104 research outputs found
Sistem Pengamatan Hilal Isrn Uhamka
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi dampak yang luar biasa diberbagai sendi kehidupan. Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam, sebagian besar masyarakatnya masih melakukan pengamatan hilal untuk memastikan masuknya awal bulan baru hijriah. Penngamatan yang dilakukan bermacam-macam, dari yang sederhana hanya menggunakan mata telanjang hingga pengamatan yang sudah menggunakan berbagai teknologi penunjang. The Islamic Science Research Network (ISRN) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA teah membangun sistem pengamatan hilal yang menggunakan teknologi terkini yang terdiri dari teleskop William Optic Zenith Star 71ED, kamera CCD Skyris 274M, dudukan teleskop tipe iOptron CEM60, dan filter Baader 685nm. Sebagai instrumen pembantu, sistem teleskop ditambah dengan baffle untuk menapis kuatnya cahaya Matahari pada saat pengamatan
Desain Sistem Pengamatan Sabit Bulan di Siang Hari
Astronomi sebagai ilmu yang tertua di muka Bumi, telah berperan sangat besar bagi kehidupan manusia. Khususnya di Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim, peran astronomi yang nyata adalah kontribusi dalam penentuan waktu-waktu ibadah, arah kiblat dan penentuan bulan baru hijriyah. Khusus dalam penentuan bulan baru hijriyah, dilakukan dengan mengamati Bulan muda atau sabit Bulan, dan bangsa Indonesia telah melakukan sejak lama. Kini dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengamatan sabit Bulan tidak lagi dilakukan dengan mata telanjang, tetapi juga sudah menggunakan teleskop bahkan telah menggunakan detektor dan perangkat lunak untuk mengolah citra yang di dapat.Umumnya pengamatan sabit Bulan yang dilakukan di Indonesia menggunakan sistem mobile atau portable. Dengan sistem ini, terdapat beberapa kelemahan diantaranya waktu untuk perakitan perangkat pengamatan yang tidak sebentar. Penulis mencoba membuat sebuah sistem pengamatan sabit Bulan dengan sistem kontrol gerak menggunakan perangkat lunak yang tersedia gratis di internet. Pengamatan dilengkapi dengan penunjang pengamatan berupa rumah teleskop yang di desain khusus untuk pengamatan sabit Bulan di siang hari. Demikian pula selongsong penghalang (baffle) dibuat untuk meningkatkan kontras dan mengurangi hamburan cahaya yang masuk ke teleskop. Hasil uji coba pengaruh penggunaan baffle menunjukkan peningkatan kontras sebesar 13 %. Desain rumah teleskop dan manual penggunaan sistem pengamatan sabit Bulan akan dapat diakses oleh masyarakat
Eksplorasi dan Karakterisasi Pisang Mas (Musa Spp) di Kabupaten Nganjuk, Mojokerto, Lumajang dan Kediri
Indonesia dikenal sebagai kawasan pusat asal-usul pisang di dunia dan mempunyai jenis pisang yang lebih banyak dari negara lain. Lumajang merupakan daerah sentra penghasil pisang di Jawa Timur. Pisang Mas merupakan salah satu jenis pisang yang sangat diminati masyarakat khususnya masyarakat di Kabupaten Lumajang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman pisang Mas di empat Kabupaten, Lumajang, Kediri, Mojokerto dan Nganjuk. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-November 2014 Metode penelitian Observasi lapang dan wawancara dengan petani pisang Mas. Hasil Eksplorasi dan Karakterisasi ditemukan 8 jenis pisang Mas yaitu Pisang Mas Kirana, Mas Kripik, Mas Talun, Mas Sumatra, Mas Biasa, Mas Mirah, Mas Jiranan dan Mas Obat. Di Kabupaten Lumajang ditemukan pisang Mas Kirana, Mas Kripik dan Mas Talun, Kabupaten Kediri ditemukan pisang Mas Jiranan, Mas Obat dan Mas Kirana, kabupaten Mojokerto ditemukan pisang Mas Kirana, Kabupaten Nganjuk ditemukan pisang Mas Kirana, Mas Biasa, Mas Jiranan, Mas Sumatra. Berdasarkan dendogram, pisang Mas Kirana, Mas Kripik memiliki kedekatan morfologi sebesar 97,30%. Sementara Mas Kirana, Mas Kripik memiliki kedekatan morfologi sebesar 81,0% terhadap Mas Talun. Pisang Mas yang memiliki kesamaan terjauh yaitu antara pisang Mas Kirana, Mas Kripik, Mas Talun dengan Pisang Mas Obat dengan nilai 71%
Keragaan Pertumbuhan dan Hasil Sepuluh Genotipe Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)
Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan yang dimanfaatkan bijinya. Permintaan beras semakin meningkat setiap tahunnya akan tetapi produktivitas semakin menurun. Peningkatan produk-tivitas beras dapat dilakukan dengan ekstensifikasi yaitu pemanfaatan lahan-lahan suboptimal seperti lahan rawa lebak dan tadah hujan.Ketersediaan air pada lahan tersebut tidak menentu misalkan terjadi kekeringan sehingga diperlukan varietas yang memiliki daya hasil tinggi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi hasil dari sepuluh genotipe padi.Penelitian dilaksanakan mulai Desember 2017 sampai dengan April 2018 di Kebun Percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Subang, Jawa Barat.Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan genotipe dan diulang tiga kali. Analisis data yang digunakan pada percobaan ini adalah analisis ragam (Uji F) 5% dan apabila hasil menunjukkan beda nyata dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5% dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B13983E-KA-6-3 memiliki hasil tertinggi yaitu 8.06 ton ha-1 meskipun tidak berbeda nyata dengan Inpari 38 (6,75 ton ha-1). Karakter pertumbuhan vegetatif yang berkorelasi positif dengan hasil yaitu tinggi tanaman (r=0.08) danjumlah anakan (r=0.49). Karakter pertumbuhan generatif yang berkorelasi positif dengan hasil adalah umur berbunga (r=0.44) dan umur masak(r=0.15). Karakter komponen hasil yang berkorelasi positif dengan hasil adalah presentase gabah isi (r=0.10), bobot 1000 butir (r=0.11) dan bobot gabah per rumpun (r=0.17)
Comparative study of selected indoor concentration from selective laser sintering process using virgin and recycled polyamide nylon (pa12)
Additive manufacturing (AM) stands out as one of the promising technologies that
have huge potential towards manufacturing industry. The study on additive manufacturing
impact on the environment and occupational exposure are attracting growing attention recently.
However, most of the researcher focus on desktop and fused deposition modelling type and less
attention given to the industrial type of AM. Usually, during the selective laser sintering process,
recycle powder will be used again to reduce cost and waste. This article compares the PM 2.5,
carbon dioxide (CO2) and total volatile organic compound (TVOC) concentration between virgin
and recycles powder using polyamide-nylon (PA12) towards indoor concentration. Four phases
of sampling involve during air sampling accordingly to the Industry Code of Practice on Indoor
Air Quality 2010 by DOSH Malaysia. It was found that PM 2.5 and CO2
concentration are mainly
generated during the pre-printing process. The recycle powder tended to appear higher compared
to virgin powder in terms of PM 2.5, and CO2. The peak value of PM 2.5 is 1452 μg/m3 and CO2
is 1218 ppm are obtained during the pre-printing process during 8 hours of sampling. TVOC
concentration from recycling powder is slightly higher during the post- printing phase where
confirm the influence of the powder cake and PA12 temperature from the printing process. In
summary, this work proves that elective laser sintering (SLS) machine operators are exposed to
a significant amount of exposure during the SLS printing process. Mitigation strategies and
personal protective equipment are suggested to reduce occupational exposure
- …