Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) penyakit DBD menjadi sebuah upaya dalam pencegahan dan penanggulangan kasus DBD di Kabupaten Trenggalek. Sayangnya kasus DBD di Kabupaten Trenggalek masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan SKDR DBD menggunakan modifikasi Malcolm Baldrige berupa komponen kepemimpinan, manajemen stratejik, manajemen pengetahuan, fokus sumber daya, manajemen proses dan hasil pelaksanaan SKDR DBD di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif menggunakan rancang bangun penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Trenggalek melibatkan 37 responden dari Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Kader Jumantik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat komponen yang mendapatkan skor rendah yaitu perhatian pimpinan pada insentif petugas, pemahaman kader terhadap rencana stratejik dan target penanggulangan DBD, penggunaan teknologi yang tidak mendukung proses dan tidak dapat memberikan alert, kepuasan kader dalam pelaporan PJB dan kasus DBD serta penurunan angka kasus yang belum mencapai target. Terdapat hambatan pelaksanaan SKDR DBD sehingga pemerintah Kabupaten Trenggalek khususnya Dinas Kesehatan dapat melakukan analisis kebutuhan sistem untuk menunjang pelaporan SKDR DBD berikut dengan analisis penunjang berupa peran kader dan insentif yang diberikan kepada kader maupun petugas yang berprestasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kasus dan KLB DBD