8 research outputs found

    Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Peternak dalam Penggunaan Antibiotik pada Ayam Broiler di Kabupaten Subang

    Get PDF
    Masalah global yang dihadapi saat ini adalah tingginya penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional pada manusia dan hewan mendorong pada kejadian resistansi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan, sikap, serta hubungannya dengan praktik penggunaan antibiotik pada peternak broiler. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 74 peternak dari 126 peternak di Kabupaten Subang. Kriteria sampel peternak yang diambil memiliki broiler 5000-10000 ekor. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling berdasarkan pola manajemen peternakan, rincian besar sampel peternakan ayam broiler adalah 71 peternak dengan pola manajemen inti kemitraan dan pola menajemen mandiri sebanyak 3 peternak. Pengambilan dari dua kelompok tersebut dilakukan secara acak. Data diambil menggunakan kuesioner dengan cara wawancara, kemudian dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0.05. Hasil penelitian menemukan sebagian besar peternak memiliki pengetahuan yang sedang tentang penggunaan antibiotik pada broiler. Peternak yang memiliki sikap baik dalam penggunaan antibiotik berjumlah berjumlah 7%, paling sedikit bila dibandingkan dengan yang sikapnya sedang sebanyak 76% dan kurang sebanyak 17%. Praktik peternak dalam menggunakan antibiotik pada broiler sebagian besar termasuk dalam kategori sedang. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap peternak dalam penggunaan antibiotik pada broiler. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan praktik peternak dalam menggunakan antibiotik pada broiler dengan nilai p=0.028 ≤ 0.05. Sikap tidak dengan praktik penggunaan antibiotik pada broiler. Kesimpulannya adalah pengetahuan berhubungan dengan praktik peternak dalam penggunaan antibiotik pada broiler

    Program Pengelolaan Penyakit Hipertensi Berbasis Masyarakat dengan Pendekatan Keluarga di Kelurahan Pondok Jaya, Tangerang Selatan

    Get PDF
    Manajemen penyakit hipertensi memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas kondisi medis pasien dan memperlambat terjadinya komplikasi. Akan tetapi pelaksanaan program manajemen penyakit hipertensi belum terlaksana dengan optimal. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan peran aktif keluarga dalam mendukung kesuksesan pengelolaan penyakit hipertensi di Kelurahan Pondok Jaya, Tangerang Selatan. Kegiatan dilaksanakan dalam empat tahap yaitu analisis situasi, formulasi rencana, implementasi, dan monitoring evaluasi. Tahap analisis situasi dilakukan dengan survey mawas diri dan telaah data sekunder di Puskesmas. Tahap kedua dilakukan dengan melakukan musyawarah masyarakat. Tahap implementasi terdiri dari tiga program yaitu door to door campaign dan skrining hipertensi, edukasi/penyuluhan, dan senam bersama. Evaluasi tekanan darah sistol dan diastol serta pengetahuan peserta sebelum dan sesudah program. Hasil intervensi menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna tekanan darah sistol, diastol, dan pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah program (p<0.005). Program pengelolaan penyakit hipertensi dengan pendekatan keluarga terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kondisi klinis masyarakat penderita hipertensi. Oleh karena itu, petugas pelayanan kesehatan primer lebih meningkatkan peran aktif keluarga dalam mensukseskan program pengelolaan penyakit kronis

    ANALISIS PERILAKU DAN KEBUTUHAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA

    Get PDF
    Permasalahan remaja sampai saat ini masih tinggi, diantaranya perilaku seksual dan penggunaan Napza yang dapat meningkatan penularan HIV AIDS. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) penting diberikan sebagai wadah dalam menyebarkan informasi kesehatan. Penelitian dilakukan untuk menganalisis perilaku berisiko remaja serta kebutuhan informasi Seksualitas, Napza, dan HIV AIDS melalui PIK R. Metode yang digunakan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner dan dilakukan analisis bivariat, sedangkan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku berisiko remaja terkait HIV AIDS, namun masih ditemukan 21,1 % mahasiswa yang perilakunya berisiko. Analisis kualitatif menyebutkan bahwa mahasiswa memerlukan informasi terkait kesehatan reproduksi, Napza dan HIV AIDS. Saran: Adanya advokasi kepada pimpinan UMJ untuk menghidupkan kembali PIK R UMJ, kerjasama dengan BKKBN, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (DPMP3AKB) dan BNN serta sosialisasi kepada seluruh mahasiswa UMJ terkait PIK R UMJ.Permasalahan remaja sampai saat ini masih tinggi, diantaranya perilaku seksual dan penggunaan Napza yang dapat meningkatan penularan HIV AIDS. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) penting diberikan sebagai wadah dalam menyebarkan informasi kesehatan. Penelitian dilakukan untuk menganalisis perilaku berisiko remaja serta kebutuhan informasi Seksualitas, Napza, dan HIV AIDS melalui PIK R. Metode yang digunakan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner dan dilakukan analisis bivariat, sedangkan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku berisiko remaja terkait HIV AIDS, namun masih ditemukan 21,1 % mahasiswa yang perilakunya berisiko. Analisis kualitatif menyebutkan bahwa mahasiswa memerlukan informasi terkait kesehatan reproduksi, Napza dan HIV AIDS. Saran: Adanya advokasi kepada pimpinan UMJ untuk menghidupkan kembali PIK R UMJ, kerjasama dengan BKKBN, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (DPMP3AKB) dan BNN serta sosialisasi kepada seluruh mahasiswa UMJ terkait PIK R UMJ

    POLA KONSUMSI PANGAN PENDUDUK USIA PRODUKTIF PADA MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi setiap lini kehidupan, termasuk pola konsumsi pangan. Sayangnya, perubahan yang terjadi dapat mengarah pada pola makan positif maupun negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menelisik dampak pandemi COVID-19 terhadap pola makan. Jika ditemukan perubahan ke arah negatif dapat dilakukan antisipasi guna mencegah masalah kesehatan di kemudian hari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian ini yaitu penduduk usia produktif di Kota Tangerang Selatan dan didapatkan sampel sebanyak 133 responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan konsumsi makanan utama dan selingan, sayur dan buah, air putih, minuman rempah-rempah, suplemen, makanan ringan kemasan dan fast food serta penurunan konsumsi gorengan. Perubahan paling umum berupa peningkatan jumlah, ragam dan frekuensi konsumsi. Pengetahuan dan sikap gizi responden cenderung baik dan positif. Mayoritas responden kadang-kadang mempertimbangkan harga pangan dan mengalami peningkatan perilaku memasak. Sebanyak 51,9% responden rutin memantau berat badan dan 49,3% diantaranya mengalami kenaikan berat badan. Peningkatan konsumsi makanan ringan dan fast food dapat mengarah pada kenaikan berat badan. Ditambah lagi, konsumsi buah dan sayur yang belum mencukupi kebutuhan harian. Perlu ditemukan penyebab perubahan yang terjadi sehingga dapat dilakukan upaya guna mencegah masalah kesehatan di kemudian hari

    FAKTOR DETERMINAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP BALITA DI KECAMATAN PADARINCANG 2017

    Get PDF
    Immunization is one of the programs to control of infectious diseases, the coverage of immunization in Banten 2016 is still below the target of 90.26%. Coverage of UCI in subdistrict only reached 68.41% while Indonesia equal to 81,82%. This indicates the low coverage of UCI in the subdistrict area in Banten.The study aimed to analyze factors related to the completness of basic immunization in under-five children in Padarincang Sub-district in 2017. This study used case control design using secondary data and analyzed by Chi Square Test. The sample of this research is mother who has toddler with 66 cases and control of 66 people. The results showed that there was a significant correlation between family support with basic immunization completeness in underfive (p= 0,001; OR = 17,843 (95% CI = 2,271-140,223)), there was significant relation between house distance with basic immunization completeness in underfive (p= 0,002; OR = 5,304 (95% CI = 1,852-15,189)), and there was a significant relation between working mother with basic immunization completeness in toddler (p= 0,008; OR = 4,960 (95% CI = 1,559- 15,779)). It is expected that the Health Office will improve the provision of information about immunization to family members

    Waktu Henti Antibiotik dan Faktor yang mempengaruhinya pada Peternakan Broiler di Bogor

    Get PDF
    Waktu henti antibiotik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap residu antibiotik. Residu obat dalam unggas dan produk unggas menjadi perhatian karena membahayakan kesehatan masyarakat seperti berupa reaksi alergi dan hipersensitivitas, gangguan reproduksi, karsinogenisitas, nefropati, gangguan flora normal usus dan resistansi antibiotik. Peternak broiler yang memperhatikan waktu henti antibiotik baru sekitar separuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu henti antibiotik pada broiler. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Sampel penelitian diambil sebanyak 103 Rumah Tangga Peternak (RTP) dengan kriteria sampel adalah peternak yang menggunakan antibiotik dalam proses pemeliharaan broilernya. Data diambil menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi dan uji t dengan taraf signifikan (α) sebesar 5 %. Hasil penelitian menemukan faktor yang berkorelasi secara signifikan terhadap waktu henti antibiotik adalah umur peternak dengan kekuatan korelasi lemah dan cukup, Lama bekerja dengan kekuatan korelasi yang cukup, dan jumlah kepemilikan broiler dengan kekuatan korelasi yang cukup. Waktu henti antibiotik secara rerata berbeda nyata berdasarkan pada faktor pengambil keputusan dan penggunaan kombinasi antibiotik. Pengambil keputusan yang dilakukan oleh peternak dan yang tidak menggunakan kombinasi antibiotik waktu henti antibiotiknya lebih panjang

    PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA DARAH OLEH TEH HIJAU DAN ATAU TEH DAUN MURBEI PADA TIKUS DIABETES

    Get PDF
    800x600 Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} Diabetes mellitus is degeneratif disease with high prevalence that happens in many countries. Several studies had been done to control diabetes by using green tea, mullberry leaf  tea, and their mixture. The aim of this research was to analyze the influence of the administration green tea, mullbery leaf tea, and their mixtures to blood glucose level of diabetic rats both during 120 minutes after administration. This research had four phases, first to determine the best mullberry leaf tea, second to fourth phases respectively, determine turnover of blood glucose level on normal rats; attempt during 120 minutes on diabetic rats.  The result of research during 120 minutes have showed that blood glucose level on diabetic rats which were administered by green tea, mullberry leaf tea and their mixture is significantly difference with diabetic rats which were administered by water. Blood glucose level at baseline increased at 30th minutes and showed the difference significantly and then until 60th and 120th minutes and relatively stable. During 120 minutes after feed consumption, inhibition of blood glucose level occured increasingly on diabetic rats which were administered by green tea, mullberry leaf tea, and their mixture compared to diabetic rats which were administered by water. Key words:  green tea,  mullberry leaf tea,  polyphenol,  1-deoxynojirimicin,  diabetic rats,                    blood glucose</strong

    PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA DARAH OLEH TEH HIJAU DAN ATAU TEH DAUN MURBEI PADA TIKUS DIABETES

    Get PDF
    Diabetes mellitus is degeneratif disease with high prevalence that happens in many countries. Several studies had been done to control diabetes by using green tea, mullberry leaf  tea, and their mixture. The aim of this research was to analyze the influence of the administration green tea, mullbery leaf tea, and their mixtures to blood glucose level of diabetic rats both during 120 minutes after administration. This research had four phases, first to determine the best mullberry leaf tea, second to fourth phases respectively, determine turnover of blood glucose level on normal rats; attempt during 120 minutes on diabetic rats.  The result of research during 120 minutes have showed that blood glucose level on diabetic rats which were administered by green tea, mullberry leaf tea and their mixture is significantly difference with diabetic rats which were administered by water. Blood glucose level at baseline increased at 30th minutes and showed the difference significantly and then until 60th and 120th minutes and relatively stable. During 120 minutes after feed consumption, inhibition of blood glucose level occured increasingly on diabetic rats which were administered by green tea, mullberry leaf tea, and their mixture compared to diabetic rats which were administered by water
    corecore