28 research outputs found

    RESPON SEMBILAN VARIETAS KEDELAI (Glycine max. L (MERRIL)) YANG DITANAM PADA KONDISI JENUH AIR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengevaluasi respon Sembilan kultivar kedelai pada pertanaman jenuh air. Penelitian dilakukan di lahan petani Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok sembilan varietas kedelai sebagai faktor tunggal antara lain Grobogan, anjasmoro, argomulyo, Mutiara 2, Dega 1, Dering, Detam 1, Gema dan Mitani dan diulang sebanyak tiga kali. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, indeks luas daun, kandungan klorofil, serapan N, panjang akar, jumlah bintil akar efektif, jumlah biji pertanaman dan bobot biji pertanaman. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis sidik ragam (Uji F) pada taraf Ī±. = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sembilan varietas kedelai menunjukkan respon pada keadaan jenuh air pada variabel kandungan klorofil, serapan N, jumlah biji pertanaman dan bobot biji pertanaman, namun pada variabel tinggi tanaman, indeks luas daun, panjang akar dan nisbah pupus akar tidak menunjukkan respon yang berbeda nyata. Varietas Argomulyo, Grobogan, Dega 1, Dering dan Anjasmoro menunjukkan respon paling baik terhadap kandungan klorofil, serapan N, jumlah biji pertanaman dan bobot biji pertanaman.Kata kunci: varietas kedelai, Jenuh ai

    PEMANFAATAN MIKORIZA ARBUSKULAR PADA TIGA KULTIVAR TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) DI LAHAN KERING MAJALENGKA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis pengaruh pemberian mikoriza arbusluar terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di lahan kering, 2) Menganalisis kultivar tanaman kedelai adaptif yang dibudidayakan pada lahan kering serta 3) Menganalisis interaksi antara kultivar adaptif dengan dosis mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai pada lahan kering. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor yakni tiga kultivar kedelai sebagai faktor pertama dan empat dosis cendawan mikoriza arbuskular sebaia faktor kedua. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis terhadap karakter agronomi dan fisiologi tanaman kedelai serta respon tanaman terhadap pemberian cendawan mikoriza arbuskular di lahan kering. Hasil penelitian sementara pada pengamatan 6 mst menunjukkan bahwa perlakuan kultivar menunjukkan perbedaan nyata terhadap pemberian mikoriza di lahan kering. Kultivar Dering menunjukkan hasil paling nyata dibanding kultivar lain pada variabel tinggi tanaman 6 mst, sedangkan perlakuan mikoriza menunjukkan hasil yang berbeda nyata baik pada tinggi tanaman maupun jumlah daun pada 6 mst. Dosis 15 gram mikoriza/lt menunjukkan hasil paling tinggi dibanding perlakuan lainnya

    CARA PERBANYAKAN VEGETATIF DAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS PADA TANAMAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia swingle)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode perbanyakan vegetatif terbaik dan konsentrasi ZPT optimum terhadap pertumbuhan tunas tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia swingle). Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2017 di Desa Gunung Kuning Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka dengan ketinggian tempat Ā± 800 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang diuji adalah Faktor pertama adalah perbanyakan vegetatif (P), terdiri dari dua taraf: p1 (okulasi) dan p2 (grafting). Faktor kedua adalah konsentrasi ZPT (Z), terdiri dari tiga taraf: z1 (10 ppm), z2 (20 ppm) dan z3 (30 ppm). Hasil penelitian menunjukkan Perbanyakan Vegetatif dan Konsentrasi ZPT memberikan pengaruh interaksi terhadap jumlah daun umur 7 msp dan 9 msp. Perbanyakan vegetatifĀ  grafting dengan dosis zat pengatur tumbuh 30 ppm/ l memberikan jumlah daun paling baik. Metode perbanyakan grafting menunjukkan respon paling baik pada variabel Kemunculan tunas, panjang tunas umur 5 msp, 7 msp dan 9 msp, diameter batang umur 5 msp, 7 msp dan 9 msp, dan jumlah daun 5 msp dan 11 msp. Sedangkan metode perbanyakan okulasi menunjukkan penampilan paling baik pada variabel panjang tunas umur 11 msp. Pengaruh mandiri zat pengatur tumbuh berpengaruh nyata pada variabel panjang tunas umur 7 msp dan 9 msp, diameter tunas umur 7 msp dan 9 msp, dan jumlah daun umur 5 dan 11 msp.Ā Kata Kunci: Jeruk nipis, Perbanyakan Vegetatif, ZPTĀ 

    HUBUNGAN ANTARA INDEK TOLERANSI DAN HASIL PADA SEMBILAN KULTIVAR KEDELAI (Glycine max L. MERRILL) DI LAHAN JENUH AIR

    Get PDF
    air serta korelasi indek toleransi dengan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilakukan di lahan petani Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok sembilan varietas kedelai sebagai faktor tunggal antara lain Grobogan, anjasmoro, argomulyo, Mutiara 2, Dega 1, Dering, Detam 1, Gema dan Mitani dan diulang sebanyak tiga kali.Variabel yang diamati pada percobaan ini meliputi indek toleransi dan hasil Sembilan kultivar kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sembilan kultivar kedelai menunjukkan indek toleransi yang berbeda-beda dalam kondisi jenuh air. Kultivar dering menunjukkan respon paling toleran ketika ditanam pada kondisi jenuh air dibandingkan kultivar lainnya, serta terdapat korelasi antara indek toleransi terhadap hasil tanaman kedelai tersebut.Kata Kunci : Kedelai, Lahan Jenuh Air, Index Tolerans

    Variasi Karakter Agronomi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Kultivar Maja Cipanas Akibat Pemberian Pupuk Kalium Dan Biofosfat di Lahan Vertisol

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium dan biofosfat, serta mengetahui dosis terbaik pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) kultivar Maja Cipanas. Percobaan dilaksanakan di Desa Tolengas Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Percobaan telah dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2016 sampai bulan Januari tahun 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diuji adalah Faktor ke 1 adalah Pupuk Kalium (K), terdiri dari tiga taraf: s1 (100 kg/ha), s2 (200 kg/ha) dan s3 (300 kg/ha). Faktor ke 2 adalah Biofosfat (B), terdiri dari tiga taraf: b1 (100 kg/ha), b2 (200 kg/ha) dan b3 (300 kg/ha). Perbedaan perlakuan diuji lanjut dengan mengunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pupuk kalium dan biofosfat tidak memberikan pengaruh interaksi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Pupuk kalium dengan dosis 200 kg/ha memberikan pengaruh baik terhadap tinggi tanaman 5 mst, jumlah anakan, diameter umbi dan bobot umbi kering. Penggunaan biofosfat dengan dosis 200 kg/ha memberikan pengaruh baik terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun 5 dan 7 mst serta bobot umbi kering

    MENGGALI POTENSI EKONOMI PENGEMBANGAN TANAMAN SACHA INCHI

    Get PDF
    Tanaman sacha inchi berpotensi dikembangkan secara ekonomi dengan melihat berbagai peluang manfaat bagi kesehatan, sector industry makanan, dan farmasi. Namun bukan karena belum begitu marak dibudidayakannya tanaman ini tetapi masyarakat masih belum memahami peluang-peluang komersial dan manfaat serta peluang produk turunan dari tanaman ini. Tema dari kegiatan pengabdian yaitu menggali potensi ekonomi dari pengembangan tanaman sacha inchi. Peningkatan pengetahuan, pemahaman dari potensi ekonomi tanaman sacha inchi dengan berbagai produk turunannya merupakan maksud dari kegiatan pengabdian ini. Metode dalam kegiatan pengabdian dengan menggunakan pendekatan edukasi, ceramah, penyuluhan melalui focus group discussion yang interaktif. Hasil akhir dari kegiatan ini para peserta berperan aktif dalam kegiatan melalui diskusi interaktif dan diperolehnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih dari sebelum dilakukan kegiatan ini

    EFEKTIFITAS PENGGUNAAN AGENSIA HAYATI Trichoderma Sp SERTA PENGATURAN JARAK TANAM TERHADAP INFEKSI PENYAKIT, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH DI LUAR MUSIM

    No full text
    Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dosis agensi hayati Trichoderma sp. dan jarak tanam terhadap intensitas serangan penyakit serta pertumbuhan dan hasil pada tanaman bawang merah di musim hujan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan faktor pertama yaitu dosis Trichoderma sp. yang terdiri atas tiga taraf yaitu t0 : tanpa aplikasi trichoderma sp (sebagai kontrol), t1 : 5 gram dan t2 : 10 gram (per tanaman) sedangkan faktor kedua yaitu jarak tanam yang terdiri dari j1 : 15 cm x 15 cm, j2 :15 cm x 20 cm dan j3 : 20 cm x 20 cm. Dari perlakuan tersebut maka diperoleh 3 x 3 sehingga didapat 9 perlakuan dengan menggunakan 3 ulangan, yaitu 3 x 9 sehingga didapat 27 unit percobaan. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang dilakukan. Jika dalam analisis ragam terdapat pengaruh nyata dari faktor perlakuan, maka analisis statistik dilanjutkan dengan Uji Lanjut Duncan untuk melihat perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi dosis Trichoderma sp 10 gram/lubang tanam menunjukkan hasil terbaik terhadap pengamatan bobot basah per tanaman, bobot basah per petak dan bobot kering per petak. Penggunaan jarak tanam j3 yaitu 20 cm x 20 cm memberikan pengaruh baik terhadap intensitas serangan penyakit pada tanaman bawang merah

    KOMBINASI PUPUK MAJEMUK NPK DAN PGPR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pupuk majemuk NPKĀ  danĀ  PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascolanicum L). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tegalsari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Dengan ketinggianĀ  1200 Mdpl, dimulai pada Bulan Juni sampai Agustus 2019, rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non Faktorial dengan 8 perlakuan yaitu pupuk NPK Mutiara 0 gram + PGPR 10 ml/l (K1), pupuk NPK Mutiara 0 gram + PGPR 15 ml/l (K2), pupuk NPK Mutiara 0,6 gram + PGPR 10 ml/l (K3), pupuk NPK Mutiara 0,6 gram + PGPR 15 ml/l (K4), pupuk NPK Mutiara 1,2 gram + PGPR 10 ml/l (K5), pupuk NPK Mutiara 1,2 gram + PGPR 15 ml/l (K6), pupuk NPK Mutiara 0,6Ā  gram + PGPR 0 ml/l (K7), pupuk NPK Mutiara 1,2 gram + PGPR 0 ml/l (K8). Parameter yang diamati adalah Jumlah daun, Tinggi tanaman, Diameter umbi, Bobot kering umbi, Berat umbi segar, dan Jumlah umbi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan Pemberian Kombinasi Pupuk Majemuk NPKĀ  danĀ  PGPR berpengaruh nyata pada pertumbuhan dan hasil bawang merah yaitu jumlah daun, tinggi tanaman, diameter umbi, jumlah umbi, bobot kering umbi dan bobot basah umbi. Pemberian kombinasi terbaik yaitu NPK Mutiara 1,2 gram + PGPR 15ml/l (K6)

    PEMBERIAN BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium ascolanicum L.)

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis pupuk kandang pada dua kultivar serta mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibunut, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka pada bulan Februari sampai April tahun 2020. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan perlakuan pupuk kandang dan kultivar. Faktor pertama pupuk kandang (P) yang terdiri dari 4 taraf: tanpa pupuk kandang (p0), pupuk kandang ayam (p1), pupuk kandang domba (p2), dan pupuk kandang kuda (p3). Sedangkan faktor kedua yakni kultivar (K) terdiri dari dua taraf: kultivar Bali Karet (k1) dan kultivar Maja Cipanas (k2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemberian pupuk kandang dan penggunaan kultivar bawang merah. Pemberian pupuk kandang ayam memberikan hasil paling baik terhadap beberapa parameter pengamatan yaitu pada bobot basah, bobot kering dan diameter umbi. Penggunaan kultivar Maja Cipanas memberikan hasil yang baik terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi per rumpun, bobot basah dan kering umbi. Sedangkan kultivar Bali Karet memberikan respon terbaik pada parameter diameter umbi, bobot basah dan kering umbi
    corecore