and antioxidant activity, so can be an alternativesnack for patients with DM type 2. Antioxidants intake can prevent the oxidative stress that lead micro- and macrovascularcomplications in DM type 2. Antioxidant intake may preserve endogen antioxidant capacity, which is can bedetermined by analyzing SOD concentration.Objective: analyze effect variety of Snack bar from sweet potatoes and black soybeans consume to SOD concentration.Methods: experimental post-pretest research used 3 varieties of sweet potato's color (red, yellow, and purple)interventions. SOD concentration was analyzed by colorimetric. Statistic data was analyzed by dependent t-test andOne Way Anova.Results: No different between groups interventions Snack bar from purple, yellow or red sweet potatoes (p=0,122).Group with snack bar from purple sweet potatoes intervention has lowest SOD decreasing percentage among otherintervention groups.Conclusion: Consume snack bar form purple sweet potatoes and black soybeans can preserve SOD concentrationbetter than consume snack bar form yellow or red sweet potatoes and black soybean

    Nilai Cerna Protein In-Vitro Biskuit dengan Substitusi Kecambah Kedelai (Glycine max (L.) Merril) dan Pisang (Musa paradisiaca sp.) Sebagai Makanan Sehat untuk Anak Sekolah Dasar

    Get PDF
    Latar Belakang : Mutu protein bahan pangan tidak hanya ditentukan berdasarkan kandungan protein dan komposisi asam aminonya saja, tetapi juga nilai cernanya. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang mengandung senyawa antinutrisi sehingga dapat menghambat kerja enzim pencernaan. Metode untuk mengurangi senyawa antinutrisi tersebut yaitu dengan perkecambahan. Kecambah kedelai yang ditepungkan masih kurang dapat diterima karena masih tersisanya aroma langu. Pisang dapat sebagai pemberi aroma dan juga kaya akan vitamin, mineral dan serat pangan. Pembuatan biskuit dengan substitusi kecambah kedelai dan pisang dapat menjadi makanan sehat untuk anak sekolah dasar, baik dari segi kandungan gizi, nilai cerna protein maupun nilai sensorisnya. Tujuan : Menganalisis nilai cerna protein in-vitro biskuit yang disubstitusi dengan kecambah kedelai dan pisang. Metode : Merupakan penelitian dengan rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu persentase substitusi tepung kecambah kedelai dan tepung pisang (0%, 12,5%, 25%, 37,5% dan 50%) pada biskuit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap nilai cerna protein in-vitro pada biskuit. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil : Nilai cerna protein in-vitro dari setiap persentase substitusi tepung kecambah dan tepung pisang (0%, 12,5% 25%, 37,5% dan 50%) adalah 96.5%, 93.1%, 90.4%, 91.3% dan 88.9%. Terdapat perbedaan nilai cerna protein yang bermakna antara kelompok biskuit kontrol dengan kelompok biskuit substitusi kecambah kedelai dan pisang. Simpulan : Semua kelompok biskuit memiliki nilai cerna protein yang tinggi (88.9-96.5%). Terjadi penurunan nilai cerna protein biskuit seiring dengan penambahan substitusi tepung kecambah kedelai dan pisang

    Kandungan Gizi, Kesukaan, dan Warna Biskuit Subtitusi Tepung Pisang dan Kecambah Kedelai

    Get PDF
    Latar Belakang: Terdapat perubahan permasalahan gizi anak usia sekolah dari gizi kurang menjadi gizi lebih yang terkait tingginya konsumsi jajanan di sekolah (2007-2013). Jajanan umunya tinggi kalori (lemak dan karbohidrat) namun kurang kandungan protein. Anak usia sekolah membutuhkan makanan jajanan untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi seimbang agar dapat menunjang aktivitas dan prestasi belajar. Kecambah kedelai kaya kandungan protein dan pisang susu memiliki rasa enak dan aroma harum sehingga dapat disukai anak sekolah. Tujuan: Menganalisis kandungan zat gizi, kesukaan, dan warna biskuit subtitusi tepung komposit kecambah kedelai dan pisang susu. Metode : Penelitian dengan rancangan acak lengkap 1 faktor yaitu lima variasi dengan presentase subtitusi (terigu dan komposit) masing-masing B0 (100%, 0%), B1 (75%, 25%), B2 (50%, 50%), B3 (25%, 75%), dan B4 (0%, 100%). Analisis zat gizi dengan metode Proksimat. Analisis warna menggunakan alat Chromameter. Uji tingkat kesukaan meliputi parameter warna, aroma, tekstur, dan rasa. Hasil: Satu takaran saji 50g biskuit B0, B1, B2, B3, B4 secara berurutan mengandung 224,87; 225,78; 223,40; 220,66; 224,40 kkal energi, 5,15; 7,82; 8,54; 9,51; 11,18g protein, 6,19; 6,46; 6,13; 5,71; 6,15g lemak, 37,14; 34,09; 33,53; 32,82; 31,10g karbohidrat. Hasil uji tingkat kesukaan, B0 disukai pada parameter warna, aroma, rasa kecuali tekstur, sedangkan B1, B2, B3, B4 tidak disukai pada semua parameter. Hasil uji warna menunjukkan penurunan tingkat kecerahan dari B0 hingga B4 yaitu 73,34; 64,69; 60,00; 56,71; 53,36. Kesimpulan: Semakin tinggi subtitusi tepung komposit pada pembuatan biskuit maka semakin tinggi kadar protein yang terkandung, namun tidak pada variabel kalori, lemak, dan karbohidrat. Biskuit B0 disukai oleh panelis pada parameter warna, aroma, dan rasa, kecuali tekstur, sedangkan biskuit B1, B2, B3, B4 tidak disukai panelis di semua parameter. Semakin tinggi subtitusi tepung komposit maka semakin rendah tingkat kecerahan warna biskuit

    ANALISIS KANDUNGAN ZAT GIZI MAKRO DAN INDEKS GLIKEMIK SNACK BAR BERAS WARNA SEBAGAI MAKANAN SELINGAN PENDERITA NEFROPATI DIABETIK

    Get PDF
    Latar Belakang: Nefropati diabetik merupakan komplikasi mikrovaskuler pada diabetes melitus akibat hiperglikemia kronik. Strategi diet untuk memperlambat progresifitas nefropati diabetik melalui pengendalian kadar glukosa darah dan pembatasan asupan protein. Modifikasi makanan selingan berupa snack bar menggunakan beras warna dapat menghasilkan produk yang menarik dengan kandungan zat gizi lebih baik. Tujuan: Menganalisis kandungan zat gizi dan indeks glikemik snack bar beras warna. Metode: Penelitian eksperimental acak lengkap 1 faktor dengan 3 variasi jenis beras warna meliputi beras coklat, beras merah, dan beras hitam. Dilakukan uji kandungan protein, lemak, karbohidrat, serat, dan indeks glikemik. Data kandungan zat gizi dan indeks glikemik dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA. Hasil: Dalam berat takaran saji 40 g, snack bar beras coklat mengandung 2,78 g protein, 1,45 g lemak, 34,04 g karbohidrat, 0,76 g serat, dan 68,50% indeks glikemik. Snack bar beras merah mengandung 2,53 g protein, 1,51 g lemak, 33,68 g karbohidrat, 0,64 g serat, dan 53,81% indeks glikemik. Snack bar beras hitam mengandung 2,63 g protein, 1,30 g lemak, 33,73 g karbohidrat, 0,56 g serat, dan 42,20% indeks glikemik. Kesimpulan: Semua snack bar beras warna memiliki kandungan protein dan lemak yang rendah, namun kandungan karbohidratnya tinggi. Snack bar beras coklat memiliki indeks glikemik sedang, sementara snack bar beras merah dan hitam memiliki indeks glikemik rendah. Snack bar yang direkomendasikan adalah snack bar beras hitam

    Snack Bar Rendah Fosfor Dan Protein Berbasis Produk Olahan Beras

    Full text link
    Latar Belakang: Hiperfosfatemia merupakan gangguan metabolisme pada pasien gagal ginjal kronik. Strategi diet untuk menurunkan kadar fosfor dalam darah adalah mengonsumsi makanan rendah fosfor, protein dan rasio fosfor-protein, antara lain beras dan putih telur. Modifikasi makanan selingan berupa snack bar menggunakan produk olahan beras dan putih telur dapat menghasilkan produk yang menarik dengan kandungan zat gizi lebih baik. Tujuan: Menganalisis kandungan zat gizi, rasio fosfor-protein, densitas kamba, daya patah, serta tingkat kesukaan snack bar dengan berbagai produk olahan beras.Metode: Penelitian eksperimental acak lengkap 1 faktor yaitu 3 jenis produk olahan beras meliputi sereal beras, rice krispi, dan brondong beras. Penelitian pendahuluan menunjukkan snack bar dengan penambahan putih telur 20% adalah yang paling disukai panelis sehingga digunakan sebagai formulasi tetap pada penelitian utama. Penelitian utama berupa pembuatan snack bar menggunakan berbagai produk olahan beras. Data kandungan zat gizi, rasio fosfor-protein, densitas kamba, dan daya patah dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey dan LSD. Tingkat kesukaan dianalisis menggunakan uji Friedman dilanjutkan uji Wilcoxon.Hasil: Dalam berat takaran saji 45 g, formulasi sereal beras mengandung 194, 78 kkal energi, 2,44 g protein, 58,13 mg fosfor, dan rasio fosfor-protein 23,74 mg/g. Formulasi rice krispi mengandung 193,20 kkal energi, 2,61 g protein, 71,55 mg fosfor, dan rasio fosfor-protein 27,27 mg/g. Formulasi brondong beras mengandung 202,66 kkal energi, 3,25 g protein, 77,77 mg fosfor, dan rasio fosfor-protein 23,80 mg/g. Terdapat perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap warna dan tekstur yang bermakna tetapi tidak pada aroma dan rasa snack bar.Kesimpulan: Semua formulasi snack bar secara umum memenuhi syarat kandungan zat gizi dan masih dapat diterima oleh panelis. Formulasi snack bar yang direkomendasikan adalah sereal beras

    PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG RUMPUT LAUT SARGASSUM sp TERHADAP KANDUNGAN ZAT GIZI DAN KESUKAAN MP-ASI BISKUIT KAYA ZAT BESI

    Get PDF
    Latar Belakang : Anemia defisiensi zat besi berpengaruh pada 43% anak usia 12-24 bulan di dunia. Salah satu faktor penyebab adalah kurangnya asupan tinggi zat besi. Pengkayaan kandungan zat besi dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal seperti rumput laut Sargassum sp yang memiliki kandungan zat besi dengan bioavailabilitas tinggi pada (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) MP-ASI biskuit sebagai produk yang sesuai dengan anak usia 12-24 bulan. Tujuan : Menganalisis pengaruh variasi substitusi tepung rumput laut terhadap kandungan gizi meliputi zat besi, protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, air dan abu serta kesukaan yang meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur MP-ASI biskuit. Metode : Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor dengan 5 taraf perlakuan. Variasi perlakuan tepung terigu dengan tepung rumput laut Sargassum sp adalah 100:0, 90:10,85:15, 80:20, 75:25. Analisis statistik kandungan gizi menggunakan uji One Way ANOVA CI 95% dilanjutkan Posthoc test Tukey dan LSD. Analisis statistik kesukaan menggunakan uji Friedman dilanjutkan uji Wilcoxon sign rank test CI 95%. Hasil : Variasi substitusi tepung rumput laut Sargassum sp pada MP-ASI biskuit berpengaruh terhadap peningkatan kadar zat besi. Kadar zat besi tertinggi terdapat pada MP-ASI biskuit dengan substitusi tepung rumput laut 25%. Substitusi tepung rumput laut Sargassum sp berpengaruh pada kadar zat besi serat kasar, dan abu,serta kesukaan meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur namun tidak berpengaruh terhadap kadar protein, lemak, karbohidrat dan air. Kesimpulan : Substitusi tepung rumput laut Sargassum sp berpengaruh terhadap kadar zat besi, serat kasar, abu serta kesukaan meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur MP-ASI biskuit, namun tidak berpengaruh terhadap kadar protein, lemak, karbohidrat dan air

    Pengaruh Substitusi Tepung Terigu dengan Tepung Tempe dan Tepung Ubi Jalar Kuning terhadap Kadar Protein, Kadar β-Karoten, dan Mutu Organoleptik Roti Manis

    Full text link
    Background: Increased of high protein and β-carotene food consumption is expected may prevent PEM and VAD. Tempeh is a high-protein food stuff, while orange-fleshed sweet potato had high β-carotene content. Sweet bread with substitution of tempeh and orange-fleshed sweet potato flours is expected could be an alternative food which had high protein and β-carotene content. Objective: Analyze the effect of tempeh and orange-fleshed sweet potato flour substitution on protein and β-carotene content, and organoleptic quality of sweet bread. Method: An one factor completely randomized experimental study used 5 level of tempeh and orange-fleshed sweet potato flour substitution, which were 0%:0%, 0%:25%, 10%:15%, 15%:10%, and 25%:0%. Statistical analysis of protein and β-carotene content used One Way ANOVA followed by Tukey and Duncan test, while analysis of organoleptic quality used Friedman and Wilcoxon test. Result: Sweet bread with 25% tempeh flour substitution had the highest protein content (14.38%) and 25% orange-fleshed sweet potato flour substitution had the highest β-carotene content (0.24 mg/100 g). Substitution of 25% orange-fleshed sweet potato flour and substitution of 10% tempeh -15% orange-fleshed sweet potato flour had significant effect on β-carotene content. Tempeh and orange-fleshed sweet potato flour substitution also had significant effect on color, aroma, texture, and taste of sweet bread, but had no but had no significant effect on its protein content. Conclusion: Tempeh flour substitution increased protein content in sweet bread and orange-fleshed sweet potato flour increased its β-carotene content. Sweet bread with 10% tempeh-15% orange-fleshed sweet potato flour substitution were recommended

    Indeks Glikemik Snack Bar Ubi Jalar Kedelai Hitam Sebagai Alternatif Makanan Selingan Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

    Get PDF
    Penderita diabetes melitus tipe 2 membutuhkan makanan selingan untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi serta mengontrol kadar glukosa darah. Ubi jalar dan kedelai hitam mengandung tinggi serat, amilosa, dan rendah indeks glikemik sehingga pembuatan snack bar ubi jalar kedelai hitam diharapkan menjadi makanan selingan dengan nilai gizi baik rendah IG sehingga tidak menimbulkan hiperglikemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis indeks glikemik dan beban glikemik snack bar ubi jalar dan kedelai hitam. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap 1 faktor yaitu tiga variasi warna ubi jalar, meliputi merah, kuning, dan ungu. Analisis indeks glikemik menggunakan metode incremental area under the blood glucose response curve. Data indeks glikemik dan beban glikemik dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa snack bar ubi merah, kuning, ungu secara berurutan memiliki indeks glikemik 23,56; 41,08; 21,54 dan beban glikemik 7,27; 14,66; 7,18. Kesimpulan penelitian ini adalah snack bar ubi ungu memiliki indeks glikemik (21,54) dan beban glikemik (7,18) yang paling rendah diantara ketiga jenis snack bar

    TINGKAT KEEFEKTIFAN LACTOPEROXIDASE SYSTEM (LPS) UNTUK MEMPERPANJANG LAMA SIMPAN SUSU SEGAR

    Get PDF
    Fresh milk is high risk food since it is susceptible to microorganism spoilage. Without appropriate handling, fresh milk will spoil in short time. Lactoperoxidase is an enzyme that in its nature in milk was not an antibacterial, but can be activated to be an antibacterial. The method is used to activate lactoperoxide for milk preservation known as lactoperoxidase system (LPS). This experiment aims to identify LPS effectiveness in two different temperatures. Fresh milk sample, obtained from Nyatnyono Village, Ungaran Central of Java. Fresh milk storage duration was compared between milk without LPS in room temperature (25-28oC), milk without LPS in refrigerator temperature (5-10oC), milk with LPS in room temperature, and milk with LPS in refrigerator temperature. The total bacterial cells (TPC), Salmonella count ,and Eschericia coli count, and pH were examined. Total bacteria in all treatments were increased, except in LPS at refrigerator temperature that have storage duration until 20 hours. In the all of treatments, Salmonella counts were increased rapidly except in milk with LPS at refrigerator temperature that have storage duration until 8 hours. However, E. coli could growth well in all treatments during storage. The pH value can be kept below 6 in all treatments, except in milk without LPS at room temperature. Keywords: effectiveness of lactoperoxidase system, storage duratio
    • …
    corecore