SIKAP KONSUMTIF MASYARAKAT KOTA

Penelitian ini diselenqgaraken dengan ssifatnya yang descriptive-qualitative dan sedikit banyak adalah hendak mencoba berupaya mencari jawaban seeara empirik, tentang (1). Bagaimanakah sikap Konsumtif masyarakat beli mereka dengan sikap konsumtifnya

PERGESERAN ORIENTASI~. PENGGUNAAN POLA KONSUMSI DI DAERAHPINGGIRAN KOT A

Pene1itian ini b&rmaksud untuK menqetp.hui baqaimens perubahan dan perqeseran orientas1 penggunsan pols konsUInsi masyarakat pinggiran ketal yang pade dasarnya 9.!dang menqalam! perubahan akibat menceirnya pola-pole perilaku di dalam suatu komunitas. Hasil pengamatandari 1lenelitian ini menunjukkan bahwa peds dasarnys, Cii deIsm komunttas l)inggiran kots, sedang terjadi perqeseran-perqes&ran dari penqgunean nola konsUInsl, dari pole konsumsi Primer ke arah nola kansumei sekundel. Perubaban tersebut terllbat dar! munculnya suatu irame gaya hiQu~ haru ternada~ berbaqai indikasi konsurnei, dari berbagai 1apisan kelas ekonomi

DINAMIKA EKOLOGI KOTA : STUDI TENTANG INFILTRASI, INVASI DAN SUKSESI DI PERUMNAS SIMOMULYO SURABAYA

Studi ini mencoba memahami proses dinamika ekologi kota yang terjadi di Wilayah Perumnas Simomulyo, Suraboyo, khususnya melihat bagaimana proses pindah-masuk penghuni Perumnas, reaksi yang ditunjukkan penghuni lama terhadap kedatangan penghuni baru serta proses pergantian penghuni yang terjadi. Proses ini dalam kopsep ekologi kota disebut dengan infiltrasi, invasi dan suksesi. Selain bersifat deskriptif kualitatif, penelitian ini juga mencoba membuat intepretasi, ulasan teoritis dari data yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan dengan lebih mengandalkan pada data sekunder yang tersedia, penelitian sebelumnya serta wawancara mendalam ( depth interview ) yang dilakukan terhadap responden terpilih atau key informan. Selanjutnya ponelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu ; Pertama, proses infiltrasi terjadi ditandai oleh masuknya penghuni Perumnas secara bertahap dengan karekteristik yang sama yakni, berasal dari masyarakat kota lapisan bawah yang memiliki status sosial ekonomi rendah. Kedua, masuknya penghuni baru yang menempati rumah tipe lebih tinggi ternyata menimbulkan reaksi ( invasi ). Ketiga, Telah terjadi pergantian penghuni dari penghuni lama yang memiliki kondisi ekonomik rendah pada penghuni baru yang umumnya memilikl status sosial ekonom1 lebih tinggi. Namun demikian belum nampak adanya fase klimaks dalam proses suksesi

Antisipasi masalah rawan pangan di Kabupaten Tuban sebagai priorotas kedua daerah rawan pangan di propinsi Jawa Timur

Research on Sensitive Issues of Food Anticipati~n in Tuban District, aims to develop a description and mapping (mapping) food insecure areas in the district of Tuban by analyzing the data and information collected-from the field.By using indicators FIA (Food Insecurity Atlas) is expected to be structured description of identification of potential food insecurity in the district of Tuban as the second priority area Food prone regions in the province of East Java. The research method used is descriptive quantitative method, a sample selection of the study areas (villages) and a purposive sample of respondents.The unit of analysis in this study is the individual head of household or the family breadwinner.The data required includes primary data sourced from the respondents and secondary data from the Department or related agencies regarding local components that are relevant to the research problem. The final results are expected from this research is the formulation of policy recommendations and programs of action that can be disseminated to the strategic handling of food insecure areas (villages) in the district of Tuban

Antisipasi masalah rawan pangan di Kabupaten Tuban sebagai priorotas kedua daerah rawan pangan di propinsi Jawa Timur

Research on Sensitive Issues of Food Anticipati~n in Tuban District, aims to develop a description and mapping (mapping) food insecure areas in the district of Tuban by analyzing the data and information collected-from the field.By using indicators FIA (Food Insecurity Atlas) is expected to be structured description of identification of potential food insecurity in the district of Tuban as the second priority area Food prone regions in the province of East Java. The research method used is descriptive quantitative method, a sample selection of the study areas (villages) and a purposive sample of respondents.The unit of analysis in this study is the individual head of household or the family breadwinner.The data required includes primary data sourced from the respondents and secondary data from the Department or related agencies regarding local components that are relevant to the research problem. The final results are expected from this research is the formulation of policy recommendations and programs of action that can be disseminated to the strategic handling of food insecure areas (villages) in the district of Tuban

STUDI PERBANDINGAN EFEK ANALGESIK DARI SISTEM DISPERSI SOLIDA PARASETAMOL-UREA DAN SUBSTANSI PARASETAMOL PADA MENCIT

Parasetamol adalah senyawa golongan analgesik antipiretik dengan kelarutan yang rendah (1 dalam 70). Modifikasi parasetamol menjadi system disperse solida dalam urea (perbandingan 1:1) menunjukkan adanya peningkatan kelarutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgesic dari parasetamol yang telah dimodifikasi menjadi system dispersi solida dalam urea. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni : pembuatan dispersi solida parasetamol urea (1:1) uji pelarutan dan uji efek analgesic. System dispersi solida, campuran fisik dan parasetamol diberikan secara fisik dan per oral pada mencit dengan dosis 32,5 mg/kg BB, 65 mg/kg BB dan 97,5 mg/kg BB. Data yang didapat dianalisa dengan analisa rembang lugas dengan p=0,05

STUDI BIOAVAILABILITAS PARASETAMOL DARI SISTEM ABSORPSI MINUSKULAR

Parasetamol merupakan analgetika antipiretika yang sangat banyak digunakan dewasa ini Dibandingkan dengan analgetika-antipiretika golongan lainnya, parasetamol mempunyai beberapa keunggulan, yaitu tidak menyebabkan gangguan saluran pencernaan, aqranulositosis maupun methaemoglobinamia. Disamping keunggulan tersebut, parasetamol mempunyai kekurangan, yaitu kelarutannya dalam air rendah dan hal ini dapat mempengaruhi bioavailabilitasnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kelarutan maupun laju disolusi suatu bahan obat, diantaranya adalah dengan pembentukan sistem adsorpsi minuskular. Penelitian ini bertujuan meningkatkan laju disolusi serta bioavailabilitas parasetamol dengan membentuk sistem adsorpsi minuskular parasetamol Avicel PH-102

Actitudes de los padres hacia el retardo mental leve de sus hijos en una muestra de la provincia constitucional del Callao

The attitudes of the parents are evaluated towards the children with Mental Retardation, through a comparative descriptive study. The sample was conformed by the parents, of 54 children with I diagnose of Mental Retardation selected of the Educative Centers of Special Education of the Callao, for it was used like instrument a Scale type Likert de Actitudes of the mother towards the son with Mental Retardation, as much in its version for the son like for the daughter. The results indicated that significant differences between the parents and the mothers as far as the general attitudes were not reached, and in the areas of Well taken care of Protection, Perception and Acceptance of the Problem Interpersonal Prejudices, Discipline, Relations, Expectations of Profit and Familiar Integration, according to the sex of the son separately. Significant differences were not reached either when single comparing in the parents their attitudes towards the son and the single daughter and in the mothers these attitudes. One concludes that the parents and the mothers have attitudes similar front to their son with mental retardation. Finally, it is recommend to make studies that consider the different socioeconomic status with the purpose of being able to generalize the information.Se evalúan las actitudes de los padres hacia los hijos con Retardo Mental a través de un estudio descriptivo comparativo. La muestra estuvo conformada por los padres y las madres de 54 niños con diagnostico de Retardo Mental seleccionados de los Centros Educativos de Educación Especial del Callao, para ello se utilizó como instrumento una Escala tipo Likert de Actitudes de la madre hacia el hijo con Retardo Mental, tanto en su versión para el hijo como para la hija. Los resultados indicaron que no se alcanzaron diferencias significativas entre los padres y las madres en cuanto a las actitudes generales, y en las áreas de Cuidado Protección, Percepción y Aceptación del Problema Prejuicios, Disciplina, Relaciones Interpersonales, Expectativas de Logro e Integración Familiar, según el sexo del hijo por separado. Tampoco se alcanzaron diferencias significativas al comparar solo en los padres sus actitudes hacia el hijo y la hija y solo en las madres dichas actitudes. Se concluye que los padres y las madres tienen actitudes similares frente a su hijo con retardo mental. Finalmente, se recomienda realizar estudios que consideren los diferentes status socioeconómicos con la finalidad de poder generalizar la información

Evaluasi Dampak Program Pengembangan Desa/Kelurahan Model Binaan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan di Propinsi Jawa Timur, Tahun Anggaran 2008

Kemiskinan sudah sejak lama menjadi agenda permasalahan bagi negara-negara di dunia, baik negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Seperti halnya negara berkembang lainnya, Indonesia meletakkan kemiskinan sebagai tujuan bagi pembangunan nasional. Semenjak kebijakan otonomi daerah diberlakukan di Indonesia pada awal tahun 2001 Jalu yaitu Undang-undang No.22 Tahun 1999 dan kemudian direvisi menjadi Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah telah memiliki kewenangan lebih luas untuk mengendalikan pembangunan di daerahnya masing-masing. Pendekatan pembangunan yang dipakai kemudian. berubah, yang awalnya meletakkan masyarakat sebagai obyek. pembangunan sekarang berubah menjadi subjek sekaligus obyek dari pembangunan. Untuk itu, berbagai kebijakan pengentasan kemiskinan dilaksanakan dengan prinsip desentralisasi, yaitu kebijakan pengentasan kemiskinan yang memberikan kepercayaan kepada masyarakat, yaitu kepada keluarga dan kelompok masyarakat miskin, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas. Sebagai salah satu propinsi terpadat di Indonesia, Propinsi Jawa Tunur juga tidak luput dari permasalahan kemiskinan. Mengapa permasalahan kemiskinan ini seakan demikian sulit menemukan jalan keluar, padahal Pemerintah baik Pusat maupun daerah sudah sangat gencar mengeluarkan berbagai program untuk pengentasan kemiskinan. Beberapa program pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan baik Pemerintah Pusat maupun Daerah antara lain adalah: program bantuan Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dalam bidang pangan, Asuransi Kesehatan· Keluarga Miskin (Askeskin) dalam bidang kesehatan, Bantuan Langsung Tunai (BL T) untuk pengembangan usaha mikro, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam bidang pendidikan, Program Alesi Mengatasi Dampak Kenaikan Bahan Bakar Minyak (PAM DKB), Jaring Pengaman Ekonomi SosiaI (JPES), Program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu-Taskin) dibidang usaha, manusia dan lingkungan hingga yang bam diluncurkan tabun 2007 laIu yaitu Program Keluarga Harapan (PKH)

Digital literacy and survival mechanism of micro-small enterprises in practicing sharing economy

AbstractAmidst the COVID-19 pandemic, Micro-Small Enterprises (MSEs) have faced severe challenges and many are on the brink of collapse. To address this issue, this study investigates the survival mechanisms of MSEs in the digital economy platform, including the barriers they encounter when adapting to sharing economy practices. Additionally, the study examines the digital literacy capabilities of MSE actors and the extent to which these capabilities impact the continuity of businesses involved in the sharing economy. Using a descriptive research approach with 300 MSE actors in East Java Province as respondents, this study reveals that, aside from receiving financial assistance, digitization is essential for MSEs to avoid failure. MSE actors, who previously relied solely on traditional channels for product marketing, are now compelled to use digital platforms and encouraged to participate in sharing economy practices. The study indicates that, despite the perceived benefits of MSE actors’ engagement in the sharing economy practice, the profit earned must be shared with the application owner, without any guarantee of proportionality to the risks they bear. Digital transformation, however, presents a unique opportunity for both new and established MSE actors to upgrade their businesses. Notably, online promotion is much more accessible and cost-effective, with options such as Instagram, Facebook, and Google Business. Nevertheless, the readiness of MSE actors to adopt digital transformation is uneven, as some possess outdated gadgets and inadequate digital literacy. Therefore, digital literacy training for MSE actors is a crucial need