28 research outputs found

    Fenomena Place Attachment pada Komunitas Kawasan Rawan Bencana Merapi Desa Glagaharjo Kecamatan Cangkringan

    Get PDF
    Tinggal dalam kerentanan merupakan salah satu dampak dari hidup bersama bencana bagi warga Desa Glagaharjo di Kawasan Bencana Erupsi Merapi. Meskipun demikian, warga secara persisten menolak program relokasi yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten. Warga Glagaharjo membangun mekanisme menghadapi risiko erupsi dengan memperkuat hubungan sosial-kultural dan membangun kewaspadaan terhadap bencana. Dengan kata lain, merancang lingkungan hunian yang sesuai bagi warga yang terdampak bencana dapat tercapai apabila karakteristik budaya dan kebutuhan warga menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan. Sikap penolakan warga terhadap program relokasi disebabkan oleh faktor spesifik yang mendasari adanya ikatan emosional yang kuat warga terhadap Glagaharjo terhadap tempat tinggalnya. Penelitian bertujuan untuk memahami karakteristik dan kebutuhan warga Glagaharjo menuju pada pembangunan ruang huni yang ideal setelah erupsi tahun 2010. Metode analitik penelitian dikombinasikan dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif serta menerapkan Teknik pengukuran sikap Likert guna mengungkap persepsi, sikap, dan opini warga terhadap lingkungan huninya

    TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG KAUMAN YOGYAKARTA SEBAGAI PRODUK SINKRETISME BUDAYA

    Get PDF
    Abstract: As one historical settlement in Yogyakarta, Kampung Kauman had experienced a complex transformation under various political influences and cultural syncretism events. The direct impacts resulted from Javanese cosmic order concept towards Yogyakarta city plan, the bureaucracy relationship with the monarchy of Yogyakarta, the moral obligations to maintaining the Islamic values into daily rituals and the urban challenges due to global changes, have forged Kampung Kauman to become a hybrid urban structure. The research empirically reveals the main factors determining Kampung Kauman’s transformation through time by primarily constructing a grand theory related to urban form and urban identity concept. The research findings would expectedly provide a deep understanding towards Kampung Kauman Yogyakarta by studying its physical changes and the socio-cultural phenomena which forced those changes.Keywords: transformation, cultural syncretism, urban structure, identityAbstrak: Sebagai sebuah permukiman bersejarah di Yogyakarta, Kampung Kauman telah mengalami proses transformasi yang kompleks akibat dari pengaruh berbagai kebijakan politik serta rangkaian peristiwa sinkretisme budaya. Dampak implementasi konsep kosmologi Jawa terhadap rencana tata ruang Yogyakarta, hubungan birokrasi dengan kraton, kewajiban dalam mempertahankan ajaran Islam dalam ritual sehari-hari serta tantangan kawasan dalam menghadapi pengaruh globalisasi, telah melahirkan bentuk struktur ruang Kampung Kauman yang berpola hibrida. Secara empirikal, penelitian berusaha mengungkapkan berbagai faktor dominan yang mempengaruhi proses perubahan bentuk ruang kampung dari masa ke masa dengan terlebih dahulu membangun landasan teoritis yang terkait dengan pola bentuk dan konsep identitas kawasan. Hasil penelitian diharapkan mampu menyediakan pemahaman yang mendalam mengenai Kampung Kauman Yogyakarta dengan mengkaji perubahan fisik ruang kampung serta berbagai fenomena sosial budaya yang mendorong setiap perubahan tersebut.Kata kunci: transformasi, sinkretisme budaya, struktur ruang kawasan, identita

    Perancangan Kawasan Wisata Berbasis Partisipasi Komunitas dan Karakter Lokal di Dusun Trucuk, Desa Triwidadi, Bantul

    Get PDF
    Pariwisata merupakan sektor strategis yang mampu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Namun, faktor seperti minimnya kesiapan daerah dalam pembangunan dan sumber daya manusia, ditambah dengan dampak global pandemik telah memukul sektor pariwisata hingga berujung pada meningkatnya angka kemiskinan di tanah air termasuk di Kabupaten Bantul. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kalurahan Triwidadi menjalin kerjasama dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada tahun 2022. Berkaitan dengan hal ini, kegiatan pengabdian yang dipaparkan dalam makalah ini bertujuan untuk memberikan pendampingan perencanaan kepariwisataan di salah satu padukuhan, Trucuk, dengan menekankan pada analisis SWOT dan desain fasilitas wisata sebagai generator pertumbuhan ekonomi. Metode pengabdian yang diterapkan pada kegiatan ini didasarkan pada pendekatan partisipasi masyarakat dan karakter lokal. Secara praksis, kegiatan pengabdian senantiasa melibatkan partisipasi warga dalam proses perencanaan demi menghasilkan desain yang merefleksikan karakter lokal. Desain yang diusulkan dalam pengabdian adalah riverwalk, souvenir center dan dermaga sungai, serta panggung budaya di pinggir Kali Progo sebagai atraksi utama wisata dan puncak pergerakan publik melalui koridor lingkungan yang secara spasial perlu ditingkatkan legibilitasnya. Sebagai kesimpulan, kuatnya ikatan sosial dan potensi wisata dusun dapat menjadi modal perencanaan kawasan wisata namun perlu didukung oleh inteventarisasi aset lokal dan data multidisiplin yang komprehensif.&nbsp

    TRANSFORMASI KARAKTERISTIK STRUKTUR RUANG KAWASAN MASJID PATHOK NAGARI YOGYAKARTA

    Get PDF
    Globalisasi dapat mengancam keberlanjutan identitas suatu kota melalui pengaruh dualisme budaya terhadap sistem pola pikir dan perilaku masyarakat setempat. Dalam paradigma pembangunan, dualisme dimanifestasikan ke dalam bentuk struktur ruang perkotaan yang terkesan tidak kompak, khususnya dalam mewadahi kebutuhan masa kini dengan masa lampau sehingga yang terjadi adalah psikologi warga yang merasa terasing dari lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai kota bersejarah Jawa, Yogyakarta telah mengalami peristiwa politik yang sangat kompleks dengan Islam sebagai faktor budaya yang dominan dalam menentukan arah perkembangan Yogyakarta selanjutnya. Islam memasuki wilayah perairan Jawa pada abad 12 dan berasimilasi dengan budaya setempat yang telah terlebih dulu memperoleh pengaruh dari budaya Hindu-Buddha. Masyarakat Jawa bersikap terbuka terhadap unsur budaya asing dan mengintegrasikan unsur-unsur tersebut dengan jati dirinya hingga membentuk satu entitas pribadi. Proses budaya tersebut dikenal dengan istilah “sinkretisme”. Kawasan bersejarah Jawa-Islam yang menjadi bukti proses sinkretisme adalah kawasan Masjid Pathok Nagari yang pembentukannya dipengaruhi oleh rencana tata ruang Hindu yang disebut mancapat. Mancapat adalah sistem klasifikasi simbolis ruang yang membagi wilayah ke dalam empat penjuru mata angin dengan satu titik pusat. Tokoh kiai atau ulama memiliki peran simbolis yang merepresentasikan kekuatan Islam di setiap penjuru wilayah. Penelitian bertujuan untuk mendukung upaya pelestarian kawasan bersejarah Jawa-Islam di Yogyakarta melalui penelusuran sejarah dengan menggunakan metode analisis sinkronik-diakronik

    JAVANESE SETTLEMENT’S SPATIAL DESIGN TOWARDS LOCAL WISDOM-BASED DISASTER MITIGATION Case Studies: Mount Bromo and Merapi Volcanic Settlements

    Get PDF
    Some successful disaster management especially in East Asia have demonstrated how the local wisdom could contribute not only to maintain the place identity of the region but also to increase the resilience of its communities toward disaster impacts. A new approach integrating local wisdom with current science is continously developed and therefore, a bottom up approach in which community’s aspirations are accomodated must be well-considered in urban planning and design. In urban design context, spatial ordering system could symbolize local values in which inherited knowledge towards disaster mitigation is embedded. As the consequences of living in regions prone to volcanic hazards, communities in Bromo and Merapi have inherited methods to dealing with volcanic impacts and are expressed through their cultural traditions and spatial design. The research aims to emphasize local wisdom as an essential element that contributes to increase the community’s resilience towards volcanic impacts and to strengthen place identity towards globalization influences. The research employs interpretive-historical and ethnography approaches in which local and researcher’s perceptions-based interpretations toward the local wisdom, culture, spatial design and volcanic disaster phenomenon are established

    RECONCEPTUALIZING KAUMAN’S URBAN STRUCTURE AS A SYMBOL OF PHILOSOPHY

    Get PDF
    Generally, all the Javanese ancient philosophy always emphasizes the harmonious relationship between man with his society, nature, God and even with his existence as a human being. This philosophical concept underlies almost all the Javanese spatial design at all scales of architecture. Being influenced by a complex cultural changes, Kauman settlement has emerged as a distinct entity in many major traditional cities of Java, including in Yogyakarta and Semarang. In this case, Kauman becomes a symbol, not only of the philosophy of Java, but also of Islam to which the local society orient their faith and rites. The research emphasizes the importance of conserving Kauman settlement as a constituent element defining the identity of Yogyakarta and Semarang City, especially in facing the recent challenge resulted from globalization phenomenon. The research has two goals which are to re-conceptualize each Kauman’s urban structure in regards with Javanese philosophy and Islamic ideology and to redefine the current characteristics of each Kauman settlement. The methodology impemented on this research is phenomenology by adopting an ethnographic approach that depends on the researcher’s interpretation upon Kauman’s urban structure based on philosophy and cultural perspective

    KEARIFAN LOKAL DALAM PENATAAN RUANG KAWASAN BENCANA VULKANIK STUDI KASUS: DESA KEPUHARJO CANGKRINGAN

    Get PDF
    Sejumlah kasus manajemen bencana di Asia Tenggara membuktikan bahwa kearifan lokal berperan besar dalam meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak bencana. Pendekatan mitigasi bencana yang mengintegrasikan antara kearifan lokal dengan pengetahuan modern saat ini semakin aktif dilakukan sehingga partisipasi lokal merupakan syarat mutlak agar pendekatan ini dapat dilakukan.Secara arsitektural, sistem tata ruang merefleksikan nilai-nilai budaya lokal, termasuk di dalamnya pengetahuan masa lampau akan dampak bencana. Masyarakat Desa Kepuharjo, salah satu komunitas Merapi yang bermukim di zona rawan bencana, dikenal memiliki kearifan lokal yang berhubungan erat dengan pengetahuan mitigasi bencana dan kemudian diekspresikan melalui tradisi budaya, ritual keagamaan dan sistem tata ruangnya. Penelitian bertujuan untuk menegaskan peran kearifan lokal sebagai elemen penting dalam upaya meningkatkan ketahanan masyarakat Kepuharjo terhadap dampak erupsi dan mengungkap penerapan nilai-nilai tersebut ke dalam tata ruang setempat. Penelitian menggunakan metode interpretasi-etnografis yang mendasarkan interpretasi menurut pengetahuan lokal dan wawasan teoritis peneliti akan mitigasi bencana dan tata ruang

    PERANCANGAN PUSAT REHABILITASI TRIDIMENSIONAL SEBAGAI TERAPI ALTERNATIF BAGI PENDERITA PSIKOSIS KRONIS DI KOTA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang turut menghadapi problema dalam bidang kesehatan, dimana sebagian kecil masyarakatnya menderita penyakit kejiwaan yaitu penyakit schizophrenia. Penyakit ini didorong oleh tingkat stress yang tinggi karena tantangan hidup yang semakin sulit. Sementara itu, pemerintah masih kurang dalam memperhatikan masa depan dan nasib penderita, padahal mereka memiliki andil yang besar pula dalam turut membangun bangsa dan negara. Di lain pihak, pada masyarakat terdapat asumsi bahwa penderita adalah orang yang tidak produktif, tidak berguna dan cenderung hanya membebani keluarga dan lingkungannya. Pusat Rehabilitasi Tridimensional yang akan didirikan ini merupakan yang pertama di Indonesia dan di Yogyakarta pada khususnya dan baru diterapkan pada beberapa negara maju. Pusat Rehabilitasi Tridimensional merupakan salah satu terapi altematif yang bertumpu pada terapi industri guna memberikan kesibukan dan aktivitas rutin yang berarti bagi penderita. Kesibukan dan aktivitas rutin ini dianggap mempunyai andil yang besar dalam penyembuhan jiwa para pasien. Para rehabilitan akan dikembalikan ke tengah-tengah masyarakat jika anggap sudah siap untuk terjun ke dalam kehidupan masyarakat yang sesungguhnya

    PERANCANGAN PUSAT REHABILITAS TRADIMENSIONAL SEBAGAI TERAPI ALTERNATIF BAGI PENDERITA PSIKOSIS KRONIS DI KOTA YOGYAKARTA

    No full text
    Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang turut menghadapi prblema di bidang kesehatan, dimana sebagian kecil masyarakatnya menderita penyakit kejiwaan yaitu penyakit Schizophrenia. Penyakit itu didorong oleh tingkat stress yag tinggi karena tantangan hidup yang semakin sulit. Sementara itu, pemerintah masih kurang dalam memperhatikan masa depan dan nasib penderita padahal mereka memeiliki andil yang besarpula dalam turut membangun bangsa dan negara. Di lain pihak, pada masyarakat terdapa asumsi bahwa penderita adala orang yang tidak produktif, tidak berguna dan cenderung hanya membebani keluarga dan lingkungan. Pusat rehabilitas tradimensional yang akan didirikan ini merupakan yang pertama di Indonesia dan di Yogyakarta dan baru diterapkan pada beberapa negara maju. Pusat rehabilitas transdimensional ini merupakan salah satu terapi alternatif yang bertumpu pada terapu industri guna memberikan kesibukan dan aktivitas rutin bagi penderita. Kesibukan dan aktivitas rutin ini dianggap mempunyai andil yang besar dalam penyembuhan jiwa pasien. Para rehabilitan akan dikembalikan ke tengah-tengah masyarakat jika dianggap sudah siap jika terjun ke dalam kehidupan masyarakat yang sesungguhnya

    Traditional Ecological Practices Of Mount Merapi Towards Panarchy-Based Resilience Case Study: The Pelemsari Court-Village, Sleman, Yogyakarta

    No full text
    Thesis (Ph.D.)--University of Washington, 2022This book is built in an attempt to understand the capacity of humans to recover from and better adapt to unexpected changes, especially by those who choose to maintain proximity to the source of threats regardless of the devastations they once suffered. It is in this phenomenon of living with risks in Mount Merapi that I invested my fieldwork, observations, cognitive mapping, archival study, and semi-structured and narrative interviews with my respondents in the Pelemsari sub-village. Driven by my four research questions, I approached my study with hermeneutic phenomenology to primarily articulate the reflective characters of human experience as manifested through my respondents’ language and texts. The local knowledge, place attachment, and the sense of community are found in this study as three emergent themes that serve as the Pelemsari villagers’ adaptive capacities to confront multiple disturbances after the eruption in 2010. Eruptions are clearly not the only threats faced by this close-knit community. In fact, other disturbances namely, the relocation policy and the forest controls exacerbated their adversity and anxiety in their everyday life. The unexpected ecological imbalance and the decreased forest biodiversity are among the impacts of the rigid controls following the eruption in 2010 that would endanger the sustainability of their farming traditions. The sense of community, local knowledge, and place attachment of the Pelemsari villagers are not built in a day but formed, shaped, accumulated, and tested from time to time. The panarchy framework offers ways to understand and interpret how these three capacities interplay in hierarchical structures in which social-politico-ecological systems are interlinked in adaptive cycles across different scales in place and time, from the pre-colonial to the reformation period
    corecore