7 research outputs found

    Analisa Perancangan Tata Letak Lantai Produksi Divisi Welding untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi di PT. XX

    Get PDF
    Tata letak fasilitas produksi merupakan salah satu elemen dasar yang penting dalam sebuah perancangan stasiun kerja. Tata letak fasilitas produksi perlu dirancang dengan baik, agar aliran produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. PT. XX merupakan Perusahaan dengan produksi sesuai dengan permintaan pasar atau konsumen, yang memproduksi alat-alat kesehatan terutama incubator bayi. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan adanya indikasi di PT. XX yang memiliki tata letak lantai produksi pada divisi welding yang dirasa kurang efektif dengan pola aliran yang tidak beraturan sehingga perlu adanya USAha untuk mengatur tata letak menjadi lebih baik yaitu dengan menentukan kebutuhan jumlah mesin, peralatan dan tenaga kerja yang lebih efisien dari jumlah sebelumnya dan Memberikan usulan rancangan tata letak lantai produksi divisi welding yang lebih efektif. Hasil penelitian ini adalah perancangan layout baru dengan menggunakan metode routing sheet yang menghasilkan jumlah mesin dan operator yang lebih efisien yang dapat meningkatkan kapasitas produksi. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa pada layout yang baru, terjadi pengurangan jumlah mesin sebesar 5 unit, operator sebesar 4 orang dan meningkatnya kapasitas produksi sebesar 28 unit produk / tahun ( 11 % ). Dan terjadi penurunan ongkos material handling yang dikeluarkan oleh Perusahaan per produk yaitu sebesar Rp 2.862,81

    Perkembangan Biodiesel di Indonesia Tinjauan Atas Kondisi Saat ini, Teknologi Produksi & Analisis Prospektif

    Full text link
    Biofuel sebagai energi terbarukan yang berpotensi untuk menggantikan peran bahan bakar minyak (BBM) belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia. Pemerintah Indonesia ingin memenuhi suplai biodiesel dari industri nasional dengan penerapan mandatori penggunaan biodiesel, namun target mandatori belum terpenuhi karena pasar biofuel dalam negeri belum menarik minat pengusaha.Celah antara kapasitas produksi dengan capaian produksi masih sekitar 25% atau 1,11 juta kilo liter. Hal ini direspon oleh pemerintah dengan menerapkan CPO Fund untuk mendorong produksi bahan bakar nabati biodiesel.Menyikapi berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, diperlukan ulasan mengenai kondisi terkini dari sektor biodiesel dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dari sektor biodiesel dengan mengulas kondisi saat ini, perkembangan teknologi produksi, dan analisis prospektif.Hasil dari analisis prospektif didapatkan bahwa arah pengembangan biodiesel harus dimulai dari teknologi produksi biodiesel untuk mencapai peningkatan hasil produksi dengan biaya yang murah Karenanya, pada makalah ini kami mengusulkan teknologi produksi biodiesel in situ transesterifikasi yang akan memberikan peluang teknologi yang lebih ekonomis dibandingkan teknologi produksi esterifikasi-transesterifikasi konvensional

    The Selection of Productivity Key Performance Indicators for Car Manufacturing Companies Using Integrated Performance Measurement System

    Get PDF
    The increase in car market 17% in 2020, and ASEAN Free Trade policy only 5% for imported products, cause tightened competition in the automotive market. Car manufacturing companies face problems in selecting their performance indicators related to competitive challenges. The purpose of this research is to develop productivity key performance indicators in car manufacturing that conform to stakeholder requirements as a strategy to win the market. The conditions are manifested in a mapping of manufacturing symbols using the Integrated Performance Measurement System (IPMS) method. That manufacturing productivity indicators will become the focus of the top management to be controlled. There are four stages to go through, starting with the identification of stakeholder requirement, which produces six criteria and 12 stakeholder requirements and mapped into 16 goals and 24 key performance indicator (KPI). The second stage is benchmarking, and preparation of KPI hierarchy and the third stage is the description of each KPI in the form of KPI specification table. The fourth stage is the weighting of the six main criteria that result in 3 priority criteria which must be reported monthly between the manufacturing division (painting), finance and administration. Those are employee safety, manufacturing process effectiveness (painting) and waste elimination activities. The priority is obtained based on questionnaires answered by ten stakeholders (experts) processed with Analytical Hierarchy Process (AHP) approach and has been tested consistency in the number 0.09. These three criteria are described in 15 KPIs: performance rate, availability rate, quality rate, trained operator ratio, training value ratio> 80, delay ratio, attendance ratio, downtime losses, setup and adjustment losses, idle time, defect losses, yield losses, manpower efficiency, environmental impact and work accident ratio

    Energy Audit Analysis by Business Intelligence Application

    Get PDF
    Energy audit is one of the first tasks to be performed in the accomplishment of an effective energy cost control program. To obtain the best information for a successful energy audit, the auditor must make some measurements during the audit visit. One of the tools that primarily used in audit visit is the portable Power Quality Analyzers (PQA) for measuring single to three-phase lines with a high degree of precision and accuracy. It is utilized for monitoring and recording power supply anomalies. For most survey applications, changing currents makes it mandatory for data to be compiled over a period of time with enormous amount of electricity data. Hence, this paper proposed a Business Intelligence approach that can facilitate the auditor to quickly analyze the PQA data. There are five Key Performance Indicators (KPI) to be displayed for analyze in form of dashboard. The method that uses to construct the dashboard is classification and association rules with the help of orange dataminer tools. Classification method is utilized to display the data distributions by frequency on a bar chart. Once we got the frequent sets, they allow us to extract association rules among the item sets, where we make some statement about how likely are two sets of items to co-occur or to conditionally occur. The result of this paper is a dashboard of five scorecards, namely unbalanced voltage, unbalanced currents, voltage harmonic, currents harmonic, and power factor

    Aplikasi Soft System Methodology (Ssm) Untuk Perencanaan Terintegrasi Biofuel Dalam Sektor Pertanian Dan Sektor Energi

    Full text link
    Biofuel sebagai substitusi potensial dari BBM belum dimanfaatkan secara maksimal. Untuk itu, diperlukan desain ulang dari strategi pengembangan biofuel yang komprehensif mencakup sektor energi yang merupakan output dari produk dan sektor pertanian yang merupakan sumber inputnya. Secara keseluruhan, terdapat tiga pendekatan yang berbeda untuk memodelkan biofuel, yaitu pendekatan dari sisi ekonomi dengan model Computable General Equilibrium (CGE), lalu pendekatan dari sisi pertanian dengan model Partial Equilibrium (PE), dan pendekatan dari sisi energi dengan model Long-range Energy Alternatives Planning (LEAP). Tujuan utama makalah ini adalah untuk memperoleh gambaran permasalahan atas situasi yang terjadi dalam perencanaan kebijakan biofuel mempertimbangkan penggunaan ketiga pendekatan diatas. Dengan menggunakan Soft System Methodology (SSM), pada makalah ini telah dibangun suatu model konseptual yang menggambarkan hubungan aktivitas antar komponen yang berkait. Melalui penerapan langkah-langkah SSM telah disusun rencana tindakan yang akan dilakukan, yaitu perencanaan terintegrasi dengan LEAP yang telah dimodifikasi untuk mengakomodir sektor pertanian dan sektor energi
    corecore