3 research outputs found

    MODEL INVESTIGASI KELOMPOK BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI : Studi Eksperimen di kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2016/2017

    Get PDF
    Peneliti mengidentifikasi adanya permasalahan pada pembelajaran menulis teks eksplanasi. Adanya siswa yang tidak dapat menyampaikan pesan melalui tulisan, rasa kurang percaya diri dalam menulis, dan kekurangan pengetahuan yang menjadi sumber gagasan. Model investigasi kelompok berbasis kecerdasan majemuk dapat mengatasi permasalahan tersebut karena membantu siswa belajar sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas IPA dan IPS dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis kecerdasan majemuk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan desain faktorial. Berdasarkan analisis data, nilai rata-rata pretest kelas IPA sebesar 60,89, sedangkan pretest kelas IPS sebesar 55,52. Ada pun nilai rata-rata posttest kelas IPA sebesar 81,72, sedangkan rata-rata posttest kelas IPS sebesar 79,15. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks eksplanasi kelas IPA dengan kelas IPS memiliki perbedaan peningkatan sebelum dan sesudah perlakuan dengan model investigasi kelompok berbasis kecerdasan majemuk. Hasil perhitungan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa data memiliki nilai sig. = 0,769. Hal tersebut berarti sig = 0,769 > α = 0,05, menunjukkan bahwa H1 diterima. Dari hasil peningkatan gain ternormalisasi ternyata siswa yang berlatar IPS memperoleh peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan siswa yang berlatar IPA. Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa model investigasi kelompok berbasis kecerdasan majemuk dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksplanasi.;--- The researcher identified some problems in learning writing explanatory text. The inability of students to convey a written message, lack of confidence in writing and not having sufficient knowledge were the issues that become the background of this study. Group investigation model-based multiple intelligence surely could solve those problems because it did help students learn according to their needs. This study aimed to find out students’ ability in writing explanatory text in both science and social class by using group investigation model-based multiple intelligences. The method used in this research is quasi experimental method with factorial design. Based on data analysis, the average pretest grade of science class is 60,89, while the pretest of social class is 55,52. Moreover, the average value of posttest science class is 81.72, while the average posttest class social class is 79,15. The result of hypothesis test using t-test showed that the ability of writing explanatory text between science class with social class has difference of increase after the treatment with model of group-based multiple intelligences. The calculation result using SPSS showed that the data has sig value. = 0,769. This means sig = 0.769> α = 0,05, indicating that H1 is accepted. From that increasing, we can see that social class students improved more than science students. Therefore, the results of the study indicate that the investigation model of group-based multiple intelligences could progressively improve students’ ability in writing explanatory text

    REDEFINING AUSTRALIAN LANGUAGE CLASSROOM EFFECTIVITY: TOWARDS INTERCULTURAL COMPETENCE IN FOREIGN LANGUAGE LEARNING

    Get PDF
     ABSTRACT   Global competence has inevitably expanded the way of education conducted in recent year. One key aspect of global competence is the emergence of cultural intelligence in the classroom – as one medium of global competence transfer is through language learning. Interest to learning a foreign language raises in which many people see foreign language learning as the window and door to the world. This paper aims at exploring global competence is delivered and conducted in a Spanish classroom in Brisbane, Australia. Data were gathered through (1) classroom observation (2) questionnaire distributed to the learner and (3) interview with the learners. Finding shows that in the program is perceived as effective and teacher holds the most important factor in the classroom. In addition to being knowledgeable and skillful, a teacher who possesses cultural intelligence is likely to be preferred. Classroom is portrayed as a hub for transfer of knowledge, allowing learners to bring their identity inside the class while learning being exposed to other foreign language.   Keywords: global competence, cultural intelligence, foreign language learning. &nbsp

    PENTINGNYA PENGUASAAN LITERASI BAGI GENERASI MUDA DALAM MENGHADAPI MEA

    Get PDF
    Literasi dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan. Penanaman literasi sedini mungkin harus disadari karena menjadi modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya. Permasalahan yang dihadapi Indonesia yakni rendahnya penguasaan literasi yang dibuktikan melalui survei Programme for International Student Assessment (PISA). Survei menunjukkan Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara dalam penguasaan literasi. Padahal, budaya literasi bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda dalam aspek pembangunan negara. Generasi muda memiliki kepribadian unggul dan mampu memahami pengetahuan serta teknologi untuk bersaing secara lokal dan global. Selain itu, generasi muda menjadi faktor penting karena memiliki semangat juang yang tinggi, solusi yang kreatif, dan perwujudan yang inovatif. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi aktualisasi generasi unggul. Untuk bisa bersaing dengan negara lain, generasi muda harus mempunyai  kemampuan yang dibutuhkan dunia dengan meningkatkan kualitas SDM. Kualitas SDM berarti kemauan dan kemampuan individu dalam menyerap ilmu yang kemudian dikembangkan dan diimplementasikan. Oleh karena itu, salah satu langkah sederhana namun penting adalah menanamkan pentingnya literasi bagi generasi muda. Kata kunci: Pentingnya literasi, generasi muda, ME
    corecore