515 research outputs found

    On the evolution of flow topology in turbulent Rayleigh-BĂ©nard convection

    Get PDF
    Copyright 2016 AIP Publishing. This article may be downloaded for personal use only. Any other use requires prior permission of the author and AIP Publishing.Small-scale dynamics is the spirit of turbulence physics. It implicates many attributes of flow topology evolution, coherent structures, hairpin vorticity dynamics, and mechanism of the kinetic energy cascade. In this work, several dynamical aspects of the small-scale motions have been numerically studied in a framework of Rayleigh-Benard convection (RBC). To do so, direct numerical simulations have been carried out at two Rayleigh numbers Ra = 10(8) and 10(10), inside an air-filled rectangular cell of aspect ratio unity and pi span-wise open-ended distance. As a main feature, the average rate of the invariants of the velocity gradient tensor (Q(G), R-G) has displayed the so-calledPeer ReviewedPostprint (author's final draft

    New subgrid-scale models for large-eddy simulation of Rayleigh-BĂ©nard convection

    Get PDF
    Published under licence in Journal of Physics: Conference Series by IOP Publishing Ltd. Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution 3.0 licence. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI.At the crossroad between flow topology analysis and the theory of turbulence, a new eddy-viscosity model for Large-eddy simulation has been recently proposed by Trias et al.[PoF, 27, 065103 (2015)]. The S3PQR-model has the proper cubic near-wall behaviour and no intrinsic limitations for statistically inhomogeneous flows. In this work, the new model has been tested for an air turbulent Rayleigh-Benard convection in a rectangular cell of aspect ratio unity and n span-wise open-ended distance. To do so, direct numerical simulation has been carried out at two Rayleigh numbers Ra = 108 and 1010, to assess the model performance and investigate a priori the effect of the turbulent Prandtl number. Using an approximate formula based on the Taylor series expansion, the turbulent Prandtl number has been calculated and revealed a constant and Ra-independent value across the bulk region equals to 0.55. It is found that the turbulent components of eddy-viscosity and eddy-diffusivity are positively prevalent to maintain a turbulent wind essentially driven by the mean buoyant force at the sidewalls. On the other hand, the new eddy-viscosity model is preliminary tested for the case of Ra = 108 and showed overestimation of heat flux within the boundary layer but fairly good prediction of turbulent kinetics at this moderate turbulent flow.Peer ReviewedPostprint (published version

    IDENTIFIKASI DAN ANALISIS OCCUPANCY JARINGAN GSM MENGGUNAKAN RECEIVER ROHDE&SCHWARZ PR100

    Get PDF
    Occupancy merupakan pendudukan suatu sinyal yang dipancarkan operator selama waktu monitoring pengambilan data frekuensi radio. Pengukuran dilakukan dengan pemasangan antena yang berfungsi sebagai penerima pada rentang frekuensi seluler GSM 900 MHz dan 1800 MHz. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui occupancy jaringan, teknologi sinyal yang diaplikasikan, level sinyal (dBV/m) dan jarak BTS terdekat dari titik koordinat pengambilan data di Kota Pontianak dengan menggunakan Receiver Rohde & Schwarz PR 100 dan Google Earth. Penelitian ini dilakukan di Kota Pontianak khususnya, Kecamatan Pontianak Tenggara, Pontianak Selatan dan Pontianak Kota. Berdasarkan data dari hasil penelitian yang diperoleh, occupancy dari tiga kecamatan rata-rata 100%, dan jarak BTS terdekat dari empat arah. Barat, Timur, Selatan dan Utara hasil dari pengukuran BTS terdekat ada beberapa jarak BTS yang tidak terukur dari arah, sehingga level sinyal rendah. Dengan ter indentifikasinya Occupancy jaringan GSM 900 MHz dan 1800 MHz dapat dinyatakan bahwa kuat sinyal yang dapat diakses oleh masyarakat secara mobile maupun fixed tergantung jarak BTS dari lokasi titik koordinat perangkat dimana digunakan. Karena semakin dekat jarak BTS dengan perangkat semakin kuat pula jaringan yang dapat di akses begitu pula sebaliknya, semakin jauh jarak perangkat dari BTS semakin lemah sinyal yang dapat di akses bahkan dapat menyebabkan tidak dapat akses jaringan karena jarak yang jauh dari BTS. Waterfall merupakan pendekatan atau pengembangan level sinyal (dBV/m) jaringan seluler GSM 900 MHz dan 1800 MHz di Kota Pontianak. Threshold merupakan ambang batas dari sinyal jaringan GSM 900 MHz dan 1800 MHz yang ditentukan pada saat melakukan monitoring, threshold GSM 900 MHz dan 1800 MHz di kecamatan Pontianak Tenggara 10,0 (dBV/m), Pontianak Selatan 24,0 (dBV/m), Pontianak Kota 10,0 (dBV/m)

    ANALISIS PERFORMANCE WIFI DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA MENGGUNAKAN APLIKASI G-NET WIFI

    Get PDF
    Dengan adanya kualitas internet yang bagus maka hal ini dapat membantu dan menunjang sarana prasarana dalam  mengolah data dan bertukar informasi. Di Fakultas Pertanian Univeritas Tanjungpura sendiri menggunakan layanan jaringan nirkabel (wireless) untuk menunjang sarana dan prasarana Akademik. Perlu di ketahui layanan berbasis nirkabel (wireless) merupakan jaringan dengan media berupa gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar user karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar jaringan. Fakultas Pertanian terdapat wifi Untan yang dapat digunakan pada area Fakultas pertanian saja dan disini diukur performansi dari wifi Untan dengan parameter yang meliputi RSSI (Received Signal Strength Indicator) dengan menggunakan metode walktest. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan data hasil pengkuran yang menunjukkan kualitas nilai RSSI yang bervariasi Pada rute 1 titik A – B memiliki RSSI yang paling besar dengan nilai RSSI -76 dBm, nilai ini menunjukan angka pada skala yang buruk. Pada titik B – C memiliki nilai RSSI -71 dBm, Nilai ini berada pada skala yang buruk. Selanjutnya adalah Nilai RSSI pada titik C – D ini adalah -62 dBm. Pada jalur ini nilai RSSI yang didapat berada pada skala yang sedang. Titik selanjutnya adalah titik D – E. Pada titik ini nilai RSSI yang didapat berada pada skala yang sedang dengan nilai rata-rata RSSI -67 dBm. Pada rute 2 titik A – B Nilai skala RSSI pada titik ini adalah -66 dBm berada pada skala sedang. Selanjutnya titik B – C pada ini rute ini nilai RSSI yang didapat berada pada skala yang buruk dengan rata-rata nilai RSSI -72 dBm. Pada rute 3 titik A – B Pada titik ini skala RSSI yang didapat berada pada skala yang sedang, nilai rata-rata RSSI untuk titik ini adalah -66 dBm. Selanjutnya titik B – C, nilai RSSI yang di dapat berada pada skala  sedang dengan nilai -62 dBm. Terakhir titik C – D Untuk skala RSSI pada titik ini adalah pada skala bagus dengan nilai RSSI -59 dBm. Hasil pengukuran pengambilan data pada hari keenam dengan menggunakan alat TP-LINK OMADA 110 untuk rute 2 titik A - B sebelum memakai alat memiliki nilai rata-rata RSSI dengan nilai RSSI - 68  dBm dalam kategori sedang, sedangkan yang sudah memakai alat memiliki nilai rata-rata -59 dBm temasuk dalam kategori baik. Cakupan area TP-LINK OMADA 110 adalah 30 Meter dengan sebaran omni directional.Perlunya penambahan akses point rute 1 karena pada titik A – B terdapat ruang kuliah yang tidak terlayani dengan baik karena tidak adanya akses point yang dapat melayani area tersebut. Pada titik tersebut juga sering berlangsung perkuliahan dan dengan adanya akses point di area itu, tentunya juga dapat membantu  proses  perkuliahan

    Studi Perencanaan Kebutuhan Instalasi Listrik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rubini Mempawah

    Get PDF
    Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rubini Mempawah sedang merencanakan pembangunan gedung baru. Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rubini Mempawah ini akan direncanakan berjumlah 6 gedung. Untuk membangun Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rubini Mempawah ini diperlukan perencanaan instalasi listrik yang merupakan bagian pada tahap awal pekerjaan. Dengan adanya perencanaan ini dapat membuat sistem instalasi listrik agar beroperasi dengan baik dan pengadaan sarana serta prasarana fisik dan non-fisik juga dapat tertata dengan baik. Dalam merencanakan instalasi ini menggunakan metode studi literatur, observasi, diskriftif analitik dan metode lumen. Pada tahap perencanaannya dilakukan beberapa perhitungan yaitu menghitung kebutuhan iluminasi penerangan, kapasitas tata udara, luas penampang penghantar, rating arus pengaman serta membuat line diagram dan menghitung rincian anggaran biaya. Perencanaan instalasi listrik ini direncanakan sesuai dengan  Standar Nasional Indonesia, yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 dan Peraturan Umum Instalasi Listrik 2011. Berdasarkan hasil perhitungan  dan analisa diperoleh besar daya untuk memenuhi seluruh kebutuhan beban listrik yaitu sebesar 1547025 Watt dan biaya total seluruh pekerjaan yaitu sebesar Rp11.052.230.086

    PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH TRIANGULAR-DIPOLE MENGGUNAKAN METODE ARRAY 2X4 UNTUK APLIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)

    Get PDF
    Pada Tugas Akhir ini menguraikan tentang proses perancangan, simulasi, pembuatan dan implementasi membangun antena array mikrostrip patch triangular-dipole yang digunakan dalam komunikasi antar titik jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) dengan tujuan untuk memperkuat daya tangkap sinyal wireless adapter terhadap sinyal wifi. Proses rancang bangun dilakukan melalui perhitungan dimensi secara teori dan kemudian menggunakan software Ansoft HFSS v13 sebagai alat simulasi sebelum melakukan rancang bangun. Bentuk rancangan antena mikrostrip terdiri dari sebuah patch triangular-dipole elemen tunggal yang di modif menjadi 8 elemen array, modifikasi elemen tunggal menjadi 8 elemen array bertujuan untuk menaikan gain dari antena. Pada antena mikrostrip dengan bentuk patch triangular dengan spesifikasi panjang sisi segitiga a = 39,7 mm dan patch dipole dengan spesifikasi panjang dipole L = 37,33 mm, lebar dipole W = 5 mm, dan celah gap Wgap = 2 mm. Spesifikasi media dasar rancangan menggunakan substrat FR-4 Epoxy dengan ketebalan 1,6 mm dengan konstanta dielektrik 4,4. Teknik pencatuan yang digunakan adalah dengan teknik micostrip line feed. Setelah melakukan beberapa simulasi diperoleh hasil yang terbaik pada frekuensi 2,45 GHz dengan return loss -27,74, VSWR sebesar 0,7 dan gain sebesar 2,81 dB dengan pola radiasi directional. Hasil simulasi tersebut telah memenuhi standar yaitu VSWR ? 2 dan Return Loss ? 10. Berdasarkan hasil pengujian di Asrama Mahasiswa Kabupaten Sintang diperoleh hasil penguatan daya (gain) rata-rata dari antena pada jarak 5 meter sebesar 7,4 dBm, pada jarak 10 meter sebesar -0,4 dBm, pada jarak 15 meter sebesar -0,2 dBm, pada jarak 20 meter sebesar 1,6 dBm, pada jarak 25 meter sebesar 4 dBm dan pada jarak 30 meter sebesar 4,6 dBm. Untuk meningkatkan nilai kualitas sinyal (Signal Strength) dan penguatan daya (gain) yang lebih bagus lagi, sebaiknya dilakukan penambahan jumlah elemen array patch anten
    • …
    corecore