16 research outputs found

    Kelayakan USAhatani Cabai Merah dengan Sistem Panen Hijau dan Sistem Panen Merah (Kasus pada Petani Cabai di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan USAhatani cabai dilihat dari system panen yang dilakukan petani yaitu sistem panen merah dan yang melakukan sistem panen hijau di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode survey, adapun data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Penentuan petani sampel memakai metode sampel acak proporsional (proporsional random sampling), jumlah responden yang diambil sebanyak 36 petani, terdiri dari petani cabai yang melakukan panen merah sebanyak 9 orang dan petani cabai yang melakukan panen sistem hijau sebanyak 27 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa USAhatani cabai dengan sistem panen merah lebih besar baik dilihat dari segi biaya yang dikeluarkan maupun dari penerimaan dan pendapatan yang diperoleh serta nilai R-C yang dihasilkan

    KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH DENGAN SISTEM PANEN HIJAU DAN SISTEM PANEN MERAH (Kasus Pada Petani Cabai di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani cabai dilihat dari system panen yang dilakukan petani yaitu sistem panen merah dan yang melakukan sistem panen hijau di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode survey, adapun data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Penentuan petani sampel memakai metode sampel acak proporsional (proporsional random sampling), jumlah responden yang diambil sebanyak 36 petani, terdiri dari petani cabai yang melakukan panen merah sebanyak 9 orang dan petani cabai yang melakukan panen sistem hijau sebanyak 27 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani cabai dengan sistem panen merah lebih besar baik dilihat dari segi biaya yang dikeluarkan maupun dari penerimaan dan pendapatan yang diperoleh serta nilai R-C yang dihasilkan

    Kajian Aplikasi Teknologi Inseminasi Buatan dalam Upaya Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan USAha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Tasikmalaya

    Full text link
    The aims of this research are to know: level of productivity and income of cow farmers by artificial insemination, and natural farmer; in Tasikmalaya. Survey was the method used. There were 15 farmer as sampling unit of The Insemination Farmer and 17 the natural farmer. The result of the research can be concluded that: The produkductivity of artificial insemination farmer more than the productivity of natural farmer; both of the farmers were on equal fragnant productivity. It were one baby cow for one time of the fragnan. But the artificial insemination farmer have short interval. On 23 Th months the artificial insemination farmers have two times fragnant; the growth rate of the artificial insemination cow was faster then the growth rate of the natural cow. The baby cow by artificial insemination reach 105-110 kg on 4 Th months, but the natural were only 65-75 kg on 6-8 Th months. Net income of artificial insemination farmers were 5,65 percents on the total investments, while the natural farmer were 3,44 percent per month

    KAJIAN APLIKASI TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN TASIKMALAYA

    Get PDF
    The aims of this research are to know: level of productivity and income of cow farmers by artificial insemination, and natural farmer; in Tasikmalaya. Survey was the method used. There were 15 farmer as sampling unit of The Insemination Farmer and 17 the natural farmer. The result of the research can be concluded that: The produkductivity of artificial insemination farmer more than the productivity of natural farmer; both of the farmers were on equal fragnant productivity. It were one baby cow for one time of the fragnan. But the artificial insemination farmer have short interval. On 23 Th months the artificial insemination farmers have two times fragnant; the growth rate of the artificial insemination cow was faster then the growth rate of the natural cow. The baby cow by artificial insemination reach 105-110 kg on 4 Th months, but the natural were only 65-75 kg on 6-8 Th months. Net income of artificial insemination farmers were 5,65 percents on the total investments, while the natural farmer were 3,44 percent per month

    PENERAPAN TEKNOLOGI NANO BIO FERTILIZER PADA USAHATANI DI LAHAN DARAT DALAM RANGKA PENINGKATAN KEANEKARAGAMAN PANGAN LOKAL DAN KESEJAHTERAAN PETANI TALAS BENENG

    Get PDF
    Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk Pemberdayaan petani di lahan darat melalui Penerapan Inovasi Teknologi Nano Bio Fertilizer pada tanaman talas beneng, serta mendorong membuka peluang usaha di perdesaan, dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Adapun tujuan khusus dari kegiatan pengabdian ini adalah; 1) sosialisi teknologi nano bio fertilizer dalam budidaya talas beneng dimulai dari penyediaan sarana produksi, persiapan lahan dan pengelolaan pasca panen, serta penelusuran pasar untuk menyerap hasil produksi yang dihasilkan.. Adapun tujuan utama dari kegiatan ini adalah peningkatan kesejahteraan petani di lahan darat di wilayah Kabupaten Ciamis.Kegiatan pengabdian ini akan, dilaksakan secara berkala dengan menggunakan pendekatan pendekatan PRA Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan melalui sosialisai, coaching, dan praktek aplikasit inovasi teknologi nano bio fertilizer, serta pelatihan kepada para petani, khususnya berkaitan dengan manajeman agribisnis talas beneng yang dimulai dari penyediaan sarana produksi hingga ke pemasaran hasil produksi.Target keluaran dari kegiatan ini diharapkan dapat diterbitkan dalam jurnal pengabdian kepada masyarakat Univeritas Siliwangi, serta modul pemanfaatan Nano Bio Fertilizer dalam usahatani talas benen

    PERILAKU PETANI DALAM MENGHADAPI RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI KECAMATAN CISAYONG

    Get PDF
    Red chili is one of horticultural commodities that has high economic value, so it is widely cultivated by farmers. In the cultivation process, farmers often face risks and uncertainties. Production risk is one of the risks that must be faced by red chili farmers in the cultivation process. The high or low level of production risk will affect the behavior of farmers in carrying out the cultivation process. The purpose of this study was to analyze the level of red chili production risk, analyze the influence of red chili production factors, and analyze farmers' behavior in facing red chili production risk. This research was conducted in Cisayong which is one of the red chili commodity centers in Tasikmalaya Regency by taking a sample of 37 red chili farmers using the stratified random sampling method. The analysis method used was production risk analysis using coefficient of variation, production factor analysis using Cobb-douglas production function, and analysis of farmers' behavior in facing risk using the Moscardi and de Janvry risk aversion model. The results showed that (1) Production risk of red chili in Cisayong was fairly high with a coefficient of variation (CV) value of 0.57. (2) Factors that simultaneously affect red chili production are land area, seed, fertilizer, insecticide, fungicide, lime, and labor (3) The behavior of red chili farmers in Cisayong was classified as risk-averse in facing risks

    SIKAP DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP ATRIBUT ASURANSI USAHATANI PADI DI KABUPATEN GARUT

    Get PDF
    Agricultural sector has a high level of risk and uncertainty caused by climate change, pest and disease attacks, floods, droughts, and price fluctuations. Includes the risk dan uncertainty of rice farming. As a risk management efforts, the government officially provides the Rice Farming Insurance program. This research aims to analyze farmer’s attitude and satisfaction to AUTP’s attributes with their correlation. This research located in Garut West Java. This research used survey method with 97 respondents AUTP’s member who benefited. Analysis tools that used in this research are Multiatribut Fishbein analysis, Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis (IPA) and spearman’s rank correlation analysis. The results showed that the farmer’s attitudes to the AUTP’s attributes is neutral categories (227,14) and farmer’s satisfaction level to AUTP’s attributes is satisfy categories (74,4%). The most important attributes according to people attribute’s items Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) and promotion attribute’s items direct socialization. Farmer’s attitude and satisfaction to AUTP’s attributes has a very close correlation

    MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) BERKELANJUTAN

    Get PDF
    Pertanian perotaan merupakan kegiatan pertanian yang dilakukan di wilayah perkotaan, hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan negara, perbaikan ekonomi, perbaikan ekologi kota, serta mempertahankan nilai sosial dan budaya. Penelitian ini dilakukan di 10 Kecamatan Kota Tasikmalaya dengan pertimbangan bahwa Kota Tasikmalaya memiliki  jumlah penduduk yang terus meningkat sementara lahan pertanian mengalami penurunan serta pembangunan non pertanian yang pesat sejalan dengan visi RPJMD Kota Tasikmalaya menuju kota industri dan perdagangan termaju di Jawa Barat. Pengambilan sampel sebanyak 100 pelaku pertanian perkotaan menggunakan metode Total Sampling. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja pertanian perkotaan  di Kota Tasikmalaya, menganalisis  faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja pertanian perkotaan di Kota Tasikmalaya, dan Merumuskan model Pengembangan pertanian perkotaan dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Alat analisis yang digunakan yaitu SEM WarpPLS 7.0. Hasil penelitian menunjukkan (1) Kinerja pertanian perkotaan (Urban Farming) di wilayah Kota Tasikmalaya berpengaruh positif terhadap  pertanian berkelanjutan di Kota Tasikmalaya. (2) Karakteristik pelaku dan kelembagaan pendukung berpengaruh terhadap kinerja pertanian perkotaan di Kota Tasikmalaya. (3) Model pengembangan Pertanian Perkotaan (Urban Farming) berkelanjutan dirancang sebagai upaya penguatan ketahanan pangan yang menguntungkan secara ekonomi dan berkelanjutan dilihat dari aspek lingkungan

    HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) PETANI PADI TERHADAP JASA LAYANAN IRIGASI

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi petani padi pengguna jasa layanan irigasi, menganalisis kesediaan membayar jasa layanan irigasi, dan menganalisis hubungan antara kondisi sosial ekonomi dengan kesediaan membayar petani padi terhadap jasa layanan irigasi. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 101 orang, penelitian dilaksanakan di Kota Banjar dari Januari 2022 sampai Maret 2023. Analisis secara simultan menggunakan Korkodans Kendall’s, analisis secara parsial dengan Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan kondisi sosial ekonomi petani padi pengguna jasa layanan irigasi terkategori rendah, kesediaan membayar petani padi terhadap jasa layanan irigasi juga terkategori rendah. Secara simultan ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi dengan kesediaan membayar  petani padi terhadap jasa layanan irigasi. Secara parsial hanya luas lahan dan pendapatan yang memiliki hubungan dengan kesediaan membayar jasa layanan irigasi, sementara itu umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani tidak memiliki hubungan dengan kesediaan membayar terhadap jasa layanan irigasi

    RISIKO PRODUKSI USAHATANI CABAI RAWIT (Capsicum frutescenes L.) PANEN HIJAU DAN PANEN MERAH

    Get PDF
    Cabai rawit dapat menjadi komoditas potensial sebagai produk unggulan daerah jika didukung oleh kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan, dalam prakteknya usahatani cabai seringkali dihadapkan pada berbagai risiko usaha dimana salahsatunya adalah risiko produksi. Tujuan penelitian ini untuk 1) menganalisis besarnya produksi dan penerimaan, 2) menganalisis besarnya risiko produksi dan sumber risiko produksi serta 3) mengetahui strategi penanganan risiko produksi yang dilakukan petani pada usahatani cabai rawit panen hijau dan panen merah di Desa Ciandum Kecamatan Cipatujah. Metode penelitian menggunakan survey pada 21 orang petani cabai rawit yang melakukan panen hijau dan panen merah. Analisis risiko menggunakan Coefficient Variation (CV) dan Analisis deskriptif untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko dan strategi penanganannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya produksi panen hijau sebanyak 1,54 ton/ha dan panen merah sebanyak 0,98 ton/ha untuk satu kali musim panen, penerimaan panen hijau sebesar Rp. 44.860.047,- dan panen merah sebesar Rp. 65.078.714,-. Selanjutnya risiko produksi yang mempunyai risiko paling tinggi adalah panen hijau sebesar 0,30 dan penen merah sebesar 0,27. Untuk sumber risiko produksi cabai rawit panen hijau dan panen merah terdiri dari risiko cuaca dan hama penyakit, Adapun strategi penanganan risiko produksi yang dilakukan petani yaitu dengan pembuatan drainase pada bedengan untuk menjaga kelembapan tanah, melakukan metode penanaman yang sesuai anjuran seperti benih yang digunakan tahan terhadap penyakit, penggunaan mulsa untuk menghambat pertumbuhan gulma dan pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida
    corecore