12 research outputs found

    PILARISASI ANION TETRATITANAT STRUKTUR LAYER OLEH SPESIES POLIKATION ZIRKONIUM (IV)

    Get PDF
    Pilarisasi spesies zirkonium(IV) ke dalam anion tetratitanat struktur layer (Ti4O9 2-) berhasil dilakukan melalui 3 tahap: 1). pertukaran kation K+ pada kalium tetratitanat dengan H+ dari HCl menjadi hidrogen tetrtatitanat, 2). interkalasi butilamonium ke dalam layer anion tetratitanat dan 3). pertukaran kation butilamonium dengan kation spesies zirkonium(IV). Prosedur tersebut lebih dikenal sebagai metode Chimie Douce. Spesies polikation Zr(IV) diperoleh dengan cara melarutkan kristal ZrOCl2.8H2O dalam pelarut air pada kondisi berbagai pH lingkungan reaksi yaitu 0,1; 0,9 dan 1,8). Padatan yang dihasilkan dikarakterisasi dengan difraktometer sinar-X (XRD). Secara khusus, analisis kadar Ti dan Zr dalam padatan yang dihasilkan pada pH lingkungan reaksi = 0,9 dengan spektrometer pendar sinar-X. Pilarisasi spesies Zr(IV) ke dalam anion tetratitanat struktur layer ditunjukkan bahwa spesies kationik Zr(IV) yang terpilar pada antar layer anion tetratitanat (Ti4O9 2-) pada kondisi pH lingkungan reaksi: 0,1; 0,9 dan 1,8 terdiri dari tiga jenis spesies yaitu [Zr(H2O)8]4+, [Zr(OH)(H2O)7]3+ dan [Zr(OH)2(H2O)6]2+. Spesies [Zr(OH)(H2O)7]3+ mendominasi pada pH = 0,9 dan berkurang dominasinya pada pH yang lebih rendah (pH = 0,1). Pada pH yang lebih tinggi (pH = 1,8) dominasi dari kluster [Zr(OH)(H2O)7]3+ berkurang, dan muncul kluster lain yaitu [Zr(OH)2(H2O)6]2+. Rumus molekul yang mungkin padatan yang dihasilkan pada pH lingkungan = 0,9 dalam kondisi major didasarkan data spektrometer pendar sinar-X: [Zr(OH)(H2O)7]0,089H1,911 Ti4O9.x H2O

    PILLARIZATIONOF LAYERED TETRATITANATES ANION BYZIRCONIUM(IV) POLYCATION SPECIES Pilarisasi Layer Anion Tetratitanat o/eh Spesies Polikation Zirkonium(lV)

    Get PDF
    ABSTRACT Pilfaring layered tetratitanates anion by zirkonium(lV) polycation species has been realized by three steps: 1). cationexchange of potasium tetratitanates, 2). intercalation of n-butylamine compound in layered hydrogen tetratitanates and 3). intercalation of zirconium(IV) polycation species by mixing butylamine-intercalated tetratitanates with an aqueous solution of ZrOC12.8H20at pH various: 0.1, 0.9 and 1.8. The procedure was carried out by Chimie Douce method. The structures oftitanates and the products which had undergone ft exchange and intercalated by n-butylamine and zirkonium(IV) polycation spesies were investigated by.X-rays Diffractometer(XRD) and X-rays Fluorescence (XRF). It was found in the research that [Zr(H20)ef+, [Zr(OH)(H20M3+or [Zr(OHMH20)B!+types have presented in the [nterlayerof the products. At pH = 0.1 and 0.9, [Zr(OH)(H20hf.+ type was pillared more dominated in layered tetratitanates than [Zr(H20)ef+ type. At pH 1.8, it was signaled that [Zr(OH)(H20)r+ and [Zr(OHMH20)B!+ types intercalated in layered tetratitanates. Keywords: tetratitanates, intercalation, zirconium(IV) species, Chimie Douc

    OLIGOMERIC CHROMIUM(III) POLICATION SPECIES-PILLARED LAYERED TETRATITANATES ANION

    Get PDF
    Intercalation of oligomeric chromium(III) polycation species in layered tetratitanates was prepared by three steps: 1) ion-exchange of H+ for K+ in potasium tetratitanates, 2) intercalation of n-alchylamine (n-propylamine, n-butylamine, n-amylamine, and n-hexylamine) compounds in layered hydrogen tetratitanates by adding an aqueous solution of  5M n-alchylamine to  hydogen titanates with stiring at room temperature,  and 3) intercalation of oligomeric chromium(III) polycation species by mixing butylamine-intercalated tetratitanates with an aqueous solution of CrCl3.6H2O at pH various. The procedure was carried out by Chimie Douce method. The results showed that all of n-alchylamine-intercalated tetratitanates crystallize on monoclinic crystal system with the Bravais lattice C. The hight intensity of the first peaks (200)  indicated that butylamine and amylamine-intercalated tetratitanates have a remarkably high crystallinity without impurities phase. The interlayered distance (d) and  the lattice parameter projected along a increase with increasing the amount of C-atoms in n-alchylamine. At pH=1.3, [CrCl(H2O)5]2+ or [CrCl2(H2O)4]+ species was pillared more efective in layered tetratitanates than [Cr(H2O)6]3+ spesies and just one spesies, Cr(H2O)6]3+ at  pH=1.7. On the contrary, [Cr(OH)(H2O)5]2+ or [Cr(OH)2(H2O)4]+ was  intercalated more effevtive than [Cr(H2O)6]3+ species  at pH=5.3.   Keywords: tetratitanates, intercalation, oligomeric chromium(III) species, Chimie Douce

    IbM BAGI KELOMPOK INDUSTRI KECIL KERAJINAN TAS BERBAHAN DASAR LIMBAH BAN MOBIL DAN MOTOR BEKAS DI KABUPATEN SLEMAN

    Get PDF
    Tujuan kegiatan ini adalah membantu penataan ruang produksi dan display produk dari mitra, membantu penerapan teknologi tepat guna dalam proses produksi untuk meningkatkan kemampuan dalam mendesain bentuk tas, meningkatan kualitas dan kuantitas produk, membantu sarana penunjang untuk operasional produksi berupa mesin jahit (bagi mitra 1) dan operasional transportasi gerobak motor (bagi mitra 2), serta memperbaiki sistem manajemen usaha kedua mitra. Metode kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan di atas adalah sebagai berikut: pembenahan ruang produksi dan display, pelatihan pengelolaan limbah yang tidak dapat terurai, pelatihan penggunaan bahan karet yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen, pembuatan tas dari ban dalam bekas yang halus, rata, dan kuat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tas dari ban dalam bekas, pelatihan keterampilan dalam mendesain model tas dan pelatihan dan bimbingan manajemen usaha dan analisis usaha untuk memupuk jiwa kewirausahaan. Jenis luaran yang dihasilkan adalah aneka bentuk dan desain tas dari limbah ban dalam; tertatanya ruang produksi, display, manajemen usaha; tersedianya sarana penunjang operasional produksi berupa mesin jahit (bagi mitra 1) dan operasional transportasi gerobak motor (bagi mitra 2). Di samping itu target dan luaran dari kegiatan ini berupa adanya peningkatan kualitas dan kuantitas produk dari kedua mitra minimal terjadi peningkatan 25 % dari sebelum adanya kegiatan ini. Berdasarkan hasil evaluasi oleh Tim Pengabdi semua peserta (100%) menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan wirausaha yang telah dijalani, dan 78% perajin menyatakan mendapat tambahan wawasan dan ketrampilan dalam mendesain tas

    PRA RANCANGAN SUATU INDUSTRI KIMIA

    Get PDF
    Industri kimia merupakan suatu sistem organisasi usaha yang “profit oriented”. Disamping bertujuan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi ( produk) yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat, pihak industri kimia juga mengharapkan adanya keuntungan dibidang ekonomi. Oleh karena itu, sebelum suatu industri kimia didirikan, perlu dilakukan prarancangan . Prarancangan ini bertujuan menentukan kelayakan suatu industri kimia. Langkah- langkah prarancangan industri kimia meliputi 1). Menentukan tujuan didirikannya industri kimia; 2) Menentukan jenis dan mekanisme proses yang ada di dalamnya (termasuk proses kimia dan proses fisika); 3) Menentukan kapasitas produksi; 4) Menghitung banyaknya bahan/ zat yang keluar dan masuk dari dan ke dalam suatu alat proses ( dengan menggunakan konsep neraca bahan); 5) Menghitung banyaknya panas yang keluar dan masuk dari dan ke dalam suatu alat (menggunakan konsep neraca panas); 6) Merancang alat- alat produksi ( reaktor, alat pemurnian, alat penukar kalor dll.); 7) Menghitung utilitas yang diperlukan ( meliputi: air, udara, uap air dan listrik ); 8). Melakukan evaluasi ekonomi untuk menentukan kelayakan didirikannya industri kimia

    PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KECAP DARI TEMPE BUSUK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN ANTIKANKER

    No full text
    Abstrak Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan ketrampilan tentang teknologi pembuatan kecap dari tempe busuk yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif antikanker; meningkatan motivasi masyarakat desa Ngaglik untuk memperluas usaha dalam pembuatan kecap dari tempe busuk yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif antikanker. Sasaran penyuluhan dan pemberian ketrampilan ini adalah masyarakat desa Ngaglik, yang terdiri dari para remaja putus sekolah Desa Ngaglik serta ibu-ibu yang tergabung dalam PKK desa Ngaglik. Jumlah para remaja dan ibu-ibu PKK desa Ngaglik ini sekitar 25 orang. Metode kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : memberikan pelatihan dan praktek langsung di bidang pembuatan pembuatan kecap dari tempe busuk yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif antikanker ; memberikan pelatihan aspek ekonomi dan peluang bisnis usaha ini, sehingga ada warga masyarakat yang termotivasi untuk berwirausaha di bidang pembuatan kecap dari tempe busuk yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif antikanker. Kegiatan PPM dilaksanakan di rumah Ketua RT Bapak Juniardi, di Desa Ngaglik, Sleman, pada hari Minggu, 23 Agustus 2008 dari jam 13.00 – 17.00 WIB. Kegiatan pelatihan beberapa teknologi pembuatan kecap dari tempe busuk sebagai bahan aternatif antikanker di Desa Ngaglik, Sleman, Yogyakarta ini berhasil menambah wawasan dan ketrampilan warga, serta dapat memotivasi untuk mengembangkan usaha home industri dengan memanfaatkan potensi wilayahnya. Kata Kunci : Kecap tempe busuk; isoflavo

    PILLARIZATION OF LAYERED TETRATITANATES ANION BY ZIRCONIUM(IV) POLYCATION SPECIES

    No full text
    Pillaring layered tetratitanates anion by zirkonium(IV) polycation species has been realized by three steps: 1). cation-exchange of potasium tetratitanates, 2). intercalation of n-butylamine compound in layered hydrogen tetratitanates and 3). intercalation of zirconium(IV) polycation species by mixing butylamine-intercalated tetratitanates with an aqueous solution of ZrOCl2.8H2O at pH various: 0.1, 0.9 and 1.8. The procedure was carried out by Chimie Douce method. The structures of titanates and the products which had undergone H+ exchange and intercalated by n-butylamine and zirkonium(IV) polycation spesies were investigated by X-rays Diffractometer (XRD) and X-rays Fluorescence (XRF). It was found in the research that [Zr(H2O)8]4+, [Zr(OH)(H2O)7]3+ or [Zr(OH)2(H2O)6]2+ types have presented in the interlayer of the products. At pH = 0.1 and 0.9, [Zr(OH)(H2O)7]3+ type was pillared more dominated in layered tetratitanates than [Zr(H2O)8]4+ type. At pH 1.8, it was signaled that [Zr(OH)(H2O)7]3+ and [Zr(OH)2(H2O)6]2+ types intercalated in layered tetratitanates.   Keywords: tetratitanates, intercalation, zirconium(IV) species, Chimie Douc

    MODIFICATION OF KELUD VOLCANIC ASH 2014 AS SELECTIVE ADSORBENT MATERIAL FOR COPPER(II) METAL ION

    No full text
    Abstract   This research aims to prepare an adsorbent from Kelud volcanic ash for better Cu(II) adsorption efficiency than Kiesel gel 60G E'Merck. Adsorbent synthesis was done by dissolving 6 grams of volcanic ash activated 700oC 4 hours and washed with HCl 0.1 M into 200 ml of 3M sodium hydroxide with stirring and heating of 100 °C for 1 hour. The filtrate sodium silicate was then neutralized using sulfuric acid. The mixture was allowed to stand for 24 hours then filtered and washed with aquaDM, then dried and crushed. The procedure is repeated for nitric acid, acetic acid and formic acid with a contact time of 24 hours. The products were then characterized using FTIR and XRD, subsequently determined acidity, moisture content, and tested for its adsorption of the ion Cu (II) with AAS. The results showed that the type of acid that produced highest rendemen is AK-H2SO4-3M ie 36.93%, acidity of the adsorbent silica gel synthesized similar to Kiesel gel 60G E'Merck ie adsorbent AK-CH3COOH-3M and the water content of the silica gel adsorbent synthesized similar to Kiesel gel 60G E'Merck ie adsorbent AK-H2SO4-2 M. The character of the functional groups of silica gel synthesized all have similarities with Kiesel gel 60G E'Merck as a comparison. Qualitative analysis by XRD for all modified adsorbent showed a dominant peak of SiO2 except adsorbent AK-H2SO4 amorphous and chemical bonds with FTIR indicates that it has formed a bond of Si-O-Si and Si-OH. The optimum adsorption efficiency of the metal ions Cu(II) obtained from AK-H2SO4-5M adsorbent that is equal to 93.2617% and the optimum adsorption capacity of the Cu(II) metal ions was obtained from the adsorbent AK-CH3COOH-3M is equal to 2.4919 mg/ g.   Keywords: adsorbents, silica gel, adsorption, kelud volcanic as

    SINTESIS SILIKA GEL DARI ABU BAGASSE DAN UJI SIFAT ADSORPTIFNYA TERHADAP ION LOGAM TEMBAGA (II) PADA VARIASI JENIS ASAM

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis silika gel dari abu bagasse, mempelajari pengaruh jenis asam, dan karakteristiknya terhadap daya dan efisiensi adsorpsi ion logam tembaga(II) sehingga diketahui daya dan efisiensi adsorpsi optimal. Subjek penelitian ini adalah silika gel dari abu bagasse, objeknya adalah karakter silika gel yang dihasilkan meliputi keasaman, kadar air, spektra inframerah, daya dan efisiensi adsorpsi terhadap ion logam tembaga(II). Penelitian diawali dengan pengabuan bagasse pada 700oC dilanjutkan dengan pembuatan larutan natrium silikat dengan melarutkan 6 gram abu bagasse ke dalam 200 ml larutan NaOH 1M disertai pengadukan dan pemanasan 1 jam. Filtrat natrium silikat yang terbentuk ditambahkan bertetes-tetes larutan dengan variasi jenis asam yaitu asam klorida, asam sulfat, asam asetat dan asam sitrat dengan konsentrasi masing-masing 3M hingga larutan mencapai pH 7. Gel yang terbentuk didiamkan semalam, disaring, dicuci dengan aquademineralisata, serta dikeringkan dalam oven 120oC selama 2 jam dan digerus hingga lolos ayakan 200 mesh. Proses adsorpsi dilakukan dengan memasukkan silika gel ke dalam larutan ion logam tembaga(II), kemudian dikocok menggunakan shaker selama 2 jam, dan disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 2000 rpm untuk memisahkan endapan. Larutan sisa dianalisis dengan spektrofotometer serapan atom untuk mengetahui jumlah ion logam tembaga(II) yang teradsorpsi ke dalam silika gel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa silika gel hasil sintesis yaitu SGAB-HCl, SGAB-H2SO4, SGAB-CH3COOH dan SGAB-C6H8O7.H2O mempunyai nilai keasaman berturut-turut 8,3200; 6,5540; 6,8355 dan 7,5736 mmol/g dan kadar air 12,8798; 15,1183; 11,0850 dan 17,4230%. Hasil karakterisasi gugus fungsi dengan IR menunjukkan bahwa silika gel hasil sintesis mempunyai kemiripan dengan kiesel gel 60G. Daya dan efisiensi adsorpsi optimal diperoleh dari SGAB-HCl berturut-turut yaitu 0,422276 mg/g dan 96,31409%. Kata kunci : abu bagasse, silika gel, adsorpsi, ion logam Cu(II

    SYNTHESIS OF BIODIESEL FROM KAPUK SEED OIL (Ceiba Pentandra L) AT VARIATION STIRRING DURATION IN TRANSESTERIFICATION PROCESS

    No full text
    The synthesis of biodiesel targeted as SNI 04-7182-2006 standard has been done from kapuk randu seed, following two steps i.e. sokhlet extraction process of kapuk seed oil from kapuk seed using n-heksane as a solvent, and the production of biodiesel from kapuk seed oil by transesterification process using methanol and KOH as catalyst. Transesterificatin process was performed at temperature 50 oC with the variation of stirring duration as followed  50, 75, 100 and 125 minutes. The kapuk randu extraction resulted  % kapuk randu seed oil, while the transestherification process resulted around 55 - 65%. The biodiesel product characteristics provided the density value of all biodiesel at stirring durations variation are suitable with SNI standard (850 – 890 kg/m3), the viscosity value of all biodiesel are  higher than the range SNI value (2,3 – 6,0 cSt). While the flash point values are lesser than SNI standard (10160 - 11000 cal/g).   Keywords: kapuk randu seed, transestherification, biodiese
    corecore