Bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan patogen
oportunistik dapat menyebabkan infeksi ringan hingga serius. Pengobatan
infeksi bakteri menggunakan antibiotik secara tidak bijak dapat
menyebabkan resistensi antibiotik. Angka kejadian infeksi S. aureus
resisten antibiotik semakin meningkat sehingga diperlukan obat alternatif
untuk mencegah resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan
membandingkan efek antibiotik dengan obat herbal sebagai antibakteri
alternatif terhadap S. aureus secara in vitro. Variabel yang diamati adalah
diameter zona hambat dan konsentrasi hambat minimum.
Data dikumpulkan dari search engine Google Scholar, Pubmed, dan
Mendeley dan didapatkan sebanyak 22 literatur dalam 10 tahun terakhir
yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu penelitian in vitro pada bakteri S.
aureus yang diberi perlakuan ekstrak herbal dibandingkan dengan
antibiotik. Sedangkan kriteria ekslusi studi ini adalah artikel selain dalam
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak herbal memiliki
efek antibakteri yang berbeda signifikan dibandingkan dengan antibiotik.
Namun diperlukan penelitian lebih. lanjut untuk berbagai ekstrak herbal lain
dan tidak hanya secara in vitro saja, namun juga in vivo dan diharapkan ke
depannya dapat digunakan sebagai terapi alternatif infeksi S. aureus pada
pasien. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi
keterbatasan pada penelitian ini