32 research outputs found

    The Incidence of Dermatitis Analysis Based on Individual Characteristics of Metal Plating Workers in Sidoarjo

    Get PDF
    Metal plating industry using hexavalent chromium (Cr6+) for main ingredient to coat metal. Chromium when contact with the body can cause various health effects. This study were analized the individual characteristics and the incidence of dermatitis on metal plating workers in Sidoarjo. This was a qualitative descriptive study using cross sectional design. Data were collected by questionnaire, observation sheet, interview guides and diagnosis sheet. Respondents were total population by the number of 10 metal plating workers. The individual characteristics sub-variables were age, type of work, working period and use of PPE. The incidence of dermatitis in the metal plating sub-variables were skin burn, dermal necrosis, dermal edema, erythema, skin redness and itching and chrome holes ulceration. There was a strong correlation between age and the incidence of skin burn (r = 0.618), as well as the type of work to the incidence of skin redness and itching, dermal necrosis and erythema with contingency coefficient (r) of 0.632; 0.626; and 0.504. In addition working period with chrome hole, skin redness and itching and skin burn has a strong correlation with contingency coefficients (r) of 0.707; 0.626; 0.539. There is also a strong correlation between the use of PPE with dermal edema incidence (r = 0.707). Metal coating workers were suggested more careful when performing plating work and always use PPE that can minimize the contact between the skin with hexavalent chromium

    Early Warning Alert And Response System Of Dengue Hemorrhagic Fever Analysis Based On Modified Malcolm Balridge In Trenggalek Regency

    Get PDF
    Early warning alert and response system (EWARS) of DHF cases was implemented as an effort to prevent and control DHF cases in Trenggalek Regency. However, the dengue fever case still high in Trenggalek Regency. This research was aimed to analyze the implementation of DHF EWARS based on Malcolm Balridge modification. This research was an evaluaitf method through qualitative approach. The study design was cross sectional. The research was conducted in Kabupaten Trenggalek, involved 12 respondents taken by purposive sampling. The result showed that there were obstacles in each component that need improvement. The delay of reporting DHF case, the Eradication of Mosquito Nests behavior still not good, the lack leader's attention to the giving of incentive/ reward especially those in relatively difficult areas, the need for DHF EWARS officers at the Puskesmas, technological barriers in reporting system, and budget management constraints BOK to support the implementation of DHF EWARS. The conclusion is results of the implementation were still obstacles in the timeliness of reporting, especially in areas with relatively difficult geographical conditions (mountains) due to constraints on telecommunication networks and budget limitations because they only depend on the BOK budget

    Waspada Leptospirosis Pasca Banjir

    Get PDF

    ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS DEMAM BERDARAH DENGUE BERDASARKAN MODIFIKASI MALCOLM BALRIDGE DI KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2017

    Get PDF
    Sistem kewaspadaan dini dan respons (SKDR) kasus DBD dilaksanakan sebagai upaya dalam pencegahan dan penanggulangan kasus DBD di Kabupaten Trenggalek. Namun kasus DBD di Kabupaten Trenggalek masih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan SKDR DBD berdasarkan modifikasi Malcolm Balridge, berupa komponen faktor risiko, kepemimpinan, manajemen stratejik, manajemen pengetahuan, fokus sumber daya, manajemen proses dan hasil pelaksanaan SKDR DBD di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode evaluatif melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Rancang bangun penelitian menggunakan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Trenggalek, melibatkan 37 responden yang diambil secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hambatan dalam setiap komponen yang perlu dilakukan perbaikan untuk dapat meningkatkan kewaspadaan dini dan respons kasus DBD, yaitu keterlambatan pelaporan kasus DBD, perilaku PSN masyarakat masih belum baik, perhatian pimpinan terhadap pemberian insentif/ reward masih belum baik, perlu dilakukan analisis kebutuhan jumlah petugas SKDR DBD di Puskesmas dan Kader Jumantik, hambatan teknologi dalam sistem pelaporan, kompensasi kepada petugas dan kader terutama yang berada di wilayah relatif sulit dan kendala pengelolaan anggaran BOK untuk menunjang pelaksanaan SKDR DBD. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan koordinasi lintas sektor, seperti kerjasama antara Dinas Kesehatan dan Pemerintah Desa untuk pemanfaatan Dana Desa sebagai upaya pemberdayaan Kader Jumantik, dimana Kader Jumantik dapat menjadi pendukung Puskesmas dalam upaya kewaspadaan dini dan respons kasus DBD, sebagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan kasus DBD di Kabupaten Trenggalek

    Analysis of Occupational Health and Safety Risks In The Manufacturing Industry With The Hirarc Method at PT. X

    Get PDF
    Batching plant is better known as a concrete processing plant, all of the tools are specially designed to mix or combine materials to form concrete. Sources of potential hazards that exist in the work environment are caused by the batching plant machine, the use of heavy equipment transportation, and office areas. The purpose of this study is to analyze the potential hazards that could occur in the work environment to carry out control or prevention at PT. X. This research was a quantitative descriptive study, to analyze occupational health and safety risks using the HIRARC method. The number of respondents was 4 people including management, SHE (Safety Health and Environment), and 2 operators of PT. X's batching plant. The variables of this research are risk identification, risk assessment, and risk control. The instruments used were observation, document review, and interviews using risk analysis guidelines with the HIRARC method. The results of this study indicate that the potential risks that could occur in the work environment include 14 work processes that could cause as many as 31 hazards with 42 potential hazards. The results of the research findings of hazard were grouped into 4 risk ratings, at a very high-risk rating there were 0 risks, at a high-risk rating there were 8 risks, at a medium risk rating there were 27 risks, and at a low-risk rating, there were 7 risks. Based on the result, it could be stated that this study, is the implementation of risk analysis using the HIRARC method as an effort to prevent potential hazards that could occur in the work environment at PT. X can be controlled by installing OHS signs, training workers, machine maintenance, maintaining the workplace/supervision at work, using equipment and working methods in safe conditions, providing PPE (masks, gloves, catelpak /vests, helmets, earmuffs/earplugs), involve competent workers to make a risk analysis with HIRARC

    Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dengan Risiko Barotrauma Telinga Nelayan Tradisional Kampung Cumpat Surabaya

    Get PDF
    Barotrauma sering terjadi pada telinga tengah, hal ini karena rumitnya fungsi tuba eustachius. Barotrauma telinga merupakan cedera yang paling sering berisiko dialami penyelam Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik individu dengan risiko Barotrauma Telinga terhadap nelayan tradisional di Kampung Cumpat Surabaya. Metode penelitian ini merupakan Kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan dilaksanakan di Kampung Nelayan Cumpat Surabaya. Populasi penelitian adalah nelayan tradisional yang berjumlah 80 orang dengan sampel sebanyak 67 sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengambilan data primer dilakukan melalui kuesioner. Variabel bebas adalah Umur, masa kerja, alat pelindung diri, kecepatan naik ke permukaan, waktu istirahat, kedalaman menyelam, frekuensi penyelaman, lama menyelam, penggunaan earphone dan intensitas penggunaan earphone. Variabel terikat Risiko Barotrauma. Analisis data menggunakan Uji Chi-Square. Hasil penelitian sebanyak 56 orang (83,6%) mengalami gangguan telinga. Hasil uji chi square menunjukkan faktor yang berhubungan dengan risiko barotrauma telinga di peroleh umur (p=0,000), masa kerja (p=0,001), alat pelindung diri (p=0,007), lama menyelam (p=0,000), frekuensi penyelaman (p=0,002), kecepatan naik ke permukaan (p=0,002), waktu istirahat (p=0,004), kedalaman menyelam (p= 0,001), Penggunaan earphone (p=0,249), waktu penggunaan earphone (p=0,214 ) . Simpulan penelitian ini meliputi umur, masa kerja, alat pelindung diri, lama menyelam, frekuensi penyelaman, kecepatan naik ke permukaan, waktu istirahat dan kedalaman menyelam memiliki hubungan dengan risiko barotrauma dan penggunaan earphone dan waktu penggunaan earphone tidak ada hubungan dengan risiko barotrauma. Saran yang diberikan diharapkan bagi semua nelayan agar lebih memperhatikan faktor keselamatan kerja Para nelayan perlu mempelajari teknik ekualisasi yang benar agar risiko barotrauma telinga bisa diminimalkan

    Gambaran Kejadian Cyberbullying pada Remaja

    Get PDF
    Kelompok usia muda dalam memanfaatkan internet menjadi bukti bahwa mereka dapat beradaptasi di era digital secara positif. Remaja menggunakan internet sebagai sarana belajar, berbagi informasi, dan mempermudah komunikasi. Meskipun membawa manfaat positif, kehadiran internet juga membawa dampak negatif seperti cyberbullying. Penelitian ini bertujuan menggambarkan kejadian cyberbullying pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data penelitian ini yaitu data primer dengan teknik wawancara mendalam, informan dipilih menggunakan snowball sampling. Analisis data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor karakteristik keperibadian berupa masalah fisik korban. Tindakan perundungan yang dirasakan korban cyberbullying yaitu flaming, harassment, degeneration, impersonation, dan exclusion. Dampak yang dirasakan korban berupa peningkatan depresi yaitu gelisah, khawatir, dan takut. Korban mengalami penurunan self-esteem dalam dirinya, korban juga sempat melakukan percobaan bunuh diri, akan tetapi masih ada korban yang mengatakan tidak sampai memikirkan hal tersebut. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu korban di-bully berdasarkan karakteristik fisiknya. Kelima jenis cyberbullying yang didapatkan korban sama. Dampak yang dirasakan yaitu peningkatan depresi, penurunan self-esteem, dan korban melakukan percobaan bunuh diri. Diharapkan para remaja menggunakan sosial media dengan baik, orang tua sebaiknya mengawasi kegiatan anaknya dan selalu membuat komunikasi yang baik, lembaga terkait harusnya juga membuatkan solusi atau program terhadap kasus cyberbullying terutama untuk korban

    Comprehensive sanitation situation analysis based on complete components in community-based total sanitation

    Get PDF
    Introduction: Although research to analyze the sanitation situation in Indonesia has been intensively carried out, the results of this research are not sufficient to show aspects of community behavior comprehensively based on the components in total community-based sanitation (STBM). A recent study based solely on the availability of sanitation facilities and community affordability found that weak financial support allocated to address sanitation problems was a key factor. Therefore, this study aimed to analyze the sanitation situation comprehensively based on the components in STBM. Methods: This research was conducted in 34 provinces in Indonesia. All areas were selected so that a complete and comprehensive analysis could be carried out. The data used in this study is secondary data obtained from the Basic Health Research and the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). Cluster analysis using Fuzzy C-Means (FCM) was performed to cluster sanitation conditions based on the parameters of healthy latrine use; handwashing behavior and facilities; safe drinking water and food management; management of household waste and its facilities; and safe household liquid waste management. Results: It is found that the value for cluster 1 does not have priority problems in terms of environmental health. There is only one indicator, namely littering, which is above the national average. While in cluster 2, the complexity of the problem is more complex where almost all indicators are above the national average, only the indicators of carelessly throwing garbage and disposing of feces are below the national average. Cluster 3 has complex problems in no defecation, no defecation, no sewerage, and littering. These areas are included in the priority sanitation intervention program; Bangka Belitung, North Sulawesi, Southeast Sulawesi, Gorontalo, West Kalimantan, Central Kalimantan, West Nusa Tenggara, South Kalimantan, Maluku, Central Sulawesi and East Nusa Tenggara. Conclusions: This study determines the classification of sanitation conditions to provide comprehensive information on which areas are included in the priority sanitation intervention program. The novelty and contribution of this research is a comprehensive analysis based on the components of STBM, which has never been done before

    LITERATURE REVIEW: POSTUR KERJA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA INDUSTRI BERDASARKAN METODE RULA

    Get PDF
    Kontribusi manusia sebagai sumber tenaga kerja manual masih dominan dalam dunia industri di Indonesia. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan tersebut adalah aktivitas Manual Material Handling (MMH). Aktivitas MMH dan postur kerja yang tidak safety dapat mengakibatkan keluhan sakit pada salah satu anggota tubuh pekerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui postur kerja dengan aktivitas MMH pada pekerja industri berdasarkan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan mencari jurnal melalui portal garuda, google scholar dan sience direct. Kata kunci yang digunakan pada pencarian artikel yaitu “Postur kerja, Manual Material Handling, metode RULA”, “Manual Material Handling” dan “Working posture, Manual Material Handling, method RULA”. Keluhan yang paling banyak dirasakan pekerja yang melakukan aktivitas MMH yaitu pada punggung, pergelangan tangan, lengan, bahu dan pinggang. Berdasarkan hasil perhitungan metode RULA dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas MMH yang dilakukan pekerja mendapatkan action level RULA diatas 3 artinya perlu dilakukan investigasi dan perubahan postur kerja segera. Aktivitas MMH memberikan pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya keluhan kesakitan yang dirasakan oleh para pekerja. Hal ini disebabkan postur kerja yang salah dan dilakukan dalam rentang waktu berulang sehingga dapat membahayakan pekerja. Saran pada penelitian ini bagi perusahaan yang melakukan aktivitas MMH perlu melakukan pengukuran postur kerja pada masing-masing pekerja

    Evaluasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Demam Berdarah Dengue Menggunakan Modifikasi Malcolm Baldrige di Kabupaten Trenggalek

    Get PDF
    Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) penyakit DBD menjadi sebuah upaya dalam pencegahan dan penanggulangan kasus DBD di Kabupaten Trenggalek. Sayangnya kasus DBD di Kabupaten Trenggalek masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan SKDR DBD menggunakan modifikasi Malcolm Baldrige berupa komponen kepemimpinan, manajemen stratejik, manajemen pengetahuan, fokus sumber daya, manajemen proses dan hasil pelaksanaan SKDR DBD di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif menggunakan rancang bangun penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Trenggalek melibatkan 37 responden dari Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Kader Jumantik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat komponen yang mendapatkan skor rendah yaitu perhatian pimpinan pada insentif petugas, pemahaman kader terhadap rencana stratejik dan target penanggulangan DBD, penggunaan teknologi yang tidak mendukung proses dan tidak dapat memberikan alert, kepuasan kader dalam pelaporan PJB dan kasus DBD serta penurunan angka kasus yang belum mencapai target. Terdapat hambatan pelaksanaan SKDR DBD sehingga pemerintah Kabupaten Trenggalek khususnya Dinas Kesehatan dapat melakukan analisis kebutuhan sistem untuk menunjang pelaporan SKDR DBD berikut dengan analisis penunjang berupa peran kader dan insentif yang diberikan kepada kader maupun petugas yang berprestasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kasus dan KLB DBD
    corecore