8 research outputs found

    HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN TINGKAT KONFLIK YANG TERJADI DI RUANG RAWAT INAP RSU KABANJAHE

    Get PDF
    ABSTRAKBeban kerja merupakan seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan di dalam satu unitorganisasi atau pelayanan keperawatan yang harus diselesaikan dalam periode waktutertentudan merupakan hasil kali antara volume kerja dan waktu kerja. Konflik kerjamerupakan pertentangan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok dalam sebuahorganisasi yang timbul karena persaingan yang tidak sehat diantara rekan kerja, namun konflikkerja juga dapat menimbulkan dampak positif seperti meningkatnya dinamika kerja sehinggapencapaian kerja menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan bebankerja perawat dengan tingkat konflik yang terjadi diruang rawat inap RSU Kabanjahe. Jenispenelitian ini menggunakan survei yang bersifat analitik dengan menggunakan rancanganCross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat dengan jumlah 45 orang. Teknikpengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan total sampel sebanyak40 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Teknikanalisa data dilakukan dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat dan uji yangdigunakan yaitu uji Chi – square.Hasil penelitian menunjukkan mayoritas beban kerjaresponden dengan kategori sedang sebanyak 62.5% dan konflik kerja dengan kategori ringansebanyak 57.5%.Ada hubunganantarabeban kerja perawat dengan tingkat konflik kerja yangterjadi di Ruang Rawat Inap RSU Kabanjahe Tahun 2020 dengan nilai p = 0,000< 0,05denganmenggunakan uji korelasi Chi – Square. Hasil penelitian menyatakan Ada Hubungan.antarabeban kerja perawat dengan tingkat konflik kerja yang terjadi di Ruang Rawat Inap RSUKabanjahe Tahun 2020. Saran : perlunya dibuat suatu kebijakan terkait dengan pengembangankarir perawat yang berdasarkan kompetensi dan kinerja agar mereka tetap termotivasi dalambekerja.Kata Kunci : Beban Kerja Perawat, Tingkat Konflik Kerj

    PERBANDINGAN METODE TOPIKAL ASI DAN TENIK TERBUKA TERHADAP PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DIKLINIK BERSALIN HJ NIRMALA SAPNI KRAKATAU PASAR 3 KECAMATAN MEDAN TIMUR KOTA MEDYA MEDAN TAHUN 2020

    Get PDF
    AbstrakPerawatan tali pusat adalah kegiatan merawat tali pusat bayi yang telah dipotong sampai sebelum lepas, tetanus neonatus merupakan salah satu penyebab kematian neonatus sebesar 2.6 juta bayi diseluruh dunia secara global tahun 2019, dan dinyatakan sebagai kejadian luar biasa. Tetanus neonaturum dapat dicegah dengan perawatan tali pusat yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan metode topikal ASI dan teknik terbuka terhadap pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir.Jenis penelitian ini menggukan true experiment dengan pendekatan only PostTest With Controly. Teknik sampel menggunakan Proposive Sampling secara Accidentaly sebanyak 30 bayi yang baru lahir pada bulan juli-september 2020. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, dan pada analisis data menggunakan Independent Sample T Test.Hasil penelitian bahwa terdapat pada kedua kelompok masing-masing berjumlah 15 yaitu kelompok kasus dengan lama pelepasan tali pusat cepat sebanyak 10 bayi dan lama sebanyak 5 bayi, pada kelompok kontrol dengan lama pelepasan tali pusat cepat sebanyak 4 bayi dan lama 11 bayi. Dengan Pvalue (0.002)<a(0.05) maka Ha diterima.Kesimpulan ada perbedaan yang signifikan antara metode topikal ASI dan teknik terbuka terhadap pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Sehingga disarankan bagi tenaga kesehatan setempat dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perawatan tali pusat, khususnya perawatan tali pusat menggunakan metode topikal ASI pada pelepasan tali pusat secara benar pada bayi baru lahir dan berkelanjutan di Klinik Bersalin Hj Nirmala Sapni. Kata Kunci      : Bayi Baru Lahir, Metode Topikal ASI, Teknik Terbuka, Tali Pusat  ABSTRACT      Umbilical cord care is an activity to care for a baby's umbilical cord that has been cut before it is released, neonatal tetanus is one of the causes of neonatal deaths for 2.6 million babies worldwide in 2019, and is declared an extraordinary event. Tetanus neonaturum can be prevented with proper cord care. This study aims to determine the differences in topical methods of breastfeeding and open techniques for releasing the umbilical cord in newborns. This type of research uses true experiment with only PostTest With Controly approach. The sample technique used Accidental Proposive Sampling as many as 30 newborn babies in July-September 2020. The data collection technique used observation sheets, and the data analysis used the Independent Sample T Test. The results showed that there were 15 in the two groups, namely the case group with 10 babies and 5 babies for the duration of the umbilical cord, the control group with 4 babies and 11 babies long. With Pvalue (0.002) <a (0.05) then Ha is accepted. Conclusion There is a significant difference between the topical method of breastfeeding and the open technique of umbilical cord detachment in newborns. So it is recommended that local health workers can be used as input in umbilical cord care, especially umbilical cord care using the topical method of breastfeeding for proper release of the umbilical cord in newborns and sustainably at the Hj Nirmala Sapni Maternity Clinic.Keywords: Newborns, Topical Method of Breastfeeding, Open Techniques, Umbilical

    TEKNIK MARMET TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

    Get PDF
    Breastfeeding failure is often caused by psychological factors of the mother in the early days of the breastfeeding process. Mothers often feel afraid that the milk produced is not sufficient for their baby's needs. If breastfeeding in the early period of birth cannot be done, the next best alternative is to express or pump breast milk for 10 - 20 minutes every two to three hours until the baby can suckle. This action can help maximize prolactin receptors and minimize the side effects of delayed breastfeeding in infants. This study uses a Quasy Experiment Design (Pseudo Experimental Design) by using the One Group Pretest-Postest Design. The population and sample in this study were all postpartum mothers totaling 40 people. This study uses a Porposive Sampling technique with univariate and bivariate analysis with T test. Research obtained from data analysis with the Wilcoxon test. The purpose of this study was to determine the effect of the marmet technique on the smoothness of breast milk in post partum mothers. The results in the table show that the P-Value (0.001) &lt;0.05 then Ho is rejected and Ha is accepted, which means that there is an effect of marmet technique on the smoothness of breastfeeding in postpartum mothers. The recommendation in the researcher is that the marmet technique is effective to carry out breastfeeding in postpartum mothers and the marmet technique can stimulate an increase in the hormones prolaksin and oxytocin which has a relaxing effect on postpartum mothers so that this can be practiced for postpartum mothers.Kegagalan menyusui sering disebabkan karena faktor psikologis ibu pada harihari awal proses menyusui. Ibu sering merasa takut kalau ASI yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan bayinya. Jika menyusui di periode awal kelahiran tidak dapat dilakukan, upaya yang dapat dilakukan sebagai alternatif terbaik berikutnya adalah memerah atau memompa ASI selama 10 - 20 menit tiap dua sampai tiga jam sekali hingga bayi dapat menyusu. Penelitian ini menggunakan Quasy Eksperiment Design (Rancangan Eksperimen Semu) dengan menggunakan rancangan One Group Pretest-Postest Design. Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu nifas berjumblah 40 orang. Penelitian ini menggunakan tekhnik Porposive sampling dengan analisa univariat dan bivariat dengan uji T test. Penelitian yang di dapatkan dari analisa data dengan uji Wilcoxon.&nbsp; Tindakan ini dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui pada bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik marmet terhadap kelancaran ASI pada ibu post partum. Hasil pada tabel diketahui bahwa nilai P- Value (0,001) &lt;0.05 maka Ho di tolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh teknik marmet terhadap kelancaaran ASI pada ibu nifas. Rekomendasi dalam peneliti yaitu teknik marmet efektif dilaksanakan untuk melancarkan ASI pada ibu post partum dan teknik marmet dapat merangsang peningkatan hormon prolaksin dan oksitosin berefek relaksasi pada ibu post partum sehingga hal ini dapat dipraktikan kepada ibu post partum

    PENGARUH KONSUMSI DIIT PROTEIN TINGGI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PASCA BEDAH POST SECTIO CEASEREA

    Get PDF
    Angka kejadian sectio caesarea di Indonesia menurut data survei nasional pada tahun 2016 adalah 912.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22.8% dari seluruh persalinan. Persalinan dengan sectio caesarea berisiko kematian 25 kali lebih besar dan berisiko infeksi 80 kali lebih tinggi di banding persalinan pervaginam. Kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi oleh ibu post partum dengan luka sectio cesarea adalah nutrisi yang baik untuk sistem imun dan penyembuhan luka dikarenakan ada beberapa zat gizi yang sangat diperlukan untuk mendukung sistem imun tubuh dan berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian yaitu untuk menguji coba efektifitas diit protein dalam penyembuhan luka pada ibu post op sectio caesarea yang diterapkan di tempat pelayanan kesehatan dan di rumah pasien. Jenis penelitian adalah observasional dengan desain Quasi experiment yaitu post test only with control grup design. Penelitian ini akan dilakukan di Kota Binjai pasien yang pulang dari RSU Artha Medica pada tahun 2020. Sampel penelitian ini yaitu ibu post partum section ceaserea yang memiliki karakteristik yang sama dan lokasi berada di wilayah Kota Binjai serta belum pernah dilakukan pemberian komsumsi diit protein. Teknik pengambilan sampel dipilih dengan metode Consecutive sampling yang terdiri atas kelompok intervensi dan kelompok control. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat dengan one way anova. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai p 0,000 < 0,05 yang menunjukkan ada perbedaan konsumsi diit tinggi protein terhadap proses penyembuhan luka pasca bedah post sectio ceaserea. Kata Kunci: Ikan Gabus, Telur Ayam, Luka Post op Sectio Ceacare

    Cinnamon Decoction for Healing Perineal Lacerations in Postpartum Mothers

    Get PDF
    Perineal laceration is one of the obstetrical complications that occurs during labour. As many as 2.7 million people in 2016 were found by mothers giving birth with perineal lacerations and it is estimated that by 2050 this will increase to 6.3 million. This study aims to determine the effectiveness of a decoction of cinnamon and binahong leaf tea in healing perineal lacerations in postpartum women at the Sunartik clinic. The research design used the pre-experimental design method with the pretest-posttest design. The population in this study were all spontaneous postpartum mothers who gave birth and experienced first and second degree perineal lacerations at the Pratama Sunartik Clinic, Sei Mencirim Village, as many as 15 people using purposive sampling techniques. Assessment of healing of perineal lacerations used the REEDA scale which was measured in 2 stages, namely the pretest was carried out before the intervention, and the posttest was carried out once a day after the last intervention was carried out or on the 8th day. The data analysis used was paired sample t test with a significance level of 95% (0.05). The results of the study obtained a sig value of 0.000 with a mean of 3.800 and CI (2.408-5.192). In conclusion, there is an effectiveness of cinnamon decoction which is shown in healing perineal lacerations. It is hoped that health workers, especially in primary facilities and clinics, will help and provide health education for postpartum women in an effort to heal perineal lacerations by empowering natural products

    PEMBERIAN SALEP KUNYIT DAPAT MENGURANGI STRIAE GRAVIDARUM PADA IBU NIFAS

    No full text
    GIVING Turmeric Ointment MAY REDUCE STRIAE GRAVIDARUM IN THE PUPERATIVE MOTHER Background:Striaegravidarum is a sign or stretch that occurs on the skin of 50% to 90% of women during the second half of pregnancy. Nearly half of women experience stretching of the skin, especially in the abdomen, as a result of increasing gestational age.The presence of striae gravidarum causes a lack of self-confidence in the post-partum mother, so this makes the postpartum mother have to undergo medication and even surgery to restore her skin to the state before she was pregnant.The purpose: of this study was to determine the effect of turmeric ointment in reducing Striaegravidarum in postpartum mothers at the Hj. DewiSesmeraS.Tr.Keb Aluminum IV TanjungMulia Medan in 2020.Methods: This study used a Quasy Experiment Design (Quasi-Experimental Design) using a One Group Pretest-Postest Design. The population and sample in this study were all postpartum mothers with 15 people. This study used Porposive sampling technique with univariate and bivariate analysis with T Test.Results: the research obtained from data analysis with the Wilcoxon test showed that post-partum mothers could conclude pre-test and post-test giving turmeric ointment. The results in the table show that the P-Value (0.001) <α 0.05 then Ho is rejected and Ha is accepted, which means that there is an effect of pre-test and post-test on the administration of turmeric ointment in reducing striaegravidarum.Conclusion: This study shows that there is an effect of turmeric ointment in reducing striaegravidarum. Suggestions for the clinic mother Hj. Dewi Sesmera so that mothers can advise postpartum mothers to make their own products with ingredients derived from traditional turmeric in reducing striaegravivarum. Keywords: Key words: Turmeric ointment, Striae gravidarum, postpartum mothe

    Peningkatan Status Gizi Balita Stunting dengan Pemberian Cookies Tepung Daun Kelor di Desa Percut Kec Percut Sei Tuan

    No full text
    ABSTRAK Persentase status  gizi  balita  pendek  (pendek  dan  sangat pendek) di Indonesia Tahun 2019 adalah 37,2%. Menurut  hasil PSG (Pemantauan  Status  Gizi) 2020,  sebesar  29%  balita  Indonesia  termasuk kategori   pendek,   dengan persentase   tertinggi juga   di   Provinsi   Nusa   Tenggara   Timur dan Sumatera Utara. Berdasarkan data tersebut, maka sasaran  pembangunan  kesehatan  hingga  tahun 2025 adalah   mengurangi   40%   jumlah   balita stunting. Tujuan Penelitian ini  untuk melihat pengaruh pemberian cookies tepung daun kelor terhadap peningkatan status gizi balita stunting di Desa Percut Kecamatan precut Sei Tua. Jenis penelitian kuantitatif dengan dengan design pretest dan posttets control group design. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan. Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang mengalami stunting dengan Teknik purpose sampling sebanyak 16 balita. Penelitian ini menggunakan tekhnik total sampling dengan analisa univariat dan bivariat dengan uji T test. Hasil uji statistik dengan  uji simple t test diperoleh nilai p 0,005 < 0,05 yang menunjukkan ada pengaruh pemberian cookies daun kelor  terhadap peningkatan status gizi balita stunting. Diharapkan kepada orang tua untuk memberikan makanan tambahan seperti cookies daun kelor. Kata Kunci: Balita, Stunting, Daun Kelor

    Abdominal Stretching Exercises To Reduce Dysmenorhea In Adloscent

    No full text
    Latar Belakang: Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Saat menstruasi sangat dibutuhkan perilaku menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya nyeri pada saat menstruasi.Tujuan: Untuk mengetahui Pengaruh Latihan Abdominal Stretching Terhadap Penurunan Nyeri Haid Remaja di Lingkungan Dusun III, Desa Helvetia, Sunggal, Medan Tahun 2020.Metode: Desain penelitian ini adalah Quasy Eksperimen dengan menggunakan Design Pretest dan Post Test. Populasi dari penelitian adalah remaja perempuan berumur 11-16 tahun di Lingkungan Dusun III, Desa Helvetia, Sunggal, Medan Tahun 2020. Sampel dari penelitian ini sebanyak 10 responden yang diambil menggunakan tehnik Total Populasi. Pengumpulan data menggunakan lembaran observasi.Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik Independen T-test diperoleh nilai sig 2-tailed sebesar 0,00 <0,005 maka dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan abdominal stretching terhadap penurunan nyeri haid remaja sebelum di lakukan latihan dengan sesudah di lakukan latihan abdominal.Kesimpulan: ada pengaruh pengaruh latihan abdominal stretching terhadap penurunan nyeri haid remaja sebelum di lakukan latihan dengan sesudah di lakukan latihan abdominal.Saran diharapkan remaja puteri meningkatkan pengetahuan dan kesadaran untuk melakukan pencegahan nyeri haid serta diharapkan remaja putri lebih meningkatkan lagi perilaku kebersihannya dengan lebih memperbanyak membaca buku dan mengikuti seminar-seminar yang diadakan. Kata Kunci : Latihan Abdominal Stretching , Nyeri Haid Remaja,Remaja ABSTRACT Background: Adolescence is a period of rapid growth and development both physically, psychologically, and intellectually. It is necessary to maintain cleanliness and prevent pain during menstruation.Purpose: This study aims to determine the effect of abdominal stretching exercises on reducing menstrual pain (dysmenorhea) in adolescents at Dusun III, Helvetia Village, Sunggal, Medan in 2020. Methods: The design of this study was a Quasy Experiment using Pretest and Post Test Designs. The study population was female adolescents aged 11-16 years old from Dusun III, Helvetia Village, Sunggal, Medan 2020. The sample was 10 respondents taken using the Total Population technique, while the data collection used observation sheets.Results: Based on the Independent T-test statistical test  a 2-tailed sig value of 0.00 <0.005 was obtained. Therefore there was an effect of abdominal stretching exercises on reducing adolescent menstrual pain after doing abdominal exercises.Conclusion: Abdominal stretching exercises could help reduce menstrual pain in adolescent.Suggestion: Young women will increase their knowledge and awareness of preventing menstrual pain and are expected to improve their hygiene by reading more books and attending seminars. Keywords: Abdominal, Adolescent Menstrual Pain Stretching Exercise, Teenager
    corecore