4 research outputs found

    Phenology of flowering and fruiting and effect of KNO3 and H2O2 on germination process of Amorphophallus muelleri Blume

    Get PDF
    Amorphophallus muelleri Blume also known as Indonesian Konjac (IK, in short) is a wild plant that spreads out in Indonesia especially in the southern part. The genus Amorphophallus can also be found in some countries in South-East Asia. The IK tuber contains glucomannan, a compound which has high economic value as raw material in many industries such as food, drink, pharmacy, cosmetics, paper, rubber, textile, film industries and many others. The plant is easy to cultivate. Due to the economic benefit of IK tubers and to the easiness of its cultivation, this study was carried out to increase the productivity of glucomannan. The current productivity is still low compared to foreign demand. For example, in 2020 alone, according to the Ministry of Agriculture, Republic of Indonesia, only 12 % of foreign demand have been fulfilled. Therefore, there is an urgent need to increase the productivity of IK tubers. This is the main problem of this research. Its objectives were two-fold. First, was to study the effect of tuber weight on flowering percentage, flower size, and fruiting which is represented by the number of fruits and the number of seeds. Second, was to find out the right concentration of KNO3 and H2O2 solutions as well as the soaking time in those solutions to break the dormancy period and to increase the germination rate. For these purposes, a laboratory experiment using completely randomized design with three treatments was conducted and the collected data were analyzed using general linear model, analysis of variance and multiple comparison test. The results indicate that the tuber weight significantly affects the flowering percentage, flower size, number of fruits and number of seeds of IK. The heavier the planted tuber, the higher the flowering percentage and the larger the flower size, number of fruits and number of seeds. The response on dormancy breaking treatment indicates that there is no significant effect of soaking treatment in KNO3 and H2O2 solutions on dormancy period of the IK seeds. The KNO3 and H2O2 solutions have only effect on increasing the germination rate and on shortening the time period for seeds to germinate. Moreover, unlike H2O2, there is no residual effect of KNO3 on seeding growth, and on weight and shape of the IK tuber. To the knowledge of the authors, these findings are unprecedented and could thus, contribute to the literature.&nbsp

    Rekayasa Proses Pengeringan Umbi Iles-Iles (Amorphophallus muelleri)

    Get PDF
    Iles-iles (Amorphophallus muelleri) adalah salah satu tanaman herba yang dapat  menghasilkan glukomanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode pengeringan yang terbaik dalam menghasilkan chips kering umbi iles-iles. Pengeringan dilakukan menggunakan tiga metode yang berbeda yaitu dengan oven, rumah kaca dan penjemuran matahari. Perlakuan terdiri atas perendaman dan tanpa perendaman dalam larutan natrium metabisulfit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua perlakuan tersebut, pengeringan oven selama 30 jam pada suhu 50o C merupakan metode pengeringan yang terbaik. Masing-masing perlakuan menghasilkan kadar air chips kering umbi iles-iles sebesar 6,70% dan 5,05% (bb)

    PENANGANAN PASCAPANEN UMBI ILES-ILES (Amorphophallus muelleri Blume) STUDI KASUS DI MADIUN, JAWA TIMUR

    Get PDF
    ABSTRAK Umbi iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) adalah hasil pertanian yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena dapat menghasilkan glukomanan yang dapat dimanfaatkan dalam industri sebagai komponen pangan dan farmasi.  Umbi segar yang dipanen bersifat musiman, kamba, dan mudah rusak karena kandungan air relatif tinggi (75-87%).  Selama ini penanganan pascapanen umbi iles-iles mengalami susut mencapai 20-40% karena terbatasnya teknik dan fasilitas penanganan yang meliputi proses pencucian, pengirisan, pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi penanganan pascapanen umbi iles-iles di Desa Klangon, Kabupaten Madiun yang merupakan sentra produksi di Indonesia. Penelitian menggunakan metode wawancara terhadap 60 petani responden secara acak, sedangkan parameter kualitas ditetapkan berdasarkan analisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air dan kadar glukomanan yang terdapat pada chips kering iles-iles yang dihasilkan oleh petani Klangon telah memenuhi Standar Nasional Indonesia No. 01-1680-1989 tentang Iles-iles. Kadar air chips kering yang dihasilkan sebesar 11,89% sementara batas maksimal kadar air sebesar 12% (SNI). Kadar glukomanan chips kering yang dihasilkan sebesar 35,36% sementara batas minimum kadar glukomanan yaitu lebih besar 35% (Mutu I) dan 15% (Mutu II) (SNI). Kata kunci: Amorphophallus muelleri blume, chips, glukomanan, iles-iles, pascapane

    PENANGANAN PASCAPANEN UMBI ILES-ILES (Amorphophallus muelleri Blume) STUDI KASUS DI MADIUN, JAWA TIMUR

    Get PDF
    ABSTRAK Umbi iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) adalah hasil pertanian yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena dapat menghasilkan glukomanan yang dapat dimanfaatkan dalam industri sebagai komponen pangan dan farmasi.  Umbi segar yang dipanen bersifat musiman, kamba, dan mudah rusak karena kandungan air relatif tinggi (75-87%).  Selama ini penanganan pascapanen umbi iles-iles mengalami susut mencapai 20-40% karena terbatasnya teknik dan fasilitas penanganan yang meliputi proses pencucian, pengirisan, pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi penanganan pascapanen umbi iles-iles di Desa Klangon, Kabupaten Madiun yang merupakan sentra produksi di Indonesia. Penelitian menggunakan metode wawancara terhadap 60 petani responden secara acak, sedangkan parameter kualitas ditetapkan berdasarkan analisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air dan kadar glukomanan yang terdapat pada chips kering iles-iles yang dihasilkan oleh petani Klangon telah memenuhi Standar Nasional Indonesia No. 01-1680-1989 tentang Iles-iles. Kadar air chips kering yang dihasilkan sebesar 11,89% sementara batas maksimal kadar air sebesar 12% (SNI). Kadar glukomanan chips kering yang dihasilkan sebesar 35,36% sementara batas minimum kadar glukomanan yaitu lebih besar 35% (Mutu I) dan 15% (Mutu II) (SNI). Kata kunci: Amorphophallus muelleri blume, chips, glukomanan, iles-iles, pascapane
    corecore