7 research outputs found

    Pembelajaran Sejarah dengan Metode Debat Aktif untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di Kelas X MIPA Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perencanaan pembelajaran sejarah di kelas X MIPA Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak, (2) Pelaksanaan pembelajaran sejarah di kelas X MIPA Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak; dan (3) Peningkatan minat belajar sejarah dengan metode debat aktif di kelas X MIPA Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan dengan bentuk tindakan kelas kolaborasi. Subjek penelitian kelas X MIPA Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 38 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, komunikasi tidak langsung, dan studi dokumentasi. Sedangkan alat pengumpul data berupa pedoman observasi, angket dan dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode debat aktif dalam pembelajaran sejarah mendorong siswa menjadi kritis dalam berpendapat, kreatif untuk mengeluarkan ide gagasan di kelas dan meningkatkan minat belajar sejarah

    Hubungan Komunikasi Non Verbal oleh Guru dengan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Sejarah di MTs Arraudatul Islamiyah Kabupaten Kubu Raya

    Get PDF
    Hubungan Komunikasi Non Verbal oleh Guru dengan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Sejarah di MTs Arraudatul Islamiyah Kabupaten Kubu Raya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang objektif mengenai hubungan komunikasi non verbal oleh guru dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Sejarah di MTs Arraudatul Islamiyah Kabupaten Kubu Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk studi hubungan. Jumlah populasi yang tersedia seluruh siswa MTs Arraudatul Islamiyah Kabupaten Kubu Raya dan sampel penelitian berjumlah 95 orang siswa dan 1 guru mata pelajaran IPS Terpadu (Sejarah). Teknik pengumpul data berupa observasi langsung dengan alat pengumpul data panduan observasi, komunikasi tidak langsung dengan alat pengumpul data angket. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa hubungan komunikasi non verbal oleh guru dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Sejarah di MTs Arraudatul Islamiyah Kabupaten Kubu Raya tergolong “Rendah”. Dengan demikian, secara rinci kesimpulannya adalah sebagai berikut; 1) Komunikasi non verbal oleh guru dalam proses pembelajaran Sejarah di MTs Arraudatul Islamiyah tergolong “Baik”, dengan pencapaian persentase sebesar 72,82%; 2) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Sejarah di MTs Arraudatul Islamiyah Kabupaten Kubu Raya tergolong “Sangat Baik”, dengan pencapaian persentase adalah 79,88%; 3) Terdapat hubungan komunikasi non verbal oleh guru dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Sejarah di MTs Arraudatul Islamiyah Kabupaten Kubu Raya dengan tingkat korelasi, “Rendah” yaitu 0,255

    PENDAMPINGAN REMBUG WISATA CAGAR BUDAYA KERATON PAKUNEGARA KECAMATAN TAYAN KALIMANTAN BARAT SEBAGAI WISATA BUDAYA

    Get PDF
    Tujuan pengabdian pada masyarakat ini yaitu memberikan ide perencanaan dan pendampingan langkah awal dalam membentuk kawasan desa wisata berbasis cagar budaya masyarakat terutama Kraton Pakunegara Tayan Sanggau Kalimantan Barat. Metode yang digunakan meliputi metode Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan beberapa pihak yang berkompeten dalam bidang pariwisata, bidang pendidikan budaya, dan kebijakan pembangunan pengembangan wisata desa. Adapun hasil pengabdian meliputi diskusi wisata melalui rembug wisata desa berbasis cagar budaya dengan menggunakan media Zoom Meeting sebagai langkah efektif di masa pandemi covid19 dengan melibatkan Perhimpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Pendidikan Wisata Budaya oleh para pakar pendidikan wisata budaya dan Kraton Pakunegara Tayan Sanggau Kalimantan Barat

    PERKEBUNAN KARET DI SINTANG PADA AWAL ABAD KE-20 (KAJIAN SOSIAL EKONOMI)

    Get PDF
    ABSTRACTThis study aims to describe the process of planting and distributing rubber products inSintang, and the process of rubber trading in Sintang in the early 20th century. Researchconducted by the historical method, the data obtained using oral history in the form ofinterviews and analyzing documents. The results showed that rubber plantations inSintang were scattered in several regions, one of which was located in Nanga JetakVillage. The preparation of the sap seeds has been prepared by the Dutch Indiesbusinessman, then distributed to various regions in Sintang. Cultivation of rubber plantswas carried out by indigenous people and assisted by Javanese people who werecontacted by Dutch Indies businessmen as rubber farmers. Rubber plantations aremanaged by Dutch Indies businessmen and some Chinese. Rubber that has beenprocessed into sap is sent to the kingdom of Sintang through the Melawi River and theDutch East Indies Government in Pontianak via the Kapuas RiverKeyword: rubber plantation, Sintang, social-economic history

    Dayak Iban Sebaruk Weanıng Ikat As Local Wısdom In Implementıng Character Educatıon In Students Of SMP Negerı 2 Sekayam

    No full text
    The research aims to determine Dayak Iban Sebaruk ikat weaving as local wisdom in cultivating character education for students at SMP Negeri 2 Sekayam. Qualitative descriptive research with a single case study strategy, with data collection through direct observation, interviews and document study. Testing data validation through method triangulation techniques and source triangulation. Interactive data analysis starting from data collection, data reduction, data presentation and data verification. The results of the research show that the existence of the Dayak Iban Sebaruk people is not only based on agriculture but they are able to express their cultural arts in the form of weaving. Dayak ikat weaving has aesthetic, philosophical and economic value. The inheritance of weaving has been passed down from generation to generation by women until now. Local wisdom becomes a force to shape national identity. Cultural inheritance and local wisdom give rise to norms, ethics and customs which are used as capital to form students with character
    corecore