15 research outputs found

    THE DEVELOPMENT OF INFORMATION SYSTEMS IN DOCUMENTATION MANAGEMENT OF EMERGENCYCARE NURSING

    Get PDF
    ABSTRACT Emergency nursing requires prompt, precise, thorough and critical thinking nursing actions. Emergency nurses are often under high pressure, so they sometimes miss documentation of nursing care because it is still manually. Whereas documentation is important as an instrument of communication between professions that contains the status of patient development, patient needs, and activities that have been planned. the documentation process is considered a hassle for nurses because it takes time. Based on this, the researcher wants to develop a software to make it easier for emergency nurses to document nursing care in the emergency unit. The method used at this research is a product-oriented development model. The stages are: 1). Initiation System (initiation of the system), 2). Analysis System, 3). Design System and 4). Production that then tested through the prototype Black Box Testing. The research result shows that this software very useful because it shortens the time for preparing reports. Even this study uses students as research objects, nurses who work in the hospital also can use this software. Keywords: Nursing; technology; information; documentation; Emergency. Abstrak Asuhan keperawatan gawat darurat merupakan tindakan keperawatan yang cepat, tepat, dan memerlukan ketelitian dan pemikiran kritis. Perawat gawat darurat seringkali berada pada kondisi dibawah tekanan yang tinggi, sehingga terkadang melewatkan dokumentasi asuhan keperawatannya karena masih dilakukan secara manual. Padahal dokumentasi penting sebagai instrument komunikasi antar profesi yang berisi status perkembangan pasien, kebutuhan pasien, dan kegiatan yang telah direncanakan dan dilakukan.proses dokumentasi ini dianggap merepotkan bagi perawat karena memerlukan waktu yang lama. Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa perlu untuk mengembangkan suatu perangkat lunak sebagai upaya untuk memudahkan perawat IGD dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan di ruang IGD. Metode yang digunakan berorientasi pada produk. Penelitian ini melibatkan beberapa ahli materi, ahli media dan pengguna. Teknik analisis data yang digunakan deskriptif kualitatif. Kata Kunci : keperawatan, IGD, Dokumentasi, aplikas

    EDUKASI PERAWATAN DIABETES MELITUS DI RUMAH PADA PENDERITA DIABETES DI KELURAHAN OLAK KEMANG KOTA JAMBI

    Get PDF
    Diabetes Mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat. Di Desa Olak Kemang Kota Jambi, jumlah penderita diabetes melitus cukup tinggi, sekitar 560 penderita diabetes pada tahun 2022. Penatalaksanaan diabetes sangat bergantung pada kemampuan penderita untuk melakukan perawatan diri dalam kehidupan sehari-hari, dan pendidikan kesehatan untuk pasien dianggap sebagai komponen. penting untuk mencapai tujuan ini. Ada bukti lebih lanjut bahwa orang akan terpengaruh untuk mematuhi pengobatan penyakitnya terkait dengan pengetahuan yang memadai tentang sifat diabetes, faktor risikonya, dan komplikasi terkait. Kurangnya kesadaran merupakan faktor yang mendasari mempengaruhi sikap dan praktek terhadap pengobatan. Pendidikan kesehatan diabetes akan memberikan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mengarahkan individu untuk lebih mengontrol dan mengobati penyakit, dan diterima secara luas sebagai bagian integral dari perawatan diabetes yang komprehensif

    POSYANDU TANGGAP BENCANA DI KELURAHAN JELMU KECAMATAN PELAYANGAN KOTA JAMBI

    Get PDF
    ABSTRACT Flood disasters, especially in Pelayangan District, Jelmu Village, almost occur every year. This is partly due to geographical factors where the village is located on the river bank. The disaster caused both material and non-material losses. Health problems also often arise after flooding. The majority of flood management in these areas still relies on the local government. Whereas ideally the community should take an active role in overcoming the flood problem that occurs every year. The solution offered to solve the problem in the partner area was to form a disaster management cadre from the youth organization or the Disaster Preparedness Youth Organization. Cadres and the community will be trained in disaster preparedness programs such as water rescue, BHD and P3K training, PHBS and Environmental Health education, and post-disaster disease prevention and disaster mitigation education. With these programs, it is hoped that there will be an increase in the knowledge and abilities of cadres and the community, especially in dealing with flood problems. In addition, cadres and the community can be actively involved in disaster preparedness. So that a number of negative impacts caused by disasters can be minimized. Keywords: Flood, Disaster Preparedness, Disaster Response, integrated-health-service-unit   ABSTRAK Bencana banjir khususnya di Kecamatan Pelayangan Kelurahan Jelmu hampir terjadi setiap tahun. Hal ini salah satunya disebabkan oleh faktor geografis di mana lokasi kelurahan tersebut berada di tepi sungai. Bencana tersebut menimbulkan kerugian baik materil maupun non-materiil. Permasalahan kesehatan juga sering muncul pasca terjadinya banjir. Penanganan banjir di daerah tersebut mayoritas masih bertumpu pada pemerintah setempat. Padahal idealnya masyarakat harus turut berperan aktif dalam menanggulangi masalah banjir yang terjadi setiap tahun. Adapun solusi yang ditawakan untuk mengatasi masalah di daerah mitra tersebut adalah dengan membentuk kader penanggulangan bencana yang berasal dari karang taruna atau Karang Taruna Siaga Bencana. Kader dan masyarakat akan dilatih dengan program-program kesiapsiagaan bencana seperti water rescue, pelatihan BHD dan P3K, penyuluhan PHBS dan Kesehatan Lingkungan, dan penyuluhan pencegahan penyakit pasca bencana serta mitigasi bencana. Dengan adanya program-program tersebut diharapkan terdapat peningkatan pengetahuan dan kemampuan dari kader dan masyarakat khususnya dalam menangani permasalahan banjir. Selain itu kader dan masyarakat dapat terlibat aktif dalam kesiapsiagaan bencana. Sehingga sejumlah dampak negatif yang ditimbulkan oleh bencana dapat diminimalisir. Kata Kunci: Banjir, Siaga Bencana, Posyandu Tanggap Bencan

    Efektivitas Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Makanan Bergizi Pada Balita di Posyandu Kenanga Kelurahan Cempaka Putih Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi

    Get PDF
    Gizi kurang pada anak dapat diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang bagaimana pemberian makanan yang bergizi pada anak serta anak tidak memperoleh cakupan konsumsi makanan yang memiliki gizi seimbang. Praktek pemberian makanan pada anak merupakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan status kesehatan anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian makanan bergizi pada balita di posyandu kenanga kelurahan cempaka putih wilayah kerja puskesmas simpang kawat kota jambi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quassy experiment dengan rancangan penelitian one group pretest dan posttest. Jumlah sampel dalam penelitian yaitu 56 responden. Metode yang digunakan berupa ceramah dan demonstrasi dengan analisa data univariat berupa distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji non-parametik Wilcoxon. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa setelah diberikan intervensi tingkat pengetahuan ibu meningkat dari 1 orang (1,8%) menjadi 51 orang (91,1%) dan perilaku ibu meningkat dari 24 orang (42,9%) menjadi 53 orang (94,6%). Hasil uji non parametik Wilcoxon sebelum dan sesudah intervensi didapatkan nilai p-value 0,000 dengan rentang nilai perbedaan pengetahuan sebesar 4,9642 dan perilaku sebesar 17,7143, berarti terdapat pengaruh edukasi gizi terhadap pengetahuan dan perilaku ibu

    Efektivitas Edukasi Gosok Gigi Terhadap Pengetahuan Dan Perilaku Dalam Mengurangi Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar 114/X Pandan Jaya Geragai Di Tanjung Jabung Timur

    Get PDF
    Karies gigi sering terjadi pada anak-anak, dan berdampak pada kemampuan anak untuk mengunyah, timbulnyarasa tidak nyaman di mulut, mempengaruhi nafsu makan sehingga dapat memperngaruhi status gigi dan padaakhirnya mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik anak. Dengan adanya pengetahuan dan perilaku anakyang baik tentang perawatan gigi, hal ini dapat mencegah terjadinya kondisi karies gigi menjadi lebih parah..Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas edukasi gosok gigi terhadap pengetahuan dan perilakudalam mengurangi kejadian akries gigi pada anak SDN 114/X Pandan Jaya. Jenis penelitian ini menggunakandesain Quasi Eksperiment dengan pre-post test design with control group. Penelitian ini dilakukan di SDN114/X Pandan Jaya Geragai. Populasi seluruh kelas IV dan V sebanyak 139 siswa dengan jumlah sampel 36siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Kelompok intervensi memilikiselisih rata- rata pengetahuan sebelum yaitu 35,0 sebelum diberikan edukasi, demonstrasi dan 77,7 sesudahdiberikan edukasi, demonstrasi, selisih rata- rata perilaku yaitu 41,8 sebelum diberikan edukasi, demonstrasi,dan 83,5 sesudah diberikan edukasi, demonstrasi, sedangkan kelompok kontrol memiliki selisih rata-ratapengetahuan sebelum 35,0 dan 71,6 setelah diberikan edukasi, serta selisih rata-rata perilaku sebelum 35,9 dan75,1 sesudah diberikan edukasi. Maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi pada kelompokintervensi lebih efektif daripada metode ceramah dalam meningkatkan kemampuan melakukan caramenggosok gigi dengan baik dan benar

    Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN 49/IV Kota Jambi

    Get PDF
    Lifestyle changes that lead to westernization and sedentary life style are often found in big cities in Indonesia. Poor eating patterns and low physical activity trigger obesity. Therefore, researchers want to see the relationship between diet and physical activity on the incidence of obesity at the age of elementary school children in SDN 49/ IV Jambi City. This research was quantitative correlational research with a cross-sectional approach. The instrument used was a questionnaire via Google Form. Taking 49 samples using purposive sampling technique. To find out the child's weight status CDC-2000 chart is used. Analysis of data using the Spearman Rank test. The results showed most of the children's eating patterns were in the good category (53.1%), and most of the children's physical activities were in the low category (55.1%). The results obtained p-value of 0.013 <0.05 means that there is a significant relationship between diet and obesity. Physical activity on the incidence of obesity obtained p-value 0.020 <0.05 means that there is a significant relationship between physical activity on the incidence of obesity. Based on the results, it is concluded that the better the child's eating patterns and the higher the child's physical activity, the better the child's weight status.                                       Keywords: Diet, Physical Activity, Obesitas Abstrak Perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan pola hidup yang kurang gerak (sedentary life style) sering ditemukan di kota-kota besar di Indonesia. Pola makan yang kurang baik dan aktivitas fisik yang rendah menjadi pemicu terjadinya obesitas. Oleh karena itu peneliti ingin melihat hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada usia anak sekolah dasar di SDN 49/IV Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis korelasional dengan pendekatan Cross Sectional.  Instrumen yang digunakan adalah kuesioner melalui google form. Pengambilan 49 sampel menggunakan teknik purposive sampling. Untuk megetahui status berat badan anak digunakan grafik CDC-2000. Analisa data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pola makan anak dalam kategori baik (53,1%), dan sebagain besar aktivitas fisik anak dalam kategori rendah (55,1%) serta didapatkan nilai p-value sebesar 0,013 < 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan terhadap kejadian obesitas. Aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas didapatkan nilai p-value 0,020 < 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan semakin baik pola makan anak dan semakin tinggi aktivitas fisik anak, maka semakin baik status berat badan anak. Kata Kunci : Pola Makan, Aktivitas Fisik, Obesitas          

    HUBUNGAN FREKUENSI MENGKONSUMSI JUNKFOOD DAN DURASI TIDUR DENGAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2017

    Get PDF
    Obesitas pada anak menjadi perhatian utama, karena berisiko berlanjut sampai dewasa dan berdampak panjang bagi kesehatan. RISKESDAS tahun 2013 Provinsi Jambi juga termasuk kedalam 15 provinsi dengan prevalensi obesitas di atas nasional yaitu sebesar 20%. Salah satu yang dapat menyebabkan obesitas adalah mengkonsumsi junkfood dan durasi tidur. Asupan nutrisi yang tidak seimbang yaitu lebih dari kebutuhan tubuh dapat memicu terjadinya obesitas. Kurang tidur juga akan menyebabkan penurunan leptin dan peningkatan ghrelin, meningkatkan rasa lapar dan berkurangnya kemampuan membakar lemak dalam tubuh sehingga memicu timbulnya obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi mengkonsumsi junkfood dan durasi tidur dengan obesitas pada anak sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas Aur Duri Kota Jambi tahun 2017. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Sampel diambil dengan cara proportional random sampling pada 2 sekolah dasar yaitu SDN 120 dan MI AL Munawaroh. Sampel terdiri dari 35 anak obesitas dan 35 anak tidak obesitas. Variable independen adalah frekuensi mengkonsumsi junkfood dan durasi tidur dengan mennggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square, somers’d, dan uji T tidak berpasangan. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara mengkonsumsi junkfood dengan kejadian obesitas P value 0,048 (<α0,05). Frekuensi mengkonsumsi junkfood paling banyak pada kategori sering (75,7%), dan terdapat perbedaan frekuensi mengkonsumsi junkfood responden obesitas dan tidak obesitas P value=0,000 (<α0,05). Untuk tidur terdapat 46 (65,7%) anak SD memiliki durasi tidur pendek < 10 jam/hari, terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tidur dengan obesitas dengan P value < 0,05, rata-rata durasi tidur anak obesitas 1 jam lebih pendek daripada anak yang tidak obesitas. Kesimpulan anak obesitas lebih banyak mengkonsumsi junkfood dengan jenis junkfood yang banyak dikonsumsi adalah gorengan. Anak yang obesitas juga memiliki durasi tidur lebih pendek daripada anak yang tidak obesitas.Kata Kunci : obesitas, junkfood, durasi tidu

    SKRINING OBESITAS DAN EDUKASI DAMPAK OBESITAS PADA ANAK DI SDN 49/IV KOTA JAMBI

    Get PDF
    ABSTRAK Kejadian obesitas pada anak dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor genetic, factor hormonal dan gaya hidup seperti pola makan, jenis makanan, kuantitas mengkonsumsi makanan dan juga aktifitas fisik. Hampir 70% kejadian obesitas disebabkan oleh pengaruh gaya hidup dan lingkungan. Perilaku masyarakat yang semakin konsumtif berdampak pada transisi pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan tinggi garam yang menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Seperti junkfood, hamburger, sosis, mie instant, gorengan dan minuman bersoda. Dari hasil skrining didapatkan&nbsp; sebanyak 60% anak dengan kategori obesitas, 26% dengan kategori normal, 9% dengan kategori underweight dan 5% dengan kategori Overweight Kegiatan pengabdian ini juga memberikan edukasi terkait dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan dari obesitas berupa dampak kesehatan dan dampak sosial. Selain itu tim pengabdian masyarakat juga memberikan tips untuk mencegah obesitas seperti pembatasan gadget, perbanyak sayur dan buah dan perbanyak aktivitas di luar ruangan. Kata Kunci : Skrining, Obesitas, Edukas

    Pengaruh Terapi Bermain Storytelling (Bercerita) Terhadap Tingkat Nyeri Saat Prosedur Invasif Pada Anak Prasekolah di Rumah Sakit Dr. Bratanata Kota Jambi

    Get PDF
    Pendahuluan:Nyeri merupakan pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial serta yang dialami oleh anak. Salah satu terapi non farmakologis yang dapat di lakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan terapi storytelling (bercerita). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi bermain storytelling (bercerita) terhadap tingkat nyeri saat prosedur invasif pada anak usia prasekolah di Rumah Sakit Dr. Bratanata Kota Jambi. Metode:Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy Eksperimental dengan rancangan postest only with control group design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 36 anak usia 3-6 tahun. Pengambilan sampel dengan accidental sampling sejumlah 18 anak kelompok perlakuan dan 18 anak kelompok kontrol. Tingkat nyeri di ukur dengan wong beker faces pain rating scale. Analisis data menggunakan uji Mann-Withney. Hasil: Hasil uji analisis  Mann Withney didapatkan nilai p value 0,026 &lt; 0,05 artinya ada perbedaan tingkat nyeri antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kesimpulan: Ada pengaruh terapi bermain storytelling (bercerita) terhadap tingkat nyeri saat prosedur invasif pada anak usia prasekolah di Rumah Sakit Dr. Bratanata Kota Jambi. Oleh karena itu direkomendasikan bagi instansi dapat menerapkan terapi bermain dalam bentuk storytelling ini saat tindakan invasif pada anak usia prasekolah

    HUBUNGAN KESIAPAN ANAK DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER

    Get PDF
    At the age toddler children experience anal phase in this phase children are required to complete their development tasks, children must be able to recognize the urge to release, hold and be able to communicate to their mothers when they want to defecate. At this stage maximum must be reached until the child is 3 years old. The task of this development will be successful if it’s supported by children's readiness both physically, psychologically, intellectually and the readiness parents. The purpose of this study was to determine the relationship between children's readiness with success of toilet training in toddler age. Type of quantitative research with the type of correlational. This study uses the Cross Sectional approach. The instrument used is a questionnaire. The population is 77 mothers who have toddler age, taking samples using the total sampling method. Results of the study showed that there was a relationship between children's readiness with success of toilet training in toddler-age in the TPA of Alam Barajo Jambi City with a p-value 0,000 (p &lt;0.05). One of the efforts to improve success in toilet training is looking the readiness available to children. ABSTRAK Pada usia toddler anak mengalami fase anal pada fase ini anak dituntut untuk menyelesaikan tugas perkembangannya yaitu harus mampu mengenali dorongan untuk melepas, menahan dan mampu mengkomunikasikan kepada ibunya ketika ingin BAB/BAK. Pada fase ini harus tercapai maksimal sampai anak berusia 3 tahun. Tugas perkembangan ini akan berhasil jika didukung dengan kesiapan anak baik secara fisik, psikologis, intelektual dan kesiapan orang tua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kesiapan anak dengan keberhasilan toilet training pada anak usia toddler. Jenis penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Populasi 77 ibu yang mempunyai anak usia toddler, pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kesiapan anak dengan keberhasilan toilet training pada anak usia toddler di TPA Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi dengan nilai p-value 0,000 (p&lt;0,05). Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan anak dalam toilet training yaitu dengan melihat kesiapan yang ada pada anak.
    corecore