48 research outputs found
UJI SIFAT FISIK REPELAN MINYAK ATSIRI KOMBINASI RIMPANG TEMULAWAK DAN RIMPANG JAHE BASIS COLD CREAM
Rimpang jahe (Zingiber officinale Roxb. Rhizome) dan rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb. Rhizome) memiliki kandungan minyak atsiri yang dapat berfungsi sebagai repelan. Guna mengatasi mahalnya rimpang jahe dan sifat iritatif minyak atsiri rimpang jahe, maka dikombinasikan dengan minyak atsiri rimpang temulawak. Basis cold cream memiliki fase minyak yang lebih banyak yang dapat meningkatkan kemampuan pengikatan minyak atsiri. Adanya basis tersebut diharapkan dapat meningkatkan efek repelan. Oleh karenanya, terkait efek repelan perlu dilakukan uji sifat fisik minyak atsiri untuk memastikan kemurnian dan mutunya, kemudian sebelum
dilakukan uji efek repelan, perlu dilakukan uji sifat fisik sediaan repelan untuk memperoleh formula terbaik, yaitu formula yang dapat dioleskan dengan mudah dan nyaman jika digunakan. Minyak atsiri rimpang temulawak dan rimpang jahe diisolasi dengan metode destilasi uap dan air, serta diuji sifat fisiknya, yang terdiri dari uji organoleptis, indeks bias dan berat jenis. Repelan dibuat dalam berbagai konsentrasi 2% v/b, 5% v/b, 10% v/b, 15% v/b, 20% v/b, dan 25% v/b, kemudian dilakukan uji daya sebar, daya lekat, dan viskositas. Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri menyebabkan daya sebar
semakin luas, namun viskositas dan daya daya lekat semakin kecil. Formula terpilih adalah formula dengan konsentrasi 25% b/v karena memiliki daya sebar yang luas dan viskositas yang kecil sehingga dengan sedikit usaha repelan dapat dioleskan serta daya lekat yang kecil sehingga mudah untuk dituang dan dibersihka
UJI AKTIVITAS LARVASIDA EMULSI MINYAK ATSIRI DARI DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) TERHADAP LARVA Aedes aegypti
Pendahuluan: Jumlah kasus demam berdarah yang berfluktuasi tiap tahunnya disebabkan pengendalian vektor (Aedes aegypti) berbasis insektisida kimiawi belum optimal. Banyak yang enggan menggunakan insektisida kimiawi karena berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan. Diperlukan alternatif lain yang dapat digunakan yaitu menggunakan insektisida dari tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai larvasida adalah daun sirih merah.
Metode: Penelitian ini bertujuan melihat efektivitas minyak atsiri daun sirih merah (MASM) dalam membunuh larva Aedes aegypti. MASM yang digunakan diperoleh dari proses destilasi air, kemudian dibuat menjadi formula emulsi. Untuk menentukan hubungan konsentrasi minyak terhadap kematian larva digunakan uji korelasi.
Hasil: Penentuan pengaruh minyak terhadap kematian larva digunakan uji regresi linear dan untuk mendapatkan nilai Lethal Concentration (LC50 dan LC90) digunakan uji regresi Probit.
Kesimpulan: Hasil uji aktivitas larvasida emulsi MASM menunjukkan bahwa Formula 2 dengan perbandingan Tween 20 dan Span 80 (1:1) merupakan formula yang paling optimal dengan sifat fisik yang paling stabil, nilai LC50 22,69 ppm dan LC90 127,05 ppm
LAPORAN FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN MANGGA ARUMANIS BERBASIS KITOSAN SEBAGAI PENYEMBUH ULKUS DIABETES
Ulkus diabetikum merupakan salah satu penyakit infeksi yang terjadi pada penderita diabetes
melitus. Antibiotik yang sering digunakan dalam mengatasi infeksi adalah amoxixilin. Namun,
penggunaan antibiotik seringkali menimbulkan resistensi. Salah satu alternatif pengobatan
ulkus diabetikum adalah menggunakan gel ekstrak daun mangga arumanis yang memiliki
kandungan flavonoid mangiferin dengan khasiat sebagai antioksidan yang berperan dalam
penutupan luka dengan menghambat pelepasan senyawa oksigen reaktif pada jaringan luka
yang dapat merusak sel-sel pada jaringan luka dan antibakteri yang diperlukan untuk
menghambat infeksi pada ulkus diabetikum. Dengan memformulasikan ekstrak daun mangga
pada gel berbasis kitosan yang memiliki sifat sebagai antibakteri akan meningkatkan efektivitas
penyembuhan luka dibandingkan jika menggunakan basis gel yang lain. Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk memformulasikan ekstrak daun mangga yang efektif sebagai
pengobat luka diabetes dengan basis gel kitosan. Kitosan yang merupakan polimer yang
bersifat biodegradable dan memiliki sifat antibakteri diharapkan dapat menjadi basis yang baik
untuk gel penutup luka diabtes sehingga dapat meningkatkan efektiviitas dari ekstrak daun
mangga itu sendiri. Ekstraksi daun mangga arumanis menggunakan metode maserasi dengan
pelarut etanol 70%. Ekstrak selanjutnya diformulasikan ke dalam basis gel kitosan. Gel ekstrak
daun mangga berbasis kitosan selanjutnya dievaluasi karakteristiknya. Karakteristik yang di
cek antara lain pH, uji daya sebar, uji daya sebar, homogenitas dan viskositas. Dari hasil uji
karakteristik gel yang dilakukan menunjukkan bahwa ketiga formula gel memiliki warna coklat
kekuningan, berbau khas ekstrak serta memiliki pH yang masuk pada rentang syarat nilai pH
untuks sediaan topical yaitu 4,5 – 7. Dari uji daya sebar diperoleh hasil bahwa formula 1 dan 2
memenuhi nilai syarat daya sebar dengan masing-masing bernilai 8,117±0,014 dan 6,4±0,014.
Dari uji daya lekat, diperoleh hasil untuk formula yang memenuhi syarat adalah formula 2 dan
3 dengan nilai 5,34 detik dan 15,43 detik. Viskositas gel menunjukkan bahwa formula yang
memiliki viskositas terbaik adalah formula 2 dan 3. Dari uji sifat fisik gel yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa formula 2 meruakan formula yang paling optimal dengan konsentrasi
kitosan sebagai basis sebesar 4%. Luaran dari penelitian ini berupa jurnal ilmiah yang
dipublikasikan di Jurnal Nasional. Penelitian ini masuk dalam Riset Dasar dengan TKT 2
dengan mengembangkan formula sediaan gel, melihat karakteristiknya untuk selanjutnya dapat
diuji kelayakanya untuk diapllikasikan.
Kata kunci: ekstrak daun manga: gel;; kitosan; penutup luka; ulkus diabeti
Peer Review : Uji Sifat Fisik Repelan Minyak Atsiri Kombinasi Rimpang Temulawak dan Rimpang Jahe Basis Cold Cream
Formulasi Emulgel Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.)
Garlic have an activity as antifungal. Garlic extract need to be non spesific standarized to get consistent quality. Emulgel have hydrophobic or hidrophilic active substances because emulgel is a combination of emulsion and gel. This study aims to obtain the garlic extract emulgel formula which has good quality and good physical properties.The garlic extraction method maceration method with ethanol 96% as a solvent (1:7.5). Non spesific parameter of extract standardization were powder lost on drying, water content, ash content, acid-insoluble ash content, mass of extract spesification. Extract were standardized and then formulated in emulgel dosage form with 25% concentration of extract, then emulgel evaluated for physical properties include organoleptic test, homogeneity, pH, temperature stability, spreadability, stickiness, type of emulsion, and viscosity. The results showed rendemen of extract (8.90 ± 0.12)%,  lost on drying (6.85 ± 0.11)%, water content of extract (4.16 ± 1.4)%, ash content of powder (3.24 ± 0.02)% and extract (1.14 ± 0.03)%, acid-insoluble ash content powder (0.96 ± 0.02)% and extract (0.61 ± 0.07)%, the mass of extract spesification 1.028, and for the physical properties test of emulgel preparations obtained homogeneous emulgel, semisolid form, light brown color, smell of extract garlic, stable at 5ºC and 25ºC for 24 hours, pH 7, spreadability (2.49±0.12) g.cm.s-1, stickiness (61.99±5.81)seconds, type of emulsion o/w, viscosity(2.63±0.22) Pa.s. Based on the study was obtained garlic extract that fulfill the requirements of non spesific parameter standardization from Farmakope Herbal Indonesia and emulgel formulation of garlic extract has good physical properties
Validasi Metode Analisis β-Karoten Dalam Ekstrak Etanol 96% Spirulina maxima Dengan Spektrofotometri Visibel
Validasi metode analisis (VMA) penentuan kandungan β-karoten dalam Spirulina maxima perlu dilakukan agar didapatkan hasil yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Tujuan penelitian adalah membuktikan metode analisis penetapan kadar β-karoten dalam ekstrak etanol 96% Spirulina maxima menggunakan spektrofotometer visibel memenuhi syarat validitas. Parameter yang digunakan dalam VMA diantaranya spesifisitas, linieritas, akurasi, presisi, limit deteksi dan limit kuantitas. Syarat yang harus dipenuhi ditiap parameter yaitu nilai korelasi (r) ≥ 0,98 untuk linieritas, persen perolehan kembali masuk dalam range 98-102% dan nilai RSD ≤ 2% untuk akurasi, nilai RSD ≤ 2% untuk presisi, profil spektragram spektrofotometri visibel yang sama antara sampel dan standar untuk uji spesifisitas. Hasil penelitian dengan parameter validasi diantaranya linieritas dengan nilai r=0,998, persen perolehan kembali dalam rentang 98-101%, presisi keberulangan sistem dengan RSD 1,14 %, presisi antara 0,99 % dan uji spesifisitas sesuai profil spektragram spektrofotometri visibel yang sama antara sampel dan standar. Nilai LOD yang diperoleh yaitu 1,656 ug/mL dan LOQ 5,017 ug/mL. Berdasarkan hasil tersebut maka analisis penetapan kadar β-karoten dalam ekstrak etanol 96% Spirulina maxima dengan metode spektrofotometri visibel memenuhi syarat validitas menurut Petunjuk Operasional Penerapan CPOB tahun 2013