10 research outputs found
Sistem Deteksi Petir Multistation Dengan Metode Time Of Arrival
This study was done at ligtning detection system in Padang. The systems was consist of 3 electric field sensors with synchronous satelite GPS. Time of arrival and sensors coordinate was taken from each sensors. This data was used to calculate ligtning location by Time of Arrival Linear Spherical method. Then the distances between lighting and sensor can be calculated. The distances will compared with electric field waveforms recorded at lightning sensor to testing validity our results. After validity, lightning current peak can be calculated. 8 of 20 data sample are valid with lowest lightning current peak is -1,001 kA dan highest value is -2,661 kA. Keywords : Lightning, Lightning Detection System, Time of Arrival Ligtning Current Peak. AbstrakPenelitian ini dilakukan pada sistem deteksi petir yang dibangun di kota Padang. Sistem terdiri dari 3 sensor medan listrik dan GPS yang tersinkronisasi. Perbedaan waktu datang dan koordinat sensor didapatkan dari masing-masing sensor. Data ini digunakan untuk mendapatkan lokasi kejadian petir dengan metode Time of Arrival Linear Spherical. Setelah lokasi petir didapatkan maka jarak antara stasiun dengan lokasi kejadian petir dapat diketahui. Jarak sensor dengan petir dibandingkan dengan parameter gelombang medan listrik yang terekam sehingga dapat diketahui validnya hasil perhitungan. Setelah hasil perhitungan valid maka arus puncak dapat ditentukan. Dari 20 data  tersebut terdapat 8 data yang bentuk gelombang medan listriknya sesuai dengan jarak antara sensor dengan lokasi petir dengan arus puncak petir yang terendah  berada  pada  nilai -1,001 kA dan tertinggi berada pada nilai -22,661 kA.  Kata Kunci: Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid, Diesel Generator, Photovoltaic Array, HOMER, Optimalisasi, TNPCÂ
Development of PLTS Trainers as Learning Media in the Energy Conversion Laboratory
Enhancing the quality of learning is worthy by the availability of PLTS trainers. This work intends to build and create PLTS trainers as learning material for renewable energy generation. The preparation of this study was divided into two stages: first, a PLTS media trainer kit and a practical training module that functioned as a handbook for using the media trainer were created. The ADDIE method is used as the development model for the practical guiding module and media trainer. Based on the data analysis findings show that the 10Wp solar module can provide a maximum energy of 5.11Wp for 11 hours when charging a 7.5Ah battery. With a 63 Watt total load, the PLTS trainer's Ah battery can run for 37 minutes. With an average percentage of 93% and 92%, respectively, the material expert validator and media expert have deemed the media trainer and practicum instruction module feasible. This places them in the very good categor
SISTEM DETEKSI PETIR MULTISTATION DENGAN METODE WAKTU DATANG (TIME OF ARRIVAL)
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan lokasi kejadian petir dan besar kecilnya
kekuatan petir di kota Padang. Untuk mendeteksi kejadian petir dibangunlah sistem deteksi
petir yang terdiri dari sensor medan listrik dan GPS. Masing-masing sensor memberikan
waktu datang ketika kejadian petir terekam, waktu datang ini digunakan untuk menghitung
lokasi kejadian petir dengan metode Time of Arrival Linear Spherical. Setelah lokasi petir
didapatkan, maka jarak antara stasiun dengan lokasi kejadian petir dapat ditentukan. Jarak
yang dihitung dan bentuk gelombang medan listrik yang terekam dibandingkan dengan teori
hubungan antara jarak dan bentuk gelombang medan listrik petir. Perbandingan ini untuk
menentukan betul atau tidaknya perhitungan lokasi petir. Dari 20 data sampel yang
digunakan, didapatkan 8 data yang cocok antara jarak dan bentuk gelombang medan
listriknya. Kemudian 8 data ini yang dapat dicari arus puncak petirnya. Arus puncak petir
terendah berada pada koordinat 0,88419 LS dan 100,40427 BT dengan nilai -1,001 kA yang
berjarak 7,526 km dari stasiun Unand pada waktu kejadian 19:09:08 WIB. Arus tertinggi
berada pada koordinat 0,99644 LS dan 100,36523 BT dengan nilai -22,661 kA pada waktu
kejadian 18:51:58 WIB yang berjarak 14,359 km dari stasiun Unand .
Kata Kunci: Petir, Sistem Deteksi Petir, Time of Arrival Linear Spherical, Arus Puncak Petir
Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kV PT. PLN (Persero) UP3 Jambi ULP Kotabaru
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan penduduk merupakan faktor yang menyebabkan permintaan energi listrik semakin meningkat. PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan penyedia listrik terus berupaya untuk memenuhi semua permintaan energi listrik tersebut dengan pelayanan dalam sisi kualitas dan tingkat keandalan layanan yang tinggi. Untuk mengukur tingkat keandalan layanan ini dipakailah standar acuan SAIFI, SAIDI, dan CAIDI. Nilai SAIDI, SAIFI, dan CAIDI didapatkan dengan mengumpulkan data jumlah gangguan, lamanya gangguan dan data pelanggan yang difokuskan pada ULP Kotabaru selama tahun 2019 sebelum dilakukan perhitungan berdasar persamaannya masing-masing. Pada Unit Layanan Pelanggan Kotabaru tahun 2019 untuk nilai SAIDI sebesar 1,46 Jam/Pelanggan/Tahun, SAIFI sebesar 1,05 Kali/Pelanggan/Tahun dan CAIDI sebesar 1,46 Jam/Kali/Tahun. Standar IEEE nilai SAIDI 2,3 Jam/Pelanggan/Tahun, SAIFI 1,45 Kali/Pelanggan/Tahun dan CAIDI 1,47 Jam/Kali/Tahun. Sedangkan SPLN menetapkan 15,36 Jam/Pelanggan/Tahun, dan SAIFI 2,88 Kali/Pelanggan/Tahun. Hasil perhitungan keseluruhan hanya SAIDI yang tidak memenuhi standar IEEE akan tetapi memenuhi untuk standar SPLN dan dengan demikian tingkat keandalan sistem jaringan distribusi UP3 Jambi ULP Kotabaru dinyatakan handal
Penggunaan Campuran Magnesium Sulfat dan Arang Tempurung Kelapa Sebagai Upaya Perbaikan Resistansi Pentanahan Elektroda Jenis Batang
Usaha dalam perbaikan tahanan pentanahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah dengan memakai magnesium sulfat dan arang tempurung kelapa. Kedua zat tersebut digunakan pada elektroda pentanahan berjenis tembaga dan pipa galvanis masing-masing tertanam 1 meter dari permukaan tanah. Zat kemudian ditambahkan pada lubang berdiameter 12 cm dengan elektroda atau pipa sebagai titik tengahnya. Tanah yang dipakai dalam penelitian berjenis tanah liat. Pengukuran nilai tahanan elektroda menggunakan metode 3 titik. Pengamatan dilakukan selama 7 hari dan dilakukan pada jam 9.00, 11.00, 13.00 dan 15.00. Nilai pengukuran tahanan pada elektroda tembaga tanpa perlakuan rata-rata bernilai 107 ohm dan dengan penambahan arang tempurung kelapa ,magnesium sulfat, , dan campuran keduanya masing-masingnya adalah 84,1 Ω, 62,9 Ω dan 79,3 Ω . Pada pipa galvanis nilai tahanan rata-rata awal sebelum penambahan zat sebesar 84,1 Ω setelah penambahan arang tempurung kelapa,magnesium sulfat dan campuran keduanya masing-masing bernilai 60,1 Ω , 38,8 Ω , dan 51,3 Ω
Sistem Deteksi Petir Multistation Dengan Metode Time of Arrival
This study was done at ligtning detection system in Padang. The systems was consist of 3 electric field sensors with synchronous satelite GPS. Time of arrival and sensors coordinate was taken from each sensors. This data was used to calculate ligtning location by Time of Arrival Linear Spherical method. Then the distances between lighting and sensor can be calculated. The distances will compared with electric field waveforms recorded at lightning sensor to testing validity our results. After validity, lightning current peak can be calculated. 8 of 20 data sample are valid with lowest lightning current peak is -1,001 kA dan highest value is -2,661 kA
Pengaruh Campuran Garam dan Arang dalam Menurunkan Tahanan Pembumian pada Elektroda Plat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tanahan pentanahan elektroda plat tembaga dengan penanaman secara horizontal serta ditambahkan campuran arang dan garam sebagai soil treatment. Hasil dari pengukuran yang dilakukan selama 21 hari dimana semakin lama penanamannya akan mempengaruhi nilai penurunan nilai tahanan dari pentahanannya. Dari hasil pengukuran dengan penambahan arang 1,5 kg dan garam 0,5 kg mengalami penurunan dari hari pertama 276 Ω dengan nilai tahanan jenis 145,82 Ωm menjadi 120,2 Ω dengan tahanan jenis tanah sebesar 63,5 Ωm . Penambahan arang 1 kg dan garam 1 kg mengalami penurunan dari hari pertama 143,9 Ω dengan nilai tahanan jenis 76,02 Ωm menjadi 64,6 Ω dengan nilai tahanan jenis 34,07 Ωm dan penambahan arang 0,5 kg dan garam 1,5 kg mengalami penurunan dari hari pertama 223,6 Ω dengan nilai tahanan jenis 123,42 Ωm menjadi 64 Ω dengan nilai tahanan jenis 33,81 Ωm
Analisis Pengaruh Kedalaman Elektrode Pentanahan dengan Menggunakan Metode Wenner dan Driven Rod
Pentanahan merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga sistem tenaga listrik untuk memperoleh keamanan, keselamatan peralatan, keselamatan lingkungan, maupun orang yang ada di sekitarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan sistem pentanahan harus mengikuti standar serta persyaratan yang berlaku. Akan tetapi, dalam hal ini sering terjadi penyimpangan hal-hal yang berkaitan erat dengan standar tersebut seperti kedalaman pemasangan pasak/elektrode pentanahan sehingga mengakibatkan nilai tahanan pentanahan tidak mencapai ≤ 5 Ω sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam PUIL 2000. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh kedalaman elektrode yang divariasikan kedalamannya serta membandingkan antara metode Wenner dan Driven rod manakah yang menghasilkan tahanan pentanahan yang kecil dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kedalaman elektrode cukup efektif dalam menurunkan tahanan pentanahan dengan nilai tahanan pentanahan untuk metode Driven rod dengan kedalaman 1 meter adalah 94,9 Ω, 1,25 meter adalah 77,1 Ω, dan 1,5 meter adalah 56 Ω. Sedangkan metode Wenner didapatkan kedalaman 1 meter adalah 72,14 Ω, 1,25 meter adalah 53,37 Ω, dan 1,5 meter adalah 31,48 Ω. Berdasarkan data tersebut maka diperoleh bahwa metode Wenner lebih efektif menurunkan nilai tahanan pentanahan dengan nilai tahanan pentanahan lebih kecil dibandingkan metode Driven rod
Analisis Stabilitas Transien dengan Perbaikan Menggunakan Power System Stabilizer pada PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju, Sumatera Selatan
Kilang polypropylene Refinery Unit III merupakan kilang bijih plastik terbesar kedua milik Pertamina setelah kilang polypropylene Refinery Unit IV Balongan dan merupakan kilang bijih plastik yang pertama kali dibangun oleh Pertamina. Kilang ini membutuhkan kontinuitas penyediaan tenaga listrik yang baik. Namun, sistem kelistrikan pada umumnya tidak terlepas dari gangguan, baik gangguan besar maupun kecil, dimana gangguan ini dapat bersifat sementara atau tetap. Sehingga perlu dilakukan analisis stabilitas transien untuk mengetahui kehandalan sistem untuk melihat reaksi terhadap gangguan yang terjadi. Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan meliputi kestabilan transien akibat gangguan 3 fasa dan gangguan 1 fasa menggunakan metode kualitatif dengan perangkat lunak simulasi ETAP 12.6 dengan didapatkan nilai rata – rata frekuensi = 50,45 Hz , Tegangan = 12, 67 kV , . Sedangkan dengan upaya perbaikan menggunakan Power System Stabilizer (PSS) nilai rata – rata frekuensi= 50,44 Hz, Tegangan = 12,05 kV , . Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum pemasangan PSS, waktu peralihan sistem setelah terjadi gangguan yaitu tegangan 22,1 detik dan sudut tegangan 33,4 detik, dan setelah pemasangan PSS, waktu peralihan lebih baik yaitu tegangan 17,4 detik dan sudut tegangan 28,9 detik
Analisis Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek di Kota XYZ Menggunakan Metode Koefisien dan Jaringan Syaraf Tiruan
Penelitian ini akan membahas tentang perbandingan antara metode jaringan syaraf tiruan (JST) dan metode koefisien dalam meramalkan beban listrik jangka pendek di Kota XYZ. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan error hari Minggu, 24 Oktober 2021 ialah 3,12% pada metode JST dan 24,78% pada metode koefisien, untuk hari Senin, 25 Oktober 2021 memperoleh hasil error 1,61% pada metode JST dan 23,97% pada metode koefisien, untuk hari Selasa, 26 Oktober 2021 memperoleh hasil error 1,90% pada metode JST dan 25,09% pada metode koefisien, untuk hari Rabu, 27 Oktober 2021 memperoleh hasil error 1,66% pada metode JST dan 23,97% pada metode koefisien, untuk hari Kamis, 28 Oktober 2021 memperoleh hasil error 4,19% pada metode JST dan 20,65% pada metode koefisien, untuk hari Jum’at, 29 Oktober 2021 memperoleh hasil error 2,12% pada metode JST dan 23,46% pada metode koefisien dan untuk hari Sabtu, 30 Oktober 2021 memperoleh hasil error 1,69% pada metode JST dan 27,92% pada metode koefisien. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa perbandingan error yang dihasilkan sangat signifikan dan dapat disimpulkan bahwa tingkat akurasi yang baik ialah dengan menggunakan metode JST