27 research outputs found

    FORMULASI MODEL KADAR KOLESTEROL SERUM MELALUI PENDEKATAN UKURAN SKINFOLD PADA ORANG DEWASA

    Get PDF
    The study was conducted to explore the relationship between anthropometric measurement, i.e. skinfold thickness and cholesterol consentration in adult male and female blood. Other variables assumed as confounders including respondent characters namely: age, sex, ethnic, smoking habit, and activity. Analysis was done to a data from Health and Nutrition Survey on Adult on six cities in Indonesia. Prediction model of serum cholesterol with nutritional status assessment was developed by multiple regression analysis. Backward elimination procedure was used for model processing. The study result indicated that there was positive correlation between cholesterol and skinfold, age, and ethnic. Prediction model of serum cholesterol can be showed:  Serum Cholesterol  = 153,58 + 0,36 Skinfold + 0,34 age – 1,46 Sex – 48,71 Activity + 27,84 Ethni

    AGRIBUSINESS RISK OF DAIRY FARMER COOPERATIVE (CASE STUDY: BOGOR DAIRY PRODUCTION AND LIVESTOCK BUSINESS COOPERATIVE)

    Get PDF
    KPS-Bogor is one of the largest dairy cooperatives in Indonesia. The cooperativeconsists of 127 active farmers, produces an average of 78.8 liters of milk/person/day. However, the quantity and quality of milk produced is very volatile which causes fluctuations in the income of dairy farmers. Considered the role of cooperative to agricultural development, and its unique nature, risk analysis research is an interesting yet rarely conducted. Therefore, the objectives of this study are to analyze the agribusiness risks faced by the KPS-Bogor, and to analyze risk priorities faced by the KPS-Bogor. This research is a qualitative research, using Failure Mode Effect Analysis (FMEA) and Fishbone Diagram. The study results show that the cooperative faces 6 sources of risk that have the potential to cause losses , namely production risk (bacteria and the absence of SOPs for farming method), market risk (Dairy Processing Industry’s (DPI) market structure), financial risk (delayed payment of its member’s debt), legal risk (GMP standardization is not yet implemented), and human resource risk (low commitment of the workers). FMEA and Fishbone Diagram show that the low commitment of the workers, the absence of farming SOP, and the DPI market structure are the most risky sources which have highest level of severity, occurrence and detection that can cause losses to KPS-Bogor. Unussualy, this research found human resource risk valued higher than the production risk factor, which mainly become the main risk source in agricultural business

    Relasi Perilaku Sedentari, Gizi Lebih, dan Produktivitas Kerja Masyarakat Perkotaan

    Get PDF
    Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Badan PBB Urusan Program Pembangunan (UNDP), sebagai negara berkembang, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2015 mengalami kemajuan. Laporan tersebut menyatakan, bahwa nilai IPM Indonesia menempati peringkat ke 110 dari 187 negara, dengan nilai indeks 0,684. Jika dihitung sejak tahun 1980 hingga 2014, berarti IPM Indonesia mengalami kenaikan sebesar 44,3 persen. Dua dari empat indikator yang digunakan dalam pengukuran IPM adalah angka harapan hidup dan pendapatan nasional bruto per kapita di Indonesia. Tahun 2014, angka harapan hidup di Indonesia sebesar 68.9 tahun dan pendapatan nasional bruto per kapita 9,788 dolar Amerika per kapita. Sementara pada tahun 1980 masing-masing indikator tersebut yaitu angka harapan hidup adalah 60 tahun dan pendapatan nasional bruto adalah 3000 dolar Amerika per kapita (Wardah, 2015)

    Kontribusi nilai matakuliah pendukung terhadap tingkat kelulusan ukt mahasiswa fmipa Universitas Terbuka masa ujian 89.1, 89.2, 90.1 dan 90.2

    Get PDF
    penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi nilai matakuliah pendukung terhadap nilai UKT untuk mahasiswa program studi statistika terapan FMIPA UT berdasarkan data sekunder print out dari unit komputer U

    Pengetahuan Gizi Ibu Hamil dalam Perspektif sebagai Faktor Pendukung Terwujudnya Smart People

    Get PDF
    Pada konsep smart city, salah satu komponennya adalah smart people. Smart people didukung oleh berbagai sumberdaya, diantaranya adalah pengelolaan sumber daya manusia. Ukuran kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang dipengaruhi tingkat pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Pada aspek kesehatan, hingga saat ini yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia adalah kesehatan ibu dan anak. Terhitung tahun 2016, program Millenium Development Goals (MDGs) dilanjutkan dengan program baru yaitu Suistainable Development Goals (SDGs), dengan aksi 17 tujuan. Satu diantaranya adalah dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu. Ibu merupakan pilar utama dalam keluarga yang berperan penting dalam mendidik, memberi perawatan kesehatan dan membantu perekonomian keluarga. Berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis komponen pengetahuan gizi dan pola konsumsi pangan sumber zat besi pada ibu hamil di wilayah Kabupaten Serang khususnya kecamatan Baros. Penelitian secara keseluruhan dilakukan selama 4 bulan. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu hamil yang tinggal di wilayah kecamatan Baros, Kabupaten Serang sebanyak 120 orang. Pengumpulan data responden dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang terstruktur meliputi data karakteristik ibu hamil dan pengukuran status gizi ibu hamil serta kadar Hb ibu hamil ; pengetahuan gizi,serta frekuensi konsumsi pangan sumber zat besi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas status gizi ibu hamil tergolong baik (87.2 %), sedangkan kadar Hb mayoritas masih tergolong anemia (65.6 %). Kondisi pengetahuan gizi ibu hamil di wilayah Kecamatan Baros Kabupaten Serang tergolong kategori sedang (23.2 %) dan baik (42.4 %). Adapun pola konsumsi sumber zat besi yang tergolong sering untuk kelompok sumber zat besi nabati dan hewani, masing-masing adalah 41.6 % dan 40.8 %. Selebihnya masih mengonsumsi sumber zat besi secara insidental atau jarang dan sangat jarang bahkan ada yang tidak pernah

    Perencanaan: suatu Pendahuluan

    Get PDF
    Terjemahan dari educational system planning,karangan Roger F Kaufman (1972

    Potensi Sagu Dalam Upaya Diversifikasi Pangan

    Get PDF
    Peningkatan jumlah penduduk disertai adanya perubahan iklim yang semakin ekstrim mengakibatkan penurunan ketersediaan sumber pangan pokok. Hal ini menuntut kita untuk berupaya lebih serius dalam mengupayakan sumber pangan lain di luar beras melalui penganekaragaman sumber bahan pangan. Meskipun sasarannya adalah menurunkan permintaan terhadap bahan pangan utama sumber karbohidrat, yakni beras, tetapi penganekaragaman pangan juga dimaksudkan untuk meningkatkan konsumsi bahan pangan lain di luar beras sebagai sumber karbohidrat. Selain untuk menurunkan konsumsi beras, sumber pangan yang beraneka juga lebih baik bagi kesehatan, pertumbuhan dan dapat meningkatkan kecerdasan. Salah satu sumber bahan pangan lokal dan menjadi sumber karbohidrat bagi sebagian masyarakat Indonesia adalah sagu. Sagu merupakan sumber pangan karbohidrat bagi masyarakat Indonesia di provinsi-provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Riau, dan Nanggroe Aceh Darussalam. Bagi generasi muda, sagu kurang populer dibandingkan beras yang dinilai lebih mudah didapat dan lebih praktis dalam pengolahan sebagai makanan pokok. Meskipun demikian, sebagai sumber karbohidrat potensi sagu sangat besar. Peluang pengembangan sagu sebagai substitusi bahan dasar produk pangan, seperti mie, roti, biskuit, kue, makanan kudapan/ringan sangat terbuka dan menjanjikan

    PENILAIAN TINGKAT KETERBACAAN MATERI MODUL MELALUI EVALUASI FORMATIF

    Get PDF
    Printed materials are the primary source in open and distance learning (ODL). In presenting the material, printed materials are divided into several sections of learning, called modules. To develop the quality of printed materials and their literacy, formative evaluation should be done. This article is aimed to analyze modules literacy through formative evaluation. The research design is a formative evaluation through qualitative approach. The research was conducted through the following steps: assessment of module literacy by one-to-one evaluation with 3 learners, and a small group evaluation with 9 learners. Object of study is Module of Training Management (contained 2 credits, divided into 6 modules) that have been revised based opinion of subject matter expert and design instructional expert. Parts that were evaluated are Module 1 and Module 5 because they are considered to be the most important parts. The findings indicated that results of one-to-one evaluation with students are module materials were understood, but it should be made clear on several parts. Explanation of the material is too long; the question phrase needs to be reduced, and the use of difficult words and foreign words should be avoided. The results of the small group evaluation are that module materials in the learning process are effectively. It's just that there are some errors: some sentences that are too long; still found difficult words; materials less attractive because less module displays images; lack of motivation for the students sentences; few pictures not clear; examples are too general not specific in agribusiness area.   Bahan ajar cetak (BAC) merupakan sumber belajar utama dalam penyelenggaran proses belajar jarak jauh di Universitas Terbuka (UT). Dalam menyajikan materi, BAC dibagi menjadi beberapa bagian pembelajaran yang disebut modul. Untuk mengembangkan BAC yang berkualitas dari segi materi dan tingkat keterbacaan, perlu dilakukan evaluasi formatif terhadap BAC yang sudah ada. Tujuan penulisan artikel adalah untuk menganalisis tingkat keterbacaan modul melalui evaluasi formatif sebagai bahan masukan untuk revisi modul. Rancangan penelitian adalah evaluasi formatif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: penilaian tingkat keterbacaan modul melalui evaluasi satu-satu dengan 3 mahasiswa; dan evaluasi oleh sekelompok kecil (9 orang) mahasiswa. Objek kajian adalah modul mata kuliah Manajemen Pelatihan yang sudah direvisi sesuai dengan pendapat pakar materi dan pakar desian instruksional, berbobot 2 sks, terbagi menjadi 6 modul. Bagian yang dievaluasi adalah modul 1 dan 5 karena dianggap sebagai dua bagian yang paling penting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum materi modul dapat dimengerti, namun perlu diperjelas pada beberapa bagian, di antaranya adalah penjelasan materi terlalu panjang, kalimat pertanyaan perlu dikurangi jumlahnya, serta penggunaan kata-kata sulit dan asing perlu dihindari. Hasil evaluasi oleh sekelompok kecil mahasiswa adalah materi modul cukup efektif dalam proses pembelajaran. Hanya saja masih terdapat beberapa kelemahan, di antarnya adalah: ada beberapa kalimat yang terlalu panjang; masih ditemukan kata-kata sulit; materi modul kurang menarik karena kurang menampilkan gambar; kurangnya kalimat motivasi untuk mahasiswa; beberapa gambar tidak terlihat jelas; contoh yang diberikan terlalu umum tidak spesifik dalam bidang agribisnis
    corecore