5 research outputs found

    Kelayakan USAhatani Cabai Merah dengan Sistem Panen Hijau dan Sistem Panen Merah (Kasus pada Petani Cabai di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan USAhatani cabai dilihat dari system panen yang dilakukan petani yaitu sistem panen merah dan yang melakukan sistem panen hijau di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode survey, adapun data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Penentuan petani sampel memakai metode sampel acak proporsional (proporsional random sampling), jumlah responden yang diambil sebanyak 36 petani, terdiri dari petani cabai yang melakukan panen merah sebanyak 9 orang dan petani cabai yang melakukan panen sistem hijau sebanyak 27 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa USAhatani cabai dengan sistem panen merah lebih besar baik dilihat dari segi biaya yang dikeluarkan maupun dari penerimaan dan pendapatan yang diperoleh serta nilai R-C yang dihasilkan

    Kajian Aplikasi Teknologi Inseminasi Buatan dalam Upaya Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan USAha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Tasikmalaya

    Full text link
    The aims of this research are to know: level of productivity and income of cow farmers by artificial insemination, and natural farmer; in Tasikmalaya. Survey was the method used. There were 15 farmer as sampling unit of The Insemination Farmer and 17 the natural farmer. The result of the research can be concluded that: The produkductivity of artificial insemination farmer more than the productivity of natural farmer; both of the farmers were on equal fragnant productivity. It were one baby cow for one time of the fragnan. But the artificial insemination farmer have short interval. On 23 Th months the artificial insemination farmers have two times fragnant; the growth rate of the artificial insemination cow was faster then the growth rate of the natural cow. The baby cow by artificial insemination reach 105-110 kg on 4 Th months, but the natural were only 65-75 kg on 6-8 Th months. Net income of artificial insemination farmers were 5,65 percents on the total investments, while the natural farmer were 3,44 percent per month

    ANALISIS FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani kelapa sawit berdasarkan NPV, Net B/C, IRR dan pada tahun keberapa modal yang diinvestasikan dapat kembali (Pay Back Period). Pada penelitian ini juga dilakukan analisis kepekaan Ā (sensitivity Analysis) pada usahatani kelapa sawit di Desa Petalongan Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan mengambil satu orang responden yang merupakan petani yang sudah berhasil dan tokoh pengembangan kelapa sawit di Desa Petalongan Kecamatan Indragiri Hilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Usahatani kelapa sawit di Desa Petalongan Kecamatan Kerintang Kabupaten Indragiri hilir secara finansial dinyatakan layak untuk dilanjutkan dengan nilai NPV (net present value) yang dihasilkan adalah sebesarĀ  Rp. 208.225.657 , Net B/C 10,08 dan IRR 24,90 persen, 2) Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi adalah 8 tahun 3 bulan, dan 3) Sensitivitas analisis dengan kenaikan harga pupuk sebesar 16 persen dan penurunan harga jual sawit segar sebesar 50 persen masih memberikan keuntungan, dengan demikian usaha perkebunan kelapa sawit rakyat dinyatakan layak secara finansial

    ANALISIS FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani kelapa sawit berdasarkan NPV, Net B/C, IRR dan pada tahun keberapa modal yang diinvestasikan dapat kembali (Pay Back Period). Pada penelitian ini juga dilakukan analisis kepekaan Ā (sensitivity Analysis) pada usahatani kelapa sawit di Desa Petalongan Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan mengambil satu orang responden yang merupakan petani yang sudah berhasil dan tokoh pengembangan kelapa sawit di Desa Petalongan Kecamatan Indragiri Hilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Usahatani kelapa sawit di Desa Petalongan Kecamatan Kerintang Kabupaten Indragiri hilir secara finansial dinyatakan layak untuk dilanjutkan dengan nilai NPV (net present value) yang dihasilkan adalah sebesarĀ  Rp. 208.225.657 , Net B/C 10,08 dan IRR 24,90 persen, 2) Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi adalah 8 tahun 3 bulan, dan 3) Sensitivitas analisis dengan kenaikan harga pupuk sebesar 16 persen dan penurunan harga jual sawit segar sebesar 50 persen masih memberikan keuntungan, dengan demikian usaha perkebunan kelapa sawit rakyat dinyatakan layak secara finansial

    Kelayakan Finansial Usatani Kedelai

    Full text link
    This study aims to identify the cost, revenue, and income of soybean farming, identify the feasibility of soybean farming, identify the breakeven point and change the break-even point due to changes in selling prices in Jatiwaras District, Tasikmalaya Regency. The method used in this study is a survey method, while the data used consists of primary data and secondary data. Determination of sample farmers using the Two Stage Cluster Random Sampling method, with a sample size of 65 people with a proportion of 27 farmers in paddy fields and 38 farmers in land, from a population of soybean farmers as many as 185 people. The results of this study indicate that the cost of soybean farming per hectare in paddy fields is Rp. 5,896,896.90 with receipts of Rp 8,478,139.53 and income of Rp. 2,581,242.63, while the cost of soybean farming per hectare on land is Rp. 4,163,487.48 with receipts of 8,342,774.57 and income of Rp. 4,179,287.09. Soybean farming in land is more feasible to be cultivated with an R / C value of 2.01 while the R / C value in paddy fields is 1.45. Minimum acceptance received by farmers from soybean farming so as not to lose in one planting season of Rp. 63,911.14 in paddy fields and Rp. 668,378.02 in land, the minimum production volume received by farmers from soybean farming so as not to lose in one planting season is 10.65 Kg in paddy fields and 111.40 Kg in land and minimum land area that must be processed by farmers so that no loss in one planting season of 0.01 ha in paddy fields and 0.08 ha on land. Decrease in output price of Rp. 1,000.00 (16.67%) causes the minimum acceptance received by farmers from soybean farming so as not to lose in one planting season of Rp. 100,196.38 in paddy fields and Rp. 767,384.61 on land. The margin value of safety on soybean farming is 90.53 in wetland and 82.40 in land are
    corecore