320 research outputs found
Variasi Konsentrasi Sikacrete-w Terhadap Kuat Tekan Beton Pada Pengecoran Dalam Air
Faktor air sangat mempengaruhi mutu dari beton. Jumlah air yang digunakan dalam adukan beton harus dalam proporsi yang tepat agar diperoleh mutu beton sesuai yang direncanakan. Persoalan muncul bila pengecoran dilakukan dalam air (underwater cast concrete). Pemisahan material (segregation), pencemaran air (water pollution), peningkatan FAS (w/c ratio), dan penghanyutan (wash out) material merupakan persoalan utama, sehingga pengecoran dalam air biasanya dihindari. Apabila pengecoran dalam air mau tidak mau harus dilakukan maka perlu dilakukan perlakuan khusus pada teknik pengecoran ataupun pada material pembentuk betonnya.Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai penggunaan bahan tambahan super plasticizer Sikacrete-W untuk mempercepat laju pengerasan beton dalam air. Komposisi campuran beton ringan direncanakan dengan metode ACI 211.2-91 yang dimodifikasi dengan berat semen 400kg dan substitusi parsial batu pecah terhadap agregat ringan batu apung dengan prosentasi Viscocrete 0,6% dan variasi konsentrasi Sikacrete 0%, 4%, 6% 8% 10%, 12%, dan 14% dari berat semen. Pemeriksaan kuat tekan dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.Hasil pengujian menunjukkan bahwa berat beton yang diperoleh berada pada rentang1600-1850 kg/m3 dan termasuk pada klasifikasi beton berbobot ringan. Umumnya kuat tekan beton yang dicor dalam air lebih rendah dari beton kondisi normal yang tidak dicor dalam air. Prosentase Sikacrete yang memberikan kuat tekan beton yang optimal adalah 12% dari berat semennya. Nilai kuat tekan yang diperoleh pada konsentrasi Sikacrete optimal 12% adalah 73,53% dari kuat tekan beton kondisinormal
Aplikasi Metode Elemen Hingga Pada Analisis Struktur Rangka Batang
Elemen batang pada struktur rangka batang diasumsikan hanya mengalami gaya tekan dan gaya tarik pada sumbu aksialnya. Beban dan reaksi hanya bekerja pada simpul-simpul batang. Elemen elemen rangka batang dihubungkan oleh simpul-simpul yang berperilaku seperti sendi. Pada dasarnya analisis dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode konvensional seperti metode keseimbangan titik simpul dan metode potongan. Persoalan menjadi cukup rumit apabila metode-metode tersebut diaplikasikan pada struktur rangka batang statis tak tentu yang kompleks. Perpindahan titik simpul struktur setelah berdeformasi dan tegangan yang terjadi cukup sulit untuk diperoleh. Persoalan tersebut dapat diatasi dengan mudah antara lain menggunakan metode elemen hingga (Program RB2D), yang cukup mudah diaplikasikan pada struktur statis tertentu maupun statis tak tentu, termasuk menghitung perpindahan-perpindahan titik simpulnya, maupun pengaruh Perubahan temperatur dan penurunan tumpuan pada struktur
RESPONS DINAMIK STRUKTUR RANGKA BAJA MENARA AIR DENGAN VARIASI ELEMEN PENGAKU LATERAL
Struktur rangka baja menara air dengan bresing pada dasarnya di buat untuk menahan tekanan dari atas tampungan air di dalam tangki. Struktur rangka baja yang di desain pun rentan terhadap adanya gempa yang bisa terjadi kapan saja sehingga menimbulkan simpangan pada struktur. SNI 1726:2012 mengatur tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung serta metode analisis dinamik respons spektrum yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu struktur yang diberikan beban dinamik.Dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat berbagai variasi penggunaan bresing pada rangka baja dan variasi berdasarkan kemiringan menara untuk kemudian membandingan hasil simpangan struktur yang terjadi pada setiap variasi yang dibuat serta melakukan evaluasi hasil simpangan struktur terhadap simpangan antar lantai tingkat ijin.Hasil penelitian menunjukan bahwa simpangan yang terjadi pada elemen pengaku lateral inverted v bracing menghasilkan simpangan struktur paling kecil dan penelitian ini juga menunjukan bahwa kemiringan struktur rangka baja menara air sangat berpengaruh pada besarnya simpangan struktur. Semakin besar kemiringan menara maka semakin kecil simpangan struktur yang terjadi. Kata Kunci : SNI 1726:2012, Menara Air, Bresing, Analisis Ragam Respons Spektrum, Simpanga
Multi-omic association study identifies DNA methylation-mediated genotype and smoking exposure effects on lung function in children living in urban settings
Impaired lung function in early life is associated with the subsequent development of chronic respiratory disease. Most genetic associations with lung function have been identified in adults of European descent and therefore may not represent those most relevant to pediatric populations and populations of different ancestries. In this study, we performed genome-wide association analyses of lung function in a multiethnic cohort of children (n = 1,035) living in low-income urban neighborhoods. We identified one novel locus at the TDRD9 gene in chromosome 14q32.33 associated with percent predicted forced expiratory volume in one second (FEV1) (p = 2.4x10-9; βz = -0.31, 95% CI = -0.41- -0.21). Mendelian randomization and mediation analyses revealed that this genetic effect on FEV1 was partially mediated by DNA methylation levels at this locus in airway epithelial cells, which were also associated with environmental tobacco smoke exposure (p = 0.015). Promoter-enhancer interactions in airway epithelial cells revealed chromatin interaction loops between FEV1-associated variants in TDRD9 and the promoter region of the PPP1R13B gene, a stimulator of p53-mediated apoptosis. Expression of PPP1R13B in airway epithelial cells was significantly associated the FEV1 risk alleles (p = 1.3x10-5; β = 0.12, 95% CI = 0.06-0.17). These combined results highlight a potential novel mechanism for reduced lung function in urban youth resulting from both genetics and smoking exposure
ANALISIS KAWASAN PARIWISATA PESISIR PANTAI DI KECAMATAN KOMBI KABUPATEN MINAHASA
Pariwisata cukup dominan sebagai penggerak pembangunan di Indonesia dan telah memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat dan pemerintah. Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara khususnya di Kecamatan Kombi memiliki kawasan objek wisata alam pantai yang indah namun belum terekspos dan terkelola dengan baik khususnya pada aspek prasarana dan sarana pariwisata. Berdasarkan hal itu maka dilakukan analisis mengenai kondisi prasarana dan sarana pada objek wisata di Kecamatan Kombi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan kawasan pariwisata pesisir pantai menggunakan analisis SWOT untuk menentukan kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang, serta strategi pengembangan kawasan wisata pesisir pantai sesuai dengan variabel-variabel pariwisata yang ada. Metode analisis menggunakan pedoman analisis daya tarik objek wisata alam (ODTWA) sebagai pedoman dalam menetapkan skala prioritas pengembangan objek daya tarik wisata (ODTWA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi prasarana dan sarana masih perlu ditingkatkan; faktor-faktor internal dan external analisis pengembangan kawasan wisata pesisir pantai di Kecamatan Kombi dengan strategi pengembangannya yaitu mempromosikan wisata; memanfaatkan fasilitas yang sudah ada untuk menciptakan lapangan pekerjaan; dan pelatihan untuk masyarakat dalam pengelolaan objek wisata.Kata Kunci:Analisis, Kecamatan Kombi Pariwisata, Pesisir Pantai, SWO
Kelimpahan dan Keanekaragaman Kupu-Kupu Nymphalidae di Hutan Kota Kuwil Minahasa Utara Sulawesi Utara
Nymphalidae merupakan famili yang memiliki jumlah spesies terbesar dibandingkan dengan famili lainnya. Kupu-kupu tersebut dalam suatu ekosistem memiliki peran yang penting yaitu sebagai polinator dalam penyerbukan, dan dapat dijadikan bioindikator lingkungan. Data kelimpahan dan keanekaragaman kupu-kupu Nymphalidae pada kawasan hutan Kuwil pada saat ini belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan dan keanekaragaman spesies kupu-kupu famili Nymphalidae di Hutan Kota Kuwil Minahasa Utara. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode transek. Penempatan transek pada setiap habitat dilakukan secara Purposive Random Sampling. Tipe habitat pada lokasi penelitian adalah pinggir sungai, hutan dan kebun. Pengambilan sampel dilakukan sepanjang garis transek menggunakan sweepnet. Komposisi spesies Nymphaldae ditemukan sebanyak 21 spesies dan 208 individu. Spesies yang memiliki kelimpahan tertinggi adalah Parthenos shylvia dan Idea blnchardii. Analisis keanekaragaman didapatkan kelimpahan spesies Nymphalidae pada habitat pinggir sungai sebesar 101 individu, hutan 70 individu, dan kebun 37 individu. Indeks keanekargaman spesies di pinggir sungai 2,55, hutan 2,41 dan kebun 2,03. Indeks kekayaan spesies pinggir sungai 3,25, hutan 3,06 dan kebun 2,49. Indek kemerataan spesies pinggir sungai memiliki nilai yang sama dengan hutan yaitu sebesar 0,91, sedangkan pada kebun sebesar 0,88. Berdasarkan nilai tersebut didapatkan bahwa kelimpahan, indeks kekayaan dan indeks keanekaragaman spesies kupu-kupu Nymhalidae tertinggi ditemukan pada habitat pinggir sungaiNymphalidae is a family with the largest number of species compared to other families. This butterfly has an important role as a pollinator for pollination in an ecosystem, and can be used as an environmental bioindicator. Data on abundance and variation of Nymphalidae butterflies in the Kuwil forest area was not avilable. This study aims to analyze the abundance and species of Nymphalidae family butterflies in the Forest of the Northern Minahasa Region. The sampling technique that was used is the transect method. Transect placement in each habitat was done by Purposive Random Sampling. The habitat types at the study site are on the river banks, forests and gardens. Sampling was carried out along the transect line using sweepnet. The composition of the Nymphaldae species found was 21 species and 208 individuals. The species with have the highest abundance are Parthenos shylvia and Idea blnchardii. Diversit
EFISIENSI PENGGUNAAN DINDING GESER UNTUK MEREDUKSI EFEK TORSI PADA BANGUNAN YANG TIDAK BERATURAN
Perencanaan bangunan bertingkat membutuhkan elemen pengaku seperti dinding geser yang dapat digunakan untuk meredam goyangan pada bangunan akibat beban lateral. Dinding Geser berfungsi juga sebagai struktur bangunan yang ikut memikul gaya-gaya beban yang bekerja pada balok dan kolom sekitarnya. Peletakan dinding geser yang tepat pada suatu denah bangunan bertingkat, dapat membantu mereduksi nilai simpangan pada bangunan tersebut. Untuk meninjau pengaruh letak dinding geser pada suatu bangunan telah dicoba 8 variasi model struktur dengan posisi dinding geser yang berbeda beda. Model sturktur yang ditinjau adalah struktur dengan ketidekberaturan horisontal. Dari 8 variasi model yang telah dicoba, model dengan letak atau posisi dinding geser pada pusat massa bangunan merupakan model struktur yang paling baik. Dinding geser yang terletak pada pusat massa bangunan menjadi variasi model paling baik karena jenis dinding geser ini dekat dengan wilayah inti bangunan yang menjadi poros putaran bangunan. Kata Kunci : Dinding Geser, Peletakan dinding geser, Simpangan, Bangunan Bertingka
ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT
Perencanaan ataupun disain merupakan suatu faktor yang sangat menentukan untuk menjamin kekuatan dan keamanan suatu struktur bangunan, bangunan dengan beban yang besar juga membutuhkan struktur penopang yang juga besar, sehingga mampu menahan beban yang ada. Kolom dengan dimensi cukup besar akan memberikan dampak ukuran ruangan yang menjadi semakin kecil. Hal ini dapat menyebabkan fungsi ruangan menjadi terganggu. Sedangkan jika kolom terlalu kecil, ukuran ruangan menjadi lebih besar, tetapi belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. sebagai alternatif dibuat kolom pipih dengan tebal mengikuti lebar ukuran dinding agar masalah pengurangan luas ruangan yang telah direncanakan teratasi. Dari hasil analisis model dengan variasi tebal yaitu 15cm, 20cm, dan 25cm, serta variasi tinggi tiap lantainya yaitu 3m, 3.2m, dan 3.5m menunjukkan bahwa ketebalan dinding 15cm mempunyai tinggi lantai optimal yang dihasilkan kecil dibandingkan dengan tebal dinding 25cm yang mempunyai tinggi lantai yang lebih besar, namun dari beberapa pertimbangan tebal 20cm dianggap sebagai pilihan yang ekonomis. Selain itu hasil analisis struktur kolom, menunjukkan bahwa kolom termasuk kolom panjang atau langsing terlihat dari rasio kelangsingannya (40,93 > 22) serta kolom mengalami perilaku tertekuk. Kata kunci : disain, dimensi kolom pipih, tinggi antar tingkat, bangunan bertingkat, kolom panjang, perilaku kolo
Therapeutic potential of small interfering RNAs/micro interfering RNA in hepatocellular carcinoma
Hepatocellular carcinoma (HCC) is the predominant
form of primary liver cancer and represents the third
leading cause of cancer-related death worldwide.
Current available therapeutic approaches are poorly
effective, especially for the advanced forms of the
disease. In the last year, short double stranded RNA
molecules termed small interfering RNAs (siRNAs) and
micro interfering RNAs (miRNA), emerged as interesting
molecules with potential therapeutic value for HCC.
The practical use of these molecules is however limited
by the identification of optimal molecular targets and
especially by the lack of effective and targeted HCC
delivery systems. Here we focus our discussion on the
most recent advances in the identification of siRNAs/
miRNAs molecular targets and on the development of
suitable siRNA/miRNAs delivery systems
- …