23 research outputs found

    Efek Ekstrak Etanol Pegagan (Centella Asiatica) Terhadap Rasio Ekspresi Dopamin Reseptor D1/Dopamin Reseptor D2, Aktivitas Lokomotor Dan Denyut Jantung Pada Larva Zebrafish (Danio Rerio) Yang Diinduksi Timbal (Pb)

    Get PDF
    Aktivitas lokomotor larva zebrafish diukur dengan merekam gerak berpindah larva zebrafish selama 1 menit usia 4 – 6 dpf. Rerata aktivitas lokomotor antara kelompok kontrol, kelompok timbal, dan kelompok perlakuan yang diberikan timbal 2,5 ppm ditambah pegagan konsentrasi 1,25 μg/mL (P1), 2,5 μg/mL (P2), dan 5 μg/mL (P3) dengan lama paparan 2 hpf –

    Pengaruh Ekstrak Etanol Pegagan Terhadap Ekspresi Tirosin Hidroksilase, Kadar Dopamin Dan Aktivitas Lokomotor Pada Larva Zebrafish Yang Dipapar Timbal

    Get PDF
    Timbal merupakan contoh logam berat yang dapat menyebabkan keracunan pada saraf sehingga dapat menyebabkan gangguan integritas, struktural bahkan fungsi syaraf sehingga terjadi penurunan kecerdasan, fungsi kognitif, penurunan minat serta perubahan aktivitas dan gangguan motorik kasar. Kemenkes menyebutkan bahwa 5-10 % balita mengalami keterlambatan perkembangan sedangkan 1-3 % diperkiraka mengalami gangguan perkembangan motorik, bahasa, sosio-emosional dan kognitif. Masuknya timbal ke dalam tubuh akan meningkatkan jumlah radikal bebas sehingga menyebabkan stres oksidatif. Keadaan stres oksidatif dapat menghambat kerja enzim tirosin hidroksilase serta menyebabkan penurunan dopamin sehingga mengakibatkan perubahan aktivitas lokomotor. Pegagan merupakan tumbuhan yang mengandung triterpen yang berfungsi sebagai antioksidan dan quarcetin yang berfungsi sebagai pengikat (chelator) logam berat. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan ekstrak etanol pegagan dapat mencegah penurunan ekspresi tirosin hidroksilase, kadar dopamin serta aktivitas lokomotor pada larva zebrafish yang dipapar timbal mulai 2 hpf – 72 hpf. Penelitian ini adalah true experimental menggunakan post test only control group design. Paparan timbal 2.5 ppm dan ekstrak etanol pegagan dengan konsentrasi 1.25 μg/ml, 2.5 μg/ml, 5 μg/ml diberikan secara bersamaan pada larva zebrafish mulai usia 2 hpf sampai dengan 72 hpf (hour post fertilization). Ekspresi tirosin hidroksilase larva zebrafish diukur saat usia 6 dpf dengan menggunakan Reverse Trancription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hasil elektroforesis dikuantifikasikan menggunakan Bio-Rad Gel Doc Imaging system, sedangkan kadar dopamin diukur menggunakan Enzyme- Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova. Lokomotor zebrafish diukur dengan menggunakan hasil kuantifikasi pergerakan larva melewati pola kemudian dibuat pattern dengan menggunakan Image J. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi tirosin hidroksilase antar kelompok tidak terdapat perbedaan signifikan (p > 0.05), namun terdapat kecenderungan kelompok kontrol positif memiliki rata-rata terendah bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Pemberian ekstrak pegagan dengan konsentrasi berbeda membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi konsentrasi semakin meningkat ekspresi tirosin hidroksilase. Kadar dopamin pada larva zebrafish mengalami peningkatan pada kelompok yang diberi pegagan dengan konsentrasi berbeda bila dibandingkan dengan kontrol positif. Analisis data menunjukkan terdapat perbedaan signifikan kadar dopamin dengan p < 0.05. Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas lokomotor larva zebrafish usia 4 – 6 dpf menunjukkan adanya perbedaan signifikan p < 0.05. Pada usia 5 dpf dan 6 dpf timbal menurunkan aktivitas lokomotor secara signifikan dan pemberian ekstrak pegagan meningkatkan aktivitas lokomotor seiring dengan peningkatan konsentrasi. Korelasi Spearman antara ekspresi tirosin hidroksilase dengan kadar dopamin menunjukkan adanya hubungan positif (searah) dan kuat (0.700) artinya semakin tinggi ekspresi tirosin hidroksilase maka semakin tinggi kadar dopamin. Hubungan antara kadar dopamin dengan aktivitas lokomotor menunjukkan hubungan positif (searah) dan sempurna (1.000) yang berarti bahwa peningkatan kadar dopamin akan diikuti dangan peningkatan aktivitas lokomotor. Timbal mampu menurunkan ekspresi tirosin hidroksilase, kadar dopamin serta aktivitas lokomotor pada larva zebrafish. Pemberian ekstrak etanol pegagan mampu meningkatkan ekspresi tirosin hidroksilase, kadar dopamin serta aktivitas lokomotor. Paparan timbal diketahui menyebabkan peningkatan Ca2+ intraseluler sehingga terjadi disfungsi mitokondria. Kerusakan pada mitokondria akan mengakibatkan stress oksidatif serta menghambat kerja dari tirosin hidroksilase bahkan terjadi apoptosis. Tirosin hidroksilase merupakan enzim yang berfungsi untuk biosintesis dopamin. Penurunan ekspresi tirosin hidroksilase akan mengakibatkan penurunan terhadap dopamin dan lokomotor. Ekstrak etanol pegagan memiliki kandungan quercetin yang berfungsi sebagai chelator logam berat serta sebagai scavenger radikal bebas. Asiaticoside pada pegagan berfungsi untuk peningkatan enzim antioksidan endogen, sehingga memberikan efek neuroproteksi pada dopaminergik dan mampu meningkatkan ekspresi tirosin hidroksilase. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya bahwa timbal dengan konsentrasi 50 mg/kg dapat menghambat dopaminergik dan lokomotor pada tikus Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol pegagan dapat meningkatkan aktivitas lokomotor melalui peningkatan kadar dopamine pada larva zebrafish yang dipapar timba

    Pengaruh Pravastatin terhadap Kadar Hypoxia Inducible Factor-1α dan Transforming Growth Factor-β Pada Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar Model Preeklampsia,

    Get PDF
    Preeklampsia merupakan suatu kondisi patologis yang terjadi pada kehamilan yang dapat menyebabkan mortalitas maupun morbiditas pada ibu dan juga janin. Pada preeklampsia, sitotrofoblas pada sel trofoblas gagal berdiferensiasi menjadi fenotip endotel, sehingga invasi terhadap arteri spiralis menjadi dangkal. Kondisi ini dapat menyebabkan kondisi hipoksia pada plasenta. Hipoksia pada plasenta preeklampsia akan melepaskan Syncytiotrophoblast-derived Microparticles dan menyebabkan stres oksidatif yang ditandai dengan peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS yang meningkat merupakan tahap awal terjadinya iskemia plasenta, kemudian akan menyebabkan overekspresi HIF-1α (Hypoxia Inducible Factor-α). HIF-1α akan menyebabkan peningkatan stimulasi produksi sFlt-1 dan inaktivasi endotelial Nitic Oxide (eNOS) sintase, sehingga terjadi penurunan produksi NO. Penurunan kadar NO akan memberi umpan balik ke HIF-1α sehingga akan memperburuk kondisi stres oksidatif. Peningkatan HIF-1α juga meningkatkan produksi sFLt-1 dan sEng yang berlebihan sehingga akan menghambat TGF-β. Endoglin memodulasi signal TGF-β di sel endotel dan sEng menghambat sinyal TGF-β sehingga aktivitas Nitrit Oxide Syntase (NOS) juga terhambat. Produksi berlebihan sEng pada preeklampsia akan mengganggu bioaktivitas TGF-β sehingga menghambat vasodilatasi yang akan menyebabkan fungsi vaskular sel endotel maternal terganggu. Kondisi tersebut menyebabkan disfungsi endotel yang merupakan salah satu penyebab awal terjadinya preeklampsia. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pravastatin memiliki efek pencegahan atau terapi yang kuat pada preeklampsia dan berpotensi meningkatkan prognosis wanita hamil, janin, dan neonatus Pravastatin bekerja dengan mengembalikan ketidakseimbangan angiogenik, peningkatan fungsi endotel dan pencegahan cedera akibat oksidasi dan peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pravastatin berbagai dosis terhadap kadar HIF-1α dan TGF-β pada tikus bunting model preeklampsia. Tikus bunting diberikan injeksi L-NAME (NG-nitro-L-arginine methyl ester) 125 mg/kgBB untuk membuat tikus model preeklampsia. Banyak penelitian membuktikan bahwa pemberian L-NAME menyebabkan disfungsi endotel dan mensimulasikan kondisi kehamilan dengan preeklampsia. L-NAME menyebabkan gangguan pensinyalan di semua arteri termasuk diantaranya memblokir aktivitas eNOS sehingga menghambat sintesis NO. Penelitian ini merupakan true eksperimental dengan menggunakan tikus (Rattus norvegicus) wistar bunting model preeklampsia. Sampel sebanyak 20 ekor yang dibagi masing masing menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif (tikus bunting normal), kelompok kontrol positif (tikus bunting model preeklampsia), perlakuan 1 (tikus bunting model preeklampsia + pravastatin dosis 2 mg), perlakuan 2 (tikus bunting model preeklampsia + pravastatin dosis 4 mg) dan perlakuan 3 (tikus bunting model preeklampsia + pravastatin dosis 8 mg). Hasil pada penelitian ini didapatkan bahwa pemberian pravastatin dalam berbagai dosis berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar HIF-1α pada tikus wistar bunting model preeklampsia (p value=0,000<α). Terlihat adanya penurunan kadar HIF-1α seiring bertambahnya dosis pravastatin yang diberikan. Pemberian pravastatin dalam berbagai juga memiliki pengaruh yang bermakna dalam menaikkan kadar TGF-β (p value=0,003<α). Ada korelasi yang kuat dan berlawanan antara kadar HIF-1α dan kadar TGF-β (p value<α). Ketidakseimbangan oksidatif dan disregulasi dari pensinyalan Hypoxia Inducible Factor-1α (HIF-1α) dan Transforming Growth Factor-β (TGF-β) terbukti telah terlibat dalam patogenesis preeklampsia. L-NAME diketahui bekerja menghambat sintesis NOix dengan menghambat aktifitas enzim Heme Oxygenase-1 (HMOx-1) sehingga menimbulkan gangguan pensinyalan pada NO. Sedangkan pravastatin bekerja menghambat jalur sintesis kolesterol 3-hidroksi-3-metilglutaril-koenzim A (HMG-CoA) reductase sehingga enzim Heme Oxygenase-1 (HMOx-1) tidak terhambat. HMOx-1 diketahui berperan dalam katabolisme karbon monoksida (CO) dan mengaktivasi eNOS untuk memproduksi NO. CO sebagai vasodilator kuat dapat membantu menjaga keseimbangan angiogenik dengan menekan ekspresi faktor antiangiogenik Ada derajat tinggi crosstalk (hubungan timbal balik) antara pensinyalan HIF-1 dan NO. Banyak respons seluler terhadap NO dimediasi oleh HIF-1α dan juga sebaliknya. Semakin besar dosis paravastatin yang diberikan, maka level serum HIF-1α semakin rendah. Selain itu,pensinyalan molekul TGF-β berkaitan dengan nitrit oksida pada sindroma preeklampsia. Semakin besar dosis paravastatin yang diberikan, maka level serum TGF- β semakin meningkat sehingga fungsi pro angiogenik dari TGF-β dapat bekerja maksimal. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pravastatin mampu memperbaiki disfungsi endotel yang disebabkan oleh pemberian L-NAME

    Pengaruh Kombinasi Meniran (Phyllanthus Urinaria) Dan Kunyit (Curcuma Longa) Terhadap Ekspresi Ceacam1 Pada Mencit (Balb/C) Model Kanker Payudara

    Get PDF
    Kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian di Indonesia setelah kanker paru. Ekspresi salah satu molekul penanda kanker, CEACAM1, ditemukan pada jaringan bervaskularisasi tinggi yang bermanfaat untuk pertumbuhan kanker payudara. Saat ini terapi konvensional kanker payudara memiliki kekurangan dari segi efek samping yang ditimbulkan, masalah pembiayaan sampai timbulnya bukti resistensi pada terapi hormonal (cisplatin). Penelitian herbal telah lama diadakan guna mencari khasiatnya dalam pengobatan kanker. Senyawa aktif meniran (Phyllanthus urinaria) dan kunyit (Curcuma longa) diketahui memiliki efek antioksidan yang dapat berfungsi melawan kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kombinasi meniran (Phyllanthus urinaria) dan kunyit (Curcuma longa) terhadap ekspresi CEACAM1 pada mencit (BALB/c) model kanker payudara. Penelitian ini diawali dengan menginduksi kanker payudara pada mencit (BALB/c) dengan DMBA lalu dilanjutkan dengan pemberian kombinasi ekstrak meniran (Phyllanthus urinaria) dan kunyit (Curcuma longa) selama 14 hari dengan dosis 0.1 mg/grBB, 0.3 mg/grBB, 0.9 mg/grBB, 1.8 mg/grBB. Limpa diisolasi untuk analisis ekspresi CEACAM1 pada flow cytometry serta jaringan mammae untuk pengamatan histologi. Pada penelitian ini didapatkan histopatologi pada kelompok induksi DMBA menunjukkan infiltrasi sel stroma pada jaringan adiposa yang diidentifikasi sebagai metastasis. Setelah diberikan cisplatin maupun kombinasi herbal, histopatologi kembali membaik sama seperti kontrol negatif. Pada flow cytometry menunjukkan penurunan persentase ekspresi CEACAM1 pada kelompok kombinasi P. urinaria dan C. longa dibandingkan kelompok induksi DMBA dan penurunan secara signifikan terjadi pada dosis 0.3 mg/grBB dan dosis 0.9 mg/grBB

    Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma longa) terhadap Kadar Superoksida Dismutase Otak dan Kadar Follicle Stimulating Hormone Serum Tikus Putih Betina (Rattus norvegicus) yang Dipapar Aluminium,

    Get PDF
    Paparan logam berat yang termasuk didalamnya aluminium merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infertilitas melalui jalur stres oksidatif di otak. Aluminium akan mengganggu homeostasis besi (Fe) intraseluler dan terlibat dalam reaksi fenton yang akan meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS) serta menurunkan enzim antioksidan endogen, salah satu nya adalah superoksida Dismutase (SOD). Stres oksidatif yang meningkat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid sehingga terjadi gangguan pada gonadotropin releasing hormone (GnRH) pada hipotalamus, hal ini menyebabkan kegagalan hipofisis untuk melakukan sintesis dan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) & Luteinizing Hormone (LH). Kekurangan hormon FSH dapat menghambat proses folikulogenesis yang mengakibatkan infertilitas. Kurkumin adalah antioksidan yang terkandung dalam kunyit (Curcuma longa) dapat menghambat pembentukan ROS dan merangsang pembentukan enzim antioksidan endogen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh ektrak kunyit pada kadar SOD otak dan kadar FSH serum tikus putih betina yang dipapar aluminium. Desain penelitian ini adalah post test only control group design, menggunakan sampel 25 ekor tikus yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif (paparan aluminium 100 mg/KgBB), Kelompok perlakuan 1/P1 (ekstrak kunyit 100 mg/KgBB dan aluminium 100 mg/kgBB), Kelompok perlakuan 2/P2 (ekstrak kunyit 200 mg/KgBB dan aluminium 100 mg/kgBB), dan Kelompok perlakuan 3/P3 (ekstrak kunyit 400 mg/KgBB dan aluminium 100 mg/kgBB). Semua perlakuan diberikan peroral selama 30 hari dari hari ke-1 sampai hari ke-30. Pembedahan dilakukan pada saat fase estrus. Pemeriksaan kadar SOD otak dan FSH serum dengan menggunakan metode ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) pada panjang gelombang 450nm. Analisis data menggunakan uji one way annova pada pada SPSS 26. Uji one way annova pada kadar SOD otak didapatkan p-value=0,0023 (α=0.05) sehingga terdapat perbedaan yang bermakna pada lima kelompok. Paparan aluminium dapat menurunkan kadar SOD secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Akan tetapi, rerata kadar SOD pada P1, P2 dan P3 tidak ada perbedaan yang bermakna bila dibandingkan dengan kontrol positif. Uji one way annova pada kadar FSH serum didapatkan p-value=0,0018 (α=0.05). Paparan aluminium dapat menurunkan kadar FSH dan pemberian ekstrak kunyit dapat meningkatkan kadar FSH secara signifikan pada dosis 100 mg/KgBB. Paparan aluminium dapat menyebabkan Stres oksidatif di otak dan merupakan Endocrine Disrupting chemical (EDC) yang dapat menggangu sintesis hormon dan fungsi fisiologis reproduksi. Kurkumin dapat melindungi sel dari kerusakan oksidatif, menurunkan produksi ROS dan menetralkan radikal bebas serta secara tidak langsung dapat menginduksi ekspresi protein antioksidan seperti SOD, CAT dan GPx. Namun, Kurkumin memilki efek paradoks, yang dapat bertindak sebagai antioksidan dan prooksidan tergantung pada konsentrasi dan lingkungan seluler. Penurunan SOD pada P3 diduga karena efek paradoks tersebut. Kurkumin juga memiliki efek stimulasi padavii sistem reproduksi dengan memodulasi folikulogenesis, kunyit juga memiliki efek fitoestrogen yang dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah, diduga penurunan kadar FSH pada P3 disebabkan oleh efek umpan balik negatif oleh estrogen pada sekresi FSH. Kesimpulan dalam penelitian ini pemberian ekstrak kunyit tidak terbukti mencegah penurunan kadar SOD otak, tetapi ekstrak kunyit pada dosis 100 mg/KgBB dapat mencegah penurunan kadar FSH serum tikus putih betina (Rattus norvegicus) galur wistar yang dipapar aluminiu

    Pengaruh Vitamin C Terhadap Viabilitas Sel Endotel dan Disfungsi Endotel Pada Kultur HUVECs yang Dipapar CdCl2 Melalui NO dan MDA.

    Get PDF
    Penyebab kematian tertinggi di dunia disebabkan oleh penyakit kardiovasuler yang diawali dengan terjadinya disfungsi endotel.Beberapa studi mengungkapkan ada kaitan antara logam berat kadmium dengan kelainan vaskular. Kadmium logam berat yang mudah mengkontaminasi lingkungan dengan sumber paparan melalui bahan bakar minyak, kosmetik, pupuk, produksi baja,rokok dan inecerator. Kadmium memasuki tubuh melalui inhalasi dari asap rokok ,udara yang makanan dan minuman yang tercemar kadmium. Beberapa efek kadmium terhadap kesehatan antara lain menyebabkan kanker, penyakit ginjal,penyakit saluran nafas, tulang dan otot . Penelitian terbaru secara epidemiologi menemukan kaitan antara kadar kdmium dalam serum darah maupun urin dengan kejadian penyakit vaskular. Kadmium menyebabkan stres oksidatif dengan beberapa mekanisme antara lain melalui reaksi fenton,menghambat kompleks mitokondria, dan menurunkan antioksidan intraselular. Stress Oksidatif meningkatan ROS (Reaktif Oksigen Species) ,radikal Hydroxil yang bereaksi dengan lipid tak jenuh akan menghasilkan peroksidasi lipid dengan hasil sekunder malondialdehid (MDA). Superoxide bereaksi dengan NO (Nitrit Oxide) membentuk peroxynitrit yang akan menurunkan kadar NO. Radikal Oksigen juga mempengaruhi transkripsi dari DNA yang mengakibatkan penurunan viabilitas sel. Vitamin C bersifat antioksidan yang bersifat larut air, mudah ditemukan pada berbagai jenis buah buahan dan memiliki fungsi enzimatik maupun non enzimatik. Beberapa studi menunjukan Vitamin C berperan dalam fungsi vaskular diantaranya memodulasi vasorelaksasi dengan meningkatakan sintesis atau bioavailabilitas NO melalui ascorbate mediated denitrosylation dan fosforilasi eNOS. Peranan lainnya mengatur transkripsi yang mengkode protein termasuk angiogenesis dan proliferasi sel. Sebagai antioksidan vitamin ini memiliki kemampuan mereduksi atau radikal scavenger pada beberapa radikal bebas dan ROS yang patologis. Gugus enadiol yang terletak pada atom C2 dan C3 pada Vitamin C menyebabkan mampu menangkap radikal hydroksil. Sedangkan untuk radikal bebas oksigen ditangkap dengan atau tanpa bantuan enzim katalisator. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari vitamin C pada viabilitas sel endotel dan Disfungsi Endotel melalui kadar NO dan MDA HUVECs ( Human Umbilical Vein Endhotel Cells) yang diinduksi CdCl2 Penelitian ini menggunakan HUVECs konfluen 70% yang dibagi dalam lima kelompok perlakuan yaitu: kontrol, paparan CdCl2, dan kelompok paparan CdCl2 (24,154 μg/L) yang ditambahkan Vitamin C 50,100, 200 μM secara berurutan. Viabilitas sel dianalisis menggunakan MTT assay, Kadar NO diukur dengan Greiss reagen, sedangkan MDA sel diukur dengan menggunakan metode TBARs. Hasil penelitian menunjukan bahwa viabilitas sel endotel mengalami peningkatan dengan penambahan Vitamin C konsentrasi 100 dan 200 μM. Penambahan Vitamin C cenderung meningkatkan kadar NO dibanding dengan kelompok CdCl2 meskipun tidak berbeda signifikan. Kadar MDA HUVECs mengalami penurunan pada pemberian Vitamin C konsentrasi 50 dan 100 μM, sedangkan konsentrasi 200 μM meningkatkan kadar MDA.Dapat Disimpulkan bahwa Vitamin C konsentrasi 100 μM mampu meningkatkan viabilitas sel, kadar No dan menurunkan kadar MDA

    Pengaruh Ekstrak Calendula officinalis terhadap Lama Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).

    No full text
    Konsep perawatan luka saat ini telah berkembang termasuk juga pemanfaatan jenis obat topikal yang digunakan. Tanaman herbal telah banyak digunakan dan dimanfaatkan sebagai obat topikal untuk pengelolaan perawatan dan penyembuhan luka sebagai pengganti antibiotik kimiawi. Bunga calendula (Calendula officinalis) diduga merupakan salah satu obat herbal yang dapat dimanfaatkan untuk perawatan dan penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bunga calendula terhadap lama penyembuhan luka sayat pada tikus putih (Rattus norvegicus). Metode penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Posttest-only control group design dan dianalisis menggunakan uji statistik One Way ANOVA. Jumlah sampel yang diperlukan adalah 20 ekor tikus putih yang terdiri dari kelompok vaseline (K-), kelompok povidone iodine (K+), kelompok ekstrak bunga calendula konsentrasi 10% (PI), kelompok ekstrak bunga calendula konsentrasi 15% (PII), dan kelompok ekstrak bunga calendula konsentrasi 25% (PIII). Penyembuhan luka sayat diamati setiap hari sampai luka menutup. Hasil penelitian uji One Way ANOVA didapatkan nilai p=0.077. Konsentrasi terbaik dalam terapi adalah ekstrak bunga calendula 10%, yang dapat mempersingkat waktu penyembuhan luka sayat pada tikus 3,5 hari lebih cepat dibandingkan kelompok contro

    Pengaruh Pemberian Nanoemulsi Ekstrak Kunyit Terhadap Panjang Tubuh Larva Zebrafish (Danio rerio) Dengan Model Diabetes Gestasional

    No full text
    Latar Belakang: Diabetes mellitus gestational (DMG) adalah gangguan toleransi glukosa yang ditemukan pada saat kehamilan. Diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin. salah satu komplikasi yang terjadi pada janin ialah intrauterine growth retardation (IUGR). Bayi dengan IUGR juga memiliki resiko gangguan pada pertumbuhannya atau stunting 3x lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir tidak IUGR. Maka untuk mengurangi terjadinya hal ini, ibu hamil dengan DMG wajib melakukan kontrol glikemik yang mencakup terapi farmakologi dan non – farmakologi. Terapi non farmakologis dengan menggunakan kunyit (Curcuma domestica val). Curcuma domestica dalam bentuk nano partikel dipercaya memiliki hasil yang lebih efektif, karena adanya peningkatan kelarutan bioavaibilitas dari nano emulsi ekstrak kunyit. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh pemberian nanoemulsi ekstrak kunyit terhadap panjang badan larva zebrafish yang diberi paparan glukosa. Metode Penelitian: Menggunakan metode eksperimental dengan post-test only group design pada 360 embrio zebrafish (Danio rerio) yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok control postif yang diberikan paparan glukosa dan kelompok perlakuakan yang diberikan paparan glukosa + nanoemulsi ekstrak kunyit sejak usia 24-72 hpf setelah itu dilakukan pengamatan panjang badan larva zebrafish usia 3-6 dpf. Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan secara bermakna antara kelompok control positif dengan kelompok perlakuan berdasarkan uji One-way MANOVA (p: 0,000). Uji post hoc LSD menunjukan bahwa kelompok P1 (1,25 μg/ml) merupakan dosis optimum untuk meningkatkan panjang badan larva zebrafish. Kesimpulan: Nanoemulsi ekstrak kunyit dengan dosis 1,25 μg/ml berpengatuh terhadap peningkatan panjang badan larva zebrafish yang dipapar glukosa

    Pengaruh Kombinasi Nanoemulsi Rosmarinus officinalis dan Centella asiatica terhadap Ekspresi Sirtuin-1, Tyrosine hydroxylase, dan Frekuensi Denyut Jantung Larva Zebrafish Model Diabetes Mellitus Gestasional,

    No full text
    Diabetes mellitus gestasional (DMG) merupakan kondisi hiperglikemia dalam kehamilan yang diketahui saat masa kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika sel pankreas tidak cukup dalam menanggapi resistensi insulin sehingga memicu peningkatan ROS akibat kondisi hiperglikemia. Stres oksidatif yang disebabkan peningkatan ROS berpengaruh pada proses organogenesis jantung janin. Kelainan jantung janin dapat diketahui dari frekuensi denyut jantung janin. Peningkatan rata-rata denyut jantung janin dapat terjadi karena kondisi hiperglikemia. Sirtuin-1 memiliki peran penting dalam sistem kardiovaskular untuk perkembangan dan pemeliharaan fungsi jantung. Selain itu, Tyrosine hydroxylase juga berperan untuk diferensiasi sel miokardium embrionik dan denyut jantung. Mekanisme pencegahan DMG masih terbatas dan pengobatan yang sudah ada saat ini juga masih memiliki kekurangan. Terdapat potensi herbal yang memiliki efek antidiabetes yaitu Rosmarinus officinalis (RO) dan Centella asiatica (CA). Formulasi kombinasi herbal mampu meningkatkan bioaktivitas dibandingkan formulasi herbal tunggal karena interaksi sinergisme. Sediaan nanoemulsi juga meningkatkan bioavailabilitas senyawa aktif herbal. Pada penelitian diabetes, zebrafish memiliki kelebihan termasuk dalam mengetahui efek hiperglikemia terhadap perkembangan jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi nanoemulsi RO dan CA terhadap ekspresi Sirtuin-1, Tyrosine hydroxylase, dan frekuensi denyut jantung larva zebrafish model DMG. Desain penelitian adalah post test only controlled group design menggunakan embrio zebrafish yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing sebanyak 120 embrio. Lima kelompok tersebut terdiri dari kelompok kontrol negatif (embryonic medium), kontrol positif (paparan glukosa 3%), kelompok perlakuan 1/P1 (kombinasi nanoemulsi RO-CA konsentrasi 2,5 μg/mL), kelompok perlakuan 2/P2 (kombinasi nanoemulsi RO-CA konsentrasi 5 μg/mL), dan kelompok perlakuan 3/P3 (kombinasi nanoemulsi RO-CA konsentrasi 10 μg/mL). Perlakuan diberikan pada embrio zebrafish mulai usia 2 hpf hingga 3 dpf. Konfirmasi keberhasilan model DMG diamati berdasarkan peningkatan ekspresi PEPCK. Pengukuran ekspresi PEPCK, Sirtuin-1, dan Tyrosine hydroxylase menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) pada larva zebrafish usia 3 dpf. Pengukuran frekuensi denyut jantung diamati menggunakan mikroskop stereotype (Olympus SZ61) perbesaran 40x yang dihubungkan dengan kamera Panasonic Lumix GF8 untuk diukur jumlah denyut jantung dalam 1 menit. Analisis data menggunakan uji One-Way ANOVA pada SPSS 25.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi PEPCK pada kelompok kontrol positif meningkat yang menandakan terjadi kondisi hiperglikemia. Pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA dapat menurunkan ekspresi PEPCK. Paparan glukosa secara signifikan dapat menurunkan ekspresi Sirtuin-1 dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dan pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA konsentrasi 2,5 μg/mL (P1) meningkatkan ekspresi Sirtuin-1. Ekspresi Tyrosine hydroxylase mengalami penurunan pada kelompok kontrol positif namun tidak signifikan dengan kelompok kontrol negatif. Pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA konsentrasi 2,5 μg/mL (P1) meningkatkan ekspresi Tyrosine hydroxylase. Frekuensi denyut jantung mengalami peningkatan pada kelompok kontrol positif dan pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA menurunkan frekuensi denyut jantung larva zebrafish usia 3 dpf hingga 6 dpf. Tidak terdapat korelasi antara ekspresi Sirtuin1, Tyrosine hydroxylase, dan frekuensi denyut jantung larva zebrafish model DMG. Kombinasi nanoemulsi RO dan CA memiliki kandungan senyawa-senyawa bioaktif sebagai antidiabetes yang berinteraksi secara sinergis. Kandungan senyawa rosmarinic acid (polifenol) pada RO dan triterpenoid pada CA mampu mereduksi ROS sehingga menghambat stres oksidatif. Gabungan senyawa sumber antioksidan memiliki vii aktivitas antioksidan yang lebih baik dibandingkan dengan senyawa tunggal dalam melawan stres oksidatif. Kombinasi nanoemulsi RO dan CA konsentrasi terkecil mampu memberikan efek perbaikan pada kondisi hiperglikemia. Hal ini karena penggunaan sediaan nanoemulsi mampu meningkatkan stabilitas fisik bioaktif herbal hingga ukuran droplet kecil yang dapat memperbesar absorpsi. Pemberian kombinasi nanoemulsi RO dan CA menyebabkan peningkatan ekspresi Sirtuin-1 sebagai marker protektif metabolisme glukosa. Selain itu, terdapat peningkatan ekspresi Tyrosine hydroxylase yang merupakan enzim tahap awal biosintesis katekolamin. Tidak terdapat korelasi antar variabel disebabkan oleh banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi. Faktor tersebut adalah enzim yang terlibat dalam sintesis jenis katekolamin lainnya dan kontraksi ritmis denyut jantung (SA node, AV node, dan ventricular conduction pathway) yang belum diteliti pada penelitian ini

    Perbandingan Efek Antibakteri Obat Herbal Dengan Antibiotik Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro:Systematic Review Dan Meta Analysis

    No full text
    Bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan patogen oportunistik dapat menyebabkan infeksi ringan hingga serius. Pengobatan infeksi bakteri menggunakan antibiotik secara tidak bijak dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Angka kejadian infeksi S. aureus resisten antibiotik semakin meningkat sehingga diperlukan obat alternatif untuk mencegah resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan membandingkan efek antibiotik dengan obat herbal sebagai antibakteri alternatif terhadap S. aureus secara in vitro. Variabel yang diamati adalah diameter zona hambat dan konsentrasi hambat minimum. Data dikumpulkan dari search engine Google Scholar, Pubmed, dan Mendeley dan didapatkan sebanyak 22 literatur dalam 10 tahun terakhir yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu penelitian in vitro pada bakteri S. aureus yang diberi perlakuan ekstrak herbal dibandingkan dengan antibiotik. Sedangkan kriteria ekslusi studi ini adalah artikel selain dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak herbal memiliki efek antibakteri yang berbeda signifikan dibandingkan dengan antibiotik. Namun diperlukan penelitian lebih. lanjut untuk berbagai ekstrak herbal lain dan tidak hanya secara in vitro saja, namun juga in vivo dan diharapkan ke depannya dapat digunakan sebagai terapi alternatif infeksi S. aureus pada pasien. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi keterbatasan pada penelitian ini
    corecore