9 research outputs found

    STUDI PERUBAHAN DASAR SUNGAI PADA TIKUNGAN 60 AKIBAT PERUBAHAN PARAMETER ALIRAN

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mengkaji  perubahan dasar sungai pada tikungan sungai akibat perubahan parameter aliran. Penelitian ini dilakukan dengan uji model eksperimental di laboratoium dengan 4 macam variasi debit (Q), 4 variasi kecepatan (v), 4 variasi waktu (t), 4 variasi tinggi aliran (ht) dengan sudut 300 (α) dan jari-jari tikungan (Rc). Pada penelitian ini menggunakan  material dasar pasir sedang, dimana 50% material lolos lewat saringan atau d50 = 0,47 mm dengan kepadatan 1,47 gram/cm3 yang ditaburkan di sepanjang saluran tersebut. Kecepatan rata-rata pada percobaan ini bervariasi yaitu v = 0,65 cm/dtk , pada α = 400dan  v = 0,55 cm/dtk pada α = 600. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerusan dan endapan terbesar terjadi pada sudut dan jari-jari tikungan yang kecil. Dengan bertambahnya debit, bilangan Froude dan kecepatan aliran, maka volume gerusan menjadi lebih besar.  Pada sudut α = 600 volume gerusan  sebesar 31946 cm3 atau 42,19 % dan endapan sebesar 26539 cm2 atau 62,60 % untuk jari-jari Rc = 40 cm. Sedangkan pada jari-jari Rc = 80 volume gerusan sebesar 49534 cm3 atau 50,13 % dan endapan sebesar 43804 cm2 atau  61,28%

    ANALISIS HUBUNGAN ANTARA ANGKA PORI (e) DENGAN WAKTU KEJUT KAPILER PADA TANAH GRANULER (SIMULASI LABORATORIUM)

    Get PDF
    Tanah adalah kumpulan butiran mineral alami (agregat) yang bisa dipisahkan secara mekanis bila agregat tersebut diaduk dalam air. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara angka pori dengan waktu kejut kapiler dan tinggi kejut kapiler pada tanah granuler. Metode yang digunakan adalah metode simulasi (uji laboratorium) dalam bentuk eksperimental model (Model Experimental Research) mengenai analisis hubungan antara angka pori (e) dengan waktu kejut kapiler pada tanah granuler (Silty Clayey Sand) melalui Metode Simulasi (Uji Laboratorium) yang menggunakan hujan buatan dari alat simulasi yang telah didesain khusus (Specific Equipment). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada model alat simulasi diperoleh nilai angka pori paling kecil pada pasir halus yang mana angka pori (e) = 0,79 dan nilai waktu kejut kapiler paling besar pada pasir halus yaitu 49 cm, begitu pula dengan jenis tanah sedang halus, sedang, sedang kasar, dan kasar menunjukkan semakin besar nilai angka pori maka waktu kejut kapilernya semakin kecil. Untuk tinggi kejut kapiler nilai angka pori paling kecil pada pasir halus nilainya adalah angka pori (e) = 0,79 dan nilai tinggi kejut kapiler paling besar pada pasir halus yaitu 7 cm, begitu pula dengan jenis tanah sedang halus, sedang, sedang kasar, dan kasar menunjukkan semakin besar nilai angka pori (e) maka tinggi kejut kapilernya semakin rendah. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya nilai angka pori (e) sangat mempengaruhi waktu kejut kapiler dan tinggi kejut kapiler pada tanah granuler

    Perencanaan Bendung Paenre Kabupaten Bantaeng (Studi Kasus)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan unutk mempelajari Langkah awal dalam perencanaan bendung, pertama ialah analisis hidrologi untuk menentukan debit banjir rencana dimana digunakan data curah hujan yang terdiri dari 3 stasiun pencatatan curah hujan yaitu curah hujan stasiun DAS Allu, curah hujan stasiun DAS Moti, dan curah hujan stasiun DAS tino toa dengan masing-masing stasiun curah hujan selama 10 tahun mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2018. Hasil analisis debit banjir rencana selanjutnya digunakan untuk analisis hidrolis dan struktur bendung yang meliputi perencanaan dimensi bendung, mercu, kolam olak, dan lantai depan bendung. Setelah perencanaan hidrolis bendung, dilakukan kontrol stabilitas bendung terhadap guling, geser, eksentrisitas dan amblas. Luas DAS sungai Panaikang adalah ±312,90 km2, panjang sungai utama ±39,468 km. Dengan perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode Hidrograf satuan sintetik Nakayasu diperoleh debit banjir rencana dengan periode kala ulang Q100 tahun sebesar 1258,51 m3/det. Berdasarkan hasil analisis dan perencanaan hidrolis bendung Paenre yaitu bendung tetap dengan tinggi bendung (P) 2,50 m, lebar total Bendung 108,00 m, pintu penguras 3 buah dengan ukuran masing-masing (3 m x 3.25 m), tipe mercu bulat, kolam olakan USBR Tipe III dengan panjang 14 m, dan panjang lantai depan bendung 24,00 m

    Perencanaan Instalasi Air Bersih Desa Lembangloe Kabupaten Gowa

    Get PDF
    Instalasi air bersih merupakan perencanaan pembangunan alur air bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan penyambungnya ke bak – bak penampungan air maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun, maka Desa Lembangloe setiap tahun harus meningkatkan jumlah ketersediaan air bersihnya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakatnya. Di mana Desa Lembangloe ini jauh dari jangkauan proiritas pemenuhan air yag disediakan Pemerintah, dalam hal ini PDAM, sehingga diperlukan adanya perencanaan instalasi air bersih. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui berapa proyeksi jumlah kebutuhan air selama 10 tahun mendatang dan kapasitas tampungan yang dibutuhkan berapa kubik dalam pemenuhan kebutuhan air serta jarak dan alur pipa yang akan dilalui. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pengambilan data secara secara langsung kemudian menghitung proyeksi kebutuhan dengan metode aritmetik dan metode geometric. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyeksi kebutuhan air di Desa Lembangloe meningkat 1% setiap tahun, kapasitas tampungan Reservoir/PMA sebesar 9,44 m3 serta jarak pipa yang dilalui dari PMA sampai ke rumah-rumah warga yaitu sejauh 2000 meter

    ANALISIS PENGGUNAAN BLOK PENYEKAT (BAFFLE BLOCK) UNTUK MEREDUKSI GERUSAN PADA ABUTMENT PILAR JEMBATAN: Bahasa Indonesia

    No full text
    Gerusan lokal merupakan proses alamiah yang terjadi disungai akibat perubahan morfologi sungai atau adanya bangunan air yang menghalagi aliran. Adanya bangunan  air tersebut meyebabkan perubahan karakteristik aliran yang berpengaruh terhadap gerusan disekitar abutmen pilar jembatan. Untuk melindungi abutmen pilar jembatan dari penggerusan, diperlukan suatu desain bangunan blok penyekat yang mampu mereduksi gerusan dari derasnya aliran air sehingga abutmen pilar jembatan dapat terlindungi. Pada penelitian ini dibuat model berupa abutmen pilar jembatan dengan blok penyekat. Dengan menggunakan 3 model blok penyekat yang berbeda dimensi ini menggunakan tiga variasi debit yang berbeda dalam empat kali simulasi pengaliran. Berdasarkan hasil analisis dan perencanaan blok penyekat diperoleh efektifitas dalam mereduksi gerusan disekitar abutmen pilar jembatan, yaitu dimensi blok penyekat 1:1, blok penyekat 1:3 dan blok penyekat 1:5. Ketiga model blok penyekat untuk mengetahui perubhan penampang saluran. pola gerusan, volume gerusan dan parameter aliran yang terjadi disekitar abutmen pilar jembatan.Penelitian jembatan adalah tanpa blok penyekat yaitu 32,80%, blok penyekat 1:1 yaitu 43, 32%, blok penyekat 1:3 yaitu 10,01 %  dan blok penyekat 1:5 yaitu 47,77 %. Hasil dari simulasi pengaliran menunjukkan gerusan maksimum bergantung  pada kecepatan  aliran , tinggi aliran,angka Froude, Reynold dan blok penyeka

    PERUBAHAN PENAMPANG SALURAN PADA BELOKAN AKIBAT PERUBAHAN PARAMETER ALIRAN

    No full text
    Perubahan morfologi saluran dapat terjadi secara alami karena kondisi alam yang tidak dapat dihindarkan seperti adanya tikungan pada saluran. Aliran yang melengkung dan menelusuri dinding  saluran bagian luar akan mempengaruhi material dinding saluran yang disebut erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan parameter aliran terhadap gerusan dibelokan pada sisi dalam dan sisi luar belokan saluran  dan menganalisa kedalaman serta volume gerusan yang terjadi di sekitar belokan sungai.Penelitian dilakukan dengan uji model eksperimental di laboratorium dengan menggunakan 4 variasi debit (Q) dan 1 variasi belokan saluran yaitu 300 dan 4 variasi waktu pengaliran yaitu  15, 30, 45 dan 60 menit dengan tinggi aliran air h = 3,5; 4,0; 4,5; dan 5,0 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume gerusan yang terjadi di belokan saluran akibat peningkatan debit aliran diakibatkan oleh meningkatnya kecepatan aliran yang berbanding lurus terhadap debit aliran. Volume terjadinya gerusan pada jarak melintang dari pusat (x1 = 20 cm) paling besar terjadi gerusan dan (x3 = 70 cm) paling besar terjadi endapan, hal ini diakibatkan oleh kecepatan aliran ditikungan akan bergerak kearah luar belokan, setelah melewati pertengahan belokan kecepatan transversal menelusuri lengkung luar belokan.&nbsp

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN SANITASI PADA KAWASAN PADAT PENDUDUK DI DESA LENGKESE KABUPATEN TAKALAR

    Get PDF
    Berdasarkan hasil survei dan sosialisasi tim pelaksana pengabdian,  permasalahan sanitasi di desa Lengkese Kabupaten Takalar merupakan permasalahan prioritas yang harus ditangani secara serius , hal ini disebabkan masih bayaknya masyarakat yang belum memiliki akses jamban yang sehat. Untuk megatasi masalah tersebut pemerintah menjalankan kebijakan dengan menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat dalam sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan yang diarahkan pada percepatan pembagunan kualitas kesehatan yang bertumpu pada peningkatan kapasitas kelembagaan dan infrastruktur pelayanan kesehatan dasar dipedesaan. Tujuan  kegiatan ini adalah pembagunan sarana sanitasi melalui program kemitraan (PkM) untuk peyediaan sarana dan prasarana air limbah dengan sasaran gizi buruk (stunting), buang air besar senbarang (BABS) yang tinggi, masyarakat berpenghasil rendah (MBR) serta desa tertinggal dan berkmbang. Kegiatan ini menggunakan pendekatan partisipatis dengan menggunakan metode difusi ipteks, metode pendidikan masyarakat dan metode pelatihan. Hasil dari kegiatan ini menggambarkan peran dan fungsi kelembagaan masyarakat melalui penedekatan kemitraan berjalan dengan baik sesui dengan peran masing-masing. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan kelompok swadaya masyarakat melalui pendampingan mitra dalam mensosialisasikan, merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur sanitasi desa berkualitas, berkelnjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dan lingkungan serta tercapainya prilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat
    corecore