28 research outputs found

    GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP DAN RUANG OPERASI DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018

    Get PDF
    Mutu pelayanan kesehatan menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Persentase kepuasan  pasien rawat inap Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin (RSPBA) Bandar Lampung yang juga dinilai secara intenal pada tahun 2017, yaitu 75%. Nilai ini juga masih berada di bawah dari indikator Standar  Pelayanan Minimal (SPM) rawat inap, yaitu 90%. Tujuan dari penelitian diketahui tingkat kepuasan pasien pada pelayanan rawat jalan, rawat inap dan ruang Operasi di RS Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian cross sectional. Pengambilan sampel secara purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria yang diinginkan oleh peneliti. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang dibagikan ke responden. Penelitian telah dilakukan bulan Mei 2018. Analisis data secara univariat. Hasil penelitian diketahui perbedaan kepuasan pada pasien di unit rawat inap sebesar 48.6% puas dan di unit rawat  inap  serta di kamar operasi masing-masing sebesar 54.3% puas. dapat disimpulkan bahwa dari ketiga ruangan tersebut, unit rawat inap merupakan unit dengan kepuasan pasien terendah jika dibandingkan dengan unit rawat jalan dan kamar operasi, di unit rawat jalan aspek empati kurang baik sebesar 61%, pada unit rawat inap jaminan dan daya tangap kurang baik sebesar 50.% dan unit kamar operasi empati dan daya tangap kurang baik sebesar 56.2%. Saran untuk meningkatkan kinerja dan kecepatan layanan tenaga perawatan dan dokter  maka perlu dilakukan pelatihan serta briefing secara berkala, serta melakukan skill test yang berhubungan dengan operasional pelayanan serta mengadakan pelatihan untuk meningkatkan rasa empati terhadap pasien

    PENGARUH TEMAN SEBAYA DAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA MAHASISWA

    Get PDF
    ABSTRACT : PEER INFLUENCE AND SELF REGULATED LEARNING IN COLLEGE STUDENTS Self-regulated learning is an independent and active way of learning to achieve academic goals. Peers have a significant role in the development of students' ability to process information and increase learning motivation. This study aims to determine the relationship between peer influence and self-regulation in student learning. This study used a quantitative approach with a cross sectional design. The research sample consisted of 123 students of the Malahayati University Faculty of Medicine. Data analysis using the Spearman test on the SPSS 20 application with a significance level in this study was set with a value of p <0.05. The results showed a significant positive relationship between peer influence and self-regulation in student learning. The results of this study have implications related to the development of self-regulated learning through the role of peers. Keyword: Self Regulated Learning, Peer Influence, College Students  Regulasi diri dalam belajar (self regulated learning) adalah cara belajar mahasiswa aktif secara individu untuk mencapai tujuan akademik.Teman sebaya memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan kemampuan mahasiswa memproses informasi dan meningkatkan motivasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengaruh teman sebaya dengan regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian berjumal 123 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Analisis data menggunakan uji Spearman pada aplikasi SPSS 20 dengan tingkat kemaknaan pada penelitian ini ditetapkan dengan nilai p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara pengaruh teman sebaya dengan regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa. Hasil penelitian ini memberikan implikasi terkait pengembangan self regulated learning melalui peran teman sebaya. Kata Kunci: Regulasi diri dalam belajar, Pengaruh Teman Sebaya, Mahasisw

    PERBANDINGAN PANJANG AKSIAL MATA PADA PENDERITA MIOPIA DENGAN EMETROPIA DI POLIKLINIK MATA RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN HUSADA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018

    Get PDF
    Latar Belakang : Kelainan refraksi yang sering terjadi yaitu miopia, sedangkan angka kejadian miopia didunia terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 di Indonesia, dari seluruh kelompok umur, kelainan refraksi (12,9%) merupakan penyebab low visison/penglihatan terbatas terbanyak kedua setelah katarak (61,3%). Pada penderita miopia sumbu orbita yang lebih panjang dibandingkan panjang fokus media refrakta, dengan perbandingan panjang aksial mata emetropia yaitu 23 mm.Tujuan Penelitian: untuk mengetahui perbandingan panjang aksial mata pada penderita miopia dengan emetropia di Poliklinik mata Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada Bandar Lampung.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini deskriptif analitik, dengan rancangan case control. Populasi adalah seluruh pasien di Poliklinik Mata RS. Pertamina Bintang Amin Husada Bandar Lampung, dengan sampel menggunakan perbandingan 1:1, pada kelompok miopia yaitu total populasi sebanyak 35 orang, maka pada kelompok emetropia juga 35 orang. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistic yaitu Uji Mann-Whitney U.Hasil:  Hasil penelitian ditemukan rerata panjang aksial mata dextra kelompok miopia 24,1 dan kelompok emetropia 23,4. Hasil uji Mann-Whitney nilai Asymp. Sig (2-tiled) 0,000 < 0,05, maka terdapat perbandingan signifikan rerata panjang aksial mata dextra pada kelompok miopia dengan kelompok emetropia. Sedangkan rerata panjang aksial mata sinistra kelompok miopia 24,2 dan kelompok emetropia 23,5. Hasil uji Mann-Whitney nilai Asymp. Sig (2-tiled) 0,000 < 0,05.  Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbandingan panjang aksial mata pada kelompok miopia dengan kelompok emetropia

    HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISMINOREA PADA MAHASISWI KEDOKTERAN di UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

    Get PDF
    RELATIONSHIP BETWEEN STRESS LEVEL AND DYSMENORRHOEA INCIDENTS IN MEDICAL STUDENTS OF MALAHAYATI UNIVERSITY BANDAR LAMPUNG YEAR 2017.Introduction: Dysmenorrhoea is a pain in the pelvic area due to menstruation and prostaglandin substance production. One of the causes of dysmenorrhoea is stress. Stress is a physiological, psychological and behavioral response of humans who try to adapt and manage.Purpose: This study aimed to find relationship between stress level and dysmenorrhoea incidents in college studentsMethod: This study is observational analytic research with cross sectional design. Sample of this study is 178 college students obtained from convenience sampling. The data analysis using pearson correlation.Result   : The result showed that there was a relationship between stress level and incidence of dysmenorrhoea p-value = 0,029 (p <0,05) with r = 0,704.Summary: The conclusion of this study is the relationship between stress level and incidence of dysmenorrhoea in medical student grade 2017 at University Malahayati Bandar Lampung.Pendahuluan : Dismenorea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Salah satu penyebab dismenorea adalah stres. Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat stress dengan kejadian disminorea pada mahasiswi.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 178 mahasiswa yang diperoleh dengan convenience sampling. Analisa data hasil penelitian menggunakan korelasi Pearson.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara stres dengan kejadian disminorea p-value = 0,029 (p<0,05) dengan r = 0,704.Simpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian disminorea pada pada mahasiswi kedokteran angkatan 2017 di Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2017

    HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISMINOREA PADA MAHASISWI KEDOKTERAN di UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

    Get PDF
    ABSTRACT: RELATIONSHIP BETWEEN STRESS LEVEL AND DYSMENORRHOEA INCIDENTS IN MEDICAL STUDENTS OF MALAHAYATI UNIVERSITY BANDAR LAMPUNG YEAR 2017. Introduction: Dysmenorrhoea is a pain in the pelvic area due to menstruation and prostaglandin substance production. One of the causes of dysmenorrhoea is stress. Stress is a physiological, psychological and behavioral response of humans who try to adapt and manage.Purpose: This study aimed to find relationship between stress level and dysmenorrhoea incidents in college studentsMethod: This study is observational analytic research with cross sectional design. Sample of this study is 178 college students obtained from convenience sampling. The data analysis using pearson correlation.Result   : The result showed that there was a relationship between stress level and incidence of dysmenorrhoea p-value = 0,029 (p <0,05) with r = 0,704.Summary: The conclusion of this study is the relationship between stress level and incidence of dysmenorrhoea in medical student grade 2017 at University Malahayati Bandar Lampung.Keywords: Medical Students, Stress, Dysmenorrhoea.Pendahuluan : Dismenorea adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Salah satu penyebab dismenorea adalah stres. Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat stress dengan kejadian disminorea pada mahasiswi.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 178 mahasiswa yang diperoleh dengan convenience sampling. Analisa data hasil penelitian menggunakan korelasi Pearson.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara stres dengan kejadian disminorea p-value = 0,029 (p<0,05) dengan r = 0,704.Simpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian disminorea pada pada mahasiswi kedokteran angkatan 2017 di Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2017.Kata Kunci : Mahasiswi, Stres, Disminore

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSI S PARU DENGAN TINGKAT KEPATUH AN MEMINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKES MAS KERTAMUKTI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT TAHUN 2016

    Get PDF
    Latar Belakang : Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis menular yang di sebabkan olehmycobacterium tuberculosis, bakteri ini mempunyai basil yang sangat tipis berukuran 3x0,4 mm,bakteri ini mempunyai basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu yang lama untukmengobatinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Tingkat PengetahuanTentang Penyaki Tuberkulosis Paru Dengan Tingkat Kepatuhan Meminum Obat Pada PasienTuberkulosis Paru .Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectionalPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien TB Paru Puskesmas Kertamukti. Analisis datadilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji korelasi spearman) dengan jumlah sampel115 menetapkan kriteria inklusi dan eksklusiHasil : Hasil Uji Univariat menunjukan disribusi frekuensi karakteristik responden lebih banyakberjenis kelamin perempuan (54,8%), berusia > 60 tahun (49,6%), memiliki pendidikan terakhirsmp/setara (40%) dengan pekerjaan swasta (36,5%). Uji Bivariat menunjukan hubungan yangsignifikan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan meminum obat TB Paru di Puskesmas Hasil inisesuai dengan hipotesis awal peneliti berupa HA diterima HO ditolak. Sebagian responden sudahmemiliki tingkat pengetahuan yang baik diikuti pula dengan perilaku yang positif berupa kepatuhandan menjalankan minum obat, namun sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuancukup dinyatakan tidak patuh dalam menjalankan obat.Kesimpulan : Simpulan pada penelitian ini yaitu bahwa ada hubungan Tingkat PengetahuanTentang Penyaki Tuberkulosis Paru Dengan Tingkat Kepatuhan Meminum Obat Pada PasienTuberkulosis Paru. Dengan nilai p=<0,05 dan kekuatan korelasi (0.611

    Karakteristik Faktor Risiko Penderita Katarak

    Get PDF
    introduction; cataract is one of the causes of blindness in Indonesia and the world. This study aims to determine the characteristics of cataract risk factors. Methodology: This research is a quantitative study with a descriptive design. Samples of 83 people were obtained through Simple Random Sampling and data collection using medical record data. Results: showed that there were 63 cataract patients at the age&gt; 50 years (75.9%). The majority of cataract sufferers were female as many as 48 people (57.8%). The majority of cataract patients without diabetes mellitus were 64 people (75.9%). The majority of cataract patients had a history of hypertension as many as 45 people (54.2%). The majority of cataract patients did not have a history of trauma as many as 73 people (88%). Conclusion: that age, gender, diabetes mellitus status, blood pressure, and eye trauma status are some of the risk factors for cataracts is cataract sufferersPendahuluan; katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan di Indonesia maupun dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik faktor risiko katarak. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Sampel berjumlah 83 orang yang diperoleh melalui Simple Random Sampling dan pengambilan data dengan menggunakan data rekam medik. Hasil: menunjukkan penderita katarak pada umur &gt;50 tahun sebanyak 63 orang (75,9%). Jenis kelamin penderita katarak mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 48 orang (57,8%). Penderita katarak mayoritas tanpa disertai diabetes mellitus sebanyak 64 orang (75,9%). Penderita katarak mayoritas mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 45 orang (54,2%). Penderita katarak mayoritas tidak terdapat riwayat trauma sebanyak 73 orang (88%). Kesimpulan: bahwa usia, jenis kelamin, status diabetes mellitus, tekanan darah, dan status trauma mata merupakan salah satu faktor risiko penyakit katarak pada penderita katara

    HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKA P WANITA USIA SUBUR DENGAN UPAYA MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER S ERVIKS DI PUSKESMAS GIRIMAYA KOTA PANGKALPINANG

    Get PDF
    Latar Belakang: Kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim/serviks (bagianterendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Biasanya kebanyakan kanker serviks menyerangwanita yang berusia 35-55 tahun. Penyakit kanker serviks ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang disebutHuman Papiloma Virus (HPV). Virus ini menyebar melalui kontak seksual, HPV dapat menyerang semuaperempuan di setiap waktu tanpa melihat umur maupun gaya hidup.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap wanita usia suburdengan upaya melakukan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Girimaya Kota Pangkalpinang.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, desain penelitian survey analitik denganpendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Girimaya Kota Pangkalpinang. Subjek penelitiansebanyak 195sampel. Analisis dilakukan dengan uji chi square dengan kemaknaan jika p< 0,05.Hasil Penelitian: Diketahui bahwa tingkat pengetahuan terbanyak yaitu kurang baik sebanyak 114 orang (58,5),sikap terbanyak responden yaitu negatif sebanyak 106 orang (54,4%), dan pemeriksaan terbanyak yaitu tidakmelakukan deteksi dini sebanyak 133 orang (68,2%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikapwanita usia subur dengan upaya melakukan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Girimaya KotaPangkalpinang, tingkat pengetahuan (p-value= 0,035) dan sikap (p-value =0,026)Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan upaya melakukandeteksi dini kanker serviks di Puskesmas Girimaya Kota Pangkalpinang

    Karakteristik Ulkus Diabetikum Pada Penderita Diabetes Melitus

    Get PDF
    Diabetes mellitus has a variety of chronic complications and the most frequently encountered is a diabetic ulcer. The incidence of diabetic ulcers annually is 2% among all patients with diabetes and 5-7.5% among diabetic patients with peripheral neuropathy. Objective: To understand the characteristics of diabetic ulcers in diabetes mellitus patients in RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung in 2018. Research Method: This research is a type of descriptive research. The sampling technique used in this research is a total sampling. Result: From the 119 patients, the majority of diabetic ulcer patients is in the late elderly ages which about 55 peoples, based on gender are female with a total of 71 peoples, based on their family history of the disease, there is a family history of the disease as many as 101 peoples, based on length of hospitalization, it is at most 0-5 days with a total of 94 peoples, based on therapy, the most is with surgical procedures with a total of 98 peoples. Conclusion: The characteristics of diabetic ulcers are dominated by women in late elderly ages and the average ulcer patient has a family history of diabetes mellitus, they are treated at 0-5 days, and the therapy is used with surgeryDiabetes melitus memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling sering ditemui adalah ulkus diabetikum. Insiden ulkus diabetikum setiap tahunnya adalah 2% di antara semua pasien dengan diabetes dan 5 – 7,5% di antara pasien diabetes dengan neuropati perifer. Tujuan : Mengetahui karakteristik ulkus diabetikum pada penderita diabetes melitus pada penderita Diabetes Melitus di RSUD dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2018. Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling. Hasil : Dari 119 pasien, pasien ulkus diabetikum paling banyak pada usia lansia akhir sebanyak 55 sampel, berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan dengan total 71 sampel, berdasarkan riwayat penyakit keluarga adanya riwayat penyakit keluarga sebanyak 101 sampel, berdasarkan lama rawat inap paling banyak pada 0-5 hari dengan total 94 sampel, berdasarkan terapi paling banyak dengan tindakan bedah dengan total 98 sampel. Simpulan : Karakterisitik ulkus diabetikum didominasi oleh perempuan berusia lansia dan rata-rata pasien ulkus memiliki riwayat keluarga yg memiliki penyakit diabetes melitus, dirawat pada 0-5 hari dan terapi yang digunakan dengan tindakan bedah

    Hubungan Faktor Keturunan Dengan Kanker Payudara DI RSUD Abdoel Moeloek

    Get PDF
    Cancer is one of the uncontagious diseases that become a matter of public health, breast cancer can be sporadic, familial, and hereditary. Objectives: To find out if there is a history factor relationship of heredity with breast cancer in the Dr. Abdul Moeloek Hospital. Observational analytic research with cross-sectional approaches. The sample in this study is that all breast cancer patients recorded in 2019 medical records were taken in total sampling. Analysis of data using univariate analysis and bivariate analysis using Chi-Square. Results: Known frequency distributions of hereditary history in breast cancer patients most with a family history of breast cancer amounted to 61.0%. There is known a significant link between the hereditary history factor and breast cancer (p-value: 0.000; 0R: 10.9)Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, kanker payudara dapat bersifat sporadis, familial dan turun temurun. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada hubungan faktor riwayat hereditas dengan kanker payudara di RSUD Dr. Abdul Moeloek. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kanker payudara yang tercatat pada rekam medik 2019 diambil secara total sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivarait menggunakan Chi-Squar. Hasil: Frekuensi diketahui distribusi riwayat herediter pada pasien kanker payudara terbanyak dengan riwayat keluarga kanker payudara sebesar 61,0%. Diketahui ada hubungan yang signifikan antara faktor riwayat herediter dan kanker payudara (nilai p: 0,000; 0R: 10, 9)
    corecore