404 research outputs found

    BENTUK PENYAJIAN MUSIK TARI NGAGAH IMO PADA MASYARAKAT KERINCI PROVINSI JAMBI DALAM WADAH ESTETIKA

    Get PDF
    Penelitian ini membahas tentang bentuk penyajian tari ngagah imo pada masyarakat Kerinci Provinsi Jambi dalam Wadah Estetika.  Terciptanya tari ngagah imo berangkat dari ritual yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya yaitu ritual pengobatan. Ritual tari ngagah imo berfungsi sebagai pengobatan suatu penyakit yang berhubungan dengan makhluk gaib. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (deskriptif analisis), yaitu, ucapan, tulisan dan prilaku yang dapat diamati dari orang atau subjek itu sendiri yang dideskripsikan dan dianalisis dengan cara menyaksikan secara langsung pertunjukan tari ngagah imo, maupun melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Ritual tari ngagah imo dipercayai oleh masyarakat Kerinci Provinsi Jambi sebagai sarana pengobatan yang berhubungan dengan makhluk gaib. Namun seiring dengan pergeseran waktu ritual ini dijadikan sebagai ide dalam menciptakan tari ngagah imo yang hanya berfungsi sebagai hiburan. Kehadiran tari ngagah imo ini mendapat tempat dalam kehidupan masyarakatnya, hal ini terlihat bahwa tari ngagah imo ditampilkan dalam berbagai acara-acara yang terdapat di Sulak deras Kabupaten Kerinci, seperti acara-acara yang diadakan oleh pemerintah Kabupaten Kerinci, sekolah-sekolah yang terdapat di Kerinci, event-event, maupun acara lainnya. Fokus penelitian yang dibahas dalam penelitian ini yaitu melihat estetika yang dihadirkan dalam tari ngagah imo secara keseluruhan dalam segi pertunjukan. Karena tarian ini berangkat dari ritual pengobatan yang bersifat sakral di lahirkan dalam bentuk seni tari. Kemajuan dan perkembangan zaman membuat masyarakat Kerinci Provinsi Jambi sangat memperhatikan perkembangan tari ngagah imo kedepannya agar tidak akan mengalami kepunahan

    Turkey as a safe third country? - A study on the safe third country concept and its compliance with non-refoulement

    Get PDF
    In 2016 the EU and Turkey reached an agreement with the goal to end “irregular migration” from Turkey to the EU. Under this agreement asylum seekers who have entered Greece via Turkey will have their asylum applications deemed as inadmissible on safe third country grounds and subsequently be returned to Turkey. The purpose of this essay is to broaden the understanding of some of the obligations of EU member states when engaging in safe third country practices. Thus, this essay examines the criteria for applying the safe third country concept under EU law and the limitations of its implementation due to international law. To this end, the essay primarily employs a legal dogmatic method. While most safe third country provisions in EU asylum policy are uncontroversial, some are shown to be quite unclear and potentially leave the member states with a rather wide scope of interpretation. Keeping this in mind, the essay analyzes to what extent the implementation of the safe third country concept on Turkey is compatible with non-refoulement under the 1951 Geneva Convention. The essay shows that the lack of a fair status determination in Turkey, potentially increases the risk for refoulement. However, asylum seekers returned from Greece to Turkey on safe third country grounds never get their asylum claims materially examined by Greek authorities. Therefore it is difficult to know how many asylum seekers Turkey has illegally expulsed to a country of persecution and to which extent Greece has been involved in indirect refoulement.Under 2016 slöt EU och Turkiet en överenskommelse om att minska antalet ”irreguljĂ€ra migranter” som tog sig frĂ„n Turkiet vidare in i EU. Överenskommelsen innebĂ€r att asylsökande som tar sig in i Grekland via Turkiet kommer fĂ„ sina ansökningar bedömda som ogrundade och Ă„tersĂ€ndas till Turkiet pĂ„ grunden att Turkiet Ă€r ett sĂ„ kallat ”sĂ€kert tredjeland”. Syftet med denna uppsats Ă€r att öka förstĂ„elsen av de förpliktelser som EU:s medlemsstater Ă€r bundna av nĂ€r de tillĂ€mpar bestĂ€mmelser om sĂ€kra tredje lĂ€nder. I uppsatsen undersöks de EU-rĂ€ttsliga kriterierna för att tillĂ€mpa dessa bestĂ€mmelser samt vilka begrĂ€nsningar som internationell rĂ€tt sĂ€tter pĂ„ dess tillĂ€mpning. Undersökningarna företas huvudsakligen genom bruket av en rĂ€ttsdogmatisk metod. Medan majoriteten av bestĂ€mmelserna kring sĂ€kra tredje lĂ€nder Ă€r okontroversiella, visar sig andra vara en aning diffusa, vilket potentiellt ger medlemsstaterna ett stort tolkningsutrymme vid tillĂ€mpandet av bestĂ€mmelserna. DĂ€rmed gĂ„r uppsatsen över till att analysera i vilken utstrĂ€ckning implementeringen av bestĂ€mmelserna kring sĂ€kra tredje lĂ€nder pĂ„ Turkiet Ă€r kompatibla med principen om non-refoulement under 1951 Ă„rs Flyktingkonvention. Uppsatsen visar pĂ„ att Turkiets bristande asylprocess potentiellt ökar risken för refoulering. I och med att asylsökande som Ă„terförvisas frĂ„n Grekland till Turkiet aldrig fĂ„r sina skyddsbehov prövade i sak, Ă€r det svĂ„rt att faststĂ€lla hur mĂ„nga asylsökande som Turkiet felaktigen har utvisat till lĂ€nder dĂ€r de riskerar förföljelse. DĂ€rmed Ă€r det svĂ„rt att avgöra till vilken grad Grekland har gjort sig ansvarig till indirekt refoulering

    PENERAPAN METODE TUTOR SEBAYA MELALUI LATIHAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X KKY PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DI SMKN 2 SURABAYA

    Get PDF
    Hasil wawancara prasurvei terhadap guru produktif kelas X KKY bahwa proses pembelajaran di SMK Negeri 2 Surabaya menunjukkan guru masih mengajar dengan menggunakan metode konvensional sehingga siswa lebih banyak pasif pada saat guru memberikan waktu untuk bertanya. Hasil belajar siswa kelas X KKY pada mata pelajaran Mekanika Teknik yang berpredikat Cukup (C) sebanyak 65%. Tujuan dari  penelitian ini adalah mengetahui: a). Hasil belajar siswa kelas X KKY setelah menerapkan metode tutor sebaya pada mata pelajaran Mekanika Teknik di SMKN 2 Surabaya, dan b). Keterlaksanaan metode tutor sebaya tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah "Pretest Posttest Control Group Design" dengan 5 step. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 2 Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Program Studi Keahlian Teknik Bangunan di SMKN 2 Surabaya, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X KKY dengan jumlah masing-masing 30 siswa. Teknik analisis data untuk perangkat pembelajaran yang divalidasi dianalisis secara deskriptif sedangkan analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan uji homogenitas dan uji-t dua pihak menggunakan program IBM SPSS Statistics 20. Perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, LKS, dan soal yang telah divalidasi dinyatakan layak untuk digunakan. Hasil belajar kelas X KKY 1 saat eksperimen step I dan III mengalami peningkatan 0,8%, step III dan V meningkat 1,8%, dan pada saat kontrol step II dan IV meningkat 4%. Hasil belajar kelas KKY 2 pada saat eksperimen step II dan IV meningkat 1,58%, dan pada saat kontrol step I dan III meningkat 6,6%, step III dan V meningkat 3,1%. Berdasarkan analisis hasil pengamatan keterlaksanaan metode tutor sebaya dari semua step berkriteria baik dengan persentase 52,38% dan kriteria sangat baik dengan persentase 47,62%. Kata kunci: Tutor sebaya, Hasil Belajar Siswa, Mekanika Teknik The results of the interviews prasurvei productive teachers of class X KKY that the process of learning at SMK Negeri 2 Surabaya shows teachers still teach using conventional methods so that students are passive when the teacher gives time to ask. The results of class X KKY on the subjects of Engineering Mechanics predicated Self (C) by 65%. The purpose of this research was : a). To determine the learning result of students of class X KKY after applying the method of peer tutoring on subjects of Engineering Mechanics at SMK 2 Surabaya, and b). Feasibility of the method of peer tutoring. The study design used was a "pretest posttest control group design" with step 5. This research was conducted in the second semester of academic year 2013/2014 at SMK Negeri 2 Surabaya. The population in this study were students of class X Technical Skills Building Program at SMK 2 Surabaya, while the samples in this study were students of class X KKY the number of 30 students each. Data analysis techniques for learning devices validated analyzed descriptively while student learning outcomes analysis conducted by homogenity test and t-test two parties using IBM SPSS Statistics 20 program. Learning tools that include syllabus, lesson plans, worksheets, and questions that have been validated declared unfit for use. The results of KKY 1 current step experiments I and III have increased 0,8%, step III and V increased by 1,8%, while the control step II and IV increased by 4%. Learning results KKY 2 during step experiments II and IV increased by 1,58%, while the control step I and III increased by 6,6%, step III and V increased by 3,1%. Based on the analysis of observations of peer tutoring method enforceability of all criteria neither step is dominated by the percentage of 52.38% and the criteria very well with the percentage of 47.62%. Keywords: Peer tutoring, Student Learning Results, Engineering Mechanic

    The Use of Code-Switching by EFL Teachers in Indonesian Junior High School

    Get PDF
    Abstrak Ada banyak hal yang perlu dilakukan pelajar untuk belajar bahasa asing, seperti memahami aspek tata Bahasa, mengetahui bunyi dalam Bahasa tersebut, dan yang paling penting, membiasakan diri dengan bahasa target. Salah satu cara dalam mengakrabkan atau memberikan pemaparan Bahasa target adalah dengan menggunakan alih kode, yang mengubah sebagian Bahasa ke Bahasa lain dalam percakapan atau pidato dari Bahasa target ke Bahasa ibu, dan sebaliknya (Mangubhai & Bartorowicz, 1997). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, dimana peneliti mengamati dan merekam video tiga guru yang mengajar di kelas. Rekaman video ditranskripsikan dan dianalisis bersama dengan catatan lapangan yang diambil selama pelajaran yang diberikan oleh ketiga guru ketika diamati. Hasil menunjukkan bahwa pengalihan kode inter-sentential digunakan paling banyak oleh tiga guru dalam memberikan instruksi kepada siswa mereka, diikuti dengan pengalihan kode extra-sentential yang terjadi secara tidak sengaja karena pengaruh bahasa ibu yang ditunjukkan pada dua dari tiga guru. Selain itu, tiga guru menggunakan pengalihan kode dengan fungsi yang sama, yaitu mentransfer makna dan isi kalimat/kalimat baru yang memberikan kejelasan dan mengubah bahasa mereka dalam menangani beberapa poin tertentu dari tata bahasa yang diajarkan ke bahasa ibu, dan sebaliknya; atau juga dikenal sebagai fungsi topik. Kata kunci: Pengalihan kode, siswa-siswa SMP, Present continuous tense, Kurikulum 2013AbstractThere are many things that learners need to do to learn foreign languages, such as understanding the grammatical aspects of the language, knowing the sounds in said languages, and most importantly, familiarizing themselves with the target language. One of the ways in familiarizing or giving exposure of the target language is using code-switch, which is changing a part of the language to another language in a conversation or a speech from the target language to mother tongue, vice versa (Mangubhai & Bartorowicz, 1997). The research is done by using a descriptive qualitative design, in which the researcher observed and video-recorded for three different teachers teaching in the classroom. The video recording were transcribed and analysed along with the field notes taken during the lessons that the three teacher given while being observed. The outcome shows that Inter-sentential code switch is used the most by the three teachers in giving instructions to their students, followed by extra-sentential code-switch that happened unintentionally because of the mother tongue’s influence that showed in two of the three teachers. Moreover, three of the teacher used code-switching with the same function, which is to transfer the meaning and content of the new phrase/sentence which provides clarity and shifting their language in dealing with some particular points of grammar taught to the mother tongue, vice versa; or also known as topic function.Keywords: Code-switching, Junior High School Learners, Present continuous tense, 2013 curriculu

    Pembelajaran Tari Kreasi Menggunakan Model Pembelajaran Explicit Instruction

    Get PDF
    Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui hasil Pembelajaran Tari Kreasi menggunakan Model pembelajaran Explicit Instruction dan Mendeskripsikan proses pembelajaran Tari Kreasi menggunakan Model pembelajaran Explicit Instruction pada siswa di SMA Negeri 3 Sungai Lilin. Guna Mendekati masalahan ini di gunakan acuan  teori dari Aris Sohimin dalam buku 68 model pembelajaran inovatif. Metode penelitian yang di gunakan peneliti adalah metode deskriptif kualitatif . Data-datai di kumpulkan melalui 1) Observasi 2) Dokumentasi 3)Wawancara, dan dianalisis secara dengan mencari data primer dan sekunder.Kajian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran tari kreasi dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction memberikan pengaruh atau efek yang positif  untuk guru dan siswa dapat di lihat dari antusis siswa dalam mengikuti pembelajaran tari kreasi dan di lihat dari penilaian yang di peroleh siswa dari kelas XI.1 mendapatkan nilai rata-rata 85 sedangkan nilai tertinggi  95 dan nilai terendah 75. Kata Kunci: Tari Kreasi, Model Pembelajaran Explicit Instructio

    TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM TRADISI MAULUDAN DI DESA KEMUJA KABUPATEN MENDO BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

    Get PDF
    This research was conducted to explain the communication actions in the Mauludan Tradition. The focus of the problem in this study is how the orders, statements, requests, and non-verbal behavior in the Mauludan Tradition in Kemuja Village. The research method used is a qualitative research method of communication ethnographic studies. The research subjects were the Kemuja Village Community and the number of research informants was 6 (six) people obtained through the snowball techniques and purposive sampling. Data collection techniques through reference books, previous research, internet searching, participant observation, in-depth interviews, and documentation. The results showed that the people of Kemuja used Bangka Malay as a means of communication. Communicative actions contained in the Mauludan Tradition are the Actions of command: men are obliged to wear Muslim clothes when performing, Statements actions: bring food to the mosque for 2 consecutive days, Action of Request: as a form of gratitude and thanks to Allah SWT and as a respect for ancestors so that their lives are always on the right path. Non-Verbal Behavioral Actions: shaking hands with others as a form of apology and forging ties of friendship, carrying food from house to mosque as a form of mutual cooperation, gratitude for sustenance and sharing, wearing Muslim clothes and fragrances as a form of respect. The act of communication at the Mauludan event must continue to be celebrated so that people's lives are blessed to increase their faith and can continue to maintain cultural authenticity. The conclusion of this research is that the Communication Actions in the Mauludan Tradition in Kemuja Village runs in a solemn atmosphere and there is an exchange of certain symbols such as in the nganggung activities, the clothes used, and other accessories.Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan mengenai Tindakan Komunikasi dalam Tradisi Mauludan. Fokus masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana perintah, pernyataan, permohonan dan perilaku nonverbal dalam Tradisi Mauludan di Desa Kemuja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif studi etnografi komunikasi. Subjek penelitian adalah Masyarakat Desa Kemuja dan informan penelitian berjumlah 6 (enam) orang yang diperoleh melalui teknik snowball dan purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui referensi buku, penelitian terdahulu, internet searching, observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat Kemuja menggunakan bahasa melayu Bangka sebagai alat komunikasinya. Tindakan Komunikatif yang terdapat dalam Tradisi Mauludan yaitu tindakan perintah: laki-laki wajib menggunakan baju muslim saat manggung, tindakan pernyataan: membawa makanan ke masjid selama 2 hari berturut-turut, Tindakan permohonan: sebagai bentuk rasa syukur dan berterima kasih kepada Allah SWTserta penghormatan kepada leluhur agar hidup mereka selalu dijalan yang benar. Tindakan Perilaku Nonverbal: bersalaman dengan sesama sebagai bentuk permohonan maaf dan menjalin tali silaturahmi, mengangkat makanan dari rumah ke masjid sebagai bentuk gotong royong, ucapan syukur atas rezeki dan saling berbagi, memakai baju muslim dan wewangian sebagai bentuk penghormatan. Tindakan komunikasi di acara Mauludan harus terus dirayakan agar kehidupan masyarakat mendapat berkah meningkatkan keimanan mereka dan dapat terus menjaga keaslian budaya. Simpulan dari penelitian ini yaitu Tindakan komunikasi dalam Tradisi Mauludan di Desa Kemuja berjalan dengan suasana khidmat dan terjadi pertukaran simbol-simbol tertentu seperti pada kegiatan nganggung, pakaian yang digunakan, dan kelengkapan lainny

    EKSISTENSI GONG BAMBU DALAM KENDUHAI SKO DI KOTA SUNGAI PENUH, KERINCI

    Get PDF
    ABSTRAKGong Bambu adalah suatau alat musik yang terbuat dari bambu dan mempunyai nada menyerupai dengan bunyi nada dua buah Gong Perunggu, Gong Bambu ini dijadikan oleh masyarakat sebagai media perizinan adat (ngejon arah) Kesenian ini terdapat di daerah Kota Sungai Penuh, Kerinci. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif untuk mengidentifikasi realitas musikal Gong Bambu dalam Kenduhai Sko, pengumpulan data diawali dengan studi pustaka, dan dilanjutkan dengan teknik observasi dan wawancara. Sedangkan metode transkripsi digunakan untuk memvisualisasikan melodi Gong Bambu serta mengkomunikasikanya dalam bentuk deskripsi musikal. Secara teknis, Gong Bambu dalam Kenduhai Sko dibentuk oleh teknik pukul dengan menggunakan tangan yang dihadirkan oleh dua orang pemusik Gong Bambu. sehingga menghasikan melodi yang sangat berbeda. Tempo dan dinamika melodi Gong Bambu dipengaruhi ekologi alam Kota Sungai Penuh, Kerinci yang dikelilingi bukit dan sungai serta terletak di wilayah yang berbentuk tempurung. Sementara itu garapan musikal Gong Bambu didasari atas prinsip sistem adat, yang telah diterapkan pula pada proses musyawarah dan mufakat. Sebagai karakter utama masyarakat Kota Sungai Penuh. Dengan demikian alam dan karakter masyarakat merupakan dasar utama pembentuk Makna Gong Bambu.Kata kunci : Makna, Musik Gong Bambu, Kenduhai Sko.  ABSTRACTBamboo Gong is a musical instrument made of Bamboo and has a tone resembling the sound of a tone with two Bronze Gongs, Gong Bamboo is used by indigenous peoples as a media licensing (ngejon direction) art is contained in the regional rever city full, Kerinci.Research was conducted using qualitative methods to identify musical reality Bamboo Gong in Kenduhai Sko, data collection begins with a literature study, followed by observation and interview techniques. Whereas the transcription method used to visualize and communication Bamboo Gong melody in the form of musical description. Technically, Bamboo Gong in Kenduhai at Sko formed by using hand techniques presented by two Bamboo Gong musicians. Resulting in a very different melody. Tempo and dynamics influenced melodies Bamboo Gong River City Full of natural ecology, Kerinci surrounded by hills and rivers, and located in the region that is shaped shell.While it filmed Bamboo Gong musical based on the principle of the process of delibeation and consensus, as the main character of the community is the basis of meaning-forming Bamboo Gong.Key words : Meaning, Bamboo Gong Musik, Kenduhai Sko
    • 

    corecore