18 research outputs found
Isolation, Screening, and Characterization of Methane-Utilizing Bacteria From the Sediment of Lowland Rice
Methane is a major greenhouse gas that contributes to climate change. Methanogen and methanotrophic group microbes play a role in methane emissions in lowland rice fields. Methane is produced by methanogenic bacteria that decompose organic matter in anaerobic conditions. These bacteria will be active if the soil is inundated for an extended period of time. Some of this methane will be oxidized by methanotrophic bacteria in the rhizosphere. The researchers aimed to isolate, screen, and characterize methane-utilizing bacteria in lowland rice sediment from several Indonesian provinces. 27 methane- utilizing bacteria were isolated from rice field sediments in Lampung, West Java, and East Nusa Tenggara Province. Six of them had the potential to reduce methane emissions by more than half. A pmoA-like gene could be found in all of the selected isolates. The bacterial isolates were identified as Mycobacterium senegalense, Bacillus marisflavi, Bacillus methylotrophicus, Flavobacterium tirrenicum, Providencia stuartii, and Rhizobium rhizoryzae after characterization and identification with the Biolog OmniLog® ID system. These were all capable of nitrogen fixation, phosphorus solubilization, and IAA production. These isolates have the potential to be used as biofertilizers and methane mitigation agents.
Keywords: biofertilizers, greenhouse gas, lowland rice, methane-utilizing bacteri
Dinamika Hubungan Indonesia Dan Jepang Dalam Indonesia Japan Economic Partnership Agreement Studi Kasus: Evaluasi Kebijakan Terhadap Eksploitasi Ikan Tuna Di Wilayah Perairan Indonesia
Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) is one ofthe economic cooperation agreed by Indonesia and Japan, regulatingabout tariff reduction. The study reveals that the economiccooperation conducted by both countries has certain implications forefforts in doing environmental reforms in Indonesia especially in thecase of tuna exploitation where these implications are believed to beable impact the relationship between Indonesia and Japan. Thisresearch is aimed to evaluate said impact on the environment as wellto take a closer look at the IJEPA bilateral relations of both countries.The results of this research indicate that the strategy of Indonesia'sperformance in such cooperation is moderately weak
Pengadopsian Kebijakan Dekriminalisasi Illicit Drugs for Personal Use Di Portugal Oleh UNODC
Drugs abuse is a criminal act which cause harm to state\u27s health,social and economy circumstances. So far, United Nation on Drugsand Crime (UNODC) drugs policy tend to do law enforcement andoperations to stifle drug supply. Portugal raise a different policy in2001 where drug use is no longer a crime act and only consider asadministrative offences. It show positive result and they try to promoteit into the Commission in Narcotic Drugs (CND). Using liberalinstitutionalism and global public policy theory, this research tries toanalyze the process of global policy adoption to challenge drugsabuse. It seeks to describe what kind of global policy adoption happenin CND is and the process in adopting national policy into globalpolicy. As the result, UNODC did not fully adopting Portugal\u27s drugsdecriminalization policy. But, Portugal and European Union\u27s role inpolitical process in CND earn policy adoption to the importance ofaccess to rehabilitation and treatment for drug users as a strategy tochallenge drug abuse
Potensi Quorum Quencher Bakteri Filosfer dan Rizosfer terhadap Dickeya Dadantii
Ekspresi gen-gen virulensi pada Dickeya dadantii diatur oleh proses quorum sensing menggunakan asil-homoserin lakton (AHL) sebagai molekul sinyal. Patogenisitas bakteri tersebut dapat dihambat oleh aktivitas quorum quenching (QQ) bakteribakteri penghasil AHL-laktonase. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengarakterisasi bakteri penghasil AHLlaktonase asal rizosfer dan filosfer yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai quorum quencher untuk D. dadantii. Isolasi bakteri dilakukan dari sampel daun dan sampel tanah rizosfer beberapa komoditas tanaman asal Sukabumi, Tegal, Kupang, dan Wonosobo. Sebanyak 8 dari 79 isolat bakteri yang diperoleh menunjukkan aktivitas QQ terhadap bioindikator Chromobacterium violaceum. Bioasai respons hipersensitif (hypersensitive response) yang dilakukan pada tanaman tembakaumenunjukkan enam (KT2, KT9, KT10, KUT1, TKF2, and WKF3) dari delapan isolat tersebut tidak menimbulkan respons hipersensitif. Keenam isolat tersebut mampu menekan virulensi D. dadantii pada umbi kentang. Sekuen 16S rRNA enam isolat tersebut memiliki kemiripan tertinggi dengan Bacillus cereus, B. aryabhattai, B. acidiceler, dan Micrococcus aloeverae. B. cereus KT9 and B. aryabhattai TKF2 terdeteksi memiliki gen penyandi AHL-laktonase (aiiA). Ini merupakan laporan yang pertama tentang aktivitas QQ pada spesies M. aloeverae, B. aryabhattai, and B. acidiceler. Keberadaan gen aiiA pada B.aryabhattai juga belum pernah dilaporkan sebelumnya. Penelitian ini memberikan informasi baru tentang aktivitas QQ ketiga isolat tersebut dan potensinya sebagai quorum quencher untuk D. dadantii
Potensi Quorum Quencher Bakteri Filosfer dan Rizosfer terhadap Dickeya dadantii
Ekspresi gen-gen virulensi pada Dickeya dadantii diatur oleh proses quorum sensing menggunakan asil-homoserin lakton (AHL) sebagai molekul sinyal. Patogenisitas bakteri tersebut dapat dihambat oleh aktivitas quorum quenching (QQ) bakteribakteri penghasil AHL-laktonase. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengarakterisasi bakteri penghasil AHLlaktonase asal rizosfer dan filosfer yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai quorum quencher untuk D. dadantii. Isolasi bakteri dilakukan dari sampel daun dan sampel tanah rizosfer beberapa komoditas tanaman asal Sukabumi, Tegal, Kupang, dan Wonosobo. Sebanyak 8 dari 79 isolat bakteri yang diperoleh menunjukkan aktivitas QQ terhadap bioindikator Chromobacterium violaceum. Bioasai respons hipersensitif (hypersensitive response) yang dilakukan pada tanaman tembakaumenunjukkan enam (KT2, KT9, KT10, KUT1, TKF2, and WKF3) dari delapan isolat tersebut tidak menimbulkan respons hipersensitif. Keenam isolat tersebut mampu menekan virulensi D. dadantii pada umbi kentang. Sekuen 16S rRNA enam isolat tersebut memiliki kemiripan tertinggi dengan Bacillus cereus, B. aryabhattai, B. acidiceler, dan Micrococcus aloeverae. B. cereus KT9 and B. aryabhattai TKF2 terdeteksi memiliki gen penyandi AHL-laktonase (aiiA). Ini merupakan laporan yang pertama tentang aktivitas QQ pada spesies M. aloeverae, B. aryabhattai, and B. acidiceler. Keberadaan gen aiiA pada B.aryabhattai juga belum pernah dilaporkan sebelumnya. Penelitian ini memberikan informasi baru tentang aktivitas QQ ketiga isolat tersebut dan potensinya sebagai quorum quencher untuk D. dadantii
3. Pengaruh Perubahan Orientasi Kebijakan Amerika Serikat Terhadap Perdagangan Dan Produksi Narkoba Di Kolombia Melalui Plan Colombia Tahun 2000 – 2005
The trade and production of illegal drugs such as Cocaine in Colombia have given directimpact which threatening the security of United States' homeland, it's proved from the factthat 90% of Colombian's cocaine entered U.S domestic market. As country that has beenlong-identified as anti-drugs state, United States were responsible for securing its landfrom the threat of illegal drugs both in domestic and regional scope. Thus, U.S has beenproviding assistance namely Plan Colombia to fight the trade and production of Cocaine inColombia for six years. During the implementation of Plan Colombia, U.S faced thefrightening event of 9/11 which shifted the policy from War on Drugs to War on Terror.This research aimed to analyze the impact of U.S shifted policy toward drug's traffickingand production in Colombia. Identity concept of Constructivist theory of InternationalRelations used as research framework. The research conducted in explanative type usingqualitative data technic through library data collection. The result of this researching wouldshow the impact given from U.S shifted policy towards trade and production of drugs inColombia
Analisis dan Penentuan Faktor Dominan yang Mempengaruhi Perilaku Pemilahan dan Daur Ulang Sampah Rumah Tangga
Permasalahan sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang terus meningkat secara signifikan. Penanganan permasalahan sampah dapat diselesaikan secara efektif dan menghasilkan solusi yang produktif dengan dimulai dari permasalahan sumbernya yaitu memilah dan mendaur ulang sampah rumah tangga dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Oleh sebab itu, pemilahan sumber sampah rumah tangga dinilai efektif untuk meningkatkan daur ulang dan meminimalkan limbah. Peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi untuk terciptanya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memilah dan daur ulang sampah rumah tangga pada beberapa negara dan populasi, dan metode pengambilan data yang digunakan pada literatur yang di tinjau. Serta, menentukan faktor dominan perilaku tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan metode analisis faktor. Hasil penelitian ini adalah terdapat 42 variabel yang dapat dikategorikan menjadi empat faktor besar yaitu demografi sosial,psikologis sosial, teknis-organisasi, dan Theory of Planned Behavior (TPB). 52 literatur yang dianalisis dalam periode 10 tahun (2012-2022) mencakup 20 negara berbeda yaitu 58% Asia, 33% Eropa, 6% Amerika, 4% Australia, dan 4% Global. Populasi pada tiap literatur yang dianalisis dikelompokan menjadi empat yaitu populasi rumah tangga 46,15%, lingkungan pendidikan 21,15%, masyarakat di suatu wilayah 21,15%, dan komunitas spesifik 11,54%. Metode pengumpulan data pada studi yang dianalisis menggunakan tiga metode yaitu survei yang dilaporkan sendiri 82,69%, pengukuran perilaku yang sebenarnya 11,54%, dan tinjauan analitis 5,77%. Hasil analisis faktor didapatkan faktor dominan yaitu terdapat 2 faktor yang terbentuk yaitu Faktor pertama terdiri dari variabel biaya limbah dan insentif ekonomi. Faktor kedua terdiri dari variabel pendapatan, pengetahuan, dan perspektif jangka panjang. Kedua faktor tersebut memberikan proporsi keragaman kumulatif sebesar 64.294%
Evaluasi Kinerja Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik Dengan Studi Kasus Di PT United Tractors, Tbk.
PT United Tractors, Tbk, merupakan anak perusahaan PT Astra International, Tbk.
Yang memiliki pengolahan air limbah domestik atau Sewage Treatment Plant (STP) dengan
lima jenis pengolahan, yaitu comminutor, bak aerasi, bak sedimentasi, bak klorinasi, dan
filter. Jumlah karyawan saat ini berjumlah 100 orang dengan 50 orang tamu setiap harinya
dan IPAL yang ada di PT United Tractors, Tbk, sudah lama berjalan namun hingga
sekarang belum pernah diadakannya evaluasi untuk mengkaji kinerja proses unit IPAL.
Maka dari itu, evaluasi IPAL dibutuhkan untuk memastikan kinerja IPAL yang ada sudah
berjalan optimal dan sesuai dengan standar. Tujuan peneliti adalah untuk
menginventarisasi air limbah dan mengevaluasi kinerja IPAL serta merekomendasikan
program peningkatan kinerja dalam menurunkan beban pencemar.Penelitian dilakukan
pada bulan Januari 2023 hingga Maret 2023. Evaluasi kinerja IPAL akan didasarkan pada
inventarisasi sumber air limbah, evaluasi inlet air limbah, evaluasi proses pengolahan, dan
evaluasi outlet air limbah. Sampling dilakukan dengan metode grab sampling, dan
dilakukan pengujian karakteristik melalui uji laboratorium dan selanjutnya akan dilakukan
perhitungan kinerja untuk mengevaluasi IPAL. Perhitungan kinerja akan dibandingkan
dengan referensi standar desain unit comminutor, bak aerasi, bak sedimentasi, bak
klorinasi, dan filter. Parameter yang dijadikan acuan adalah pH, BOD, COD, TSS, amonia,
minyak dan lemak, total coliform, dan debit sesuai dengan baku mutu yang berlaku. Hasil
penelitian yang diperoleh yaitu debit rata-rata sebesar 4,1 m
iv
3
/hari dan debit puncak sebesar
13,69 m
3
/hari. Pengolahan bak aerasi memiliki efisiensi sebesar -140% pada parameter
TSS, -27,8% pada parameter COD, -25,8% pada parameter BOD. Selanjutnya efisiensi
removal pada bak sedimentasi sebesar 78,7% pada parameter TSS, 83,4% pada
parameter COD, dan 81,25% pada parameter BOD. Efisiensi removal pada bak klorinasi
sebesar 45,8% pada parameter TSS, 5,37% pada parameter amonia 5,8% dan sebesar 120%
pada parameter total coliform. Terakhir adalah unit filtrasi memiliki efiensi removal
sebesar 92,3% pada parameter TSS, 97,7% pada parameter amonia, 0%, 66,1% pada
parameter BOD, dan 100% pada parameter total coliform. Efisiensi removal pengolahan
instalasi dari awal hingga akhir cukup baik yaitu sebesar 97,8% pada parameter TSS,
97,8% pada parameter amonia, pada parameter minyak dan lemak sebesar 0%, 92,8%
pada parameter COD, 91,9% pada parameter BOD, dan 100% pada parameter total
coliform. Secara keseluruhan pengolahan pada IPAL domestik PT United Tractors, Tbk
sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.
68 tahun 2016. Namun pada bak pengolahan yang ada memiliki ketidaksesuaian di HRT
bak yang dikarenakan debit yang masuk masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan
dimensi aktual IPAL. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian desain dengan debit aktual
pada unit aerasi, sedimentasi dan klorinasi. Dilakukan penambahan bak ekualisasi untuk
mengatasi fluktuasi debit dan penambahan unit pengolahan sludge. Perlu adanya
pengontrolan kadar nutrien secara berkala dan diberinya nutrient fosfor dan nitrogen pada
unit bak aerasi untuk mencukupi nutrisi kebutuhan mikroorganisme. Tidak hanya itu perlu
juga diadakannya pengujian breakpoint chlorination secara berkala dan maintenance
backwash tangki filter yang terjadwal