5 research outputs found

    Perbandingan Kadar Miostatin dan Interleukin-15 Serum pada Pasien Geriatri dengan Presarkopenia, Sarkopenia dan Sarkopenia Berat

    Get PDF
    Abstrak Pendahuluan Secara global terjadi transisi demografik populasi usia lanjut terkait perbaikan kondisi kehidupan, pendidikan dan akses terhadap fasilitas kesehatan. Sarkopenia adalah penurunan massa dan kekuatan serta performa otot terkait proses penuaan yang merupakan salah satu sindrom geriatri. Sarkopenia menimbulkan dampak terjadinya disabilitas, imobilisasi hingga mortalitas, sehingga diperlukan pemeriksaan marker katabolik dan anabolik sarkopenia. Miostatin serum memiliki efek katabolik pada massa otot dan berkorelasi positif dengan peningkatan usia dan gradasi sarkopenia. Interleukin-15 merupakan marker anabolik otot dan nilainya menurun seiring meningkatnya usia dan gradasi sarkopenia. Saat ini sedang dikembangkan upaya untuk menatalaksana sarkopenia dengan inhibitor miostatin dan rejimen latihan fisik untuk meningkatkan kadar IL-15 serum. Metode Penelitian observational analitik dengan pendekatan cross sectional di Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang dan Poliklinik Geriatri RS dr. Reksodiwiryo Padang selama 6 bulan. Sampel dipilih secara consecutive sampling dengan melakukan matching berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin, dengan total 60 orang yang terdiri dari 20 orang pasien presarkopenia, 20 orang pasien sarkopenia dan 20 orang sarkopenia berat. Kadar miostatin dan IL-15 serum diperiksa dengan metode ELISA. Hasil yang diperoleh dianalisis secara statistik untuk melihat perbedaan antara ketiga kelompok. Hasil Kadar miostatin serum pada pasien sarkopenia berat lebih tinggi dibandingkan pasien sarkopenia dan presarkopenia dan berdasarkan uji ANOVA terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada ketiga kelompok (p<0,001). Kadar IL-15 serum pasien presarkopenia lebih tinggi dibandingkan pasien sarkopenia dan sarkopenia berat dan berdasarkan uji ANOVA terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada ketiga kelompok (p<0,001). Diskusi Terdapat perbedaan bermakna kadar miostatin dan IL-15 serum pada pasien geriatri dengan presarkopenia, sarkopenia dan sarkopenia

    Multiple Autoimmune Syndrome pada Pasien Erupsi Obat Alergi akibat Obat Antituberkulosis dengan Hyper IgE

    Get PDF
    Multiple Autoimmune Syndrome (MAS) merupakan koeksistensi dari tiga atau lebih penyakit autoimun. Kejadian MAS ini cenderung tinggi pada pasien dengan riwayat penyakit autoimun sebelumnya. Perkembangan kondisi ini dicurigai berhubungan dengan faktor genetik familial, infeksi, imunologi serta faktor psikologis. Telah dilaporkan pasien laki-laki 49 tahun dengan keluhan utama lemah letih dan pucat yang disertai bercak kemerahan pada leher, dada, perut, kedua lengan dan paha. Keluhan juga disertai telinga berdenging dan rasa tidak nyaman di perut kanan atas. Manifestasi klinis muncul setelah pasien mengkonsumsi obat anti tuberkulosis selama dua minggu. Pasien juga memiliki riwayat transfusi darah berulang sejak satu tahun yang lalu. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan adanya anemia berat dengan gambaran hemolitik dengan Cold Autoantibody Hemolytic Anemia (CAHA), eosinofilia dengan limfosistosis, hyper IgE, hepatosplenomegali akibat hepatitis autoimun, sensorineural hearing loss, serta erupsi kulit eksantema makulopapular. Setelah dilakukan penghentian obat anti tuberkulosis selama lebih dari dua minggu, disertai pemberian imunosupresan, tampak perbaikan yang signifikan pada manifestasi kulit dan hematologi. Pasien dilakukan tes provokasi untuk menentukan obat yang menjadi penyebab erupsi obat alergi

    Indonesian Geriatrics Society Consensus on COVID-19 Management in Older Adults

    Get PDF
    More than 80% of death cases and 95% of severe COVID-19 occur in patients aged over 60 years. Atypical clinical manifestations with high morbidity and mortality further emphasize the importance of COVID-19 management in older adults. Some older patients may appear asymptomatic while other may present with acute respiratory distress syndrome and multi organ failure. Fever, higher respiratory rate and crackles may present. The most common chest x-ray finding is ground glass opacity. Other imaging modalities that are often used are pulmonary computed tomography scan and lung ultrasonography. COVID-19 management in older adults should be comprehensive, starting from oxygen, fluid, nutritional, physical rehabilitation, pharmacology and psychosocial therapy. In this consensus, we also discuss about management of older adults with special condition such as diabetes mellitus, kidney disease, malignancy, frailty, delirium, immobilization and dementia. In post COVID-19 phase, we believe that physical rehabilitation is important as it is done to improve fitness. keywords : COVID-19; older adults; consensus; managemen

    Diagnosis and Management of Osteosarcopenia

    No full text
    Osteosarcopenia is a syndrome defined as a combination of low bone density and muscle mass as well as decreased strength and/or functional capacity. Osteoporosis and sarcopenia often coexist in the elderly, leading to a significantly worse prognosis. The epidemiology of osteosarcopenia is quite limited because the term is still new. Osteosarcopenia is more common in women than men and in malnutrition. Age-related immunological changes such as hormonal imbalance, chronic inflammation, increased oxidative stress, imbalance in protein metabolism, increased fat deposition, decreased physical activity, and poor nutritional status contribute to sarcopenia. Decreased bone density in osteoporosis can occur due to an imbalance between osteoblasts and osteoclasts. The diagnosis of osteosarcopenia is made based on the presence of osteoporosis and sarcopenia. Instrument strength, assistance with walking, rising from a chair, climbing stairs, and falls (SARC–F) are recommended for assessing sarcopenia and the fracture risk assessment tool (FRAX) for the risk of osteoporotic fracture. Management of osteosarcopenia is carried out holistically, including management of osteoporosis and sarcopenia both non-pharmacologically and pharmacologically

    Indonesian Geriatrics Society Consensus on COVID-19 Management in Older Adults

    No full text
    More than 80% of death cases and 95% of severe COVID-19 occur in patients aged over 60 years. Atypical clinical manifestations with high morbidity and mortality further emphasize the importance of COVID-19 management in older adults. Some older patients may appear asymptomatic while other may present with acute respiratory distress syndrome and multi organ failure. Fever, higher respiratory rate and crackles may present. The most common chest x-ray finding is ground glass opacity. Other imaging modalities that are often used are pulmonary computed tomography scan and lung ultrasonography. COVID-19 management in older adults should be comprehensive, starting from oxygen, fluid, nutritional, physical rehabilitation, pharmacology and psychosocial therapy. In this consensus, we also discuss about management of older adults with special condition such as diabetes mellitus, kidney disease, malignancy, frailty, delirium, immobilization and dementia. In post COVID-19 phase, we believe that physical rehabilitation is important as it is done to improve fitness
    corecore