44 research outputs found

    SHARING KNOWLEDGE THROUGH OPEN AND DISTANCE E-LEARNING EDUCATION: GLOBALIZING UNIVERSITAS TERBUKA

    Get PDF
    Universitas Terbuka (UT) as an open and distance e-learning institution in Indonesia, has widely intensify the interconnectivity on international stages. UT adopts international academic standard and pave its vision “to provide access to a world quality higher education for all through open and distance higher educationâ€. Although, most of UT students do not yet have access to adequate internet connection, UT has been a reference for other open education institutions and was acknowledged by the global community to have been succeeded in managing distance education system. By outlining the concept of education diplomacy creates an explanation that the growth of globalized educational collaboration increases the importance of conveying people-to-people engagement through e-learning education system. In previous years, UT has aimed the mission toward an ASEAN distance education collaboration and offer an Open Online Certificate Program through MOOC (Massive Open Online Courses). The aim is to share knowledge among Indonesian and its counterparts in ASEAN

    OPEN AND DISTANCE HIGHER EDUCATION AND RIGHTS OF THE DIFFABLE

    Get PDF
    This article discusses a qualitative research of diffable in the relation with open and distance education. A summary of in-depth interviews with 5 diffable is presented. It is expected that these interviews will help us gain better understanding of diffable people. Linking the diffabled to distance education, we will see that they are potential students of open and distance higher education institutions

    The Gift of Necessity, A Case Study of Lecturers’ Use of Webinars

    Get PDF
    This started as a brief and simple survey aimed to measure the extent to which university lecturers were compelled to attend webinars after the WfH policy was in place, in terms of motivation, challenges and benefits of webinar attendance. The survey also tried to see how instructors would one of their duties under the University Instructors’ Three Principles, i.e. active engagement in online seminars (webinars). It applies the descriptive qualitative approach to identifying how they understand the aspect of social interaction. This study focuses on how instructors make use of webinar technology out of necessity that later proved, time-wise, to be more effective and efficient in organization. ‘Time’ can be managed in the most efficient way possible, and turns out to be a gift, in that it facilitates the enhancement of knowledge. However, webinars still cannot be substitutes for the sorely-missed social interactions.   Dimulai sebagai survei singkat dan sederhana yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana dosen universitas didorong untuk menghadiri webinar setelah kebijakan WFH diberlakukan, dalam hal motivasi, tantangan, dan manfaat dari kehadiran webinar. Survei ini juga mencoba melihat bagaimana instruktur menjalankan salah satu tugasnya di bawah Tiga Prinsip Instruktur Universitas, yaitu keterlibatan aktif dalam seminar online (webinar). Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengidentifikasi bagaimana mereka memahami aspek interaksi sosial. Penelitian ini berfokus pada bagaimana instruktur memanfaatkan teknologi webinar karena kebutuhan yang kemudian terbukti, dari waktu ke waktu, lebih efektif dan efisien dalam organisasi. ‘Waktu’ dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin, dan ternyata menjadi anugerah, dalam hal memfasilitasi peningkatan pengetahuan. Namun, webinar tetap tidak bisa menggantikan interaksi sosial yang sangat dirindukan

    Collaborative Governance for Online Distance Learning: A Case of a Dental Health Program of the Ministry of Health Bandung

    Get PDF
    Online learning is a strategic policy that is expected to contribute to the sustainability of educational performance. However, this policy has not been able to optimally solve existing problems. Shortcomings of students in attaining skills from core competency courses and the lecturers’ limited ability to provide online learning are problems faced by the Bandung Polytechnic Diploma III Dental Health Study Program. This study employed a literature review approach. We compiled a comprehensive collection of relevant studies by identifying collaboration theories; this was strengthened by including research related to distance learning collaboration in the health sector associated with Poltekkes Bandung’s SWOT. The results of this study suggested that the problems faced by the Dental Health program can be overcome through strengthening collaborative governance. Poltekkes Bandung can issue a policy to collaborate with the Faculty of Dentistry; they can thereby tackle the problem of students achieving core competencies and improve the capacity of lecturers to provide teaching by collaborating with educational institutions that have consistently held online distance learning. Keywords: collaborative governance, distance learning, Poltekkes Bandun

    Konsep Kebangsaan Di Kalangan Wong Cilik

    Get PDF
    Praktek demokrasi di Indonesia menunjukkan fenomena yang sudah di luar batas peraturan yang dicontohkan oleh para elit politik (penguasa), bahkan mengarah ke anarkis dengan medium wong cilik. Kekerasan dalam ranah politik semakin tinggi intensitasnya yang antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya tindakan destruktif. Tindakan destruktif ini sebenarnya mencerminkan fanatisme sempit, ketidakpercayaan masyarakat kepada aparat pemerintah dan hukum yang berlaku, tanpa menyadari bahwa hal tersebut juga merugikan masyarakat itu sendiri dan menunjukkan indikator rendahnya nasionalisme. Nasionalisme dalam masyarakat awam sering diungkapkan dengan penolakan pihak asing, maka konsep kebangsaan pun cenderung dibangun dari sudut pandang luar atau asing. Penelitian ini berusaha menganalisis konstruksi konsep kebangsaan di kalangan wong cilik. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah berupaya menjawab kaitan antara konsep kebangsaan dengan peran serta wong cilik sebagai warganegara. 1) Bagaimana peran warga negara menurut kalangan wong cilik? (2) Bagaimana kewajiban warga negara menurut kalangan wong cilik? dan (3) Bagaimana hak warga negara menurut kalangan wong cilik? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskiptif kualitatif dengan menggunakan metode wawancara kepada narasumber. Narasumber secara langsung dari sumber asli (wong cilik) dan para narasumber/tokoh baik dari kalangan akademisi ataupun praktisi yang dipilih secara purposive (30 narasumber). Penelitian ini penting, karena hasil penelitian ini diharapkan dapat memetakan langkah yang harus disiapkan untuk melakukan rekayasa sosial dalam merekonstruksi civil society seperti yang diharapkan di Indonesia

    Management for Alleviating Poverty Among Fishermen Through Empowering Female Fishermen in North Kalimantan

    Get PDF
    Research related to poverty alleviation models for fishermen has been widely carried out. However, models involving female fishermen have not been thoroughly investigated. This article explores the public policy management model in alleviating poverty in fishermen by involving female fishermen. In this study, the researchers employed the descriptive-qualitative method with a documentation study by reviewing the results of relevant previous studies. The collected data were analyzed using an inductive approach to social phenomena related to female fishermen. Results showed that: (1) poverty in fishermen was caused by the low monthly income, the use of traditional fishing gear, the lack of corporate effort, and the low level of education of fishermen; (2) the ineffectiveness of poverty alleviation policies, among others, were caused by inaccurate program targets, being not in line with objectives, administrative problems, resource problems, misuse of assistance, the lack of socialization, inaccuracies of data, the low commitment of program participants, education level of program participants, low community participation, and lack of technical performance of program management; and (3) the right model for alleviating poverty in fishermen with the concept of women’s empowerment is through business development in the form of the establishment of cooperatives for female fishermen. Therefore, affirmative action is needed for the management of the cooperatives so that these female fishermen can manage their businesses more efficiently and productively through an empowerment model by collaborating with local governments, universities, and private sectors/companies. The local government may provide a series of training and assistance for the management of the cooperative, while the private sector reinforces managerial, production, and marketing aspects. Furthermore, universities can implement their Tri Dharma of higher education by helping the government and cooperatives managed by female fishermen, thereby improving the fishermen’s family economy. Keywords: Poverty, Women’s Empowerment, Collaboration

    Kerja Sama Luar Negeri Oleh Pemerintahan Daerah Menghadapi MEA 2015 (Kajian Konsep Paradiplomasi Dalam Khasanah Ilmu Pemerintahan)

    Get PDF
    Globalisasi dan desentralisasi menjadi acuan pengayaan khasanah dan konsep dalam ilmu pemerintahan Indonesia. Globalisasi semakin masif dan komprehensif, dimana peran negara dalam kerja sama internasional bukan satu-satunya aktor (single actor). Desentralisasi memberi peluang pemerintah daerah untuk melakukan hubungan internasional. Peluang pemerintahan daerah dalam melakukan kerja sama luar negeri bisa menjadi prioritas dalam rangka MEA 2015. Hal ini sejalan dengan program Nawacita yaitu mengutamakan kemandirian daerah dan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian daerah. Langkah ini telah pula diformulasikan dalam visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Kritikan utama menghadapi MEA 2015 adalah tidak maksimalnya pemerintah (pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah) dalam meningkatkan keunggulan daerah baik SDA maupun SDM. Kebijakan desentralisasi dan penerapan otonomi daerah yang tertuang dalam peraturan perundangan tentang pemerintahan daerah yang telah mengalami beberapa kali revisi, menjadi landasan kebijakan bagi daerah untuk mengatur dan mengurus daerahnya belum memuat secara komprehensif tentang bagaimana pemerintahan daerah dalam melakukan kerja sama luar negeri. Tulisan ini akan mengkaji konsep paradiplomasi yang merupakan fenomena baru yang membahas tentang kapasitas kerja sama luar negeri oleh entitas sub-nasional (pemerintahan daerah)

    Sikap Mahasiswa FISIP-UT Program Studi Administrasi Negara Terhadap Ujian Komprehensif Tertulis (UKT) Dan Persiapan Menghadapi UKT.

    Get PDF
    Sikap Mahasiswa FISIP-UT Program Studi Administrasi Negara Terhadap Ujian Komprehensif Tertulis (UKT)Dan Persiapan Menghadapi UKT. Oleh: Dra. Mani Festati, M.Ed Makalah ini menyajikan hasil penelitian tentang sikap mahasiswa pada bentuk ujian uraian (UKT) dan bagaimana persiapan belajar mahasiswa UT menghadapi UKT. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sikap raahasiswa terhadap Ujian Komprehensif Tertulis cenderung positif. Hal ini dilatar belakangi dari pendapat bahwa UKT memberikan kesempatan untuk menguraikan jawaban dengan bebas, dan dengan UKT mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan analisisnya. Meskipun demikian, mahasiswa berpendapat bahwa bentuk soal Pilihan Berganda tetap menuntut pemahaman terhadap materi-materi modul. Penelitian ini bersifat analisis deskriptif. Metode penelitian yang dipergunakan penelitian ini dengan kuesioner. Kuesioner di kirimkan langsung kepada mahasiswa agar data primer langsung diperoleh. Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan menggunakan perhitungan korelasi "product Moment." dari Pearson untuk mengetahui korelasi antara setiap pertanyaan sikap terhadap cara belajar mahasiswa UT dalam persiapannya menghadapi UKT. Penelitian ini mencoba mengetahui sikap mahasiswa terhadap UKT. Sesuai dengan judulnya, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi staf akademik di lingkungan fakultas guna memberikan pelayanan akademis kepada mahasiswa. Dalam pelayanan akademis maka diharapkan UT memberi tutorial intensif dengan frekuensi yang lebih banyak, dan hendaknya tutorial mengutamakan latihan dalam menjawab soal-soal uraian atau menjawab materi ujian UKT yang lalu. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing dan para teman sejawat yang telah membantu kelancaran penyelesaian laporan ini. Segala saran dan masukan mengenai laporan penelitian ini akan tetap diterima dengan senang hati. Penelit

    PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR JARAK JAUH PADA MATAKULIAH SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU (IPEM4318)

    Get PDF
    Teaching materialsforcoursesof Sistem Kepartaian dan Pemilu usedin Program StudiIlmu PemerintahanFISIP-UT need tobe evaluatedfor the reasonof teachingmaterialsis out of date, delivery ofinstructionalcontentnot suitableforself-learning, andstudentlearning resultsis stilllowwhich is characterized bymastery of the materialis lessthan40%.This studyis aqualitativeresearch.The purposeof this studyis to evaluateanddevelopteaching materialsin accordancewith the rules ofdistance learning.The aspectsof studied were the assessment ofthe quality ofteaching materials, the aspect of current eddition, anddesign instructional. The sampling techniquewaspurposivesampling. The sample of this study was students, a subject matter experts, and an experts ininstructionaldesignof distance learning.The results showedthat thequality of theteaching materialisa good, learning materialsare notin accordancewith the development ofthe systemof party andelectionsinIndonesia, andalso instructional designis not in accordancewith theprinciples ofdistance learning.Theresults ofthese evaluationsare usedtodevelop amodel ofdistancelearning materials.   Bahan ajar untuk matakuliah Sistem Kepartaian dan Pemilu yang digunakan pada Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka perlu dievaluasi dengan alasan materi pengajaran kurang mutakhir, penyampaian dalam pengajaran konten kurang tepat untuk pembelajaran mandiri, serta hasil belajar mahasiswa masih rendah yang ditandai dengan penguasaan materi hanya mencapai kurang dari 40%. Penelitiantersebut adalah penelitian kualitatif. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan kaidah pembelajaran jarak jauh. Aspek-aspek yang diteliti meliputi penilaian terhadap kualitas penyajian bahan ajar, kemutakiran materi, dan desain instruksional pembelajaran. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini meliputi mahasiswa sebagai pengguna bahan ajar, ahli materi, dan ahli instruksional desain pembelajaran jarak jauh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas penyajian bahan ajar berada pada kategori baik, materi pembelajaran kurang mutakhir, dan desain instruksionalnya belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip pembelajaran jarak jauh. Hasil penelitian tersebut selanjutnya digunakan untuk mengembangkan model bahan ajar jarak jauh dalam bentuk prototype bahan ajar untuk matakuliah Sistem Kepartaian dan Pemilu

    Membangun Civil Society, Jejaring Sosial dan Demokrasi Melalui Citizen Journalism

    Get PDF
    The rise of civil societies contributed to the manifestation of democratic process. Civil society nurtures the emergence of active citizen in political decision-making, involvement in social issues and engagement in the ideas of creating a prosperous society. Currently, utilizing information and communication technology (ICT) and accessing internet to form virtual community is a new trend of civic engagement in the political issues. This paper discusses the activity of civil society in conjunction with the used of ICT to form social network
    corecore