42 research outputs found

    Sistem Wakaf di Negara Lebanon: Undang-undang Perwakafan dalam Heterogenitas Agama

    Full text link
    Persoalan wakaf dalam Islam semakin mempunyai wilayah yang lebih kompleks baik dalam penerapan, persyaratan maupun pengelolaan. Beberapa negara Muslim mulai membentuk satu Undang-undang atau lembaga tersendiri yang khusus mengatur masalah perwakafan. Lembaga ini berfungsi untuk mengoptimalkan operasionalisasi perwakafan berikut administrasinya, agar terhindar dari penyimpangan dan kesimpangsiuran terutama dengan pihak ahli waris atau keturunan dari si pemberi wakaf . Lebanon merupakan salah satu negara Muslim yang mempunyai heterogenitas keagamaan. Meskipun Islam sebagai agama mayoritas, ada agama-agama lain yang mempunyai otoritas hukum yang sama. Dalam menyelesaikan masalah wakaf, masyarakat Muslim Lebanon sudah mempunyai Undang-undang sendiri yaitu Undang-undang Wakaf Keluarga tahun 1947 yang diadopsi dari Undang-undang Wakaf Mesir tahun 1946. Tulisan ini akan memaparkan tentang sistematika hukum perwakafan bagi masyarakat Muslim di Lebanon, berikut catatan dinamika penerapannya sistem wakaf bagi komunitas Druze ( sekte keagamaan yang berkembang di Lebanon) sebagai pembanding

    Konflik Peradaban Samuel P. Huntington (Kebangkitan Islam yang Dirisaukan?)

    Full text link
    Istilah ‘konflik peradaban' diperkenalkan Samuel Huntington dalam bukunya The Clash of Civilization and the Remaking of World Order (1996). Menurut Huntington, dengan berakhirnya Perang Dingin yang ditandai dengan runtuhnya ideologi komunisme, wilayah konflik meluas melewati fase Barat, dan yang mewarnainya adalah hubungan antara peradaban Barat dan non-Barat serta antarperadaban non-Barat itu sendiri. Huntington mengelompokkan negara-negara bukan atas dasar sistem politik ekonomi, tetapi lebih berdasarkan budaya dan peradaban. Ia mengidentifikasi sembilan peradaban kontemporer, yaitu, peradaban Barat, Cina, Jepang, Amerika Latin, Afrika, Hindu, Budha, Islam, dan Kristen Ortodoks. Benturan yang paling keras – menurut Huntington - akan terjadi antara kebudayaan Kristen Barat dengan kebudayaan Islam. Tesis tersebut secara tidak langsung memperkuat asumsi sebagian besar ilmuwan Barat yang melihat Islam sebagai aggression and hostility (agresi dan ancaman). Pendek kata, bagaimana Barat menciptakan stereotipe-stereotipe simplistis yang menunjukkan wajah the rage of Islam

    EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING DENGAN TEKNIKN MYSTERIOUS THINGS GAMES DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

    Get PDF
    Dalam pembelajaran bahasa Jepang, ada beberapa keterampilan yang sangat penting. Pembelajaran berbicara terutama berbicara bahasa Jepang merupakan pembelajaran yang dianggap sulit oleh siswa karena mereka sering merasa takut salah, dan banyak juga yang merasa tidak paham bagaimana konteks kalimat yang benar. Sebagian siswa hanya dapat mengucapkan kata-kata yang mereka ketahui saja tanpa membentuk satu kalimat yang utuh padahal, mereka juga harus dapat berbicara sesuai dengan konteks dasar kalimat dengan baik.Oleh karena itu penggunaan metode CTL dengan teknik Mysterious Things Games ini dalam meningkatkan kemampuan berbicara merupakan salah satu upaya untuk agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam Bahasa Jepang serta tanggapan siswa mengenai penggunaan metode CTL dengan teknik Mysterious Things Games dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi, dengan mengambil sampel penelitian pada siswa kelas XI Jepang 3 SMAN 16 Bandung sejumlah 15 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan angket. Dari hasil analisis tes diketahui nilai rata-rata sebelum dilaksanakan treatment sebesar 5,00 dan setelah dilaksanakan treatment nilai rata-rata siswa sebesar 8.46 dengan t hitung sebesar 11.7334 dengan db = 14 pada taraf signifikan 5 % = 2,14 d an 1 % = 2,98. Karena t hitung lebih besar dari t tabel, maka hipotesis kerja dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari hasil latihan berbicara setelah belajar menggunakan metode CTL dengan teknik Mysterious Things Games. --- In the Japanese language learning, there are some skills that are very important. Learning to speak mainly speak Japanese are learning is considered difficult by students because they often feel fear of being wrong, and many also feel did not understand how the context of a correct sentence. Most students can only say the words that they know without forming a complete sentence when, they also must be able to speak in accordance with the basic context of the sentence well. Therefore the use of CTL method with the technique of these Games Mysterious Things in enhancing the ability to speak is one of the efforts to improve the ability for students to speak Japanese. This study aims to determine the effectiveness of using the CTL method with techniques Mysterious Things Games in enhancing the ability to speak Japanese as well as the responses of students regarding the use of CTL method with techniques Mysterious Things Games in enhancing the ability to speak Japanese. This research uses quasi experimental method, by taking a sample in a class XI student of SMAN 16 Bandung Japan 3 a number of 15 students. The instrument used in this study a test and questionnaire. From the analysis of the test known to the average value of 5.00 before being implemented treatment and after treatment carried an average value of 8.46 students with t count of 11.7334 with db = 14 at the significant level of 5% = 2.14 d an 1% = 2.98. Because t is greater than t table, then the working hypothesis in this study received. This shows that a significant influence on the results of the exercise was speaking after learning using CTL with techniques Mysterious Things Games

    Menilik Perkembangan Pemikiran Politik Islam Masa Modern (sebuah Pembacaan Awal)

    Get PDF
    Pembacaan pemikiran politik Islam masa modern berdasarkan ijtihadtokoh-tokoh pembaru akan mampu meletakkan dasar historis serta pembacaankritis tentang kondisi politik kekinian. Melalui pengkajian terhadap pemikiranbeberapa tokoh, pemikiran politik Islam masa modern cenderung didominasi olehgejala fundamentalisme. Namun, setelah para sarjana mengembangkan beberapaaspek kajian, pemikiran politik Islam masa modern seakan menjadi titik pijakpilihan bernegara oleh umat Islam. Paradigma “simbiotik” antara guru dan muridini kemudian menawarkan pencerahan untuk kondisi kontemporer saat ini

    Hukum Keluarga di Turki sebagai Upaya Perdana Pembaharuan Hukum Islam

    Full text link
    Upaya pembaruan Hukum Keluarga di belahan dunia Islam mulai terealisasi pada penghujung abad 19M. Kesadaran masyarakat muslim akan tertinggalnya konsep-konsep fikh yang selama ini dijadikan rujukan, menumbuhkan semangat pembaruan dari rumusan Undang-undang lama yang telah terformat menuju Undang-undang yang lebih mampu mengakomodasi tuntutan perkembangan zaman dan kemajuan Islam itu sendiri. Turki, merupakan negara pertama yang melakukan reformasi Hukum Keluarga Muslim, dan gagasan itu muncul pada tahun 1915. Pengaruh pergesekan dengan pemikiran Barat Modern dan menilik pada perkembangan peradaban barat yang lebih maju, mendorong semangat nasionalisme masyarakat Turki untuk me'modern'kan negaranya. Undang-undang Hukum Keluarga yang merujuk pada hukum Syari'ah justru ditinggalkan. Dengan diproklamirkannya Negara Republik Turki (Turki Modern), diupayakan pula pembentukan UU Sipil Turki yang mengadopsi dari UU Sipil negara Swiss. Meskipun demikian, mayoritas bangsa Turki tetap yakin bahwa mereka adalah Muslim. Bahkan di kalangan penguasa sebagian besar menegaskan bahwa mereka tidak menolak Islam, mereka hanya mengikuti sikap Barat bahwa agama adalah masalah pribadi (yang mengatur hubungan antara individu dengan Tuhan), bukan sistem hukum yang harus dilaksanakan oleh negara

    HUKUM KELUARGA DI TURKI SEBAGAI UPAYA PERDANA PEMBAHARUAN HUKUM ISLAM

    Get PDF
    Upaya pembaruan Hukum Keluarga di belahan dunia Islam mulai terealisasi pada penghujung abad 19M. Kesadaran masyarakat muslim akan tertinggalnya konsep-konsep fikh yang selama ini dijadikan rujukan, menumbuhkan semangat pembaruan dari rumusan Undang-undang lama  yang telah terformat menuju Undang-undang yang lebih mampu mengakomodasi tuntutan perkembangan zaman dan kemajuan Islam itu sendiri. Turki, merupakan negara pertama yang melakukan reformasi Hukum Keluarga Muslim, dan gagasan itu muncul pada tahun 1915. Pengaruh pergesekan dengan pemikiran Barat Modern dan menilik pada perkembangan peradaban barat yang lebih maju, mendorong semangat nasionalisme masyarakat Turki untuk me’modern’kan negaranya. Undang-undang Hukum Keluarga yang merujuk pada hukum Syari’ah justru ditinggalkan. Dengan diproklamirkannya Negara Republik Turki (Turki Modern), diupayakan pula pembentukan UU  Sipil Turki yang mengadopsi dari UU Sipil negara Swiss. Meskipun demikian, mayoritas bangsa Turki tetap yakin bahwa mereka adalah Muslim. Bahkan di kalangan penguasa sebagian besar menegaskan bahwa mereka tidak menolak Islam, mereka hanya mengikuti sikap Barat bahwa agama adalah masalah pribadi (yang mengatur hubungan antara individu dengan Tuhan), bukan sistem   hukum yang harus dilaksanakan oleh negara.   Kata kunci: hukum keluarga, Turki, hukum Islam

    ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA

    Get PDF
    Sebagai agama universal, ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama Islam banyak mengandung prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM). Dan sebagai sebuah konsep ajaran, Islam menempatkan manusia pada kedudukan yang sejajar dengan manusia lain. Perbedaan yang ada didasarkan atas kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Hal ini merupakan dasar yang sangat kuat yang telah memberikan konstribusi pada perkembangan prinsip-prinsip hak  asasi manusia dalam ranah internasional. Dalam tataran konseptual, hak asasi manusia  dianggap sebagai hak-hak yang universal, tetapi secara interpretatif aplikatif, kemunculan isu HAM menjadi konfrontasi yang berkepanjangan. Terlebih bila kemudian standart perbedaan antara  HAM dalam Islam dengan standart HAM  internasional dikonfrontasikan secara kasuistik.   Perbedaan standar tersebut antara lain disebabkan adanya titik tolak pemikiran berbeda yang kemudian melahirkan pemikiran berbeda  pula tentang world view dalam menginterpretasikan HAM

    PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MASA PRAMODERN

    Get PDF

    Internalisasi Nilai Multikulturalisme dan Kerukunan Antarumat Beragama dalam Masyarakat

    Full text link
    This research discussed on how the tolerance between societies can be created through the pattern and process of the internalization of multiculturalism value to society in Potorono, Banguntapan, Bantul. The values appeared through such a long processes of society dynamic where they lived. In descriptive qualitative method, the portrait of that society can be revealed to analyze deeper the practices or processes of the internalization of multiculturalism value that can unite the society with their differences. This research aimed at revealing casuistically the process of the internalization of multiculturalism value and its correlation with tolerance between societies, as well as the factors which influence the societies to maintain their multiculturalism value. The objective of this research is to know the processes of internalization of multiculturalism value and to understand its correlation with tolerance in society, thus it can be an interactive room for each people in society to find the solution and alternative answer for any possible conflict that may be happened. This research applied qualitative research which aimed at gaining deeper understanding on the phenomenon recorded on the field of the research. To understand deeply and holistically, the analysis of meanings, values and deeper understanding on the character of society of Potorono, Banguntapan, Bantul is needed. The approach applied in this research is exploratory descriptive and explanatory study case. It is through exploratory the data found in the research, then explaining the data found and final process is improving the explanations comparatively to certain similar phenomenon and proving that this kind of explanation can be applied to another situation. The research findings are: 1) the awareness of society of Potorono to maintain the values of tolerance has been there for long time ago and has been practiced hereditarily 2) the social interaction with a new community happened with adaptive process and step by step through religious and social activities, 3) the majority of native people have kinship relation, thus it caused the process of internalization of value easier, 4) the values appeared are tolerance, togetherness, care and respectfulness

    REAKTUALISASI HUKUM ISLAM

    Get PDF
    Dalam perkembangan pemikiran Islam kontemporer saat ini, mulai berkembang suatu pemikiran sumber hukum yang dianggap mandiri yakni maslahah atau maqashid asy-syariyyah. Belakangan konsep tersebut makin berkembang bahkan menjadi disiplin ilmu yang seolah terlepas dari ilmu ushul fikh. Konsep pemikiran tersebut meski mulai berkembang belakangan, namun secara implisit sudah dijadikan sebagai landasan berpikir oleh para intelektual Muslim tak terkecuali di Indonesia. Munawir Sjadzali, seorang intelektual Muslim Indonesia, memunculkan ide tentang “Reaktualisasi Ajaran Islam“ dengan mengedepankan aspek maslahah.  Dalam  hal  ini  Munawir  lebih mengkonkritkan lagi pada tiga kerangka metodologi yakni adat, nasakh dan maslahah. Lebih lanjut tulisan ini akan mengupas tentang garis besar pemikiran Munawir terutama pada masalah waris dan bunga bank, beserta argumen-argumen yang melatari konsep pemikirannya. Melalui pendekatan fikh dan ushul fikh, penulis akan menggali aspek pembaruan serta sedikit mengurai tentang pemikiran tokoh Indonesia yang lain sebagai pembanding, juga mengulas tentang beberapa polemik seputar konsep ijtihad yang ditawarkan oleh Munawir tersebut.   In the development of contemporary study of Islam, there grows an autunomous idea of source of law, that  is maslahah or maqashid asy-syariyyah. Lately, this concept has been growing to be a discipline that autonomously apart from ushul fiqh. Relatively new, this discipline has implisitely become a basic of thought for many Moslem intellectualists, including in Indonesia. Munawir Sadjali, one of those, proposed an idea of “Reactualize of Islam” by advancing aspect of maslahah. In this standpoint, Munawir concretize on three methodological frames, namely adat (tradition), nasakh, and maslahah. Further, this writing will analyse the outline of Munawair‟s reasoning, particullary on issues of  inheritance and bank interest, along with arguments of his background concept. Through fiqh and ushul fiqh approachment , the writer will dig up some aspects of renewal and a little of some other thoughts of Indonesian figures as comparators; and will also provide a review around polemic of  Munawir‟s idea on  concept of ijtihad. &nbsp
    corecore