Pengetahuan Gizi Ibu Hamil dalam Perspektif sebagai Faktor Pendukung Terwujudnya Smart People

Abstract

Pada konsep smart city, salah satu komponennya adalah smart people. Smart people didukung oleh berbagai sumberdaya, diantaranya adalah pengelolaan sumber daya manusia. Ukuran kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang dipengaruhi tingkat pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Pada aspek kesehatan, hingga saat ini yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia adalah kesehatan ibu dan anak. Terhitung tahun 2016, program Millenium Development Goals (MDGs) dilanjutkan dengan program baru yaitu Suistainable Development Goals (SDGs), dengan aksi 17 tujuan. Satu diantaranya adalah dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu. Ibu merupakan pilar utama dalam keluarga yang berperan penting dalam mendidik, memberi perawatan kesehatan dan membantu perekonomian keluarga. Berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis komponen pengetahuan gizi dan pola konsumsi pangan sumber zat besi pada ibu hamil di wilayah Kabupaten Serang khususnya kecamatan Baros. Penelitian secara keseluruhan dilakukan selama 4 bulan. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu hamil yang tinggal di wilayah kecamatan Baros, Kabupaten Serang sebanyak 120 orang. Pengumpulan data responden dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang terstruktur meliputi data karakteristik ibu hamil dan pengukuran status gizi ibu hamil serta kadar Hb ibu hamil ; pengetahuan gizi,serta frekuensi konsumsi pangan sumber zat besi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas status gizi ibu hamil tergolong baik (87.2 %), sedangkan kadar Hb mayoritas masih tergolong anemia (65.6 %). Kondisi pengetahuan gizi ibu hamil di wilayah Kecamatan Baros Kabupaten Serang tergolong kategori sedang (23.2 %) dan baik (42.4 %). Adapun pola konsumsi sumber zat besi yang tergolong sering untuk kelompok sumber zat besi nabati dan hewani, masing-masing adalah 41.6 % dan 40.8 %. Selebihnya masih mengonsumsi sumber zat besi secara insidental atau jarang dan sangat jarang bahkan ada yang tidak pernah

    Similar works