143 research outputs found

    EFEKTIVITAS SAND FILTER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS AIR SUMUR MENJADI AIR MINUM MENGGUNAKAN PARAMETER Fe DAN TDS (Effectiveness of Sand Filter to improve quality of well water into drinking water using Fe and TDS parameters)

    Get PDF
    Water is a chemical substance with the chemical formula H2O, a water molecule is composed of two hydrogen atoms covalently bonded to one oxygen atom. Water treatment process can be carried out by means of filtration. One method used is by using Sand Filter. Sand filter in this study combined with reverse osmosis produced water so hopefully fit for use as drinking water. In this research study on "Effectiveness Sand Filter in improving the quality of well water into drinking water using the parameters of Fe and TDS". The well water is pumped past the sand filters and reverse osmosis drinking water samples are then taken by a variable length of filtration ie the 15th minute, 30th minute, 45th minute, 60th minute. Further samples of well water and drinking water assayed Fe and TDS is using gravimetric method and permanganometry. The results of this study obtained TDS water wells is 12.857 ppm. While drinking water during the 15 minutes that 12.857 ppm, time to 30 minutes is 12.142 ppm, while the 45th minute that 11.428 ppm, and a 60th minute that 10.714 ppm. Fe content of the well water is 0.27%. Fe levels for drinking water 15th minute, 30th minute, 45th minute, 60th minute to equal the amount that is 0.27%. Keywords: Water wells, drinking water, Sand Filter, Reverse Osmosis, Fe, TD

    PENGARUH PERBANDINGAN KOMPOSISI KITOSAN DAN SILIKA TERHADAP KARAKTERISASI ADSORBEN KITOSA-SILIKA BEAD (EFFECT OF CHITOSAN AND SILICA COMPOSITION TO CHARACTERIZATION OF CHITOSAN-SILICA BEAD ADSORBENT)

    Get PDF
    Abstrak. Telah dilakukan pembuatan adsorben kitosan-silika bead dengan variasi perbandingan komposisi(b/b) antara kitosan dan silika yaitu 1:2 dan 2:1. Beberapa karakterisasi adsorben kitosan-silika bead yangdianalisis yaitu karakteristik fisik dan kimia yang meliputi rerata jari-jari pori, uji kestabilan terhadap asamdan identifikasi gugus fungsional melalui spekrofotometri FTIR. Hasil penelitian menunjukkan karakterisasifisik adsorben kitosan-silika bead 1:2 dan 2:1 memiliki rerata jari-jari pori sebesar 258,3280Å dan157,7180Å. Karakteristik kimia adsorben kitosan-silika bead 1:2 dan 2:1 memiliki sifat kestabilan terhadapasam selama 24 jam pada pH 4-6 dan pH 5-6. Identifikasi gugus fungsional adsorben komposisi 1:2 sebelumpenambahan glutaraldehid terdapat gugus fungsional −NH pada bilangan gelombang 3840,59 cm-1, namunsetelah penambahan glutaraldehid tidak ditemukan gugus fungsional −NH yang diperkuat denganpergeseran bilangan gelombang 3443,24 cm-1 menjadi 3428,44 cm-1 pada gugus fungsioanl O−H. Hal inikarena −NH pada kitosan telah terselubungi oleh O−H dari silika dan glutaraldehid. Perbandingankomposisi 2:1 menunjukkan adanya interaksi antara –NH dengan glutaraldehid yang terbukti pada bilangangelombang 1380,26 cm-1 yang merupakan gugus fungsional N=CH, dan diperkuat dengan terjadinyapergeseran bilangan gelombang 1648,98 cm-1 menjadi 1653,91 cm-1 yang merupakan vibrasi tekuk −NH.Kata Kunci: Adsorben, kitosan-silika beadAbstract. A study of making chitosan-silica bead adsorbent with variation composition (w/w) betweenchitosan and silica were 1:2 and 2:1. Characterized of physical and chemical include average pore radius,stability to acid and identification of functional groups by Infrared FTIR spekrofotometry. The resultshowed that physical characterization of chitosan-silica bead adsorbent 1:2 and 2:1 have average poreradius was 258.3280Å and 157.7180Å. Chemical characterization of chitosan-silica bead adsorbent 1:2 and2:1 has the stability to acid during 24 hours at pH 4-6 and pH 5-6. The identification of functional groupsadsorbent composition 1:2 before addition of glutaraldehyde still contained functional group −NH in3840.59 cm-1, but after addition glutaraldehyde functional groups −NH not found, reinforced with shiftingwave numbers 3443.24 cm-1 to be 3428.44 cm-1 which was a functional group O−H. Becaused −NH fromchitosan was covered by O−H from silica and glutaraldehyde. The comparison of composition 2:1 theexistence of interaction between −NH with glutaraldehyde was proved on number waves of 1380.26 cm-1which was the functional group N=CH, and reinforced with shift of wave number 1648.98 cm-1 to be 1653.91cm-1 which was a vibration −NH.Keywords: Adsorbent, chitosan-silica bead adsorbent

    KRITIK LINGKUNGAN TERHADAP PENCEMARAN LAUT DALAM FILM DORAEMON : NOBITA NO NINGYO DAIKAISEN KARYA KOZO KUSUBA

    Get PDF
    Indrawati, Dewi. 2014.  Kritik Lingkungan Terhadap Pencemaran Laut Dalam Film Doraemon : Nobita no Ningyo Daikaisen Karya Kozo Kusuba. Program Studi Sastra Jepang. Universitas Brawijaya  Pembimbing : (I) Fitriana Puspita Dewi  (II) Eka Marthanty Indah Lestari  Kata Kunci : Kritik lingkungan, Pencemaran laut, Film Doraemon  Pencemaran laut sebenarnya sudah lama terjadi namun belum banyak masyarakat yang menyadari akan dampak yang ditimbulkannya. Film Doraemon : Nobita no Ningyo Daikaisen  adalah salah satu film yang menggambarkan pencemaran laut yang terjadi di bumi. Penulisan  skripsi ini bertujuan untuk menyampaikan kritik-kritik lingkungan mengenai pencemaran laut yang tercermin dalam film tersebut. Pendekatan yang digunakan penulis adalah ekokritik. Ekokritik sendiri merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan sudut pandang  ilmu lingkungan. Selain itu, penulis juga menggunakan mise-en-scène untuk membantu menganalisis adegan-adegan dalam film yang menggambarkan pencemaran laut. Bentuk-bentuk pencemaran laut yang menjadi kritik dan digambarkan dalam film ini sendiri antara lain pencemaran laut yang diakibatkan oleh sampah, tumpahan minyak, serta limbah. Selain itu, ditunjukkan pula dampak dari pencemaran laut tersebut, yaitu mutasi terhadap hewan laut dan Bumi akan menjadi planet yang rusak. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang mitos dari Pedang Duyung yang menjadi benda yang diperebutkan oleh Alien dan Bangsa Duyung dengan menggunakan pendekatan semiotik. Dapat juga dikaji tentang siapakah yang dimaksud dengan Alien dan Bangsa Duyung itu sendiri

    Pengalaman menjadi Gay

    Get PDF
    Beren (2013) menyatakan bahwa homoseksualitas terjadi di seluruh lapisan masyarakat dunia dengan perkiraan 21% pria di dunia adalah kaum gay. Pandangan pro dan kontra yang terjadi di masyarakat menyebabkan kaum gay melakukan penyesuaian sosial setelah kaum gay melakukan coming out. Penyesuaian diri pada kaum gay bukanlah hal yang mudah karena kaum gay menghadapi tekanan-tekanan dari dalam dirinya sendiri maupun tekanan dari lingkungan. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologis dengan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Partisipan dalam penelitian ini memiliki karakteristik utama pria homoseksual yang sudah mengungkapkan diri sebagai sebagai gay pada keluarga dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukan faktor pendukung individu menjadi gay adalah pola asuh yang salah, tidak adanya role model laki-laki yang terdapat pada figur ayah sehingga individu mengidentifikasi diri sebagai gay dan memutuskan untuk coming out. Persepsi lingkungan yang menerima atau menolak serta stressor yang dialami oleh gay mengakibatkan ketiga subjek untuk melakukan coping stress berupa sikap menghindar, mengalihkan perhatian, menyembunyikan identitas, dan membatasi pergaulan sebagai usaha untuk berinteraksi dengan masyarakat. Kata kunci: gay, coming out, coping stres

    Pengalaman Menjadi Gay (Studi Fenomenologi pada Pria Homoseksual menuju Coming Out)

    Get PDF
    Beren (2013) menyatakan bahwa homoseksualitas terjadi di seluruh lapisan masyarakat dunia dengan perkiraan 21% pria di dunia adalah kaum gay. Pandangan pro dan kontra yang terjadi di masyarakat menyebabkan kaum gay melakukan penyesuaian sosial setelah kaum gay melakukan coming out. Penyesuaian diri pada kaum gay bukanlah hal yang mudah karena kaum gay menghadapi tekanan-tekanan dari dalam dirinya sendiri maupun tekanan dari lingkungan. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologis dengan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Partisipan dalam penelitian ini memiliki karakteristik utama pria homoseksual yang sudah mengungkapkan diri sebagai sebagai gay pada keluarga dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukan faktor pendukung individu menjadi gay adalah pola asuh yang salah, tidak adanya role model laki-laki yang terdapat pada figur ayah sehingga individu mengidentifikasi diri sebagai gay dan memutuskan untuk coming out. Persepsi lingkungan yang menerima atau menolak serta stressor yang dialami oleh gay mengakibatkan ketiga subjek untuk melakukan coping stress berupa sikap menghindar, mengalihkan perhatian, menyembunyikan identitas, dan membatasi pergaulan sebagai usaha untuk berinteraksi dengan masyarakat

    Tradisi Rewang dalam Adat Perkawinan Komunitas Jawa di Desapetapahan Jaya Sp-1 Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar

    Full text link
    This study is about "Rewang tradition as in the implementation of javanese wedding party". This study intends to explain about rewang tradition as the social exchange in society in the implementation of wedding party, and the exchange tradition between one people comunity with others in the implementation of javanese wedding party. This study is located in village of Petapahan Jaya Sp-1 Tapung Kampar.In this study, the author used qualitative descriptive type of research that describes and explains the data through reasoning based logic to logical conclusions about the data being analyzed, so can to show a systematic picture of the situation about factors assosiated with the phenomenon being examined without use count statisticts. Data collection techniques is using snowball, observation interviews and documentation. Based on the data analysis, the conclusion of the rewang tradition about the exchange sistem is there are reciprocal exchange and happened so long. Then the people often refer to it as savings in the future when someday people will hold the wedding party. In the rewang tradition the things whose exchanged is not money but the things whose contents raw materials for fulfillment of the presentment in the implementation of wedding party.Keywords: Rewang, Marriage Custom, Traditional Javanes

    Seri pengenalan budaya nusantara : ranah minang nan elok

    Get PDF
    Tujuan penerbitan Seri Pengenalan Budaya Nusantara ini disamping memberikan lebih banyak alternatif bacaan juga membuka cakrawala masyarakat Indonesia tentang keanekaragaman budaya yang ada. Secara khusus buku bacaan ini ditujukan untuk menambah wawasan anak-anak Indonesia yang majemuk. Dengan diterbitkan buku ini diharapkan pengetahuan anak-anak tentang keanekaragaman budaya Indonesia semakin bertambah. Dengan demikian, kesenjangan budaya dapat makin dipersempit dan jiwa persatuan dan kesatuan dapat diperkukuh

    Perubahan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam di daerah penyangga: studi kasus Karawang Jawa Barat

    Get PDF
    Pada hakekatnya kebudayaan itu merupakan tanggapan aktif manusia terhadap lingkungan dalam arti luas. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya manusia berusaha melihat, memahami, dan memilah-milah gejala untuk kemudian merencanakan tindakan dan menentukan sikap serta perbuatan yang menghasilkan karya. Pada mulanya manusia menanggapi lingkungan itu dengan coba-coba (trial and error) dan karena itu cepat lambatnya perkembangan suatu kebudayaan tergantung dari sedikit banyaknya umpan balik yang dapat ditangkap oleh akal manusia dalam menanggapi tantangan dari lingkungan (Budhisantoso, 1989)
    • …
    corecore