97 research outputs found

    STUDI KASUS PENGGUNAAN PERMAINAN LOMPAT TALI SEBAGAI STIMULASI MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B DI TK HANGTUAH 3 SURABAYA

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana kemampuan motorik kasar anak melalui permainan lompat tali. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dengan subyek penelitian anak kelompok B di TK Hang Tuah 3 Surabaya yang berjumlah 20 orang. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data selama penelitian terlihat bahwa permainan lompat tali dapat meningkatkan motorik kasar anak kelompok B di TK Hang Tuah 3 Surabaya. Sepuluh orang anak (memperoleh 50%) nilai 4 (sangat baik) dan sisanya memperoleh nilai 3 dalam hal melompat dengan satu kaki. Padahal, melompat dengan dua kaki sejumlah 12 anak (memperoleh 60%) memperoleh nilai 4 (sangat baik) dan sisanya cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan melompat anak di Hang Tuah 3 Surabaya terstimulasi dengan baik melalui kegiatan lompat tali. Kata Kunci : Permainan Lompat Tali, Motorik Kasar Anak   Abstract  This study aims to describe how the gross motor skills of children through play jump rope. This study uses qualitative research. The technique of collecting data through observation, interviews, documentation with research subjects in kindergarten children in group B 3 Hang Tuah Surabaya of 20 people. Based on the research and analysis of data during the research shows that the jump rope game can improve gross motor skills in kindergarten children in group B 3 Hang Tuah Surabaya. Ten children (50% gain) value of 4 (very good) and the rest scored 3 in the case of hopping on one foot. Whereas jump with two feet of a total of 12 children (60% gain) obtained a value of 4 (very good) and the rest is pretty good. This suggests that the ability of a child jumping in Hang Tuah 3 Surabaya stimulated with either through jumping rope. Keywords: Games Jump Rope, Rough Motoric Childre

    Sangat Penting, Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Radiasi

    Full text link
    Penggunaan teknologi nuklir untuk kebutuhan manusia telah berkembang pesat meliputi seluruh lapangan kehidupan. Walaupun jelas sekali manfaat telah dipetik oleh umat manusia dari penggunaan teknologi nuklir, sisi bahaya yang dapat ditimbulkan- nya tidak boleh diabaikan terutama bagi mereka yang karena tugasnya langsung berhadapan dengan bahaya ini. Masalahnya adalah menjaga agar dalam menggunakan teknologi nuklir yang melibatkan penggunaan radiasi pengion, dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi harus selalu berada dalam batas-batas yang diijinkan, sehingga risiko yang diterima baik oleh pekerja radiasi maupun oleh penduduk secara keseluruhan tidak berlebihan. Ketentuan Keselamatan Radiasi tertuang dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 63 tahun 2000 mengenai ”Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion”. Secara umum PP ini dimaksudkan sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran. Didalamnya diatur tidak saja keselamatan kerja, tetapi juga keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup serta tanggung jawab dan kewenangan Badan Pengawas, penguasa instalasi, petugas proteksi radiasi, serta pekerja radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan pola kerja yang selalu melaksanakan budaya keselamatan (safety culture), sehingga jelas siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam pemanfaatan tersebut. Sasaran PP adalah terwujudnya situasi agar setiap pemanfaatan tenaga nuklir berwawasan keselamatan dan lingkungan

    Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Resturant Alpha Hotel Pekanbaru

    Full text link
    Performance is the performance of work or work of a worker, and employee performance is a quality result achieved by an employee in performing their duties in accordance with the responsibilities given to him, and This study aims to determine what factors affect the employee's performance in alpha restaurant hotel pekanbaru. And what factors become the dominant factors affect employee performance in alpha hotel restaurant pekanbaru. Factors discussed in this case are individual factors, organizational factors and management factors. This research was conducted from April to August 2017 and located in restaurant alpha hotel pekanbaru. This research design using quantitative method with descriptive approach. Based on the results of research that has been done, that the three factors above do affect employee performance at alpha hotel restaurant Pekanbaru, that is individual factor of organization factor and management factor. And the most dominant factor affecting employee performance in alpha hotel restaurant pekanbaru is individual factor, the need for compensation

    Social capital and burnout among mental healthcare providers

    Get PDF
    Background: Provider burnout is a critical problem in mental health services. Contributing factors have been explicated across three domains: personal, job and organizational characteristics. Of these, organizational characteristics, including workplace environment, appear to be particularly important given that most interventions addressing burnout via the other domains (e.g. bolstering personal coping skills) have been modestly effective at best. Aims: This study builds on previous research by using social capital as a framework for the experience of work social milieu, and aims to provide a richer understanding of how workplace social environment might impact burnout and help create more effective ways to reduce burnout. Methods: Providers (n = 40) taking part in a larger burnout intervention study were randomly selected to take part in interviews regarding their workplace environment and burnout. Participant responses were analyzed thematically. Results: Workplace social milieu revolved around two primary themes: workplace social capital in provider burnout and the protective qualities of social capital in cohesive work teams that appear to mitigate burnout. Conclusions: These results imply that work environments where managers support collaboration and social interaction among work teams may reduce burnout

    STUDI KASUS PENGGUNAAN PERMAINAN LOMPAT TALI SEBAGAI STIMULASI MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B DI TK HANGTUAH 3 SURABAYA

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana kemampuan motorik kasar anak melalui permainan lompat tali. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dengan subyek penelitian anak kelompok B di TK Hang Tuah 3 Surabaya yang berjumlah 20 orang. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data selama penelitian terlihat bahwa permainan lompat tali dapat meningkatkan motorik kasar anak kelompok B di TK Hang Tuah 3 Surabaya. Sepuluh orang anak (memperoleh 50%) nilai 4 (sangat baik) dan sisanya memperoleh nilai 3 dalam hal melompat dengan satu kaki. Padahal, melompat dengan dua kaki sejumlah 12 anak (memperoleh 60%) memperoleh nilai 4 (sangat baik) dan sisanya cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan melompat anak di Hang Tuah 3 Surabaya terstimulasi dengan baik melalui kegiatan lompat tali. Kata Kunci : Permainan Lompat Tali, Motorik Kasar Anak   Abstract  This study aims to describe how the gross motor skills of children through play jump rope. This study uses qualitative research. The technique of collecting data through observation, interviews, documentation with research subjects in kindergarten children in group B 3 Hang Tuah Surabaya of 20 people. Based on the research and analysis of data during the research shows that the jump rope game can improve gross motor skills in kindergarten children in group B 3 Hang Tuah Surabaya. Ten children (50% gain) value of 4 (very good) and the rest scored 3 in the case of hopping on one foot. Whereas jump with two feet of a total of 12 children (60% gain) obtained a value of 4 (very good) and the rest is pretty good. This suggests that the ability of a child jumping in Hang Tuah 3 Surabaya stimulated with either through jumping rope. Keywords: Games Jump Rope, Rough Motoric Childre

    SANGAT PENTING, PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI

    Get PDF
    Penggunaan teknologi nuklir untuk kebutuhan manusia telah berkembang pesat meliputi seluruh lapangan kehidupan. Walaupun jelas sekali manfaat telah dipetik oleh umat manusia dari penggunaan teknologi nuklir, sisi bahaya yang dapat ditimbulkan- nya tidak boleh diabaikan terutama bagi mereka yang karena tugasnya langsung berhadapan dengan bahaya ini. Masalahnya adalah menjaga agar dalam menggunakan teknologi nuklir yang melibatkan penggunaan radiasi pengion, dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi harus selalu berada dalam batas-batas yang diijinkan, sehingga risiko yang diterima baik oleh pekerja radiasi maupun oleh penduduk secara keseluruhan tidak berlebihan. Ketentuan Keselamatan Radiasi tertuang dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 63 tahun 2000 mengenai ”Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion”. Secara umum PP ini dimaksudkan sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran. Didalamnya diatur tidak saja keselamatan kerja, tetapi juga keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup serta tanggung jawab dan kewenangan Badan Pengawas, penguasa instalasi, petugas proteksi radiasi, serta pekerja radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan pola kerja yang selalu melaksanakan budaya keselamatan (safety culture), sehingga jelas siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam pemanfaatan tersebut. Sasaran PP adalah terwujudnya situasi agar setiap pemanfaatan tenaga nuklir berwawasan keselamatan dan lingkungan

    SANGAT PENTING, PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI

    Get PDF
    Penggunaan teknologi nuklir untuk kebutuhan manusia telah berkembang pesat meliputi seluruh lapangan kehidupan. Walaupun jelas sekali manfaat telah dipetik oleh umat manusia dari penggunaan teknologi nuklir, sisi bahaya yang dapat ditimbulkan- nya tidak boleh diabaikan terutama bagi mereka yang karena tugasnya langsung berhadapan dengan bahaya ini. Masalahnya adalah menjaga agar dalam menggunakan teknologi nuklir yang melibatkan penggunaan radiasi pengion, dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi harus selalu berada dalam batas-batas yang diijinkan, sehingga risiko yang diterima baik oleh pekerja radiasi maupun oleh penduduk secara keseluruhan tidak berlebihan. Ketentuan Keselamatan Radiasi tertuang dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 63 tahun 2000 mengenai ”Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion”. Secara umum PP ini dimaksudkan sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran. Didalamnya diatur tidak saja keselamatan kerja, tetapi juga keselamatan masyarakat dan lingkungan hidup serta tanggung jawab dan kewenangan Badan Pengawas, penguasa instalasi, petugas proteksi radiasi, serta pekerja radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan pola kerja yang selalu melaksanakan budaya keselamatan (safety culture), sehingga jelas siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam pemanfaatan tersebut. Sasaran PP adalah terwujudnya situasi agar setiap pemanfaatan tenaga nuklir berwawasan keselamatan dan lingkungan

    Burnout in Mental Health Services: A Review of the Problem and Its Remediation

    Get PDF
    Staff burnout is increasingly viewed as a concern in the mental health field. In this article we first examine the extent to which burnout is a problem for mental health services in terms of two critical issues: its prevalence and its association with a range of undesirable outcomes for staff, organizations, and consumers. We subsequently provide a comprehensive review of the limited research attempting to remediate burnout among mental health staff. We conclude with recommendations for the development and rigorous testing of intervention approaches to address this critical area

    Coping Strategies and Distress in Patients and Caregivers Dealing with Neurocognitive Disorders

    Get PDF
    Background and Aims: Quality of life (QoL) is described as the individual’s perception of life in relation to the cultural context and value system in which they live, and their objectives, expectations and interests. The aim of the present study is to investigate the perceptions of QoL on the part of patients with Mild Cognitive Impairment (MCI) or mild dementia and on the part of their caregivers, by examining how they are influenced by factors such as anosognosia, coping strategies, perceived stress and caregiver burden. Methods: QoL was assessed in a sample of 30 patients with MCI or mild dementia and their caregivers using the QoL-AD. Other variables were measured with the AQ-D, PSS-10, COPE-NVI-25 and CBI instruments. We also assessed patients’ levels of cognitive impairment with the MMSE. Results: Patients’ QoL ratings were significantly higher than those of their respective caregivers. Patients’ perceptions of QoL were predicted by their caregiver’s avoidance coping strategy (β = -0.591, p < 0.01), whereas the caregivers’ perceptions of QoL were predicted by their perceived stress levels (β = -0.567, p < 0.01), the patient’s transcendent orientation (β = -0.369, p < 0.05) and the caregiver’s positive attitude coping strategy (β = 0.312, p < 0.05). Conclusions: This study shows that perception of QoL is mostly influenced by coping strategies and perceived stress, and that caregivers’ dysfunctional coping strategies can affect patients’ perceptions of QoL. Our data also highlight the crucial role of the caregiver in the treatment of neurocognitive disorders
    • …
    corecore