25 research outputs found
AKTIVASI PEMAKAIAN JINTEN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP RESPONS IMUN PADA GIGI YANG MENGALAMI INFLAMASI
Exposing pulp tissue will be followed by inflammation reaction, such as releasing host response products. Host response product can cause pain, such as histamine, bradikinin, serotonin and prostaglandin. Nigella sativa contain some components that support immune system. The most component are thymoquinone, dithymoquinone, thymohydroquinone and thymol. Aim of this study ia to know effect of Nigella Sativa to immune response of inflammation tooth. Thymoquinon in Nigella sativa will induce lymphocyte activity. T lymphocyte will induce T helper, T suppressor, and T toxicity forming. They will play role in phagocytosis process
STUDI PEMAHAMAN VISI MISI INSTITUSI DAN PENELURUSAN KESESUAIAN KOMPETENSI PADA ALUMNI JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN 2010 – 2016
ABSTRAKPoliteknikKesehatanKemenkes Semarang (Poltekkes Semarang)adalah unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan. Jurusan Keperawaan Gigi Semarang mempunyai program studi D III Keperawatan Gigi dan program studi D IV Keperawatan Gigi danmenghasilkantenagakesehatan yang berdayasaingtinggi. Dokumentasiuntukmelacak alumni Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Semarang belumdilaksanakansecara optimal. Hal ini terjadi karena pelacakan alumni membutuhkan sumberdaya dan sumberdana yang cukup besar, oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan pelacakan alumni dan pemahaman visi misi institusi dan kesesuaian kompetensi pada alumni.Tujuandaripenelitian iniadalahmemetakanposisilulusandalam dunia kerja, proses dan riwayat pekerjaan, pemahaman visi dan misi lembaga, peta kesenjangankompetensilulusandengantuntutan dunia kerja dan dayaserap, sertakesesuaiankompetensibidangilmudenganbidangpekerjaan. Tahapankegiatan yang dilakukandalampelaksanaan pemetaan karakterisik alumni meliputi 4 (empat) tahapyaitutahappersiapan, tahappelaksanaan, tahapanalisa dan tahapevaluasi/tindaklanjut.Metode yang digunakandalampelacakanadalahmelaluikuesioneronlineberbantu SMS Gateway, jejaring media social (Whatsapp Group, Facebook Group, BBM group, Line, email). Diharapkanseorang alumni perwakilanangkatan 2010-2016 sebagaipioneer yang akanmengajaktemannyadalam group untukikutberpartisipasi. Pemberian reward berupapaket pulsadigunakanuntukmeningkatkanresponse rate. Data yang didapatkanakandianalisasesuaidenganindikator yang telahditentukansehinggadiharapkanmampumenghasilkanlaporan dan kesimpulanterkait data lulusan.Hasil penelitian yaitu Visi Misi Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang perlu diberikan pemahaman kepada alumni pada kegiatan-kegiatan lembaga atau pada saat seminar yang dihadiri alumni. Rata-rata lama waktu tunggu alumni dalam mendapatkan pekerjaan pertama pada tahun 2010-2016 yaitu kurang dari 3 bulan dengan persentase sebesar 59% dan yang menunggu 12 bulan dengan persentase sebesar 1,9%. Jenis pekerjaan alumni yang sesuai yaitu 85% bekerja terapis gigi dan mulut. Tempat kerja alumni 52% di Instansi pemerintah dan rumah sakit, 29%bekerja di Klinik Gigi Bersama atau Pribadi. Rata-rata penghasilan atau gaji alumni yaitu 78,7% masih dalam kategori rendah dan sangat rendah.Kesimpulanpenelitian ini adalah perlu lembaga memperhatikan masukan alumni terhadap kemampuan pada saat lulus maupun upaya peningkatan kemampuan sesuai kebutuhan di lapangan kerja.
Pengaruh Metode Menggosok Gigi Sebelum Makan Terhadap Kuantitas Bakteri Dan Ph SALIVA
Waktu kegiatan menyikat gigi yang selama ini sering dilakukan adalah adanya anjuran menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur tetapi dewasa ini mulai ditelaah kerugian dari waktu tersebut karena ditemukan banyak keluhan nyeri secara primer diawali dengan adanya nyeri karena abrasi atau erosi gigi. Dan juga tidak dapat diabaikan karena keluhan tersebut akan sampai pada tahap perawatan jaringan pulpa karena keluhan yang meningkat dari pasien.Metode Penelitian ini adalah eksperimental semu atau quasi experimental. Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah post test only group design. Dalam penelitian ini 3 unsur utama dalam penelitian eksperimental terpenuhi yaitu : peneliti melakukan intervensi kepada sampel dengan cara meminta sampel melakukan sikat gigi dengan waktu tertentu yaitu dilakukan sebelum makan, pengambilan sampel dilakukan dengan cara random ( acak) dimana masing- masing subyek penelitian mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dan ada kelompok kontrol yaitu kelompok yang melakukan metode menyikat gigi setelah makan. Karena jumlah populasi berjumlah kurang dari 100 orang maka pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dimana jumlah populasi yang ada digunakan sebagai sampel. Sedangkan sampel yang digunakan untuk uji kuantitas bakteri sebanyak 16 saliva yang diambil dari 8 dari masing- masing kelompok menyikat gigi sebelum makan dan kelopok menyikat gigi setelah makan.Hasil penelitian adalah Tidak ada perbedaan pengaruh menyikat gigi sebelum makan dengan menyikat gigi setelah makan terhadap pH saliva. Tidak ada beda kuantitas bakteri di permukaan gigi pada tindakan menyikat gigi sebelum makan dan setelah makan. pH saliva 5 menit setelah makan belum banyak terjadi perubahan dibanding pH awal sebelum sikat gigi pada metode menyikat gigi sebelum makan. pH saliva 15 menit dan 30 menit setelah makan menunjukkan perubahan pH lebih menurun (asam) dibandingkan pH awal sebelum menyikat gigi pada metode menyikat gigi sebelum makan. pH saliva 5 menit setelah makan belum banyak terjadi perubahan dibanding pH awal sebelum sikat gigi pada metode menyikat gigi setelah makan. pH saliva 15 menit setelah makan menunjukkan perubahan pH lebih menurun (asam) dibandingkan pH awal sebelum menyikat gigi pada metode menyikat gigi setelah makan. pH saliva 15 menit setelah makan hampir serupa dengan pH awal sebelum menyikat gigi pada metode menyikat gigi setelah makan. Kata Kunci : metode menyikat gigi, pH saliva, waktu menyikat gig
Pengaruh Metode Menggosok Gigi Sebelum Makan Terhadap Kuantitas Bakteri Dan Ph SALIVA
Waktu kegiatan menyikat gigi yang selama ini sering dilakukan adalah adanya anjuran menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur tetapi dewasa ini mulai ditelaah kerugian dari waktu tersebut karena ditemukan banyak keluhan nyeri secara primer diawali dengan adanya nyeri karena abrasi atau erosi gigi. Dan juga tidak dapat diabaikan karena keluhan tersebut akan sampai pada tahap perawatan jaringan pulpa karena keluhan yang meningkat dari pasien.Metode Penelitian ini adalah eksperimental semu atau quasi experimental. Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah post test only group design. Dalam penelitian ini 3 unsur utama dalam penelitian eksperimental terpenuhi yaitu : peneliti melakukan intervensi kepada sampel dengan cara meminta sampel melakukan sikat gigi dengan waktu tertentu yaitu dilakukan sebelum makan, pengambilan sampel dilakukan dengan cara random ( acak) dimana masing- masing subyek penelitian mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dan ada kelompok kontrol yaitu kelompok yang melakukan metode menyikat gigi setelah makan. Karena jumlah populasi berjumlah kurang dari 100 orang maka pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dimana jumlah populasi yang ada digunakan sebagai sampel. Sedangkan sampel yang digunakan untuk uji kuantitas bakteri sebanyak 16 saliva yang diambil dari 8 dari masing- masing kelompok menyikat gigi sebelum makan dan kelopok menyikat gigi setelah makan.Hasil penelitian adalah Tidak ada perbedaan pengaruh menyikat gigi sebelum makan dengan menyikat gigi setelah makan terhadap pH saliva. Tidak ada beda kuantitas bakteri di permukaan gigi pada tindakan menyikat gigi sebelum makan dan setelah makan. pH saliva 5 menit setelah makan belum banyak terjadi perubahan dibanding pH awal sebelum sikat gigi pada metode menyikat gigi sebelum makan. pH saliva 15 menit dan 30 menit setelah makan menunjukkan perubahan pH lebih menurun (asam) dibandingkan pH awal sebelum menyikat gigi pada metode menyikat gigi sebelum makan. pH saliva 5 menit setelah makan belum banyak terjadi perubahan dibanding pH awal sebelum sikat gigi pada metode menyikat gigi setelah makan. pH saliva 15 menit setelah makan menunjukkan perubahan pH lebih menurun (asam) dibandingkan pH awal sebelum menyikat gigi pada metode menyikat gigi setelah makan. pH saliva 15 menit setelah makan hampir serupa dengan pH awal sebelum menyikat gigi pada metode menyikat gigi setelah makan. Kata Kunci : metode menyikat gigi, pH saliva, waktu menyikat gig
Pengaruh variasi berat polimer terhadap sifat fisik Patch NaF
Influence of weight polymer variation towards sodium fluoride patch physical properties. Fluoride has been proven as a material for strengthen teeth. Many fluoride modalities are available nowadays, and the recent is sodium fluoride (NaF) patch which delivers fluoride via transdermal. No report was found about the physical properties of NaF patch based on polymer variation used. Research purpose was to find NaF patch with polymer variation which has good physical properties. Research design was quasy experimental with post test group research as research approach. Dependent variables included polymer variation and stored time; independent variable included patch thickness; resistance of folding; weight; drug content; percentage of moisture uptake and percentage loss on drying. NaF Patch manufacturing used solvent casting method the polymer PVA and PVP mixed in 2 ml aquabidest inwater bath until polymer dissolved; 100 mg of NaF mixed in 2 ml aquabi 0,1 ml oleic acid; 0,1 ml IPA mixed in glass tube and dissolved in 3,8 ml aquabidest. Three kinds of NaF patch with polymer variation were made. All materials were mixed in glass tube and stirred until dissolved, then pour into petry disc and allowed for 3 days until it dry. Research result showed a difference of physical properties among three NaF patch. Patch with variation PVP : PVA = 1 : 2 resulted in the best physical properties. Storing patch in aluminum foil did not cause any differences of physical properties. NaF patch with good polymer variation can be developed for further research. ABSTRAKFluorida sudah terbukti sebagai bahan untuk memperkuat permukaan gigi. Berbagai sediaan fluoride sudah banyak ditemukan. Sediaan fluoride yang terbaru adalah dalam bentuk plester yang melepaskan ion fluorida lewat kulit. Sediaan plester sodium fluorida (NaF) sudah ditemukan tetapi belum ada lapran mengenai sifat fisik plester berdasarkan variasi polimer yang digunakan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan plester dengan variasi berat polimer yang menghasilkan sifat fisik yang baik. Desain penelitian adalah quasy experimental dengan post test groupresearch design sebagai rancangan penelitian. Variabel pengaruh adalah variasi polimer dan lama penyimpanan (1 dan 7 hari), variabel terpengaruh adalah ketebalan, daya tahan terhadap lipatan, berat, kandungan obat, persentase moisture uptake dan persentase loss on drying. Pembuatan plester NaF menggunakan solvent casting method PVA; PVP dipanaskan dalam water bath sampai polimer larut; NaF 100 mg diaduk dalam 2 ml aquabides; 0,1 ml asam oleat; 0,1 ml IPA dicampur menjadi satu dalam tabung kacadan dilarutkan dalam 3,8 ml aquabides. Dibuat 3 jenis plester NaF dengan konsentrasi polimer bervariasi. Semua bahan kemudian dicampur menjadi satu dalam tabung kaca dan diaduk sampai larut, dituang dalam cawan petri dan didiamkan selama ± 3 hari. Jika sudah kering maka matriks diambil dengan pisau khusus dan disimpan dalam alumunium foil sampai digunakan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sifat fisik pada ke tiga jenis plester NaF. Plester dengan perbandingan PVP : PVA = 1 : 2 menghasilkan sifat fisik paling baik. Penyimpanan dalam alumunium foil tidak menyebabkan terjadinya perbedaan sifat fisik plester NaF. Plester NaF dengan variasi polimer yang baik dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. Perlu dikembangkan plester NaF dengan variasi polimer terbaik
Implementation Of The Educational Module As An Effort To Form Teeth Brushing Behavior In Clients At The Bnn Rehabilitation Center
Dental health, which is part of general health, is still a problem that needs to be addressed. Data from the World Health Organization (WHO) 2022 reports that the world's dental and oral health status in the form of dental and oral disease occurs in almost 3.5 billion people throughout the world, and an estimated 2 billion people suffer from dental caries. According to 2018 Basic Health Research (RISKESDAS) data, 57.6% experienced dental and oral problems. Factors that influence a person's dental and oral health status come from behavior, environment and health services. The aim of brushing teeth is to prevent dental caries and maintain oral and dental hygiene. People who use drugs experience dental and oral health problems. Poor oral and dental hygiene causes diseases such as dental caries, xerostomia or dry mouth, rampant caries, bleeding gums, a burning sensation, stomatitis, changes in the chemical composition of saliva, abscesses and decreased immunity. Community service activities carried out at the BNN Baddoka Makassar rehabilitation center, South Sulawesi. The sample used was 11 people. The method used in this activity is the Health system approach, namely: Input – Process – Output. The results showed an increase in client knowledge at the Baddoka BNN Rehabilitation Center after education was carried out using the module. Keyword : Dental hygiene; caries; drugs; brushing teet
The Influence of Educational Level and Income on Community's Dental and Oral Health Maintenance Behavior
Awareness of the importance of dental and oral health maintenance among the community is still low due to a lack of education, which impacts their behavior, especially among those with lower socioeconomic status. They are more focused on meeting daily needs and thus tend to neglect dental and oral health, which is considered less important. Individuals with lower education levels also struggle to process information effectively, often misinterpreting the information they receive. The purpose of this study is to determine whether there is an influence between income level and education level on the behavior of maintaining dental and oral health. The design of this study is descriptive analytic with a cross-sectional approach. The data collection method used is a survey method with questionnaires. Sampling was done using proportionate stratified random sampling. The sample consisted of 30 heads of families for the income variable and 30 heads of families for the education level variable. The study found that the higher the income and education of the respondents, the better their behavior in maintaining dental and oral health. It was found that the p-value for income and last education variables with respondent behavior is ≤α (α=0.05), meaning there is a significant relationship between income and last education on knowledge, attitudes, actions, dental and oral healt
Pengaruh Peran Ibu Dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Jubelan 02 Kecamatan Sumowono
The role of mother in the maintenance of oral health includes the removal of plaque and debris on the teeth that can be done every day with a toothbrush, supervise children diet, eliminating bad habits and check their child's teeth or facilities is a factor that plays a role in preventing caries teeth in children. Dental caries is one form of tooth decay is most often experienced by children of school age. The incident of dental caries in primary school students in the district of Sumowono Jubelan 02 is the average def-t 8.1 and DMF-T 1.6. The purpose of this study was determine the role of mother in the maintenance of orla health on the incident of dental caries in first grade primary school students jubelan 02 District of Sumowono 2014. This research is a descriptive cross sectional design research
Kurnia's Web-Based Drill Method Can Measure the Level of Toothbrushing Skills of Blind Children
Background: Blind children have limited vision so that the health of the oral cavity is lower than that of children with normal vision. To improve the dental and oral health of blind children, a change in skills is needed. Choosing the right method of delivering educational material is very helpful in changing target skills. Kurnia's Web-based Drill method with audio modification can be an innovation in providing dental and oral health education. Where audio media that relies on sound can help optimize the sense of hearing that is still functioning so that the message conveyed can be easily remembered and understood by blind children.Research Objective: Build a web-based model of Kurnia's Drill method to improve toothbrushing skills in blind children.Methods: Research and Development (RD) and model testing (Quasi-Experimental Control Group Pretest and Posttest Design studies). The research subjects of blind children were divided into 2 groups, namely intervention and control. The results of the model design are validated by experts. The data were tested using intraclass, paired t-test and independent t-test correlation coefficients.Results: Kurnia's Drill web-based method is feasible as an educational model for dental health maintenance in blind children (p= 0.000). The implementation of this model effectively improved the brushing skills of blind children (p= 0.047) and decreased the debris index of blind children (p= 0.000) compared to the control group.Conclusion: Kurnia's Drill web-based method effectively improves brushing skills and decreases debris index in visually impaired children.