17 research outputs found

    Pengembangan Potensi Wilayah Kawasan Perbatasan Negara Indonesia (Studi Kasus: Ranai-Natuna)

    Get PDF
    Management of national borders has become one of the main agenda of the government. The government has the priority to develop Indonesia from the periphery by strengthening regions and villages within the framework of a unitary state. The threat of national sovereignty and security disturbances at the border becomes a crucial national issue. The purpose of this study is to design the development of potential areas owned by Natuna Regency. Based on the results of the location quotient analysis, the base sectors in Natuna Regency are the Agriculture, Forestry, and Fisheries sectors. The results of the Shift-Share analysis, there are five leading sectors, namely 1) Mining and Quarrying; 2) Processing Industry; 3) Construction; 4) Wholesale and Retail Trade, and Repair of Cars and Motorcycles; and 5) Government Administration, Defense and Mandatory Social Security. Based on the results of the Inverse Distance Weighted analysis, the pattern of regional development focuses on four growth poles locations, namely Ranai, Kelarik, Strait, Midai, and Serasan. As a district with a special military zone, the development of the Natuna Regency requires synchronization between the potential of the region's natural resources, the regional government, the national army, the private sector and the community

    PENGEMBANGAN USAHA KERIPIK SINGKONG DESA PETIR, DRAMAGA, JAWA BARAT

    Get PDF
    Desa Petir merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat yang dikenal dengan produksi singkong yang berlimpah. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan usaha keripik singkong dari yang sudah dijalankan oleh Karang Taruna Desa Petir. Pengembangan produk dilakukan melalui penambahan varian rasa, serta pengenalan strategi marketing agar produk yang dibuat lebih dikenal secara luas. Pelaksanaan kegiatan ini menghasilkan berbagai output yaitu pemberian nama produkĀ  yaitu ā€œKeripik Petirā€. Modifikasi rasa yang dilakukan juga menghasilkan tiga varian rasa baru dengan tingkat kepedasan yang berbeda. Target pasar dan peminat ā€œKeripik Petirā€ juga semakin meluas dengan adanya modifikasi strategi marketing melalui pemanfaatan media sosial

    ANALISIS SPASIAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG PANGAN KOTA DEPOK

    Get PDF
    Carrying capacity and capacity are environmental conditions so that they can still support the activities of the people who live in them. Development that is not planned and does not pay attention to the environment is a triggering factor for the environment. Therefore, various efforts are needed to improve food availability in urban areas, especially Depok City as an alternative source of life. Depok City is in a very strategic geographical position, including the Jabodetabekpunjur metropolitan area. Food carrying capacity and capacity in the city of Depok can be an alternative plan for life

    Hubungan Pola Makan, Kebiasaan Sarapan, dan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Remaja Di SMA Kornita IPB

    Get PDF
    Pola konsumsi yang tidak sehat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dapat dimulai dengan membiasakan sarapan. Melewatkan sarapan dapat membuat rasa lapar sehingga memicu membeli jajanan yang berkalori tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola konsumsi, kebiasaan sarapan, dan kebiasaan jajan dengan status gizi remaja. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan subyek berjumlah 69 orang dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui google form, wawancara melalui telepon, serta pengukuran tinggi badan dan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (55,1%) pola konsumsi subjek tergolong kurang baik, sebagian besar subjek (56,5%) selalu melakukan sarapan dan (55,1%) subjek memiliki frekuensi jajan kadang-kadang. Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi pangan jenis buah-buahan (p=0,0023, r=0,273), kebiasaan konsumsi pangan jenis susu dan olahannya (p=0,049, r=0,238), tingkat kecukupan protein (p=0,025, r=-0,270), tingkat kecukupan karbohidrat (p=0,005, r=-234), kualitas konsumsi pangan (p=0,017, r=0,287), kontribusi sarapan (p=0,002, r=-0,374) dengan status gizi subjek. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan, dan kebiasaan jajan dengan status gizi. Selain itu tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan dengan kebiasaan jajan. &nbsp

    Estimasi Dampak Income Shock Terhadap Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Kabupaten dan Kota Bogor: Estimation of Income Shock Impact on Household Food Consumption in Rural and Urban Area of Bogor

    Get PDF
    The impact of the semi-lockdown policy to tackle the spread of Covid-19 in Indonesia was an income shock that probably occurs in every class of society, -predominantly low-income households. This income shock potentially reduces the household quantity and quality of food consumption. This study aims to estimate the impact of the income shock caused by the Covid-19 pandemic on household food consumption in rural and urban area of Bogor. The research design used a quantitative descriptive study with the Susenas 2017 as the basic data. The simulation starts by including an income on the regression equation model with household food consumption. The results showeda decline in the categories of energy and protein adequacy percentage, especially in low-income households after being simulated with an income shock of -10%, -20%, and -30%. Low-income households also found some strategic foods are elastic or luxurious such as corn, chicken, beef, and milk, which encounter a significant decrease in consumption.   Abstrak Salah satu dampak dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah income shock yang terjadi pada setiap golongan masyarakat, terutama rumah tangga berpendapatan rendah. Income shock ini berpotensi menurunkan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dampak income shock yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 terhadap konsumsi pangan rumah tangga di Kabupaten dan Kota Bogor. Desain penelitian menggunakan desain studi deskriptif kuantitatif dengan data dasar Susenas 2017. Simulasi dilakukan dengan memasukkan model persamaan regresi pendapatan dengan konsumsi pangan rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan adanya penurunan kategori Tingkat Kecukupan Energi (TKE) dan Tingkat Kecukupan Protein (TKP), terutama pada rumah tangga berpendapatan rendah setelah disimulasikan terkena income shock -10%, -20%, dan -30%. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, jenis pangan strategis yang bersifat elastis atau mewah antara lain jagung, daging ayam, daging sapi, dan susu mengalami penurunan konsumsi yang signifikan.Salah satu dampak dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah income shock yang terjadi pada setiap golongan masyarakat, terutama rumah tangga berpendapatan rendah. Income shock ini berpotensi menurunkan kuantitas dankualitas konsumsi pangan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dampak income shock yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 terhadap konsumsi pangan rumah tangga di Kabupaten dan Kota Bogor. Desain penelitian menggunakan desain studi deskriptif kuantitatif dengan data dasarSusenas 2017. Simulasi dilakukan dengan memasukkan model persamaan regresi pendapatan dengan konsumsi pangan rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan adanya penurunan kategori Tingkat Kecukupan Energi (TKE) dan Tingkat Kecukupan Protein (TKP), terutama pada rumah tangga berpendapatan rendah setelah disimulasikan terkena income shock -10%, -20%, dan -30%. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, jenis pangan strategis yang bersifat elastis atau mewah antara lain jagung, daging ayam, daging sapi, dan susu mengalami penurunan konsumsi yang signifikan

    Stress Levels, Emotional Eating, Snacking Habits, and Nutrient Intake among College Students during the COVID-19 Pandemic

    Get PDF
    This study analyzed the correlation between stress levels and emotional eating, snacking habits, and nutrient intake among college students. This cross-sectional study involved 98 students as subjects who were selected by convenience sampling through an online questionnaire. The result showed 70.4% of the subjects experienced moderate stress, 52% were emotional eaters, 64.3% consumed snacks more than 3 times a day, 39.7% had a protein deficit, 36.7% had an excessive fat intake, and 49% had an energy and carbohydrate intake classified as severely deficit. This study found a positive correlation (p=0.04; r=0.21) between stress levels and emotional eating. Among college students, a high prevalence of moderate stress level was associated with emotional eating

    Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein pada Balita di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor

    Get PDF
    This study aims to analyze the correlation between motherā€™s nutritional knowledge with the level of energy and protein adequacy among toddlers in Dramaga Sub-District, Bogor Regency. The design of this study was cross-sectional with 79 subjects selected by purposive sampling. Data was collected through interviews using questionnaires and recall 1x24 hours. This study was conducted in AugustNovember 2022 in Dramaga Sub-District, Bogor Regency. The results showed that there was no significant relationship between the level of mothers' nutritional knowledge and the level of energy and protein adequacy of toddlers in Dramaga District, Bogor Regency (p>0.05)Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan gizi ibu dengan tingkat kecukupan energi dan protein pada balita di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan subjek berjumlah 79 orang yang dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner dan recall 1x24 hours. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-November 2022 di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan gizi ibu (72,9Ā±23,2) dikategorikan sedang (60-70). Adapun tingkat kecukupan energi (80,5%Ā±41,9%) masih tergolong defisit ringan (80%-89%) dan tingkat kecukupan protein (103,6%Ā±73,7%) sudah tergolong baik (ā‰„90%). Hasil  penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan gizi ibu terhadap tingkat kecukupan energi dan protein balita di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor (p>0,05). &nbsp

    Optimalisasi Biaya Konsumsi Pangan pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) di Desa Babakan, Bogor

    Get PDF
    This study aims to develop a food composition that can meet the nutritional needs of school-age children at minimal cost and still consider the quality of consumption. This research design is a descriptive study. The sample size was 45 households with school-age children in Babakan Village. The results showed that the average school-age child had not met the 90% energy requirement. Food consumption cost minimization using linear programming. The recommendation model developed can increase the energy intake of school-age children to 93.4% of the energy adequacy level, 108.5% of protein adequacy level, 90.4% of fat adequacy level, and 95.3% of the carbohydrate adequacy level. The cost is Rp19,363 per child per day and the Desirable Dietary Pattern score is 90.7. With costs that are approximately equal to actual expenditures and utilizing food sources that are easily obtained around Babakan Village, it turns out that the food consumption of school-age children can be optimized and remain of high quality, marked by an adequate Desirable Dietary Pattern score.  Penelitian ini bertujuan mengembangkan komposisi bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia sekolah dengan biaya minimal dan tetap memperhatikan kualitas konsumsi. Desan penelitian ini adalah studi deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 45 rumah tangga yang memiliki anak usia sekolah di Desa Babakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata anak usia sekolah belum memenuhi kebutuhan 90% energi. Minimalisasi biaya konsumsi pangan menggunakan linier programming. Model rekomendasi yang dikembangkan dapat meningkatkan asupan energi anak usia sekolah hingga 93,4% tingkat kecukupan energi, 108,5% tingkat kecukupan protein, 90,4% tingkat kecukupan lemak, dan 95,3% tingkat kecukupan karbohidrat. Biaya yang dibutuhkan adalah sebanyak Rp 19.363 per anak per hari dan skor PPH yang cukup yaitu 90,7. Dengan biaya yang kurang lebih sama dengan pengeluaran aktual dan memanfaatkan bahan pangan yang mudah diperoleh di sekitar Desa Babakan ternyata konsumsi pangan anak usia sekolah dapat dioptimalkan dan tetap berkualitas ditandai dengan skor PPH yang cukup.   &nbsp

    EDUKASI KESADARAN HUKUM PERLINDUNGAN DAN EDUKASI SEKS PADA ANAK DI WIILAYAH KERJA PUSKESMAS CIULU

    Get PDF
    Anak merupakan sosok yang harus dilindungi keberadaannya. Pada dasarnya hak- hak atas kehidupan seorang anak terdapat pada Undang-undang nomor 35 tahun 2014 pasal 1 ayat 2 tentang perlindungan anak. Meski begitu, kasus terkait kekerasan pada anak sering saja terdengar. Hal ini menggerakkan hati pelaksana program pengabdian mahasiswa kepada masyarakat sebuah Seminar Edukasi Sosial terkait Perlindungan dan edukasi Seksual pada anak serta Kesadaran Hukum Masyarakat. Dengan begitu, harapannya kasus terkait lalaynya perlindungan dari orang tua dan kekerasan seksual pada anak dapat sangat berkurang. Metode yang Tim Pengabdian Kepada Masyarakat buat selama menyusun dan melaksanakan program ini yaitu dengan diskusi dengan DPL secara hybrid dan diskusi secara luring dengan pelaksana program pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Hasilnya, 83% peserta mengisi kuesioner pre seminar. Hasil kuesioner menunjukan bahwa 26 orang telah melakukan edukasi seksual, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan sosial

    Kebiasaan Makan Balita dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Daerah Kesetaraan Gender Rendah dan Tinggi di Indonesia

    Get PDF
    Latar Belakang: Perempuan lebih banyak yang mengalami ketidaksetaraan gender walaupun perannya besar terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Perempuan memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pendidikan dan pekerjaan, sehingga berpengaruh terhadap otonomi ekonomi dan rendahnya posisi tawar dalam rumah tangga. Ketidaksetaraan gender yang dialami perempuan berdampak pada kejadian rawan pangan rumah tangga. Tujuan: Menganalisis perbedaan kebiasaan makan rumah tangga dan anak balita serta ketahanan pangan rumah tangga di daerah dengan kesetaraan gender tinggi dan rendah di Indonesia. Metode: Penelitian cross-sectional dilakukan di dua lokasi dengan ketimpangan gender rendah dan tinggi di Indonesia. Sebanyak 303 rumah tangga dengan anak balita berpartisipasi dalam studi ini. Pengumpulan data meliputi karakteristik rumah tangga, Household Food Insecurity Access Scale (HFIAS), serta kebiasaan makan rumah tangga dan anak. Uji beda Mann Whitney dilakukan untuk menguji perbedaan antar variabel di kedua daerah. Hasil: Proporsi kerawanan pangan di daerah kesetaraan gender rendah (tingkat sedang 45,6%, berat 23,8%), berbeda signifikan (p<0,05) dengan di daerah kesetaraan gender tinggi (tingkat sedang 34,6%, berat 17,3%). Rumah tangga yang tinggal di daerah kesetaraan gender tinggi lebih sering makan 3 kali sehari (p<0,001), makan bersama rumah tangga (p=0,003) dan tingginya peran suami (p<0,001) dan anak (p<0,001) dalam menentukan menu makan. Terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) kebiasaan makan anak balita di kedua daerah. Kesimpulan: Rumah tangga yang tinggal di daerah kesetaraan gender rendah lebih rawan pangan, memiliki kebiasaan makan rumah tangga dan anak yang kurang baik. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk meningkatkan kesetaraan gender melalui peningkatan pendidikan dan keberdayaan ekonomi perempuan
    corecore